BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Agung Podomoro Group - Analisis Rasio Keuangan Pada PT Agung Podomoro Group yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Agung Podomoro Group Agung Podomoro Group (APG) merupakan salah satu pengembang properti

  terbesar di Indonesia. Proyek properti yang dijalani APG antara lain membangun perumahan, apartemen dan super-blok. APG didirikan pertama kali pada tahun 1969 oleh Anton Haliman. Pada saat itu proyek pertamanya adalah kompleks perumahan di kawasan Simprug, Jakarta Selatan. Selain itu, APG juga menjadi pelopor pembangunan perumahan mewah (real estate) di Sunter, Jakarta Utara. Mewujudkan visi, APG membangun kompleks perumahan dengan fasilitas lengkap untuk para penghuninya, seperti sekolah, pusat rekreasi, tempat ibadah, rumah sakit, dan pasar. Kemudian, grup mulai melebarkan usahanya dengan menggandeng beberapa perusahaan. Kini bisnis properti grup terdiri dari kompleks perumahan, pergudangan, dan industri.

  Sejak tahun 1986, perusahaan diambil alih oleh Trihatma Kusuma Haliman yang kemudian diambil kembali oleh PT. Indofica Housing. Pada saat itu perusahaan mampu memperluas area pengembangannya hingga lebih dari 517 hektar yang dipakai sebagai pembangunan kawasan eksklusif di Jakarta Utara yang menjadi salah satu pencapaian luar biasa dalam pembangunan real estate di Jakarta.

  Pada periode krisis keuangan yang melanda Indonesia di tahun 1997, ketika banyak usaha mengalami kesulitan, Agung Podomoro berhasil melaluinya berkat strategi yang diambil oleh manajemen atas grup ini, seperti keputusan krusial untuk membayar sebagian besar hutang APG pada awal 1997, mengesampingkan devaluasi mata uang, dan memperkenalkan kebijakan uang ketat. Pengalaman dari Bapak Trihatma saat mengatasi kesulitan dalam krisis Pertamina di tahun 1974 memberikan kepercayaan diri dan sikap yang tepat dalam grup untuk menghadapi situasi ini.

  APG kemudian memandang krisis 1997 sebagai tantangan dan kesempatan yang sangat baik. Dengan kecermatan melihat perubahan pasar, APG menemukan potensi besar di pasar. Salah satunya adalah kebutuhan untuk tempat tinggal di tengah kota. Langkah pertama yang dilakukan adalah membeli lahan dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan juga properti yang dimiliki pengembang-pengembang yang tekena dampak yang cukup berat dari krisis.

  Sebenarnya, semenjak tahun 1995 APG telah menjalankan proyek-proyek yang dibangun dengan konsep yang mirip dan kesadaran akan keterbatasan lahan di kota. Pembangunan Menteng Executive Apartment memberikan pilihan bagi masyarakat untuk tinggal di kawasan kolektif yang berlokasi di daerah suburban kota dan menjadi sebuah terobosan dalam pengembangan real estate. Sukses dengan proyek di Menteng, pada tahun 2000 dan selanjutnya, APG mulai berfokus pada pembangunan apartemen.

  Hingga tahun 2012, APG telah menyelesaikan 16 apartemen, 15 kawasan hunian dan 16 kawasan komersial mixed-use. Beberapa proyek APG antara lain Bukit Mediterania Samarinda, Permata Mediterania, Gading Grande Residences, Bukit Golf Mediterania, Villa Serpong, Permata Hijau Residences, The Pakubuwono Residences, Jakarta Residences, Thamrin Residences, Mediterania Marina Residences, The Peak at Sudirman, Sudirman Park, Central Park, Kelapa Gading Square, Mangga Dua Square, Thamrin City, dan beberapa proyek-proyek mewah lainnya. Seiring dengan perjalanan waktu, APG melebarkan sayapnya ke pembangunan Superblok, Mall, kawasan industri dan pergudangan. Pada tahun

  Sertifikat ISO 9001 untuk Menteng Executive Apartment dan Bukit Gading Mediterania di Kelapa Gading adalah sebuah pernyataan akan kapabilitas dan komitmen manajemen APG yang profesional terhadap para pemegang sahamnya.

  Pada tahun berlokasi di kawasan Central Park, Jakarta.

  PT Agung Podomoro Group Tbk. (“APG” atau “Perseroan”) adalah suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Barat, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia berdasarkan Akta No. 29 tanggal 30 Juli 2004, dibuat di hadapan Sri Laksmi Damayanti, S.H., sebagai pengganti Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C- 21538.HT.01.01.TH.2004 tanggal 26 Agustus 2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 090217027994 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Barat No. 1589/BH.09.02/X/2004 tanggal

  4 Oktober 2004, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 91 tanggal 12 November 2004, Tambahan No. 11289.

  Sejak pendirian, Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah: Akta No.

  7 tanggal 5 Juni 2012 yang dibuat di hadapan Ardi Kristiar, S.H., pengganti Yulia, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, yang isinya sehubungan dengan perubahan Pasal 3, Pasal 5 ayat 12, Pasal 18 ayat 2 dan Pasal 18 ayat 5 Anggaran Dasar Perseroan.

  Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU- 35086.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 27 Juni 2012 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas dengan No.

  0058436.AH.01.09. Tahun 2012 tanggal 27 Juni 2012 dan telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU.01.10-24859 tanggal 6 Juli 2012, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai Undang- Undang Perseroan Terbatas dengan No. AHU-0061792. AH.01.09 Tahun 2012 tanggal 6 Juli 2012 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang- Undang tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan TDP No. 09.02.1.68.27994 tanggal 6 Juli 2012

  Visi dan Misi PT Agung Podomoro Group: 1.

  Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang berkualitas.

  2. Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang saham.

  3. Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi para karyawan.

  4. Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks pengembangan manusia.

B. Struktur Organisasi PT Agung Podomoro Group

  Struktur organisasi PT Agung Podomoro Group dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

  Dewan Komisaris

  Board of Commissioners

  Komite Audit

  Audit Committee

  Audit Internal

  Internal Audit

  Direksi Komite Anggaran

  Board of Directors Budget Committee

  Komite Remunerasi

  Remuneration Committe Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

  Komite Kinerja

  Performance Committee

  Komite Audit Investigasi

  Audit Investigation Committee

  Pengembangan Pemasaran Keuangan Umum & SDM

  Bisnis Marketing Finance

  General Affairs & Bussiness Human Resources

  Manajemen Proyek Manajemen Property Hukum

  Project Management Property Management Legal Sumber: PT Agung Podomoro Group, 2015 (Data Diolah)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Agung Podomoro Group

C. Kegiatan Usaha Perusahaan Menurut Anggaran Dasar Terakhir, Serta Jenis Produk Dan/Atau Jasa Yang Dihasilkan

  Kegiatan usaha menurut Anggaran Dasar terakhir (Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Agung Podomoro Land Tbk. No. 07 tanggal 5 Juni 2012 yang dibuat di hadapan Ardi Kristiar, S.H., MBA, pengganti dari Yulia, S.H., Notaris di Jakarta Selatan) adalah sebagai berikut: 1.

   Kegiatan usaha utama:

  a) Pembangunan meliputi antara lain:

  1) Pemborongan/kontraktor, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawas pemborong bangunan gedung-gedung, perumahan, pusat perbelanjaan, jalan-jalan, jembatan-jembatan serta pemasangan instalasi-instalasi listrik, air, telepon dan pekerjaan umum lainnya;

  2) estate dan developer termasuk melakukan Real pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, pengurugan, dan penggalian tanah, membangun sarana dan prasarana/ infrasturktur, merencanakan, membangun, menyewakan, menjual dan mengusahakan real estate, kawasan terpadu, pusat perkantoran, gedung-gedung, perumahan, perkantoran, apartemen, perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana penunjang termasuk tetapi tidak terabatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, beserta fasilitasnya; b) Melakukan investasi baik secara langsung maupun melalui penyertaan

  (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal sehubungan dengan kegiatan usaha utama Perseroan, dalam perusahaan lain; 1)

  Melakukan penyertaan pada perusahaan-perusahaan lain yang memiliki kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan; dan

  2) Usaha-usaha dalam bidang jasa, termasuk antara lain jasa pengelolaan atau pengoperasian yang menunjang kegiatan usaha utama Perseroan, kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.

2. Kegiatan usaha penunjang:

  a) Melakukan perdagangan termasuk ekspor-impor, interinsulair, lokal, leveransir, grossier, supplier, distributor dan keagenan kecuali agen perjalanan;

  b) Perindustrian meliputi industri bahan bangunan, industri alat-alat listrik, industri garmen manufacturing industri perakitan (assembling); dan

c) Menyelenggarakan angkutan darat dengan menggunakan bus dan truk.

3. Produk dan/atau jasa yang dihasilkan:

   Kawasan properti terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran,

  pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan pusat rekreasi, beserta fasilitasnya.

D. Laporan Keuangan

  Menurut Syahyunan (2013:25), “Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum, laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami, dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya a taupun antar perusahaan sejenis”.

1. Neraca (Balance Sheet)

  Menurut Van Horne & Wachowicz (2005:193), “Neraca merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu yang menunjukkan total aktiva sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas pemilik”.

  Aktiva yang tercantum di bagian atas disusun berdasarkan tingkat likuiditas relatifnya. Kas dan setara kas (cash equivalents) adalah aktiva yang paling likuid.

  Lalu diikuti piutang usaha kemudian persediaan. Persediaan digunakan dalam kegiatan produksi suatu produk. Produk dijual dan menimbulkan piutang yang akan diubah ke kas dalam periode tagihan tertentu. Aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva berjangka panjang lainnya tercantum di bawah kolom aktiva lancar.

  Bagian bawah dari tabel menunjukkan kewajiban dan ekuitas pemegang saham perusahaan. Kewajiban jangka pendek adalah utang berjangka waktu satu tahun. sementara kewajiban jangka panjang adalah utang yang akan dibayar dalam waktu lebih dari setahun. Ekuitas pemilik akan dibayar hanya melalui dividen tunai reguler dan pembelian kembali saham biasa. Ekuitas pemegang saham terdiri atas beberapa subkategori: 1) Saham biasa dengan nilai nominal pari, dan 2) Tambahan modal disetor bersama-sama mewakili jumlah total uang yang disetor ke dalam perusahaan sebagai ganti kepemilikan saham biasa.

Tabel 2.1 PT Agung Podomoro Group Neraca Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan Rupiah) Tahun Keterangan 2010 2011 2012 2013 Aset Lancar

  

Kas dan setara kas 1.875.301.360 1.834.551.854 2.225.099.936 3.177.138.834

Piutang 433.924.741 1.149.611.568 1.762.996.645 1.622.931.030

Persediaan 1.935.469.547 1.314.900.907 1.738.403.612 2.978.498.405

Pajak dibayar dimuka 140.495.505 142.091.432 11.823.431 288.478.217

Biaya dibayar dimuka 2.532.800 21.084.362 66.814.586 72.715.564

Uang muka 88.647.015 224.091160 741.921.068 607.284.756

Jumlah 4.476.370.968 4.686.331.283 6.727.059.278 8.747.046.806

Aset Tidak Lancar

Persediaan 478.329.944 746.164.581 1.008.666.808 2.066.007.750

Aset keuangan lainnya 9.396.195 28.311.855 36.822.331 85.431.820

  • Biaya dibayar dimuka

  21.005.320 20.250.000 Investasi saham pada

intentitas asosiasi 170.221.640 218.463.856 262.834.498 183.573.495

Uang muka investasi

saham - - 229.200.000 166.200.347

Properti investasi 1.917.739.134 2.900.048.945 4.982.292.298 5.533.185.618

Aset tetap 684.010.014 2.220.358.779 1.835.091.719 2.756.004.948

Biaya yang ditangguhkan 18.537.227 17.454.811 30.149.548 22.651.662

  • Rekening bank 850.893 12.430.188 7.608.366 2.019.389 5.837.750 29.277.608 - Aset pajak tangguhan Goodwill - - 30.344.910 -

    Lain-lain 532.274 7.237.310 31.038.436 39.944.026

  

Jumlah 3.279.617.321 6.152.489.714 8.468.583.074 10.932.862.184

Total Aset 7.755.988.289 10.838.820.997 15.195.642.352 19.679.908.990

Sumber: PT Agung Podomoro Group, 2015 (Data Diolah)

Tabel 2.1 (Lanjutan) PT Agung Podomoro Group

  

Neraca

Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013

(dalam ribuan Rupiah)

  Tahun Keterangan 2010 2011 2012 2013 Kewajiban Jangka Pendek

Utang Bank 100.000.000 4.520.154 11.487.057 9.747.552

Utang usaha kepada pihak ketiga 219.494.041 464.978.298 761.161.682 1.141.400.648

Utang lain-lain 25.774.925 456.442.912 281.215.133 925.602.039

Utang pajak 79.239.148 122.644.313 264.438.272 238.393.956

Biaya yang masih harus dibayar 39.193.900 61.397.895 115.816.524 115.546.431

Utang jangka panjang - yang

jatuh tempo dalam satu tahun 139.659.548 380.444.431 862.299.748 814.363.776

Uang muka penjualan dan

pendapatan diterima di muka 888.142.172 1.299.856.037 2.002.424.246 1.963.584.415

Jumlah 1.491.503.734 2.562.062.584 4.298.842.662 5.208.638.817

Kewajiban Jangka Panjang

Utang jangka panjang 1.806.017.127 1.869.318.499 1.241.478.408 1.397.439.162

1.189.229.180 2.80.394.227 3.249.505.065 - Utang obligasi Uang muka penjualan dan

  • pendapatan diterima di muka 117.890.514 814.237.700 2.455.831.202

    Uang jaminan penyewa 11.488.520 40.708.672 65.112.859 91.733.619

    83.071 170.219 - - Kewajiban pajak tangguhan

    Kewajiban imbalan pasca kerja 14.862.322 28.337.195 46.589.655 63.907.515

  

Jumlah 2.048.675.781 3.245.490.060 4.547.895.920 7.258.586.782

Total Kewajiban 3.540.179.515 5.807.552.644 8.846.738.582 12.467.225.599

Ekuitas

Modal saham 2.050.000.000 2.050.000.000 2.050.090.000 2.050.090.000

Tambahan modal disetor 1.572.726.043 1.572.726.043 1.572.819.779 1.389.679.134

Opsi saham - 12.821.100 33.711.191 35.411.406

  • Ekuitas entitas anak 80.447.178 2.156.862 Selisih nilai transaksi
  • restrukturisasi (51.824.106) (182.797.788) (183.140.
  • Selisih transaksi ekuitas - - 3.861

    Saldo laba 280.442.404 863.001.038 1.552.096.888 2.280.526.025

    KEPENTINGAN NON-

    PENGENDALI 284.217.255 713.561.098 1.323.326.557 1.456.972.965

  

Total Ekuitas 4.215.808.774 5.031.268.353 6.348.903.770 7.212.683.391

Total Kewajiban dan Ekuitas 7.755.988.289 10.838.820.997 15.195.642.352 19.679.908.990

Sumber: PT Agung Podomoro Group, 2015 (Data Diolah)

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

  Menurut Menurut Van Horne & Wachowicz (2005:193), “Laporan laba rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode waktu tertentu, diakhiri dengan laba bersih atau rugi bersih untuk periode tersebut”.

  Laba rugi menunjukkan pendapatan, beban, dan laba bersih. Harga pokok penjualan mewakili biaya yang sesungguhnya dari memproduksi produk yang dijual selama periode terkait. Beban penjualan, umum, dan administratif serta beban bunga ditunjukkan secara terpisah dari harga pokok penjualan karena dipandang sebagai beban periode daripada biaya produk. Baris terakhir menyajikan laba ditahan dari laba bersih dikurangi pembayaran dividen.

Tabel 2.2 PT Agung Podomoro Group Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan Rupiah) Tahun Keterangan 2010 2011 2012 2013 PENJUALAN DAN PENDAPATAN USAHA 1.938.719.002 3.824.099.116 4.689.429.510 4.901.191.373 BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN LANGSUNG 1.327.166.246 2.416.178.373 2.604.942.909 2.546.320.651 LABA KOTOR 611.552.756 1.407.920.743 2.084.486.601 2.354.870.722

  Beban penjualan (118.443.345) (224.743.334) (288.892.380) (398.115.504) Beban umum dan administrasi (195.752.665) (352.661.567) (535.434.053) (681.146.092) Bagian laba bersih entitas asosiasi 47.922.569 61.142.215 94.738.997 78.870.642 Penghasilan bunga 78.464.049 80.065.810 148.000.832 80.065.810 Beban bunga dan keuangan (18.304.220) (123.237.957) (476.950.569) (378.462.634) Keuntungan lainnya – bersih 17.323.237 41.346.073 58.912.745 135.777.133

LABA SEBELUM PAJAK 382.490.373 888.230.223 1.097.546.731 1.177.175.519

  BEBAN PAJAK – BERSIH 100.675.781 203.321.472 256.255.978 246.935.022

LABA BERSIH 281.814.592 684.908.751 841.290.753 930.240.497

  2.000.000 123.005.400 123.005.400 - Pembayaran dividen Laba ditahan 281.814.592 682.908.751 718.285.353 807.235.097 Sumber: PT Agung Podomoro Group, 2015 (Data Diolah)

E. Rasio Keuangan

  Menurut Brigham & Houston (2001:78), “Analisis Rasio keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan”.

  1. Kegunaan Rasio Keuangan

  Menurut Van Horne & Wachowicz (2005:202), kegunaan rasio keuangan terbagi atas dua: a)

  Perbandingan Internal Analisis rasio dapat membandingkan rasio sekarang dengan rasio dahulu dan perkiraan di masa mendatang untuk perusahaan yang sama.

  b) Perbandingan Eksternal dan Sumber Rasio Industri

  Melibatkan perbandingan antara rasio suatu perusahaan dengan berbagai perusahaan lainnya yang hampir sama atau dengan rata-rata industri pada suatu periode. Perbandingan semacam ini memberikan pandangan lebih dalam mengenai kondisi keuangan dan kinerja relatif perusahan.

  2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

  a) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

  Menurut Van Horne & Wachowicz (2005 :205), “Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek”. b) Rasio Leverage (Leverage Ratio)

  Menurut Brealey, Myers & Marcus (2007 :75), “Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar leverage keuangan atau pembiayaan dengan utang yang ditanggung perusahaan ”.

  c) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

  Menurut Van Horne & Wachowicz (2005 :212), “Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur bagaimana perusahaan menggunakan aktivanya

  ”.

  d) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

  Menurut Syahyunan (2013:93), “Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen ”.

  e) Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

  Menurut Syahyunan (2013:93), “Rasio penilaian bertujuan menjadi tolok ukur yang mengaitkan hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham atau mencerminkan

  performance perusahaan secara keseluruhan ”.

Dokumen yang terkait

Perencanaan Produksi dan Kapasitas Jangka Menengah pada PT Sumatra Industri Cat

0 0 23

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perencanaan Produksi dan Kapasitas Jangka Menengah pada PT Sumatra Industri Cat

1 0 10

BAB I PENDAHULUAN - Perencanaan Produksi dan Kapasitas Jangka Menengah pada PT Sumatra Industri Cat

0 11 9

PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA MENENGAH PADA PT SUMATRA INDUSTRI CAT

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah) pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang

0 0 22

Penerapan Analisis Gerombol pada Indikator dari Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Gerombol 2.1.1 Pengertian Analisis Gerombol - Penerapan Analisis Gerombol pada Indikator dari Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penerapan Analisis Gerombol pada Indikator dari Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 7

BAB II DASAR TEORI - Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 28

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 5 21