Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Metode Kualitatif untuk Riset
Pariwisata
Oleh : Hary Hermawan
haryhermawan8@gmail.com
www.indonesiacultureandtourism.com

Pendahuluan
Ilmu

pariwisata

permasalahan

merupakan
cukup

ilmu

terapan


kompleks,

yang

disertai

memiliki
dinamika

perkembanganya yang sangat cepat menyesuaikan zaman. Jenis
dan model pengelolaan pariwisata baru sangat cepat sekali
muncul dan berkembang. Bisnis

pariwisata

sebagai bisnis

berskala global juga membawa berbagai tantangan sosialbudaya yang harus segara dijawab.
Penulis merasa bahwa berbagai problematika dalam bidang

kepariwisataan tidak selamanya mampu dijawab dengan risetriset

kuantitatif.

Oleh

karena

itu,

pembahasan

artikel

ini

difokuskan untuk mengenalkan metode kualitatif dalam riset
pariwisata kepada kalangan peneliti pemula dan mahasiswa
untuk menambah perbendaharaan metode serta tehnik-tehnik
risetnya agar diperoleh hasil penelitian baru yang lebih mutakhir,

tepat guna, serta mampu memenuhi tuntutan industri pariwisata
yang semakin beragam dan kompleks permasalahanya. Tidak
ada suatu negara yang maju tanpa melibatkan banyak daya
serta dukungan dana untuk kegiatan penelitian. Mau atau tidak
mau, riset harus menjadi ujung tombak suatu Negara guna
menjawab tantangan zaman.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Pengertian Riset
Riset atau penelitian merupakan suatu kegitan yang ditujukan
untuk menyelidiki sebuah keadaan dari, sebuah alasan dari,
beserta konsekuensi-konsekuensi terhadap suatu set keadaan
khusus, bisa sebuah feomena atau variabel (Nazir, 2003).
Sedangakan penelitian kualitatif secara khusus dimaknai sebagai

tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental
begantung pada pengamatan, manusia dan kawasanya sendiri,
dan

hubungan

orang-orang

dalam

bahasanya

beserta

peristilahanya (Keirl dan Miller dalam Moleong, 2004).
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti sendiri
merupakan

instrumen


kunci

dalam

penelitian,

teknik

pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis bersifat
induktif

dan

hasilnya

lebih

menekankan


makna

daripada

generalisasi.
Secara umum, sebuah penelitian biasanya terdiri dari empat
macam tujuan yang meliputi :
1. Tujuan

exsploratif,

yaitu

riset

yang

bertujuan

untuk


menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu.
Dalam bidang pariwisata, penelitian eksploratif ini dapat
digunakan untuk mengetahui potensi daya tarik wisata
yang ada dalam sebuah kawasan cagar alam tertentu,
kawasan yang belum pernah dilakukan pendataan atau
dieksplorasi oleh peneliti sebelumnya.
2. Tujuan verifikatif, yaitu sebuah riset yang diadakan untuk
menguji kebenaran konsep atau teori yang telah ada dalam
suatu bidang atau ilmu terntentu. Sebagai contoh, dalam
teori kepariwisataan disebutkan bahwa sarana prasarana
wisata merupakan unsur penunjang kepuasan wisatawan.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG


Oleh karena itu, seorang peneliti berniat untuk menguji
kebenaran dari teori tersebut.
3. Tujuan developmental, yaitu riset yang bertujuan untuk
mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada.
Misalnya

pengembangan

atau

rekayasa

jalur

untuk

penunjang aksebilitas di suatu destinasi wisata.
4. Riset dapat juga ditujukan untuk penulisan tugas ilmiah
seperti : skripsi, thesis, desertasi dan lain sebagainya.
Penelitian memiliki peran penting dalam mendukung segala

bentuk kegiatan manusia, diantara peranan penelitian sebagai
berikut :
1. Penelitian

sebagai

kemampuan

pemecah

manusia

masalah,

dalam

meningkatkan

menginterprestasikan


fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks
dan saling terkait. Contohnya adalah rantai suport dalam
industri pariwisata.
2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang
diajukan,

serta

meningkatkan

kemampuan

untuk

menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena
dari masalah tersebut.
3. Memberikan pengetahuan atau ilmu baru, meskipun hasil
penelitian terkadang tidak dapat langsung digunakan.
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Secara garis besar penelitian terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

(1) Penelitian kuantitatif, yaitu peneitian yang pembuktian
fenomena (hipotesis) dengan menggunakan angka-angka hasil
perhitungan dan pengukuran dengan kriteria-ktiteria statistik
tertentu. Sebgai contoh, dalam mengetahui pengaruh daya tarik
wisata terhadap loyalitas wisatawan, peneliti mau tidak mau
harus melakukan perhitungan dan pengukuran untuk mencari
seberapa

besar

pengaruhnya,

untuk

memberikan

sebuah

gambaran fenomena yang kongrit, bisa dilakukan dengan analisis

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

regresi; (2) Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memiliki
dasar

diskriptif

untuk

fenomena-fenomena

mengungkapkan

dengan

lebih

atau

memahami

mendalam.

Penelitian

kualitatif menggunakan landasan teori sebagai panduan dalam
memfokuskan penelitian, serta menonjolkan proses dan makna
yang

terdapat

dalam

fenomena

tersebut.

Misalnya

untuk

mengetahui makna dibalik Tradisi Grebeg Maulid di Keraton
Yogyakarta beserta potensinya sebagai daya tarik wisata, atau
mengetahui motivasi masyarakat adat tertentu yang masih
melestarikan tradisi tinggal di pedalaman hutan dan menolak
moderniasi, maka untuk menjawab kedua fenomena terakhir
lebih tepat jika peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif, karena akan diperoleh data-data yang lebih mendalam.
Masing-masing metode penelitian memiliki ciri, peran, dan fungsi
tersendiri dalam mengungkap sebuah fenomena atau rumusan
masalah

penelitian.

Untuk

memperjelas,

perbedaan

paling

mendasar dari kedua penelitian ini terletak pada alur teori dan
datanya yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Penelitian kantitatif bermula dari teori kemudian dibuktikan
di lapangan (hasil data lapangan) sedangan penelitian
kualitatif berlaku sebaliknya. Penelitian kuantitatif memiliki
keunggulan dalam memberikan interprestasi data yang
akurat

dan

terukur,

serta

mudah

dipahami.

Karena

penelitian kuantitatif bermula dari data berupa angka,
proses analisis maupun penarikan kesimpulan dilakukan
berdasarakan hasil perhitungan dan pengukuran dengan
kriteria

statistik

yang

berlaku

universal.

Contoh

jika

peelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel “X” ke “Y”, pasti akan didapat data “pengaruh”
berupa angka 0% sampai dengan 100%.
2. Penelitian kualitatif berangkat dari

data

lapangan,

menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung,

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

kemudian hasilnya akan memunculkan teori baru dari data
tersebut. Penelitian kualitatif memiliki keunggulan dalam
menginterprestasikan makna-makna yang jauh lebih dalam
dari sebuah fenomena atau data empiris di lapangan.
Penelitian kualitatif memiliki spesialis tersendiri, seringkali
makna-makna dan nilai filosofis dari suatu fenomena
budaya sulit diungkap dengan menggunakan metode riset
kuantitatif. Namun dengan riset kualitatif, keterbatasan
tersebut dapat diatasi.
Keunggulan Metode Penelitian Kualitatif
Sebagai sebuah metode riset, kualitatif memiliki keunggulan
tersendiri.

Keuntungan

penggunaan

penelitian

kualitatif

dibandingkan penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Metode kualitatif mudah disesuaikan jika menghadapi
kenyataan ganda dilapangan.
2. Metode ini secara tidak langsung merupakan sebuah
hakikat

hubungan

tersendiri

antara

peneliti

dan

responden.
3. Metode ini lebih peka dan mudah menyesuaikan dengan

manajemen

pengaruh

bersama

pola-pola

nilai

yang

dihadapi (Moleong, 2004).
Untuk lebih memahami metode penelitian kualitatif, ciri-ciri
penelitian kualitatif dalam artikel ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Bersifat deskriptif analisis, hal ini ditinjau dari cara
mengumpulkan dan merekap data. Bukan dicatat dalam
bentuk angka, akan tetapi dalam bentuk narasi (katakata/kalimat) disertai penjelasan yang sedalam dalamnya.
Contoh data kualitatif adalah naskah hasil wawancara,
catatan-catatan lapangan, dokumen peribadi, catatan,
memmo, beserta dokumen-dokumen resmi lainya.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

2. Penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu dususun atau
dimulai

dari

data-data

hasil

pencarian

di

lapangan

kemudian dihasilkan simpulan di akhir berupa teori.
3. Menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman atau
pendukung,

karena

meskipun

penelitian

kualitatif

berangkat dari sebuah data, tetap saja teori digunakan
sebagai fokus/ pembatan dari objek penelitian yang diteliti.
4. Bertujuan untuk menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara lebih mendalam, rinci dan tuntas.
5. Berfokus pada makna-makna yang dihasilkan dari sebuah
fenomena, dapat digali dari persepsi subjek penelitian.
6. Lebih mengutamakan proses penelitian daripada sekedar
hasil.
Keanekaragaman Jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
1. Fenomenalogi
Fenomenalogi berasal dari kata yunani phainomenon dan
logos. Jika diterjemahkan secara harfiah, phainomenon
memiliki arti penampakan diri. Sedangkan logos berarti
akal. Studi fenomenalogi merupakan bentuk penelitian
yang mengkhususkan pada fenomena dan relitas yang
tampak

untuk

mengkaji

penjelasan

di

dalamnya.

Fenomenalogi adalah menggali data untuk menemukan
makna-makna (arti) dari hal-hal mendasar dan esesnsial
dari fenomena, realitas atau pengalaman yang dialami oleh
responden/ objek penelitian.
Penelitian fenomenalogis dapat dimulai dengan mengamati
dan menelaah fokus fenomena yang hedak diteliti, melihat
berbagai

aspek

subjektif

dari

pelaku

(responden).

Kemudian peneliti dapat melakukan penggalian data,
bagaimana

responden

memberikan

terhadap fenomena terkait.
Penggalian data dalam studi

pemaknaan

fenomenalogis

(arti)
dapat

dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

responden (deep intrview), dapat juga dengan melakukan
observasi

langsung

terhadap

“bagaimana

informan

menginterprestasikan pengalamanya kepada orang lain?”
2. Enograf
Dalam ilmu antropologi, etnografi merupakan pendekatan
penelitian kualitatif yang melihat kajian bahasa dalam
perilaku sosial dan komunikasi masyarakat serta meninjau
bagaimana

bahasa

tersebut diterapkan

berdasarkan

konsep budaya terkait.
Dua dasar konsep yang menjadi landasan penelitian
etnografi yaitu aspek budaya (antropologi) dan budaya
(linguistik). Dalam etnografi, bahasa dipandang sebagai
sistem penting yang berada dalam budaya masyarakat.
Secara ringkas, etnografi merupakan penelitian yang
mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam
suatu budaya, serta mengkaji bagaimana bentuk dan
fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Etnografi juga mengkaji sistem sosial dalam
masayarakat termasuk peran masing masing anggota
masyarakatnya.
Dalam ilmu pariwisata, etnografi dapat digunakan untuk
menggali kegiatan sosial budaya masyarakat, ritual-ritual
tertentu, bahasa, kepercayaan, cara hidup tradisionalnya
dan lain-lain, yang mampu menjadi potensi daya tarik
wisata untuk kemudian dikemas menjadi atraksi wisata
budaya yang berkualitas tanpa mengganggu nilai-nilai
kesakralanya.
3. Studi Kasus
Metode penelitian studi kasus dalam mengkaji fenomena di
masyarakat dapat dilakukan secara mendalam untuk
memperlajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang
terjadi.
Studi kasus dapat dilakukan pada kesatuan suatu sistem
yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa, atau

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi
tertentu.
Penelitian studi kasus bukan ditujukan untuk menarik
kesimpulan dan generalisasi terhadap fenomena pada
populasi dari jumlah sampel tertentu, melainkan hanya
untuk kejadian atau fenomena yang diteliti saja.
Data yang medalam dapat dipeoleh dengan menggunakan
tehnik pencarian data wawancara, observasi, sekaligus
dokumenter yang ditujukan untuk memperoleh kesimpulan
akhir

guna

merupakan

mendapatkan
metode

suatu

untuk

teori.

memahami

Studi
dan

khasus

menelaah

kemiduan menafsirkan makna yang didapat dari fenomena
yang diteliti. Contohnya adalah studi kasus untuk meneliti
dampak pengembangan pariwisata terhadap sosial-budaya
masyarakat lokal di suatu desa wisata.
4. Metode Historis
Metode historis merupakan jenis penelitian yang populer
dikalangan

mahasiswa

ilmu

sejarah.

Metode

historis

merupakan penelitian yang berfokus untuk merekontruksi
peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu melalui seumber
data dan saksi-saksi sejarah. Dalam penelitian pariwisata
jenis ini jarang dipakai.
5. Metode Teori Dasar (Grounded Teory)
Metode teori dasar (grounded teory) merupakan metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian dasar yang
diarahkan untuk penemuan atau penguatan teori dengan
mengkaji prinsip-prinsip atau kaidah dasar yang ada, lalu
dibuat kesimpulan kesimpulan yang membentuk prinsip
dasar (teori).
Penelitian teori dasar, peneliti harus mampu memilah,
mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti, dan
mana fenomena yang bukan, serta dapat diambil untuk
membentuk suatu teori.
Pengumpulan data pada studi ini, dilakukan dengan studi
lapangan,

Hary Hermawan. 2018.

observasi,

pembandingan

antara

kategori,

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

fenomena, dan situasi, berdasarkan berbagai penilaian
seperti kajian induktif, deduktif dan verifikasi, sehingga
datanya

bersifat

jenuh

(“5

Jenis

Metode

Penelitian

Kualitatif, Pendekatan dan Karakteristiknya,” 2018).
Gambaran

Proses

Penelitian

pada

Metode

Penelitian

Kualitatif
1. Penelitian Kualitatif Menuntut Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam penelitian kualitatafi bertindak langsung
sebagai

pengumpul

data

(instrumen).

Peneliti

dalam

penelitian kualitatif, manusia (peneliti) juga bertindak
sebagai

intrumen

pengumpul

dengan demikian analisis

dan

penganalisa

data,

dan interprestasi dilakukan

secara penuh dan hasil menjadi tanggung jawab peneliti.
Peneliti sebagai instrumen, maka kehadiran peneliti dalam
penelitian kualitatif mutlak diperlukan sebagai tolok ukur
keberhasilan memahami kasus yang diteliti. Selain manusia
(peneliti) sebagai instrumen, penelitian kualitataif juga
dibantu

berbagai

alat

lain

untuk

memperoleh

data,

contohnya : alat perekam suara, video recording, photo,
buku catatan penelitian dan lainya digunakan sebagai
instrumen pendukung.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dapat dilakukan dimana saja tergantung
relevansi

kasus

yang

akan

diteliti.

Biasanya

lokasi

penelitian dalam penelitian kualitatif berisi kejadian, kasus,
dan fenomena yang natural. Bukan merupakan seting yang
dikontrol seperti pada penelitian eksperimen.
3. Data dan Sumber Data
Penelitian kualitatif biasanya melibatkan dua jenis data,
yaitu

data

primer

dan

data

sekunder.

Data

primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan
(Nasution, Nasution, & Damanik, 2009). Seumber data
primer dalam penelitian kualitatif secara umum berupa

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

kata-kata (narasi) dan tindakan. Data berupa kata-kata dan
tindakan dapat digali melalui tehnik pencarian data :
wawancara dan observasi (pengamatan).
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh tidak
secara langsung oleh peneliti di lokasi/objek penelitian.
Data sekunder dalam penelitian kualitatif dapat berupa :
buku harian, arsip-arsip pengelola wisata dan pemerintah,
buku, jurnal penelitian dari peneliti sebelumnya dan lain
sebagainya.
4. Tehnik Pencarian Data
Tehnik pencarian data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan

dengan

berbagai

cara.

Penulis

merekomendasikan minimal 3 tehnik berbeda digunakan
dalam penelitian untuk

selanjutnya digunakan dalam

analisis triangulasi data untuk mengoptimalkan tingkat
validitas data. Tehnik pencarian data seperti berikut :
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan
untuk memperoleh maksud (data) tertentu. Wawancara
dilakukan secara dialog, dua orang atau lebih yang
dilakukan seara berhadap hadapan “face to face”
(Hanitijo, 1994). Wawancara minimal dilakukan kedua
belah pihak, peneliti/ pencari data (interviewer) dan
responden yang memberikan data (interviwee).
Pewawancara

harus

mampu

menciptakan

susana

interview yang santai atau tidak kaku, namun serius,
agar diperoleh data yang valid (Arikunto, 2002). Agar
wawancara dapat berlangsung secara fokus, efektif dan
efisien, sebaiknya peneliti memebuat daftar pertanyaan
(pedoman wawancara) sebelum kegiatan wawancara
dilakukan.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Orang-orang yang dipilih sebagai responden sebaiknya
adalah orang kunci (key person). Orang-orang kunci
dapat ditentukan menggunakan tips berikut :
1) Key person dapat dipilih dari orang-orang yang
terlibat secara langsung dalam suatu fenomena.
Misalnya,

saat

peneliti

ingin

mengetahui

latar

belakang terbentuknya desa wisata, maka sebaiknya
dipilih

orang-orang

yang

pernah

berpartisipasi

langsung dalam proses pembentukanya, jika perlu
adalah sang inisiator (founder). Dalam desa wisata
bisa memilih ketua Kelompok Sadar Wisata sebagai
key person atau narasumber.
2) Key person dapat dipilih dari orang-orang yang
menguasai lapangan dan data administrasi. Contoh
jika ingin mengetahui profil sosial budaya beserta
kebiasaaan-kebiasaan warga di desa wisata X, maka
memeprtimbangkan perangkat desa (bapak RT, RW,
Lurah (kepala desa)) sebagai narasumber merupakan
pilihan yang tepat.
3) Key person adalah seorang ahli di bidangnya. Ahli

yang dimaksud merupakan ilmuan yang memiliki
kompetensi dan kredibilitas tinggi dalam konsentrasi
bidang ilmu yang sama dengan tema yang diteliti.
Seorang

ahli

diharapkan

mampu

memberikan

jawaban serta penilaian (judgement value) yang
memuaskan terhadap fenomena yang kita sedang
kita teliti (Hermawan, 2017). Ahli juga dimungkinkan
mampu memberikan analisis dari perpektif lain
sesuai

keilmuanya,

yang

bisa

berbeda

dengan

penafsiran peneliti sendiri, hal ini dapat digunakan
sebagai koreksi maupun pembanding.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

4) Key person juga bisa dipilih dari orang yang tidak
terlibat

secara

langsung

dalam

pengelolaan

pariwisata, namun dimungkinkan terdampak oleh
kegiatan wisata. Hal ini dibutuhkan sebagai data
pembanding.
Contoh

dalam

penelitian

Hermawan

(2016)

dan

Hermawan (2016a) terkait tema “Dampak Ekonomi dan
Sosial

Budaya

Pengembangan

Desa

Wisata

Nglanggeran,” peneliti mengambil key person meliputi :
1) Ketua Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran
2) Pemerintah Desa Nglanggeran
3) Ketua paguyuban pelaku usaha lokal
4) Ketua paguyuban pelaku seni dan kerajinan
5) Perwakilan masyarakat lokal.
b. Observasi
Metode observasi

diartikan

sebagai

pengamatan,

memusatkan perhatian terhadap suatu objek/ fenomena
dengan memaksimalkan panca indra (Arikunto, 2002).
Dalam kegiatan observasi penulis dapat melihat dan
mengamati

baik-baik

lingkungan

(lokasi

penelitian)

beserta perilaku subjek penelitian. Selain itu, dalam
kasus lain mungkin dibutuhkan juga optimalisasi indera
pendengar,

peraba,

perasa

serta

kemampuan

interprestasi peneliti. Contoh, dalam penelitian kualitatif
tentang budaya berburu suku pedalaman, penelitian
terlibat langsung dalam aktifitas berburu tentu harus
mengoptimalkan panca inderanya, untuk mengenal
dengan baik apa, bagaimana cara berburu, dan kenapa
berburu, serta bagaimana menjalani kehidupan berburu

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

di hutan. Dengan optimalisasi panca indera, peneliti
akan mendapatkan jawaban dan data yang lebih akurat,
serta kemampuan diskripsi dan pemaknaan yang lebih
mendalam. Opsevasi juga dapat dibantu alat pemotret
atau perekam suara dan video untuk mengabadikan
moment-moment

berharga

agar

jangan

sampai

terlewatkan.
c. Dokumentasi
Dokumen dapat berarti barang tertulis, dokumentasi
bisa berarti suatu tehnik pengumpulan data yang
memanfaatkan

ada,

atau

mencatat kembali (Riyanto, 1996).
Dalam penelitian kualitatif tehnik pengumpulan

data

merupakan

data-data

hal

yang

yang

utama,

sudah

karena

pembuktian

hipotesisnya dilakukan secara logis dan rasional memalui
pendapat, teori, hukum-hukum, baik mendukung maupun
menolak hipotesis tersebut.
5. Analisis data
Penelitian kualitatif, analisis data bertolak pada asumsi
realitas, atau fenomena sosial yang bersifat unik dan
kompleks. Didalamnya terdapat regularitas atau pola
tertentu, namun penuh dengan variasi atau keberagaman
(Bungi, 2003). Analisis dalam metode kualitatif merupakan
proses

mengatur

urutan

data,

mengorganisasikanya

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Data
dalam metode kualitatif merupakan data diskriptif, data
tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan, maupun
perilaku dari orang-orang yang diamati (Moleong, 2004).
Analsiis data kualitatif dilakukan atau dimulai secara
bersamaan dengan proses pencarian data. Analisis data
sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti hendaknya
mencatat

Hary Hermawan. 2018.

atau

merekam

data

(hasil

wawancara,

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

pengamatan, dokumentasi dst) secara objektif, apa
adanya sesuai kenyataan di lapangan.
Data yang valid mampu menghasilkan penelitian yang
berkualitas.

Sebaliknya

peneitian

yang

berkualitas

dihasilkan dari proses pencarian data yang baik, benar,
dan

kredibel.

Pengupulan

data

termasuk

koding,

memilah-milah data berdasarkan kelompoknya agar
proses

selanjtnya

menjadi

kelompok (A: A1, A2, A3
wawancara

dari

,

lebih

mudah.

Misalnya,

dst) merupakan data hasil

pendapat

wisatwan

terhadap

X,

kelompok (B: B1, B2, B3, dst) merupakan pendapat dari
pengelola tentang X.
b. Reduksi
Reduksi dalam penelitian kualitatif merupakan proses
memilah-milah data, dar data yang sebelumnya telah
terkumpul dan di koding. Memilih hal-hal yang pokok
sesuai dengan fokus penelitian, termasuk membuang
data-data yang tidak relevan.
Hasil dari pengorganisasian

data-data

yang

telah

direduksi akan menghasilkan hasil/ gambaran penelitian
yang lebih tajam.
Ilustrasi :

Data diperoleh dari lapangan :

A, B, C, 4, %, &, #, 5,6
Data setelah direduksi :
Mulai tahap

A, B, Cdan %, &, #) merupakan gambaran data
Data (4,5,6
Data Display
yang dihilangkan dalam proses reduksi karena dianggap
tidak relevan, atau tidak ada hubunganya dengan fokus
dan tema dari bidang yang diteliti.
c. Penyajian Data (Data Display)
Merupakan proses penelitian, setelah

data

atau

informasi tersusun rapi, sehingga memungkinkan untuk
penarikan atau pengambilan tindakan. Display data

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

dalam penelitian kualitatif dapat dibantu dalam bentuk
metrik,

bagan,

grafik

dan

lain

sebagainya

untuk

memudahkan interprestasi oleh peneliti sendiri maupun
pembaca laporan penelitian.
d. Pengambilan keputusan atau verifikasi
Setalah data disajikan, maka langkah

selanjutnya

adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Tahap
pengambilan keputusan sebelumnya dilakukan dengan
analisis: mencari suatu pola hubungan-hubungan atar
data, model, persamaan-persamaan, hal-hal yang sering
muncul, bahkan hipotesis dan lain sebagainya.
Verifikasi dilakukan berdasarkan reduksi data, penyajian
data merupakan jawaban atas masalah yang diangkat
dalam penelitian.
Keempat proses dalam penelitian kualitatif diatas saling
terkait dan salaing memperngaruhi satu dengan lainya.
6. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data diperlukan dalam penelitan jenis apapun,
baik

penelitian

kuantitatif

maupun

kualitatif

untuk

menjamin bahwa penelitian kita berkualitas (kredibel) yang
berasal

dari

data-data

yang

valid

(kredibel).

Dalam

penelitian kuantitatif dikenal uji validitas dan reabilitas
sebagai uji keabsahan istrumen (keabsahan data sebagai
hasilnya), yang dilakukan dengan metode perhitungan dan
pengukuran dengan rumus-rumus statistik.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, uji keabsahan data
yang dilakukan dalam penelitian kualitatif tidak dilakukan
dengan cara perhitungan statistik. Akan tetapi dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksaan derajat kepercayaan
Pemeriksaan derajat kepercayaan dilakukan dengan
beberapa kriteria berikut :
1) Keikutsertaan peneliti dalam proses penelitian
Seperti disinggung sebelumnya bahwa dalam
penelitian

kualitatif,

peneliti

sendiri

(manusia)

merupakan sebuah instrumen. Maka keikutsertaan

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

peneliti dalam proses pencarian data adalah mutalk
dan tidak dapat diwakilkan. Hal ini berarti menjadi
bahwa, semakin peneliti terlibat (tingkat partisipasi)
dalam proses pencarian data, diasumsiakan bahwa
data yang dihasilkan dalam penelitian akan semakin
baik (valid).
2) Ketentuan pengamatan
Ketentuan
pengamatan

dimaksudkan

untuk

mengetahui ciri-ciri, dan unsur, serta situasi yang
sangat relevan dengan persoalan yang diteliti, untuk
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Jika

keikutsertaan

lingkup,

maka

peneliti

merupakan

ketekunan

pengamatan

sebuah
akan

menghasilkan kedalaman penelitian.
3) Triangulasi data
Triangulasi data merupakan sebuah proses, atau
tehnik pemeriksaan keabsaahan data menggunakan
3 cara atau waktu berbeda sebagai pembanding.
Untuk menegakan suatu pendapat, dalam penelitian
kualitatif diperlukan minimal 3 data yang diambil dari
3 data berbeda, 3 cara berbeda, atau 3 kali proses
berbeda,

untuk

digunakan

sebagai

hujah

(pendukung).
Misalnya pada ilustrasi sebagai berikut :
Triangulasi data dengan tehnik pencarian data
sama (contoh pada tehnik wawancara),
Responden 1
Berkata “A”
Responden 2
Juga berkata “A”

Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis “A”

Responden 3
Berkata “A”

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Triangulasi tehnik pencarian data (tehnik berbeda
menghasilkan data sama)
Melalui wawancara
Responden 1
Berkata “A”
Melalui pengamatan
Responden 1 konsisten
Memperlihatkan perilaku
“A”

Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis “A”

Melalui dokumentasi
Track record dia
menunjukan
kencenderungan “A”

Triangulasi waktu pencarian data (contoh tehnik
pencarian data sama dengan waktu yang berbeda)

Pengamatan waktu
pertama subjek 1
berprilaku “A”
Pengamatan waktu
kedua subjek 1
berprilaku “A”

Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis “A”

Pengamatan waktu
ketiga subjek 1
berprilaku “A”

4) Kecakupan Referensial
Kecakupan referensial,

merupakan

keseluruhan

bahan yang tecatat atau terekam yang sewaktuwaktu dapat digunakan sebagai patokan dalam
menguji atau analisis data.
b. Pemeriksaan Keteralihan
Metode ini digunakan untuk

menjamin

laporan

penelitian memiliki fokus yang seteliti mungkin dalam
menggambarkan konteks dimana penelitian diadakan.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Uraianya diungkapkan secara khusus dan lengkap agar
pembaca betul betul memahami temuan-temuan yang
diperoleh.
c. Tehnik Pemerikasaan Ketergantungan
Tehnik
ini
dilakukan
dengan
cara
ketergantungan.

tehnik

auditing

ketergantungan

dapat

digunakan jika sebelumnya peneliti memiliki catatan
data yang betul betul lengkap, berserta catatan atau
dokumentasi

proses-prosesnya.

pemeriksaan

ketergantungan

Salah

yang

satu

cara

cukup

populer

adalah dengan tehnik triangulasi sumber data.
Triangulasi sumber data dapat dilakuakan

dengan

langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan

dengan

wawancara, adakah kesamaanya? Jika berbeda kirakira apa penyebab yang memeperngaruhinya?
2. Membandingkan perkataan responden di depan
umum, dengan pernyataan responden secara pribadi
dengan peneliti (4 mata). Apakah yang dikatakan
konsisten? Jika tidak, kira-kira apa penyebab atau
yang memeperngaruhinya?
3. Atau dengan perbandingan model triangulasi lainya
seperrti

diungkapkan

dalam

pembahasan

sebelumnya, cek konsestensi data.
Tahap-tahap Penelitian Kualitatif
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini penelitia menyiapkan berbagai dokumen
untuk riset, meliputi : proposal penelitian (berisi latar
belakang

riset,

fokus

masalah

yang

akan

diangkat,

teorisasi, metode, anggaran dana dan jadwal penelitian jika
ada), izin penelitian (di berbagai daerah perijinan untuk
riset ditujukan pada intansi yang berbeda).
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Pengupulan data dilakukan dengan cara wawancara,
observasi, bahkan dokumentasi yang dilakukan pada
periode tertentu sesuai kesepakatan antara peneliti dan
responden, serta tergantung ketercakupan data.
b. Identifikasi data
Pada tahap ini, data yang telah diperolah peneliti
memlalui berbagai tehnik pencarian data diidentifikasi
guna

memudahkan

analisis

sesuai

tujuan

yang

diinginkan.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap ini penulis telah selesai melakukan pencarian
data, peneliti melakukan penyusunan laporan hasil riset
dalam bentuk diskripsi dan analisis data sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas dalam artikel ini,
diketahui

bahwa

metode

prosesnya-prosesnya

riset

merupakan

kualitatif
solusi

berserta
dalam

segala

menjawab

berbagai permasalahan dan tantangan dalam bidang pariwisata
yang tidak dapat dijangkau dengan pendekatan riset kuantitatif.
Riset kualitatif sangat dianjurkan bagi pengembangan keilmuan
bidang pariwisata yang akan datang oleh akademisi paiwisata
untuk

menyelesaikan

berbagai

problematika

dalam

bidang

pariwisata yang semakin kompleks.
Daftar Pustaka
5 Jenis Metode Penelitian Kualitatif, Pendekatan dan
Karakteristiknya. (2018). Retrieved January 8, 2018, from
https://pakarkomunikasi.com
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungi, B. (2003). Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork

DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG

Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Modal Aplikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hanitijo, R. (1994). Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter.
Jakarta: Ghalis.
Hermawan, H. (2016a). Dampak Pengembangan Desa Wisata
Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal
Pariwisata, 3(2), 105–117.
Hermawan, H. (2016b). Dampak Pengembangan Desa
Wisatanglanggeran Terhadap Sosial Budaya Masyarakat
Lokal. In Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Komputer
(SNIPTEK) Nusa Mandiri (pp. 426–435). Bandung Indonesia:
SNIPTEK 2016. Retrieved from
http://konferensi.nusamandiri.ac.id/prosiding/index.php/snipt
ek/issue/view/1%0A
Hermawan, H. (2017). Pengembangan Destinasi Wisata pada
Tingkat Tapak Lahan dengan Pendekatan Analisis SWOT.
Jurnal Pariwisata, 4(2), 64–74.
Moleong, L. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Nasution, S., Nasution, M. A., & Damanik, J. (2009). Persepsi
Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Objek dan Daya
Tarik Wisata (ODTW) Sumatera Utara.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Riyanto, Y. (1996). Metode Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar.
Surabaya: SIC.

Hary Hermawan. 2018.

Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.
Open Sciene Framwork