BAB I - DOCRPIJM 5c5c5d52d0 BAB IBAB I

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

  Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan

  Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), yang

  merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat dan dunia usaha dengan mengacu rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota guna mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral yang berfungsi sebagai rencana pembangunan insfrastruktur, yang mengacu pada Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Strategis ke-PUan Bidang Cipta Karya untuk mendukung program pembangunan Nasional.

  Pemerintah Kabupaten Klaten telah menyusun produk perencanaan tata ruang maupun studi-studi yang berkaitan dengan infrastruktur, antara lain : a.

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten Tahun 2011 – 2031 b. Program Percepatan dan Sanitasi Permukiman/PPSP (Buku Putih

  Kabupaten Klaten) 2011 – 2015.

  c.

  Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Klaten 2011 – 2015.

  d.

  Penyusunan Masterplan Drainase Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Boyolali. e.

  Penyusunan DED IPAL/IPLT Kabupaten Klaten.

  f.

  RAD Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Tahun 2016 - 2019.

  g.

  Penyusunan Strategi Pembangunan Perkotaan dan Infrastruktur Permukiman (SPPIP) Tahun 2011.

  h.

  Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Tahun 2012. Dokumen diatas nantinya diakomodasikan ke dalam dokumen RPI2JM Kabupaten Klaten sebagai hasil perumusan kebutuhan pembangunan secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi kearifan lokal Kabupaten Klaten yang diintegrasikan dengan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi yang sesuai kebutuhan dan kapasitas daerah, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan dan kapasitas keuangan daerah.

Gambar 1.1. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen PerencanaanPembangunan di Daerah

  1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

  1.2.1 Maksud Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian Pemerintah Kabupaten Klaten dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang layak huni, beradilan, berbudaya, produktif dan berkelanjutan, serta menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.

  1.2.2 Tujuan Tujuan disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman dan penganggaran pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

  1.3 PRINSIP PENYUSUNAN RPI2-JM

  Prinsip dasar penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah:

  a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

  b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

  c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

  d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.

  e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up). Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.4 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 11 (sebelas) Bab yaitu:

  Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,

  maksud dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

  Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten/ Kota Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi

  program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.

  Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).

  Bab 4 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota

  seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

  Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi

  dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

  Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program

  investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

  Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis

  per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus Pedoman Penyusunan RPI2- JM Bidang Cipta Karya pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.

  Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan

  kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Bab 9 Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam

  pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek

  ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi RPI2- JM Kabupaten/Kota.

1.5 Mekanisme Penyusunan Dan Penilaian RPI2-JM Bidang CiptaKarya

  Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2- JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.5.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku. Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/ Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/ Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM

  Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Gambar 1.2. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1.5.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial.

Gambar 1.3 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang CiptaKarya.Gambar 1.3. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Dari Gambar 1.3 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip

  bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang

  Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.

1.5.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing- masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

  a. Kelengkapan Dokumen Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.

  b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

  c. Kelayakan Program Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

  d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

  e. Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

  f. Kelayakan Kelembagaan Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.

  g. Matriks Program Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang CiptaKarya secara kuantitatif.Tabel 1.1. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA NO

INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

  5 Arahan MP3EI/KEK 0,5

  4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5

  3 Arahan RTRW Provinsi 0,5

  2 Arahan RTRW Pulau 0,5

  1 Arahan RTRW Nasional 0,5

  NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK

  3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5 D ARAHAN STRATEGIS

  2 Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta Karya 0,5

  1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya 0,5

  C ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

  11 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 0,5

  10 Aspek Kelembagaan 0,5

  9 Aspek Pembiayaan 0,5

  8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0,5

  7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0,5

  6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0,5

  5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 0,5

  4 Profil Kabupaten/Kota 0,5

  3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0,5

  2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 0,5

  1 Pendahuluan 0,5

  2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0 B OUTLINE DOKUMEN

  1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0

  A LEGALISASI

ARAHAN KEBIJAKAN (4)

KABUPATEN/KOTA

PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)

  E PROFIL KABUPATEN/KOTA

  1 Geografi dan Administratif Wilayah 0,3

KELAYAKAN RENCANA (14,5)

  4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

  3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 2,0

  1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,0

  INVESTASI SEKTOR PBL

  4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0 H RENCANA PROGRAM

  3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 2,0

  2 Analisis Kebutuhan Pengembangan

Permukiman

2,0

  1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,0

  INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  G RENCANA PROGRAM

  10 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor 2,5

  9 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) 1,0

  8 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota 1,0

  7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0

  6 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 1,0

  5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1,0

  3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0

  2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2,0

  1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0

  F KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN

  7 Sosial dan Ekonomi 0,3

  6 Klimatologi 0,3

  5 Geologi 0,3

  4 Geohidrologi 0,3

  3 Topografi 0,3

  2 Demografi 0,2

KELAYAKAN PROGRAM (46)

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0

  I RENCANA PROGRAM

  1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, 3,0

  INVESTASI SEKTOR Permasalahan, dan Tantangan (Air PPLP Limbah, Persampahan, Drainase)

  2 Analisis Kebutuhan Sektor 6,0 Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

  3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria 6,0 Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

  4 Usulan Kebutuhan Program dan 6,0 Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) J RENCANA PROGRAM

  1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, 1,0

  INVESTASI SEKTOR Permasalahan, dan Tantangan AIR MINUM

  2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0

  3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria 2,0 Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Air Minum

  4 Usulan Kebutuhan Program dan 2,0 Kegiatan K KETERPADUAN

  1 Keterpaduan Program Berdasarkan 4,0 PROGRAM Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas

KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)

  L PERLINDUNGAN

  1 Analisis Perlindungan Lingkungan 3,0 LINGKUNGAN DAN (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) SOSIAL

2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0

KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)

  M ASPEK PEMBIAYAAN

  1 Profil Perkembangan APBD 1,0 Kabupaten/Kota

  2 Profil Perkembangan Investasi Bidang 1,0 Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat)

  3 Proyeksi Investasi Pembangunan 2,0 Bidang Cipta Karya

  4 Strategi peningkatan Investasi bidang 2,0

Cipta Karya

KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)

  N ASPEK

  1 Kondisi Eksisting (organisasi, 2,0 KELEMBAGAAN tatalaksana, dan SDM)

  2 Analisis Permasalahan (organisasi, 2,0 tatalaksana, dan SDM)

3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0

MATRIKS PROGRAM (6)

  O MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI

  INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN ENTITAS

  1 Telah memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya untuk Jangka Menengah (lima tahun) 3,0

  2 Telah memuat informasi keterpaduan pembangunan berdasarkan entitas wilayah dan sumber pembiayaannya 3,0