Hubungan Media Massa Pers dengan Pemerin (1)

Hubungan Media Massa (Pers) dengan Pemerintah
Pers dan pemerintah saling bergantung antara satu sama lain. Pers dan masyarakat pun sama
halnya. Pers mustahil hidup dan berkembang di suatu wilayah tanpa ada pemerintah dan
masyarakat. Sebab wilayah tanpa kekuatan pengatur dan yang biasa disebut pemerintah, akan
cenderung menjadi rimba bagi serigala-serigala manusia yang menghuninya. Hukum rimba akan
melembaga dan membudaya disana.
Dengan demikian “interaksi positif pemerintah-pers-masyarakat” adalah budaya komunikasi
massa yang cocok dengan konstitusi dan falsafah hidup bangsa. Dalam hal ini pers menjadi
jembatan yang menghubungkan kepentingan pemerintah dan masyarakat, secara timbal balik.
Bahkan juga untuk menjembatani kepentingan dirinya sendiri (kepentingan pers) dengan
masyarakat, yang tidak mustahil terjadi benturan kepentingan, dan sebagai jembatan antara
kepentingan pers dan pemerintah yang dapat “bertarung langsung”.
Namun interaksi positif pemerintah-pers-masyarakat bukan berarti masing-masing pihak harus
kehilangan fungsi idealisme fungsionalnya. Sebab bila keberadaan masing-masing tidak didekati
dengan tanggung jawab dan kewajiban yang mandiri atau saling bergantung, dapat dipastikan
bila tiap-tiap pihak, tidak akan dapat memikul hak dan tanggung jawabnya. Itu berarti
pemerintah harus tetapa diberi kewenangan, sebagai suatu badan resmi yang berhak dan
bertanggung jawab untuk mengatur seluruh kepentingan dan bidang kehidupan warga bangsanya.
Pers pun harus tetap diberi kewenangan untuk melaksanakan fungsi kontrol sosialnya yang khas.
Sedang masyarakat tetap harus dipandang sebagai subjek dan objek pelayanan.1
Sejarah perjalanan media massa Indonesia yang memperlihatkan adanya pasang surut peran

media massa. Pada suatu masa tertentu media massa amat bebas melaksanakan peran dan
fungsinya. Namun pada masa lainnya media massa dibatasi perannya, bahkan seolah-olah
“ditentukan” oleh penguasa. Hal ini terjadi karena media massa sebagai bagian dari subsistem
komunikasi Indonesia dalam sistem sosial (kemasyarakatan) Indonesia akan dipengaruhi oleh
subsistem sosial lainnya termasuk subsistem ideologi, subsistem politik dan subsistem
pemerintahan negara dimana media massa tersebut berada. Dengan kata lain sistem media
komunikasi dapat mencerminkan sistem pemerintahan negara yang bersangkutan. Misalnya di
negara-negara komunis, dimana masyarakatnya tidak mempunyai kebebasan menyatakan

pendapatnya, media massa pun mengalami hal serupa. Di negara liberal, media massa memiliki
tingkat kebebasan yang relatif tinggi .
Disisi lain, media massa sebagai suatu sarana komunikasi, keberadaannya telah melahirkan
berbagai teori komunikasi massa, seperti pemanfaatan media massa oleh khalayak dan efek
media massa terhadap khalayaknya.
Jadi sistem pers (media massa) pada suatu negara mencerminkan sistem sosial yang didalamnya
diatur hubungan-hubungan antar individu dengan lembaga-lembaga yang ada. Pola hubungan
media massa dan pemerintahan di suatu negara erat kaitannya dengan sistem dan struktur politik
yang berlaku dalam negara dimana kedua lembaga tersebut berada. Oleh karenanya dapat
dikatakan bahwa suatu sistem media massa akan mencerminkan falsafah politik negara yang
bersangkutan.2


Peran media masa yang dibuat oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
Dengan adanya media massa yang dibuat oleh pemerintah tentang kesehatan, dapat mengedukasi
serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan khusunya tentang bahaya
timbal pada anak. Contoh informasi yang dapat disampaikan melalui media massa seperti,
pernyataan dari WHO Tentang bahaya paparan timbal, WHO telah menyatakan: “Anak lebih
rentan terhadap efek timbal pada saraf otak, dan paparan dosis rendahpun dapat menyebabkan
rusaknya saraf otak secara serius dan, dalam beberapa kasus, permanen.” 3
Dengan informasi tersebut, masyarakat akan lebih percaya tentang bahaya timbal dan cenderung
lebih berhati-hati karena mereka mendapatkan informasi dengan sumber yang akurat.
Dibandingkan dengan informasi yang didapat dari mulut ke mulut saja, hanya sedikit
berpengaruh kepada masyarakat karena sumber informasi tersebut tidak jelas ke akuratannya.
Oleh karena itu, media massa menjadi salah satu strategi dalam memperkenalkan apa itu timbal,
seperti apa bahayanya, dimana kita dapat menemukan timbal, bagaimana cara menghindarinya

dan lain lain. Semua itu guna meminimalisir masyarakat yang terkena dampak timbal untuk
kesehatannya.
1. Novel Ali. 1999. Peradaban Komunikasi Politik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa (Suatu
Pengantar). Bandung: Simbiosa Rekatama Media

3. WHO (2010). Exposure to Lead: A Major Public Health Concern,
http://www.who.int/ipcs/features/lead..pdf