BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Penilaian Kompetensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode Topsis Di Pt. Mutifa Pharmaceuticals Industry

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya perusahaan ini dimiliki oleh H. T. M. Panggabean yang

  mendirikan bangunan yang selanjutnya digunakan sebagai kantor serta pabrik farmasi dengan nama “SEJATI” yang saat itu memproduksi anggur obat dengan merk “SIAGOGO”. Pabrik farmasi didirikan dengan surat izin bangunan No.

  41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas Bangunan Kodati II Medan.

  Pada bulan Januari 1980, Bapak H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut dengan Bapak Drs. Weslyn Siahaan dengan akte No. 112 per tanggal 31 Januari 1980 dan didirikanlah PT. Mutiara Mukti Farma dengan Bapak Drs. Weslyn Siahaan sebagai direktur utama.

  Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81 memberi izin kepada PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah industri farmasi yang memproduksi obat-obatan serta menjualnya. Mulai dari sejak saat itu dengan surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/81 PT. Mutiara Mukti Farma mulai memproduksi obat-obatan sampai dengan saat ini.

  Perusahaan yang disebut PT. Mutiara Mukti Farma didaftarkan pada Pengadilan Negeri Medan dengan No. 85/PT/1980 tanggal 10 Juni 1980 atas dengan merk/alamat: ”PT. MUTIARA MUKTI FARMA (PT. MUTIFA) INDUSTRI FARMASI” atau yang selanjutnya disebut dengan nama resmi PT.

  Mutifa Pharmaceuticals Industry Jl. Brigjend. Katamso No. 200 Medan.

  Kemudian dengan akte No. 35 yang dibuat pada tanggal 29 November 1988 diadakanlah akte perubahan pemegang saham serta manajemen perusahaan yang selanjutnya diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-1134/HT/01/04 tahun 1989 pada tanggal 31 Januari 1989. Dalam akte tersebut berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris serta pemegang saham menetapkan bahwa sebagai penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan.

  Dalam perkembangannya PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry membeli sebidang tanah di Jalan Besar Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

2 Serdang seluas 8.622 m untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan

  menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pembangunan dimulai pada tahun 1992 sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tanggal 27 Juli 1994. Kemudian diadakan perubahan izin industri farmasi yang menggunakan CPOB dengan No. PO.01.2.01796 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994. Demikianlah sejarah keberadaan PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry yang sampai dengan saat ini memproduksi berbagai jenis obat-obatan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry dalam memproduksi jenis obat-obatan dapat dilihat dibawah ini:

  1. Tablet Sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih dan sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat tanpa zat tambahan.

  2. Kapsul Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.

  3. Kaplet Tablet yang berbentuk seperti kapsul.

  4. Serbuk (Powder) Campuran homogen dua atau lebih.

  5. Salep Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.

  6. Sirup Sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.

  7. Steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan

  Selain memproduksi obat-obat kimia, saat ini PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry juga tengah mengembangkan obat-obatan tradisional.

2.3. Lokasi Perusahaan

  PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry terletak di Jalan Besar Namorambe No. 68 Km 8,5 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

  2 Utara. Luas areal pabrik keseluruhan 9000 m . Dimana hasil peninjauan dapat

  disimpulkan bahwa lokasi perusahaan ini strategis karena: 1.

  Lokasi PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry tidak jauh dari Kotamadya Medan.

  2. Di sekitar Lokasi PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry terdapat banyak tenaga kerja yang memiliki keterampilan.

  3. Sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang untuk mempermudah penerimaan bahan baku, pengiriman barang jadi dan pemasaran produk.

2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur organisasi diperlukan agar dapat mengorganisasikan bagian yang berbeda-beda sehingga dapat memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan.

  Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan pimpinan

  Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dapat dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan dengan kondisi efisiensi yang tinggi. Dalam hal ini pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut juga diharapkan dapat diarahkan orang-orang yang berbeda dalam organisasi tersebut kepada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan disamping melaksanakan aktivitas masing-masing.

  Suatu struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry adalah struktur organisasi fungsional dan staff, dimana wewenang dari pimpinan utama diberikan sepenuhnya kepada masing-masing staff perusahaan tersebut. Dengan demikian pemimpin satuan dengan bidang-bidang tertentu ini dapat memerintah dan meminta pertanggung jawaban dari semua pimpinan satuan pelaksana yang ada, sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Struktur organisasi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

2.4.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

  Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program penerimaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan. Dengan adanya program rekruitmen ini diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

  Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga kerja pada PT. Mutifa

  

Pharmaceuticals Industry diatur sendiri oleh perusahaan dengan terlebih dahulu

  melihat situasi kegiatan yang ada, apakah perusahaan memerlukan karyawan atai tidak.

  Hal ini perlu diperhitungkan mengingat prinsip efektifitas dan efisiensi yang diterapkan perusahaan. Umumnya tenaga kerja pada PT. Mutifa

  Pharmaceuticals Industry terdiri atas tenaga kerja lokal.

  Jumlah tenaga kerja pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry sampai saat ini berjumlah 137 orang. Perincian tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry No. Uraian Jabatan Jumlah (Orang)

  1 Direktur Utama

  1

  2 Direktur

  1

  3 Asisten Direktur Utama

  1

  4 Manajer

  8

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry (Lanjutan) No. Uraian Jabatan Jumlah (Orang)

  21 Tukang Kebun

  7

  18 Tenaga Blister

  4

  19 Tenaga Strip

  7

  20 Pengemasan

  12

  1

  3

  22 Supir

  1

  23 Satpam

  3

  24 Jaga Malam

  3

  25 Cleaning Service

  17 Laboratorium

  16 Teknisi

  7 Unit Sirup

  11 Unit Puyer

  10

  8 Unit Kapsul

  6

  9 Unit Injeksi

  13

  10 Unit Tablet

  24

  6

  3

  12 Unit Cuci Botol

  4

  13 Gudang Kemasan

  4

  14 Gudang Bahan Baku

  3

  15 Gudang Barang Jadi

  3 Ketentuan jam kerja di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry, diatur menurut aturan shift. Waktu kerja di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry terdiri dari 2 bagian, yaitu: bagian kantor dan bagian keamanan, sebagai berikut:

  a. Bagian Kantor  Pada hari Senin sampai dengan Jum’at:

  Pukul 08.30

  • – 12.00 WIB (bekerja) Pukul 12.00
  • – 13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00
  • – 16.30 WIB (bekerja)  Pada hari Sabtu:

  Pukul 08.00

  • – 13.00 WIB (bekerja)

  b. Bagian Keamanan Pada hari Senin sampai dengan Minggu dibagi dalam 2 shift, yaitu:

   Shift I : Pukul 08.30 – 16.30 WIB  Shift II : Pukul 16.30 – 23.30 WIB

2.4.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

  Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dalam memberi upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan juga meningkatkan produktivitas kerja.

  Sejalan dengan maksud di atas, PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah karyawan. Pedoman yang diikuti

  Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan

  2. Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja, yaitu:  1 jam sebesar 1,5 kali upah setiap 1 jam kerja normal  2 jam sebesar 2 kali upah 1 jam kerja normal  3 jam keatas dibayar sebesar 3 kali upah setiap 1 jam kerja normal 3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap.

  Selain upah yang diberikan, perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian dan kesehatan. Dalam pelaksanaan Jamsostek, pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran dari kegiatan organisasi karyawan, seperti iuran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yakni sebesar 2% dari gaji karyawan.

  Selain itu perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan cuti kepada karyawan yang telah bekerja minimum 1 tahun. Hak cuti yang sedang hamil atau melahirkan, berhak mendapatkan cuti selama 3 bulan, sedang cuti haid selama 2 hari kerja setiap bulannya.

  Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry adalah: a.

  Imbalan resmi (gaji) dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap karyawan b.

  Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan c. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan d.

  Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan e.

  Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus. Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer f. Tunjangan hari raya g.

  Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.

  Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti: a.

  b.

  Jaminan hari tua atau uang pensiun c. Jaminan kecelakaan kerja, jaminan ini dilakukan dengan cara pemberian diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan dalam tugasnya d.

  Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi e. Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka diberikan tunjangan janda.

2.5. Proses Produksi

  Produksi yang dihasilkan perusahaan ini adalah obat. Proses pembuatan obat di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:

  Pencampuran Penyaringan

  Pengisian Dop Karet

  Pemeriksaan Dop Aluminium

  Pengecapan

  

Packing

  1. Proses Pencampuran (Compounding) Pada tahap ini semua alat-alat yang dipergunakan harus berada dalam keadaan steril. Masukkan ke dalam tabung kaca dengan volume 10 liter, Nipagin dilarutkan dengan menambahkan aqua pro injeksi lalu dimixer. Antalgin dimasukkan ke dalam larutan Nipagin. Antalgin, Nipagin dan aqua pro injeksi dimixer. Didihkan air di elemeyer dengan pemanasan suhu 90

  C, setelah itu masukkan Lactose kemudian aduk hingga semua bahan larut.

  Bahan yang sudah dilarutkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung lalu dimixer, tambahkan aqua pro injeksi. Proses pencampuran ini berlangsung selama 10 menit untuk 1000 vial. Ruangan pencampuran harus berada dalam ruangan ber-AC. Setelah bahan tercampur rata, maka obat tersebut dimasukkan ke dalam 1 botol (volume 10 ml) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, apakah dapat dilakukan proses selanjutnya atau tidak.

  2. Proses Penyaringan Pada proses penyaringan ini, bahan yang sudah dicampur kemudian disaring dengan glass filter G-4, ukuran saringan 0,2 migron dan kertas what man diameter pori menggunakan pompa vacuum. Diameter selang 0,5 cm, stick 0,2 cm. Penyaringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang ada dalam obat. Setelah tersaring obat dipindahkan ke dalam tabung yang lain.

  3. Proses Pengisian Pada proses pengisian, obat yang telah disaring tadi diisi dengan menggunakan mesin, di mana 1 tabung untuk menghasilkan 1000 vial, proses pengisian yang dilakukan 7 tabung (7000 vial), botol obat yang mau diisi telah disiapkan di meja lalu digeser ke unit dop karet.

  4. Proses Dop Karet Setelah obat diisi ke dalam botol kemudian botol ditutup dengan menggunakan dop karet yang sesuai dengan spesifikasi: warna abu-abu, tidak berlobang, bersih, tidak terkelupas dan tidak koyak dengan diameter 20 mm.

  5. Proses Pemeriksaan Setelah obat diisi ke dalam botol dan ditutup dengan dop karet, maka dilakukan pemeriksaan dengan cara mendekatkan vial yang berisi larutan injeksi ke lampu neon sambil digoyang-goyang. Apabila terdapat serat dan partikel maka disaring kembali hingga serat dan partikel hilang. Setelah itu dimasukkan ke dalam keranjang dan dibawa ke unit dop aluminium.

  6. Proses Dop Aluminium Setelah tahap pemeriksaan selesai maka botol ditutup dengan dop aluminium. Botol yang sudah ditutup dengan drop aluminium kemudian dikirim ke mesin cap.

  7. Proses Pengecapan Botol yang sudah ditutup dengan drop aluminium kemudian dicap dengan

8. Proses Packing Semua obat yang telah selesai dicap dibawa ke ruang pengemasan.

  Kemudian obat diberi etiket (ukuran 5 cm) dengan memakai lem dan dimasukkan ke dalam kotak (ukuran 1 cm x 10 cm) sebanyak 10 vial setiap kotak dan diberi brosur (kotak dan etiket sebelumnya telah diberi batch) lalu di cello tape. Kemudian kotak tersebut dimasukkan ke dalam kotak (ukuran 1 cm x 100 cm), isi kotak sebanyak 50 kotak kecil lalu di cello tape kertas dan siap untuk diantar ke gudang produk jadi.

  2.5.1. Standar Mutu Bahan / Produk

  PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry mempunyai standarisasi dalam menghasilkan produk. Pengawasan mutu dilakukan terhadap proses produksi yang ditujukan untuk menjaga konsistensi dari mutu produk. Produk yang bermutu dan pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan dalam menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat bergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan konsumen.

  2.5.2. Bahan Yang Digunakan

2.5.2.1.Bahan Baku

  Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang

  Semua bahan baku yang digunakan dibeli dari PT. SCHEIZEHALL kecuali aqua pro injeksi yang berasal dari hasil penyulingan di PT. Mutifa

  

Pharmaceuticals Industry . Dalam pembuatan injeksi bahan baku yang digunakan

  yaitu: 1.

  Bahan Berkhasiat Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi dengan formulasi yang telah ditentukan.

  • Nama Obat : Antalgin Bahan Berkhasiat : Antalgin - 2.

  Bahan Pelarut Bahan pelarut ini berguna untuk melarutkan atau mencairkan semua bahan- bahan baku yang digunakan.

  Nama Obat : Antalgin - Bahan Pelarut : Aqua pro Injeksi - 3. Bahan Pengawet

  Bahan pengawet ini berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

  Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengawet : Nipagin -

2.5.2.2.Bahan Tambahan

  produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan dalam memproduksi obat adalah sebagai berikut: Nama Obat : Antalgin - Bahan Tambahan : Lactose -

2.5.2.3.Bahan Penolong

  Bahan Penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai dari produk. Adapun bahan penolong yang digunakan pada pembuatan obat adalah sebagai berikut:

  1. Dop Karet Terbuat dari karet, ukuran 20 mm, berwarna abu-abu yang berguna menutup botol dan menembus jarum suntik. (PT. Igar Jaya Jakarta).

  2. Aluminium Terbuat dari alumnium dengan ukuran 20 mm, berwarna kuning (PT. Rimba Melati Medan).

  3. Keranjang Terbuat dari plastik yang berguna sebagai tempat obat.

  4. Terbuat dari seng dengan ukuran 1 m x 1 m yang berguna untuk tempat botol (flacon).

  5. Etiket Terbuat dari kertas dengan ukuran 5 cm x 3 cm, berguna untuk mengenal nama obat, no. batch, exp. Date (PT. SURYA SAKTI MEDAN).

  6. Lem Terbuat dari tepung kanji yang dilarutkan dengan air dan berguna untuk menempel etiket.

  7. Kotak Kecil Terbuat dari kertas karton dengan ukuran 5 cm x 10 cm, berwarna putih yang berguna untuk tempat mengemas obat berisi 10 botol dalam 1 kotak. (PT.

  SURYA SAKTI MEDAN) 8. Cello Tape

  Digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton yang telah berisi 10 botol dalam 1 kotak kecil.

  9. Kotak Karton Terbuat dari karton yang berguna untuk mengepak obat yang telah dikemas dalam kotak kecil yang berisi 50 kotak kecil. (PT. KARYA CIPTA MEDAN)

  10. Cello Tape Kertas Digunakan untuk merekatkan tutup karton yang telah berisi 50 kotak kecil dalam 1 karton.

2.5.3. Mesin dan Peralatan

2.5.3.1.Mesin Produksi

  Mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Mutifa

  

Pharmaceuticals Industry untuk mendukung kegiatan proses produksinya hanya

  mesin dan peralatan yang dapat dioperasikan, tetapi untuk meningkatkan hasil produksinya dilakukan modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang dilakukan oleh bagian teknik perusahaan ini.

  : Mesin Stik Mixer Pencampuran Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mencampur bahan baku agar dapat larut

1. Nama mesin

  Merk : SANXIONG

  Kuat Arus : 0,72 A Kapasitas : 10 liter/menit Daya : 125 watt Tegangan : 220 V Putaran : 1500 rpm

  2. Nama mesin : Mesin Pengisian Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengisi obat ke dalam botol flacon.

  Type : SO-45

  Tegangan : 150 V Putaran : 1500 rpm

  3. Nama mesin : Mesin Pengecap Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengecap botol yang telah diberi aluminium Kapasitas : 7000 vial/hari Daya : 0,18 Kw Phase : 1 Kuat Arus : 0, 72 A Tegangan : 220 V Frekwensi : 50 Hz

  4. Nama mesin : Oven Jumlah : 1 Unit Fungsi : Untuk mengeringkan obat yang telah digranulasi Kapasitas : 8000 vial Phase : 1

  Suhu : 90 C

2.5.3.2.Peralatan (Equipment)

  Peralatan yang digunakan oleh PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry merupakan sebagai alat bantu dalam melancarkan proses produksi mulai dari pengadaan bahan baku hingga penyimpanan produk jadi.

  1. Belt Conveyor Arus : 7, 09 A Daya : 5 HP Kapasitas : 850 kg/jam Voltase : 380 V Fungsi : Alat transportasi untuk membawa bahan baku

  2. Timbangan duduk Jumlah : 1 unit Fungsi : Untuk menimbang bahan baku Buatan : Ohio, Amerika Serikat

  Kapasitas : 0-1 kg

Dokumen yang terkait

BAB II KOPERASI KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas - Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

BAB 2 LANDASAN TEORI - Sistem Informasi Penggajian Pegawai PT Sucofindo Cabang Medan

0 0 12

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PIR ( pasif Infrared ) - Perancangan Pembuatan Sensor Pir untuk Mendeteksi atau Menghitung Obyek sebagai Pengendali/Pengatur Level Kecepatan Putar Kipas Berbasis Atmega 8535 secara Hardware

0 0 27

2. REVIEW OF RELATED LITERATURE 2.1 Novel - The Strategy of Jack Reacher to Find The True Shooter

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG - Persepsi Masyarakat Mengenai Pelayanan Publik di Rumah Sakit G.L Tobing Tanjung Morawa

0 0 27

BAB II PROFIL INSTANSI - Peranan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universtas Sumatera Utara

0 0 13

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara - Peranan Komunikasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Pengajardan Pegawai pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 20

BAB II AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN A. Sejarah Ringkas - Sistem Informasi Akuntansi Pengajuan Klaim Meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 0 17

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi - Analisis dan Perancangan Pengujian Nilai MSE (Mean Squared Error) pada Proses Penyisipan Label Citra dengan Menggunakan Metode Modified Least Significant Bit (MLSB)

0 0 17

Analisis dan Perancangan Pengujian Nilai MSE (Mean Squared Error) pada Proses Penyisipan Label Citra dengan Menggunakan Metode Modified Least Significant Bit (MLSB)

0 0 14