Tugas Metodologi Penelitian Bisnis Penga

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hotel sebagai salah satu industri jasa yang menyediakan jasa penginapan
mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga timbul banyak persaingan
dalam industri ini. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
yang menyadari adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan dalam membuat
rencana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya
pengembangan ini, pihak manajemen khususnya di bidang jasa seperti hotel
dapat melakukan perbaikan ke dalam, yaitu dengan melakukan performance
appraisal. Menurut Rivai (2005) evaluasi kinerja (performance evaluation) yang
dikenal

juga

dengan

istilah

penilaian


kerja

(performance

appraisal),

performance rating, performance assessment, employee evaluation, merit,
rating, efficiency rating, service rating, pada dasarnya merupakan proses yang
digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Jika dikerjakan
dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan,
departemen sumber daya manusia, maupun bagi hotel itu sendiri (Kosasih, 2007).
Knowledge management menjadi bidang yang penting dalam proses
pembelajaran sebuah organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus
mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan
pengentahuan manajemen yang kuat agar mengakar disetiap individu dalam
organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastuktur dan
teknologi untuk penyebaran informasi dilingkungan organisasi.
Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai hasil yang lebih maksimal
apabila didukung dengan knowledge yang dimiliki. Setiap karyawan diharapkan
dapat terus menggali pengetahuannya dan tidak hanya bergantung atau terpaku

pada sistem yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap karyawan
mempunyai peran di dalam meningkatkan perusahaannya Seperti yang dikatakan

1

oleh Fatwan (2006), faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis saat ini bukan
lagi era informasi, tetapi sudah beralih ke era pengetahuan (Kosasih,2007).
Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan
sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada
melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya
manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang
memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah knowledge
management (Honeycutt, 2002), yang diukur dengan 3 variabel yaitu personal
knowledge, job procedure, dan technology. Dalam prakteknya knowledge
management dapat menjadi petunjuk tentang pengelolaan asset perusahaan yang
menjadi pilar perusahaan dalam menciptakan nilai. Perusahaan perlu mengetahui
sejauh mana knowledge management berperan didalam meningkatkan kinerja
karyawan khususnya di indusrti perhotelan.
Knowledge management merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh
organisasi untuk meningkatkan kinerja. Untuk dapat bertahan dalam persaingan,

organisasi harus mampu mengelola pengetahuan (knowledge). Knowledge
management diperlukan oleh setiap organisasi untuk meningkatkan kinerja
karyawannya. Menurut Halawi (2008) bahwa untuk bertahan dalam kompetisi,
organisasi perlu memiliki pengetahuan yang cukup dan mampu mengelola
pengetahuan tersebut menjadi sumber daya yang merupakan keunggulan
organisasi. Dalam lingkungan yang didukung oleh pengetahuan, pekerja akan
memiliki hubungan yang berbeda dengan pekerja lainnya. Selain itu, dengan
pengetahuan diharapkan pekerja akan memiliki cara kerja dan meningkatkan
kinerja yang lebih efektif, efisien, dan inovatif (Halawi, 2008).

2

1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah adanya pengaruh antara knowledge management terhadap kinerja
karyawan pada Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel ?
2. Bagaimana penerapan antara knowledge management terhadap kinerja
karyawan pada Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas,

maka tujuan proposal ini adalah :
1. Untuk menganalisis dan menguji pengeruh penerapan antara knowledge
management terhadap kinerja karyawan pada Departemen Front Office
Swissbell Manokwari Hotel ?
2. Untuk menganalisis dan menguji faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
pada Departemen Front Office Swissbell Hotel Manokwari ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penyusunan proposal ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Pimpinan Swissbell Manokwari Hotel, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan bagi para pimpinan manejerial untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan pada Swissbell Hotel Manokwari.
2. Pada Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi
bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian yang sama namun pada
tempat atau objek yang berbeda.
3. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi pengaplikasian ilmu yang
diperoleh secara khusus tentang knowledge management.

3

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun meliputi Bab I yaitu Pendahuluan, yang
berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan, manfaat
penelitian. Sedangkan pada Bab II akan membahas tentang landasan teori yang
berisi : Penelitian terdahulu, Kerangka berpikir dan Hipotesis. Dan Bab III yaitu
metode penelitian yang berisi : jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampling, sumber data, instrument penelitian dan analisis data.

4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Knowledge Management
Knowledge management menjadi guidance atau petunjuk tentang pengelolaan
intangible assets atau asset yang tak terbatas dan yang menjadi pilar perusahaan
dalam menciptakan nilai (dari produk/ jasa/ solusi) yang ditawarkan perusahaan
kepada pelanggannya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai nilai buku
perusahaan harus disertai dengan pemahaman nilai intangible assets perusahaan.
Jenis penerapan knowledge management ada dua, yaitu:
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui

pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et
al., 2004). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan
sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang
diperoleh dari individu (perorangan). Menurut Bahm (1995:199) penelitian
pada sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan perbedaan antara
knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object,
atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman (Kosasih, 2007).
Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya berbeda-beda
berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Definisi
experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the process of
gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing
things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh
pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan
melakukan hal-hal daripada dengan belajar (Kosasih, 2007).

5

2. Explicit knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk
dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al, 2004). Penerapan explicit

knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk
tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan
dapat mempelajarinya secara independent. Explicit knowledge dalam
penelitian ini adalah job procedure dan technology. Job procedure adalah
tanggung jawab atau tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara
melakukan hal-hal.
Menurut Anshori (2004) dalam Kosasih (2004) selaku pihak yang
mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk konkret dari explicit
knowledge adalah standard operation procedure. Standard operation
procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk mempertahankan
kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan
dan tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Teknologi
merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge
management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit
knowledge.
Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh
banyak perusahaan untuk proses penyebaran knowledge adalah intranet,
dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan
melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara on line.
Intranet atau disebut juga internal internet merupakan salah satu bentuk

teknologi yang diterapkan pada usaha perhotelan. Intranet menawarkan
kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah
dikembangkan dari internet.

6

2.2 Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-masing
karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan
badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat
individu karena masing-masing dari karyawan memiliki tingkat kemampuan
yang berbeda. Kinerja seseorang tergantung pada kombinasi dari kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang diperoleh (Dale, 1992:3). Menurut Bernardin dan
Russel (1993:382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:
1.

Quality
Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam
melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.


2.

Quantity
Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit,
atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

3.

Timeliness
Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat
dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas
lain.

4.

Cost effectiveness
Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia,
keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang
tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.


5.

Need for supervision
Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa
perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.

6.

Interpersonal impact
Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan
yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja.

7

2.3 Penelitian Terdahulu
1. Kosasih (2007)
Pengaruh knowledge management terhadap kinerja karyawan pada
Depatemen Front Office Surabaya Plaza Hotel. Dari keseluruhan analisis
yang telah dilakukan, penulis dengan menggunakan regresi linier berganda
dan dibantu Analisis Path dengan menggunakan permodelan SEM

(Structure Equation Modelling), serta menemukan bahwa adanya pengaruh
langsung antara job procedure ke kinerja sehingga menunjukan arah yang
posistif namun nilainya sangat kecil yaitu sebesar 0,099. Namun apabila
melihat pengaruh secara total antara personal knowledge dan job procedure
ke kinerja maka perolehan nilainya akan lebih tinggi, dengan pertimbangan
sebagai berikut :
Pengaruh total terhadap kinerja = (o,561 x 0,099) + 0,499 = 0,555,
yang artinya job procedure yang di imbangi dengan personal knowledge
akan memberikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan hotel.
Menurut Kosasih (2007) secara keseluruan implementasi knowledge
management di Surabaya Plaza Hotel sudah cukup baik, hal ini juga dapat
dilihat dari program-program yang ada dan menawarkan bentuk pelatihan
atau training agar karyawan diberi kesempatan untuk mengembangan
pengetahuan yang dimilikinya. Program lain yang diadakan yaitu sharing
best practices yang menjadi wadah bagi para karyawan untuk melakukan
transfer knowledge demi peningkatan kinerja hotel.
2. Warouw (2014)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang Pengaruh Knowledge
Management terhadap Kinerja Operasional pada PT BTN (PERSERO)
TBK. Cabang Manado, diperoleh data penelitian sebagai berikut :
berdasarkan data yang diperoleh, koefisien determinasi digunakan untuk

8

mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengaruh antara teknologi, job
procedure dan personal knowledge dapat dilihat melalui koefisien korelasi.
Hasil koefisien korelasi atau R sebesar 0,723 hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh teknologi, job procedure dan personal knowledge terhadap
Kinerja operasional, mempunyai pengaruh yang positif yaitu sebesar 72,3%
.

Hasil Koefisien Determinasi atau R square adalah Nilai Adjusted R

Square (Adj R2) adalah sebesar 0,492. Hal ini berarti bahwa besarnya
peran atau kontribusi secara bersama-sama atau simultan dari variabel X1
atau Teknologi, X2 atau Job procedure, koefisien regresi X3 atau Personal
knowledge, adalah sebesar 0,492 atau 49,2%. Sedangkan sisanya (100% 49,2% = 50,8%) yaitu sebesar 50,8% dijelaskan oleh variabel lainnya atau
sebab lainnya di luar model penelitian.
3. Fitriasmi (2010)
Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi kesuksesan aplikasi
knowledge management dalam organisasi memperoleh hasil sebagai
berikut: Kualitas sistem berhubungan positif terhadap penggunaan sistem.
Hasil perhitungan software Smart PLS 2.0 menunjukkan bahwa faktor
kualitas pengetahuan berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan
system dengan koefisien beta sebesar 0,314737 dan t value sebesar
2,719701. Hal ini berarti, hipotesis pertama terdukung. Hal ini sesuai
dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh DeLone dan McLean
(2003); Almutairi dan Subramanian (2005); Sabherwal et al. (2007);
Halawi et al. (2008) dalam Warouw (2014) yang menunjukkan bahwa
kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem.
Hal ini berarti semakin berkualitas sistem, maka akan semakin
meningkatkan penggunaan sistem. Hal ini didukung oleh indikatorindikator pengukur yang signifikan, yang menunjukkan bahwa sistem yang
9

user friendly, adanya ketersediaan sistem, akses yang cepat, terintegrasi,
memiliki fitur yang menarik, dan memiliki fungsi kegunaan menstimulus
pengguna untuk terus menggunakan sistem K-Lynx. Konteks penelitian ini
adalah bank sentral dengan karyawan yang mempunyai tingkat kesibukan
cukup tinggi, sehingga perlu adanya sistem yang dapat mereka akses setiap
saat. Liu (2003) berpendapat bahwa tuntutan syarat kualitas sistem oleh
pengguna akan beragam tergantung pada perbedaan tugas, tipe bisnis, dan
lain-lain. Hal ini berarti bahwa K-Lynx mampu memenuhi tuntutantuntutan yang dipersyaratkan oleh pengguna, sehingga penting bagi Bank
Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas sistem K-Lynx.
2.4 Kerangka Berpikir
Personal Knowledge (X1)

H1
Job Procedure (X2)

Kinerja Karyawan (Y)

H2
Technology (X3)

H3

H4

Sumber : Warouw (2014)
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

10

2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori di atas, dan penelitian terdahulu maka disusun hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Personal knowlegde diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Swisbell Manokwari Hotel,
H2 : Job procedure diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan Swissbell
Manokwari Hotel,
H3 : Technology diduga berpengaruh terhadap kinera karyawan Swissbell
Manokwari Hotel,
H4 : Personal knowledge, job procedure dan technology di duga secara
bersama-sama berpengaruh pada kinerja karyawan Swissbell Manokwari
Hotel.

11

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian penjelasan
(explanatory research) dengan metode kuantitatif. Lokasi peneliitian yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu pada Swissbell Manokwari Hotel. Sasaran yang
menjadi objek peneliti yaitu karyawan yang telah bekerja selama minimal 1
tahun dan menempati Departemen Front Office pada Swissbell Manokwari
Hotel.
3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh kumpuan elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu
yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi juga dapat
diartikan sebagai wujud keneralisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Kumpulan
elemen atau objek maupun subjek itu menunjukan jumlah, sedangkan cirriciri tertentu menunjukan karakteristik dari kumpulan itu (Sanusi, 2011 dalam
Warouw, 2014). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
karyawan Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel.
2. Sampel
Sampel merupajan sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik
hendak diteliti atau diduga (Djarwanto, 1994 dalam Warouw, 2014). Sampel
yang baik adalah sampel yang kesimpulanya dapat dikenakan pada populasi
yaitu sampel yang dapat menggambarkan keadaaan karakteristik populasi.
metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu
12

menggunakan teknik pengambilan sampel secara non probabilitas yaitu
teknik pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan pertimbangan oleh
penelitii. Sedangkan dalam penarikan sampelnya, peneliti menggunakan cara
purposive sampling atau judgment sampling yang merupakan cara penarikan
sampel berdasarkan kriteria yang paling baik dalam menetapkan sampel
penelitian (Kundjojo, 2009). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu
karyawan yang telah berkerja minimal 1 tahun dan menempati Departemen
Front Office pada Swissbell Manokwari Hotel.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah metode nonprobability
sampling atau pengambilan sampel secara non probabilitas yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan cara purposive sampling atau penarikan
sampel yang dilakukan dengan memilih subjek penelitian berdasarka kriteria
spesifik yang ditetapkan oleh peneliti (Kundjojo, 2009), atau pengambilan
sumberdata dengan pertimbangan tertentu berdasarkan hasil yang diharapkan
(Sugiyono, 2014).
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabelnya
1. Personal knowledge adalah pengetahuan yang diperoleh karyawan room
division berupa pengalaman baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari
sumber lainnya (Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatornya adalah :
a.

Ide, artinya seberapa jauh seseorang peka terhadap suatu informasi yang
kemudian mengembangkan informasi tersebut menjadi ide atau
kreativitas.

13

b.

Community & networks, dengan mempunyai komunitas, orang dapat
membangun dan memelihara jaringan serta dapat bertukar informasi dan
ide.

2. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dijalankan oleh
karyawan roomdivision berdasarkan Standard Operation Procedure yang ada
dan sifatnya formal (Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatornya
adalah :
a. Ekspektasi, hal ini hampir sama dengan target, dengan sedikit membuat
target lebih dari rata-rata.
b. Peningkatan kinerja, karyawan akan meningkatkan kinerja lebih baik dari
yang sudah ditentukan.
c. Pelatihan, Pelaksanaan prosedur kerja yang sesuai dengan ekspektasi
harus bersamaan dengan pelatihan yang baik dari manajer, agar orientasi
dari prosedur kerja dapat tercapai.
3. Technology adalah media penyebaran informasi melalui sarana intranet yang
digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja didalam perusahaan
(Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatonya adalah:
a. Pemahaman intranet sudah baik
b. Frekunsi pengunaan intranet
c. Fasilitas intranet dalam bekerja
4. Kinerja karyawan (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005:47
dalam Warouw, 2014). Indikatornya adalah :
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Ketepatan waktu
d. Efisiensi
e. Standar Prosedur kerja
14

3.5 Pengujian Insrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Uji signikasikasi dilakukan dengan
membandingkkan nilai r hitung (nilai Corrected Item - Total Correlation pada
output Cronbach Alpha) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n
- k, dalam hal ini n merupakan jumlah sampel dan k merupakan jumlah
variabel independen. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan
pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Warouw, 2014).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi konstruk atau indikator
(variabel) penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan one shot atau
pengukuran sekali saja. Untuk menguji keandalan kuesioner yang digunakan,
maka dilakukan analisis reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach.
Koefisien Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat
dengan semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala.
Indikator yang dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,60 (Warouw,
2014).

15

3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan
adalah :
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
menyangkut sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan kondisi), (Kundjojo,
2009). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusi, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak telalu besar.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data mmaupun
peneliti terhadap narasumber atau sumber data (Kundjojo, 2009)
3. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya (Kundjojo, 2009)
3.7 Analisis Data
1. Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa
variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y)
(Ghozali, 2005:81). Pada regresi berganda variabel independen (variabel X)
yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y),
16

jumlahnya lebih dari satu. Adapun formula yang digunakan dalam metode
analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e i
Keterangan :
Y

: Kinerja operasional

α

: Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien masing-masing faktor
X1

: Technology

X2

: Job procedure

X3

: Personal knowledge

e

: Standard error

2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolineritas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Dallam model regresi
yang digunakan ditemukan adanya hubungan antara variable bebas.
Dalam permodelan regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas (Ghozali, 2005).
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regres
yang digunakan tidak ditemukannya persamaan variabel dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009).
c. Uji Normalitas
Pengujian asumsi ini digunakan untuk menguji apakah variabel
dependen/ variabel indenpenden atau keduanya merupakan sebuah
moedel regresi yang mempunyai distribusi yang normal atau sebaliknya.

17

Model regresi yang baik dan dapat digunakan adalah yang memili
distribusi data yang normal (Ferdinand, 2012).

3. Goodness of Fit Regression Modelling
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur ketepatan dari fungsi regresi sampel
yang digunakan menaksir nilai secara actual melalui metode statistik, dengan
cara mengukur nilai koefisien determinasi, yaitu nilai statistik F dan nilai
statistik t (Ghozali, 2005).
a. Uji F (Uji koefisien regresi secara bersama-sama)
Uji F adalah uji yang digunakan untuk menguji dan menunjukkan apakah
semua variabel independen (X1: teknologi; X2: job procedure; X3:
personal knowledge) yang dimasukkan ke dalam model secara simultan
atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y:
kinerja operasional) (Ghozali 2005:83). Menentukan F tabel dan F hitung
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi sebesar
5% (α = 0,05).
b. Uji t (Uji koefisien regresi secara parsial)
Uji t yaitu suatu uji yang digunakan untuk mengetahui signifikansi
pengaruh variabel independen (X1: teknologi; X2: job procedure; X3:
personal knowledge) secara parsial atau individual terhadap variabel
dependen (Y: kinerja operasional).

18

DAFTAR PUSTAKA
Fitriasmi, Sebtina Mulya. 2010. Evaluasi Kesuksesan Aplikasi Knowledge
Management Dalam Organisasi, Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1, No. 1,
18-26
Kuncoro, Mudjarad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Erlangga.
Kosasih, Natalia. 2007. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja
Karyawan pada Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel, Jurnal
Manajemen Perhotelan, Vol. 3, No. 2, 81 – 87
Warouw, Boby T ; Kawet, Lodje. 2014. Knowledge Manajement Terhadap Kinerja
Operasional Pada PT. BTN (PERSERO) TBK. Cabang Menado, Jurnal
EMBA, Vol. 2, No. 1, 234-242
Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta : Ar-ruzz Media.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan. IX. Bandung : Alfabeta

19

TUGAS PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS DEPERTEMEN FRONT OFFICE SWISSBELL
MANOKWARI HOTEL)

Disusun oleh :
ALFRED. I. STEFANUS

2012 66 066

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
20

UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015

21