Sumber Daya Mineral dan Energi

Sumber Daya Mineral dan Energi

Sumber daya mineral dan energi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut

sangat

terbatas dan proses pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu lama.
Untuk itu, pemanfaatannya harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata.
Sumber daya energi (energy resource) adalah sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan baik sebagai sumber energi.
Sumber daya mineral dan energi dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah
menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi
kriteria layak tambang.
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh eksplorasi. Eksplorasi adalah urutan
penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut :
1. Survai tinjau
Survai Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi
daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama

berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi regional,
pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan
pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif
untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila
datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai
kondisi geologi yang sama.
2. Prospeksi
Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah
yang mengandung endapan mineral yang potensial.Metoda yang digunakan adalah

pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung
seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan
mungkin juga
dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang
akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan
interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.
3. Eksplorasi Umum
Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan
deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk

pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan
pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan.
Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyeledikan tak
langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan
mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk
menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.
4. Eksplorasi Rinci.
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi
secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
pencontohan

singkapan,

paritan,

lubang bor, shafts

dan


terowongan.

Jarak

pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran , kuantitas dan
kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling)
mungkin di perlukan.
Skala kegiatan menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat
keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah.
Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan
(mineralization), menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada

suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan
dilakukannya investasi.
Beberapa istilah dalam pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak
tambang.
1. Laporan Penambangan (Mining Report)
Laporan Penambangan (Mining Report) adalah dokumentasi mutakhir mengenai
pengembangan dan penambangan suatu endapan mineral termasuk rencana-rencana

penambangan mutakhir. Dalam laporan telah di perhitungkan kuantitas dan kualitas
mineral yang diekstrasi, adanya perubahan harga dan biaya, perkembangan teknologi
terkait, peraturan untuk masalah lingkungan dan peraturan lainnya serta data eksplorasi
yang dilaksanakan bersamaan dengan penambangan.
Laporan tersebut memberikan status mutakhir mengenai sumber daya mineral dan
cadangan secara rincian dan tepat.
2. Studi Kelayakan Tambang (Mine Feasibility Study)
Studi Kelayakan Tambang (Mine Feasibility Study)

adalah pengkajian mengenai

aspek teknik dan prospek ekonomik dari suatu proyek penambangan, dan merupakan
dasar untuk penentuan keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang
memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa bank (bankable
document) dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek.
Studi ini meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi berdasarkan laporan eksplorasi
dan faktor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran, hukum/perundangundangan, lingkungan, sosial serta faktor lain yang terkait.
3. Layak Tambang
Layak Tambang adalah keadaan yang menunjukkan bahwa berdasarkan faktorfaktor dalam studi kelayakan tambang telah memungkinkan endapan mineral dapat
ditambang secara ekonomik. Belum Layak Tambang adalah keadaan yang menunjukan

bahwa salah satu atau beberapa faktor dalam studi kelayakan tambang belum
mendukung dilakukannya penambangan. Bila faktor tersebut telah mendukungnya,
maka sumberdaya mineral dapat berubah menjadi cadangan.

Endapan Mineral
Endapan Mineral adalah setiap volume batuan yang mengandung pengayaan satu
atau lebih mineral. Karakteristik endapan mineral yang jelas :





Keberadaan mineral-mineral terpakai terbatas dan hanya dijumpai pada tempattempat tertentu dalam kerak Bumi.
Jumlah cadangan mineral tertentu pada satu tempat/negara juga terbatas.
Jarang diketahui dengan persis.
Endapan-endapan mineral dikuras oleh penambangan dan akhirnya habis
(exhausted).
Endapan mineral tidak terbarukan

2 istilah dalam Sumber Daya Mineral



Bijih (ore), ekonomi, kelompok mineral-mineral yang salah satu atau lebih dapat
diekstrak menjadi ekonomis.



Endapan mineral (mineral deposit), geologi.

Mineral bijh jarang terdapat sendiri. Keterdapatannya bersamaan dengan mineral
mineral lain yang tidak bernilai, yang disebut gangue. Contoh gangue adalah quartz,
feldspar, mica, calcite, atau dolomite. Contoh mineral bijih adalah Sfalerit, galena, dan
chalcopyrite, mineral bijih, darinya Zn, Pb, dan Cu dapat di-extrak.

Pengelompokan Sumber Daya Mineral dan Energi
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :



Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;




Penggunaan bahan galian bagi industri;



Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);



Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;

Berdasarkan Undang-Undang No 11 tahun 1967 , Departemen pertambangan dan
energi menggolongkan mineral ke dalam 3 (tiga) kelompok:

1. Kelompok A (mineral strategic)
Kelompok A (mineral strategic) hanya dapat ditambang oleh pemerintah, tetapi
perusahaan domestik dan asing dapat menjalankan “join venture”(patungan) dengan

perusahaan pemerintah berdasarkan kontrak karya atau persetujuan kerja sama. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah minyak bumi, gas alam, bitumen cair, antransit,
batubara, lignit, uranium, radium, thorium dan mineral radioaktif lainnya, nikel, cobalt,
dan timah.
2. Kelompok B (mineral vital)
Kelompok B (mineral vital) dapat ditambang oleh BUMN, badan usaha swasta,
koperasi maupun pribadi-pribadi warganegara. Badan swasta asing hanya sebagai
kontraktor pemerintah atau anggota minoritas pada perusahaan nasional. Namun
perusahaan asing boleh menjalankan eksplorasi melalui pemegang izin swasta
Indonesia. Kelompok ini meliputi besi, manggan, molybdenum, chromit, yodim dan
belerang.
3. Kelompok C (mineral lainnya)
Kelompok C (mineral lainnya) hanya boleh ditambang oleh perusahaan swasta
nasional. Perusahaan asing dapat member dana dan mengadakan kontrak pembelian
mineral ini. Kelompok ini meliputi gamping, tanah liat, gips, fosfat, nitrat, asbestos, mika,
granit, magnesit, jarosit, leusit, dll.
Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan :
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore)
Bahan galian Logam / Bijih (Ore) merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan
teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi,

tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
2. Bahan galian Energi
Bahan galian Energi merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
misalnya batubara dan minyak bumi.
3. Bahan galian Industri

Bahan galian Industri merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk,
kaolin, zeolit.
Macam-macam sumber daya mineral:
1. Sumber daya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource)
Sumber daya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap
survei tinjau.
2. Sumber daya mineral tereka ( inferred mineral resource)
Sumber daya mineral tereka ( inferred mineral resource) adalah sumber daya mineral
yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap prospeksi.
3. Sumber daya mineral terunjuk (indicated mineral resource)
Sumber daya mineral terunjuk (indicated mineral resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi

umum.
4. Sumber daya mineral terukur (measured mineral resource)
Sumber daya mineral terukur (measured mineral resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi
rinci
5. Sumber daya mineral pra kelayakan (prefeasibility mineral resource)
Sumber daya mineral pra kelayakan (prefeasibility mineral resource) adalah sumber
daya mineral yang yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi pra kelayakan
yang biasanya dilaksanakan di daerah eksplorasi rinci dan eksplorasi umum.
6. Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource)
Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource) adalah sumber daya
mineral yang yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau

suatu kegiatan penambangan yang biasanya sebelumnya dilakukan di daerah
eksplorasi rinci.
Secara umum, sumber daya energi dapat dibedakan menjadi :
1. Sumber daya energi konvensional
Sumber daya energi konvensional adalah sumber daya energi yang digunakan untuk
memenuhi sebagian besar kebutuhan energi manusia sekarang. Sumber daya energi
konvensional terdiri dari:





Minyak bumi
Batubara
Gas alam

2. Sumber daya energi nuklir
Sumber daya energi nuklir merupakan sumber daya energi yang tersedia di alam dan
hanya dapat dikonversi menjadi bentuk energi yang dapat dikonsumsi oleh manusia
melalui reaksi nuklir. Sumber energi nuklir terdiri dari :




Sumber daya energi fissi nuklir (uranium, torium),
Material radioaktiv alami,
Mumber daya energi fusi nuklir (deuterium, litium)

3. Sumber daya energi terbarukan
Sumber daya energi terbarukan adalah sumber daya energi yang tersedia secara
terus menerus dalam waktu sangat lama karena siklus alaminya. Sumber daya energi
terbarukan terdiri dari :



Energi angin



Geothermal



Biomassa (sampah, kultivasi)



Energi surya



Aliran air (sungai)



Energi kelautan (arus laut, gelombang, pasang surut, beda suhu)
Energi badan air besar / danau (beda suhu)

Cadangan
Cadangan dalam pengertian geologi-pertambangan suatu besaran endapan bahan
galian yang menggambarkan letak keterdapatan, bentuk tubuh bijih, volume atau
tonase, dan mutu / kualitas, sehingga berdasarkan penilaian ekonomi, bahan tambang
tersebut layak untuk ditambang.
Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Cadangan Terkira (Probable Reserve)
Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
2. Cadangan Terbukti (Proved Reserved)
Cadangan Terbukti (Proved Reserved) adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan sebagai
berikut:


Cadangan Geologi (Geological Reserved)

Cadangan Geologi (Geological Reserved) adalah sejumlah cadangan yang batasbatasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan ini belum
diperhitungkan

faktor

lain

seperti

prosentase

perolehan

penambangan

dan

pengurangan lainnya.


Cadangan Tertambang (Mineable Reserved)

Cadangan Tertambang (Mineable Reserved) adalah sejumlah cadangan yang secara
teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan stripping ratio telah
diperhitungkan.


Cadangan Terambil (Recoverable Reserved)

Cadangan

Terambil

(Recoverable

Reserved)

adalah

sejumlah

cadangan

dari mineable reserved yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan
penambangan.

Proses Pembentukan Mineral
Pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik.
Lingkungan pembentukan mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik.
Hal ini dapat dipahami karena proses magmatik berlangsung simultan dengan kegiatan
gunung api. Sebagai akibat erosi yang intensif, batuan magmatik tersebut dapat muncul
ke permukaan dan hanya menyisakan sedikit batuan vulkanik. Jika permukaan erosi
tersebut tepat berada pada zona mineralisasi, maka mineral logam telah tersingkap dan
sangat mudah untuk diperoleh.
Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau Proses pembentukan
endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu proses internal atau
endogen dan proses eksternal atau eksogen Dipengaruhi oleh faktor endogen disebut
dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan mineral yang dipengaruhi faktor
eksogen disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual,
supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi dan
batubara).
Proses Internal Atau Endogen Pembentukan Endapan Mineral, yaitu:


Kristalisasi dan segregrasi magma

Kristalisasi magma merupakan proses utama dari pembentukan batuan vulkanik dan
plutonik.


Hydrothermal
Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih utama

yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.


Lateral secretion
Lateral secretion merupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa

pada batuan metamorf.



Metamorphic Processes
Metamorphic Processes umumnya merupakan hasil dari kontak dan regional

metamorphism.
 Volcanic exhalative (sedimentary exhalative)
Exhalasi dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah
permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:


Mechanical Accumulation

Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit).


Sedimentary precipitates

Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa
bantuan organisme biologi.


Residual processes

Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi
elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.


Secondary or supergene enrichment

Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral
dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi
yang lebih tinggi.

Asal Endapan Mineral
Semua mineral bijih merupakan endapan mineral karena setiap bijih merupakan hasil
konsentrasi dari satu atau lebih mineral. Mineral-mineral terkonsentrasi dengan cara :


Konsentrasi oleh panas, cairan larutan mengalir melelui rekahan-rekahan
dan

pori-pori

hydrothermal.

dalam

batuan

kerak

membentuk

endapan

mineral

Sejumlah larutan berasal dari pelepasan air yang terlarut dalam magma saat magma
naik dan mendingin. Batuan kerak samudra yang kaya akan piroksen menghasilkan
larutan mengandung Cu dan Zn. Hasilnya, endapan volcanogenic massive sulfide kaya
akan copper dan zinc. Pada black smokers, cairan hydrothermal yang naik berwarna
hitam disebabkan oleh partikel sufida besi dan presipitasi mineral lain merupakan
cerobongnya dari larutan yang mendingin oleh air laut yang dingin. Struktur seperti
cerobong terdiri dari pyrite, chalcopyrite, dan mineral bijih lainnya diendapkan oleh
larutan hydrothermal. Bila larutan hydrothermal bergerak perlahan keatas, seperti air
tanah meresap dalam aquifer, larutan tersebut mendingin sangat lambat. Jika mineralmineral terlarut terendapkan dari larutan yang bergerak sangat lambat, akan tersebar
pada batuan dalam volume besar, sehingga tidak cukup terkonsentrasi untuk
memnentuk bijih. Bila larutan mengalir cepat, seperti pada rekahan terbuka, atau massa
batuan yang hancur, atau melalui satu lapisan tefra porous dimana alirannya cukup
lancar, pendinginan dapat mendadak dan dapat pada jarak yang pendek. Veins
terbentuk jika larutan hydrothermal mengendapkan mineral-mineral dalam rekahan
terbuka. Banya veins semacam ini dijumpai di daerah aktivitas volkanik.


Konsentrasi oleh proses magmatik dalam tubuh batuan beku membentuk
endapan mineral magmatik.

Proses peleburan parsial (partial melting) dan fractional crystallization merupakan
cara pemisahan beberapa mineral dari lainnya. Proses yang terjadi murni magmatik,

dan karena itu endapannya dinamakan endapan mineral magmatik. Pegmatit terbentuk
oleh fractional crystallization dari magma granitik biasanya mengandung kaya akan
konsentrasi elemen Lithium, Beryllium, Cesium, Niobium. Crystal settling, proses lain
dari fractional crystallization, penting terutama dalam magma basaltik yang bervikositas
rendah. Mineral pertama yang terjadi adalah chromite, mineral bijih utama untuk
chromium.X‟tal chromite mengendap di dasar magma, menghasilkan lapisan murni
chromite.


Konsentrasi oleh presipitasi dari air danau atau air laut membuat endapan
mineral sedimenter.

Endapan Mineral Sedimenter istilah untuk setiap konsentrasi lokal dari mineralmineral terbentuk melalui proses of sedimentasi. Terbentuk dari presipitasi bahambahan yang terbawa dalam larutan. Tipe endapan mineral sedimenter : Evaporite
deposits, Iron deposits, dan Stratabound deposits. Konsentrasi oleh aliran air
permukaan pada sungai atau sepanjang pantai menjadikan placers. Mineral dengan
berat jenis besar akan menjadi terkonsentrasi oleh air yang mengalir. Endapan mineral
mempunyai berat jenis besar adalah placers. Kebanyakan placers dijumpai pada
kerakal sungai yang berumur muda. Umumnya mineral-mineral yang terkonsentrasi
dalam placers adalah emas, platinum, cassiterite (SnO2), dan diamond. Lebih dari
setengah dari emas yang dijumpai dalam sejarah manusia berasal dari placers.

Evaporite Deposits
Evaporite deposits terbentuk oleh penguapan air danau atau air laut. Lapisn-lapisan
presipitasi garam merupakan akibat dari penguapan. Garam yang meresap dari air
danau berkomposisi natrium karbonat (Na2CO3), natrium sulfat (Na2SO4), dan borax
(Na2B4O7.1OH2O). Yang lebih umum dan penting dari penguapan air danau adalah
„penguapan marin‟ diakibatkan oleh penguapan air laut. Garam-garam dari penguapan
air laut: Gypsum (CaSO4.2H2O), Halite (NaCl), dan Carnallite (KCl.MgCl2.6H2O).
Iron Deposits
Endapan sedimenter mineral besi tersebar luas,tetapi kandungan besi dalam rat-rata
air laut begitu kecil sehingga tentunya tidak mungkin endapan semacam itu terbentuk
dari paenguapan air laut (seperti air laut yang sekarang). Banyak ahli yang menduga
hasil penguapan (evaporites) ini terbentuk dari airlaut yang komposisinya berbeda dari
airlaut yang sekarang. Kadar endapan berkisar dari 15 sampai 30 persen berat Fe.
Endapan Stratabound

Beberapa mineral bijih yang penting di dunia, lead, zinc, and copper terdapat pada
batuan sedimen. Mineral bijih—galena, sphalerite, chalcopyrite, dan pyrite—terdapat
dalam lapisan-lapisan tipis biasa, tampaknya seperti sedimen. Lapisan-lapisan mineral
sulfide berada didalam dan sejajar dengan lapisan-lapisan sedimen dimana mereka
terdapat. Berdasarkan fakta ini, endapan ini dinamakan stratabound mineral deposits.
Kebanyakan endapan stratabound berasal dari

diagenesa. Endapan Stratabound

terjadi ketika larutan hydrothermal menembus dan bereaksi dengan muddy sediment.



Konsentrasi oleh proses pelapukan membentuk endapan mineral residual.

Pelapukan kimia menjadikan konsentrasi mineral dengan jalan memindahkan
material yang dapat larut dan yang tidak larut menjadi residu. Contohnya adalah
bauxite. Bauxit merupakan bahan untuk aluminum. Terkonsentrasi di daerah tropis
karena disanalah terjadinya pelapukan lateritik. Tidak terjadi di daerah gletsyer, karena
glatsyer mengikis material lunak di permukaan. Lebih dari 90 persen dari semua
endapan bauxite yang dikenal terbentuk selama 60 juta tahun terakhir. Semua endapan
bauxite yang sangat besar terbentuk kurang dari 25 juta tahun terakhir. Secondary
enrichment zona yang dihasilkan oleh pengendapan mineral-mineral yang dapat larut
dekat muka airtanah, pencucian (leached) dari endapan mineral dekat permukaan.
Endapan nikel di Sulawesi terbentuk oleh secondary enrichment.

Beberapa Sumber Daya Mineral dan Energi


Petroleum: Minyak Bumi dan Gas Alam

Petroleum merupakan produk dari dekomposisi bahan organic yang terperangkap
dalam sedimen. Hampir 60 persen semua minyak dan gas yang ditemukan selama ini
ada pada lapisan berumur Cenozoic. Migrasi Petroleum seperti pada airtanah. Ketika
minyak dan gas terperas keluar dari serpih dimana mereka terjadi dan masuk ke tubuh
batupasir atau batugamping, apat bermigrasi dengan mudah. Olehkarena lebih ringan
dari air, munyak cenderung menyusup keatas, sampai mengisi perangkap.


Minyak bumi

Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun. Minyak bumi
berasal dari mikroplankton (ganggang) yang terdapat di danau, teluk, rawa, dan laut
yang dangkal. Sesudah mati, mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar-dasar
kemudian bercampur dengan lumpur sapropelium. Tekanan dari lapisan-lapisan atas
dan pengaruh magma yang mengakibatkan terjadinya proses destilasi yang
menghasilkan minyak bumi.


Gas alam

Gas alam merupakan campuran beberapa hidro karbon dengan kadar karbon yang
kecil, terutama metan, propan dan butan yang digunakan sebagi bahan bakar. Terdapat

dua macam gas alam cair yang diperdagangkan yaitu Liquified Natural atau gas alam
cair (LNG) dan Gas Liquified Petroleum Gas atau gas minyak bumi cair (LPG),
dipasarkan dengan nama elpiji dengan tabung gas.


Batu bara

Sebagian

besar

batu

bara

berasal

dari

tumbuh-tumbuhan

tropis

masa

prsejarah/masa karbon. Tumbuhan tersebut tertimbun hingga berada di dalam lapisan
batuan sedimen. Proses pembentukan batu bara disebut inkolen (proses pengarangan)
yang terjadi mejadi dua (proses biokimia dan proses metamorfosis). Proses biokimia
adalah proses pembentukan batu bara yang dilakukan oleh bakteri anaerob sehingga
sisa-sisa tumbuhan yang menjadi keras karena beratnya sendiri, tidak ada kenaikan
suhu dan tekana. Proses ini menyebabkan tumbuh-tumbuhan menjadi gambut (turf).
Proses metamorfosis merupakan proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan
suhu yang tinggi dan berlangsung lama. Dan proses ini tidak ada bakteri lagi.
Lapisan batubara (coal seam), mendatar, tubuh berbentuk lensa mempunyai
permukaan yang sama seperti rawa dimana awalnya ia terakumulasi. Coal seams
banyak dijumpai di Sumatra, Kalimantan. Formasi Peat tersebar luas dan hampir
menerus sejak adanya tumbuhan darat sekitar 450 juta tahun lalu, sepanjang Perioda
Silurian. Perioda terbesar formasi coal swamp ada selama perioda Carboniferous dan
Permian, ketika Pangea masih ada. Perioda terbesar kedua, puncaknya pada perioda
Cretaceous tetapi awalnya pada early Jurassic dan terus sampai mid-Tertiary.


Timah

Timah dapat dibedakan menjadi dua yaitu timah primer dan timah sekunder (alluvial).
Timah primer merupakan timah yang mengendap pertama kali pada batuan granit,
sedangkan timah sekunder adalah timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya
akibat proses pelapukan dan erosi.


Tembaga

Tembaga berasal dari larutan cair magma yang kemudian menyusup dan mengisi
celah-celah pada patahan (diaklas). Tembaga dalam jumlah kecil merupakan hasil
sampingan dalam penambangan emas dan perak.



Belerang

Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai senyawa sulfide dan
sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide didapatakan dalam bentuk galen-PbS,
chalkoporit-CuFeS dan Pirit-FeS. Kesemuanya terbentuk akibat proses hydrothermal,
kecuali yang yang terakhir dapat pula terjadi karena proses sedimentasi dalam kondisi
tertentu. Sedang belerang alam unsure tersebut berbentuk kristal bercampur lumpur
atau merupakan hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk oleh kegiatan
solfatara, fumarola atau sebagai akibat dari gas dan larutan yang mengandung
belerang keluar dalam bumi melalui rekahan-rekahan, serta selalu berkaitan dengan
rangkaian gunung api aktif.


Fosfat

Endapan fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua dalam berbagai bentuk dan butiran ,
bongkahan sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsium
fosfat terdapat sebagai endapan permukaan, endapan gua dan endapan bawah
permukaan.
Secara garis besar proses pembentukan ketiganya adalah sama yaitu merupakan
hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang
mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan/air tanah.


Intan

Intan terbentuk bersamaan dengan pembekuan batuan ultra basa missal peridotit
dan kimberlit. Kristalisasi Intan pada kimberlite pipa terbentuk pada kedalaman 60 mil/
lebih dalam dibawah permukaan bumi dan temperatur 1.500-2.000°C. Intan mempunyai
hablur berwarna bening tetapi kadang-kadang berwarna kebiruan, kehijauan,
kemerahan atau kuning.


Grafit

Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan yang mengandung zat
organic, dapat terjadi pula karena proses magmatisme antara lain pada pegmatite, dan
juga terdapat pada hydrothermal vein. Grafit ini sangat umum didapatkan dalam granit,
sekis, genis mika sekis ataupun batu gamping kristalin.

Persebaran Sumber Daya Mineral dan Energi di Indonesia



Minyak bumi

Perusahaan yang melakukan eksploitasi minyak bumi di Indonesia yaitu Perusahaan
minyak negara (Pertamina), sedangkan untuk pihak swastanya yaitu PT. Caltex
Indonesia dan PT. Stanvac Indonesia) dan untuk pihak asinya yaitu Petromer Tren,
Arco, Union Oil dan Javec.
Persebaran pertambangan minyak bumi di Indonesia antara lain Nanggroe Aceh
Darussalam/ NAD, Sumatera Utara, Riau dan Kep. Riau yaitu Kep. Natuna (Pulau
Sumatera), lepas pantai Teluk Jakarta disekitar kepulauan Seribu dan di Jati Barang
Indramayu (Jawa Barat), sekitar Cepu (Jawa Tengah) , Bojonegoro, Surabaya, dan
lepas patai timur Madura (Jawa Timur), Balikpapan, Tarakan, Pulau Bunyu dan Pulau
Bekapai di lepas patai timur Samarinda (Kalimantan Timur), Pulau Seram bagian timur
di teluk Bula dan Pulau Lemun, Teluk Seram Utara (Maluku), Sorong, Kepala Burung,
Biak, dan Kasim (Papua/Irian Jaya).


Gas Alam

Daerah persebaran gas alam di Indonesia di Arun, NAD (Sumatera), Kamojang
(Jawa Timur), Bontang dan Kalimantan Timur (Kalimantan).


Batu bara

Daerah persebaran batu bara di Indonesia yaitu di Sumatera bagian tengah, Ombilin
(Sawah Lunto), Sumatera bagian selatan, Bukit Asam (Sumatera), di daerah Mahakam,
Kalimantan bagian tenggara di Pulau Laut (Kalimantan).


Timah

Persebaran timah di Indonesia yaitu di Pulau Bangka, Belitung, Singkep,
Bangkinang, Riau daratan, dan lepas pantai Pulau Tujuh (Pulau Sumatera).


Tembaga

Persebaran tembaga di Indonesia di Tembagapura (Papua/Irian Jaya), Cikotok,
Cirotan dan Palasari (Jawa).


Belerang

Persebaran belerang di Indonesia terdapat di Kab. Aceh Besar, Aceh Tenggara,
Sumatera Utara (Kab. Taput), Sumatera Barat (Kab. Solok), Jambi (Kab. Kerinci), Jawa
Barat (G. Papandayan, G. Galunggung, G. Ciremai dan Tangkuban Parahu), Jawa
Tengah (G. Dieng, Telaga Terus), Maluku, Sulawesi Utara dll.


Fosfat

Persebaran fosfat di Indonesia terdapat di daerah Aceh yaitu kab. Aceh Besar dan
Aceh Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat ( Kab.Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Ciamis,
Pangandaran), Jawa tengah (Kab. Tegal, dan Kab. Wonogiri), Blitar, Sumenep,
Madura, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Irian Jaya dan Sulawesi Tenggara.


Intan

Intan di Indonesia ditemukan di Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan (Martapura), Kalimantan Timur.


Grafit

Persebaran grafit di Indonesia terdapat di Payakumbuh dan Singkarak (Sumatera
Barat).

Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Energi


Minyak bumi

Minyak bumi ini setelah diolah dihasilkan minyak gas (avigas), bensol (avtur),
gasoline (bensin, premium dan super 98), karosin (minyak tanah dan minyak lampu),
minyak solar, diesel dan minyak bakar, vaselin dan paraffin (untuk industry batik dan
korek api) dan aspal. Hasil olahan tersebut dapat digunakan untuk penerangan rumah,
tenaga penggerak dan mesin pabrik, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar
pesawat terbang dan pemanfaatan lainnya.


Gas alam

Gas alam pada umumnya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga dan
keperluan industri lainnya.


Batu bara

Batu bara pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan
bahan mentah cat, obat-obatan, wangi-wangian dan bahan bakar peledak.


Timah

Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri dan kawat telepon.


Tembaga

Tembaga dapat digunakan untuk membuat bahan kapal dan industry barang-barang
perunggu dan kuningan.


Intan

Intan ini biasa dipergunakan untuk perhiasan bagi kaum perempuan pada umumnya.

Sumber:



http://onmining.blogspot.co.id/2011/07/cadangan.html



indonesia-karakteristik-dan-potensinya/



logam.html





https://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/sumberdaya-mineral-di-

http://andiipa.blogspot.co.id/2014/09/makalah-barang-tambang-mineral-non-

http://www.genborneo.com/2011/06/sumber-daya-mineral.html
http://hildahilyant.blogspot.co.id/2012/12/sumber-daya-mineral-di-indonesia.html
SNI 13-4726-1998_Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan_

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24