BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan

  Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas yang secara sistematis menjalankan fungsi danoperasionalnya untuk mencapai tujuan tertentu.Tujuan tersebut merupakan harapan yang ingin dicapai oleh setiap pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam perusahaan tersebut.Kinerja merupakan gambaran dari tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan suatu kegiatan operasional.Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah sartu alat ukur untuk mengukur kualitas prusahaan dan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas maupun hutang.

  Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian pelaksanaan tugas

  

(performance) setiap bagian atau unit dalam suatu organisasi atau perusahaaan sesuai

  dengan standar kinerja atau tujuan yang telah ditetapkan(Mulyadi, 2001).Pengukuran kinerja perusahaan berfungsi untuk memotivasi manajer dan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu profit yang optimal, serta sebagai alat monitoring untuk mencegah perilaku menyimpang oleh masing-masing pihak yang berkepentingan (Sabrina,2010).Dengan demikian pengukuran kinerja perusahaan diharapkan memberikan pengaruhpositifterhadap kinerja perusahaan.Pengukuran kinerja merupakan salah satu bentuk kewajiban dan tanggungjawab perusahaan dalam melaporkan kinerjanya, untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan realisasinya (Hardikasari,2011). Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar pihak yang keuangan sering digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan.Laporan keuangan adalah suatu cerminan dari kondisi perusahaan karena memuat informasi mengenai posisi keuangan, laporan kinerja manajemen, laporan arus kas dan perubahan posisi keuangan perusahaan.

  Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan keuangan perusahaan sepanjang waktu (Mulyadi 2001:416). Dengan mengukur kinerja, dapat diukur seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebuah perusahaan itu dalam mencapai tujuannya.

  Kriteria yang dipakai dalam mengukur kinerja keuangan berbeda-beda pada setiap perusahaan yang didasari oleh tujuan dan kepentingan pihak-pihak yang terkait. Terdapat berbagai cara dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan seperti

  

Return On Equity (ROE) dan Return On Asset ( ROA). ROE merupakan rasio yang

  digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola ekuitas yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan.Semakin besar ROEsemakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap setiap ekuitas yang dimiliki (Akroman, 2009). ROA menunjukkan kemampuan total asset yang dimiliki perusahaan dalam mengasilkan laba operasi. Hasil pengembalian total aktiva menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, semakin efektif kinerja perusahaan (Napitupulu, 2009).

  ROA dan ROE lebih mengandalkan laba semu perusahaan dan mengabaikan adanya biaya modal dalam perusahaan, sehingga tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pengukur kinerja keuangan lainnya yang dapat menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan lebih akurat.Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan juga dengan menggunakan ukuran nilai tambah ekonomi (Economic Value

  

Added -EVA).EVA merupakan suatu konsep yang memfokuskan perusahaan untuk

  menciptakan nilai tambah perusahaan dan menilai kinerja perusahaan secara adil dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada (Widayanto 1993).

  Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat diperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis.

  Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun

  

benefits yang dinikmati oleh stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung

  berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis.

  EVA dapat dihitung dengan mengurangi laba operasional setelah pajak (NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan.

  

EVA = NOPATWACC Keterangan:

  NOPAT (Net Operating Profit After Tax) = EBIT- Tax WACC = biaya modal rata-tara tertimbang ( Weighted Average Cost of CapitaL)

  Untuk mengetahui suatu perusahaan itu mengalami penambahan nilai ekonomi (Economic Added Value- EVA) atau tidak dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:

  • Jika EVA> 0, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut baik. Semakin besar EVA yang dihasilkan, semakin besar tingkat pengembalian investasi dari yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
  • Jika EVA< 0, menunjukkan tidak terjadinya proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan sehingga mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan buruk. Kondisi ini menunjukkan laba yang tersedia tidak memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham untuk mendapatkan hasil dari investasinya.

  menunjukkan posisi impas karena semua laba yang

  • Jika EVA = 0, diperoleh digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham (Widayanto, 1993).

2.1.2 Corporate Governance

  Corporate Governance atau yang dikenal sebagai tata kelola perusahaan

  muncul karena adanya pemisahan wewenang antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak pengelolaan perusahaan yang menimbulkan masalah agensi (agency

  problem). Manajer sebagai pengelola memiliki lebih banyak informasi mengenai

  perusahaan (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan informasi kepada pemilik, yang dapat dilakukan dengan pengungkapan informasi melalui laporan keuangan. Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut asimetri informasi ( information asimetry).

  Adanya asimetri informasi antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) memberikan kesempatan pada manajer untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam penyajian laporan keuangan yang menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja perusahaan (Ujiyantho,2007) . Melihat permasalahan tersebut, para pemegang saham merasa perlu untuk melakukan kegiatan pengawasan terhadap manajemen.Sistem pemonitoran dan pengontrolan yang diterapkan dalam perusahaan tersebut dikenal dengan istilah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

2.1.2.1Pengertian Corporate Governance

  Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan demi

  peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadapstakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Penerapan Corporate

  

Governance pada sebuah perusahaaan akan berpengaruh terhadap tercapainya keberhasilan perusahaan dalam menetapkan kebijakan strategis dalam menjalankan praktik bisnisnya. struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholderlainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

  Organization of Economic Coorporation and Development (OECD)

  (2004) mendefinisikan:Corporate Governance sebagai seperangkat sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Dimana, sistem tersebut berupa peraturan yang menetapkan hubungan antara hak dan kewajiban para pemegang saham, manajerial dan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan.

  Sir Adrian Cadbury (Global Corporate Governance Forum - World Bank,2000)menjelaskan Corporate Governance sebagai berikut:

  Corporate Governance is concerned with holding the balance between

  economic and social goals and between individual and communal goals. The Corporate Governance framework is there to encourage the efficient use of resources and equally to require accountability for the stewardship of those resources. The aim is to align as nearly as possible the interests of individuals, corporations and society. Penjelasan ini menekankan bahwa Corporate Governance merupakan keseimbangan antara tujuan ekonomi dan tujuan sosial serta tujuan individu dan tujuankomunitas.Disamping itu juga menekankan akuntabilitas dalam pengelolaan segalasumber daya yang memperhatikan seluruh kepentingan, baik individu, perusahaan, dan masyarakat. Keberadaan struktur dalam organisasi lebih menekankan bagaimana aktivitas dalam organisasi dibagi, diorganisir dan dikordinasi (Stoner et al penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk melakukan teknik monitoring kinerja perusahaan. Struktur

  

CorporateGovernance harus didesain untuk mendukung jalannya aktivitas

  organisasi secara bertanggungjawab dan terkendali dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG (Tranparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi,

  ) Kewajaran dan Kesetaraan .

  Lima prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh penerapan Corporate Governance dalam suatu perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2012).

  1. Transparansi ( Transparancy) Transparansi berhubungan dengan penyediaan informasi materiil perusahaan yang memadai, akurat dan tepat waktu, antara lain meliputi situasi keuangan, kinerja perusahaan, pemegang saham dan manajemen perusahaan serta faktor risiko yang mungkin timbul.

  2. Akuntabilitas (Accountability) Prinsip akuntabilitas berkaitan dengan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban setiap pemangku kepentingan dalam perusahaan, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi.Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan sistem kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan baik antara pemilik (pemegang saham) dengan manajerial (pengelola).

  Responsibilitas terkait dengan kewajiban perusahaan dalam mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan. Bentuk tanggung jawab dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

  4. Indenpendensi ( Indenpedency)

  

Independency (kemandirian) berhubungan dengan pengelolaan perusahaan

  secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atautekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan danperundangan-

  sehat.

  undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

  5. Kewajaran dan Kesetaraan ( Fairnes) Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan atas hak pemegang saham minoritas dan perlakuan yang wajar terhadap semua investor.Praktik kewajaran dan kesetaraan ini juga mencakup adanya sistem dari aturan dan hukum yang jelas serta berlaku untuk semua pihak.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Corporate Governance

  Penerapan Good Corporate Governanceakan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Menurut IICG (2013) berbagai manfaat yang diperoleh dengan penerapan Corporate Governance

  • Meningkatkan kinerja perusahaan karena proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik sehingga menghasilkan keputusan yang optimal, meninggkatkan efisiensi serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder .
  • Good Corporate Governanceakan meminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak manajerial perusahaan. Hal ini akan menekan kemungkinan kerugian (agency cost) bagi perusahaan maupun pihak yang berkepentingan lainnya akibat tindakan tersebut.
  • Memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, reabilitas, tanggung jawab dan keadilan dalam rangka memperkuat posisi perusahaan. Peningkatan nilai saham akan meningkatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan investasi mereka. Bagi pemegang saham, penerapan Good Corporate

  Governance dengan sendirinya akan meningkatkan nilai dividen yang mereka terima.

  • Penerapan Corporate Governanceakan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahan. Manajemen akan lebih hati-hati dan lebih transparan dalam menyajikan laporan keuangan karena adanya kewajiban untuk mematuhi aturan dan prinsip akuntamsi yang berlaku (Maksum, 2005).
  • Praktik Good Corporate Governance juga memperhatikan kepentingan karyawan sebagai bagian dari stakeholder sehingga motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga akan meningkat. Hal ini juga akan meningkatkan produktivitas dan rasa kepemilikan (sense of belonging) karyawan terhadap perusahaan.

  Berdasarkan manfaat dan keuntungan yang diberikan dalam penerapan

  

Good Corporate Governance , maka penting bagi para pelaku usaha untuk

  menerapkan Corporate Governance agar dapat mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkesinambungan.

2.1.2.3 StrukturCorporate Governance

  Pengimplementasian Good Corporate Governancemembutuhkan suatu bentuk mekanisme (Corporate GovernanceMechanism) yang dapat dipertanggungjawabkan.Struktur Corporate Governance merupakan aturan, prosedur, hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang mengawasi pengelolaan dalam pelaksanaan keputusan yang diambil.

  Terdapat dua pengendalian dalam penerapan Corporate

  

Governance, yaitu pengendali internal dan pengendali eksternal (Sutedi,

  2012).Pengendali internal perusahaan terdiri dari dewan komisaris dan dan dewan direksi.Pengendali eksternal meliputi kontrol yang melibatkan semua perangkat yang ada diluar perusahaan. Perangkat tersebut meliputi pasar uang dan pasar modal yang bersaing, perangkat hukum dan perundang-undangan yang lengkap, penegakan hukum yang adil, pasar barang dan jasa yang aktif dan terbuka serta konsumen yang aktif dan sadar akan hak dan kewajibannya. Pengendali eksternal ini lebih berperan untuk mendisiplinkan manajer pengaruh.

  Indikator-indikator strukturCorporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit.

2.1.2.3.1 Kepemilikan Manajerial

  Kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan menentukan kebijakan dan strategi yang akan diambil dalam menentukan pencapaian tujuan dalam perusahaan. Secara teoritis, jika kepemilikan manajemen rendah maka terjadinya perilaku oportunistik manajemen semakin besar (Jao dan Gagaring, 2011).Kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah agensi karena kinerja manajer akan lebih baik seiring dengan peningkatan saham manajer dalam perusahaan. Manajer akan berusaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

  Kepemilikan saham manajerial akan membantu menyelaraskan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manjer merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil serta ikut menanggung risiko dalam sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah (Sabrina,2010).

2.1.2.3.2Kepemilikan Institusional

  Kepemilikan saham instititusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, oleh investor institusionalakan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manejemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya kinerja manajemen (Sabrina, 2010).

  Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan mekanisme Corporate Governance yang kuat karena dapat memonitor kinerja manajemen perusahaan.

2.1.2.3.3Komisaris Indenpenden

  Komisaris indenpenden adalah anggota komisaris yamg tidak terlibat secara langsung dalam perusahaan dan tidak mewakili pemegang saham.Dewan komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara indenpenden, dalam arti dapat menjalankan tugas secara objektif dan bebas dari tekanan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap direksi.

  Peran dewan komisaris indenpenden diharapkan akan meminimalisir masalah agensi yang timbul antara direksi dan pemegang saham (Nababan,2013). Dewan komisaris memiliki peran yang penting dalam mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian tujuan perusahaan.

  Komite Audit merupakan salah satu dari komponen GCG yang berperan penting dalam system pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor indenpenden dalam proses pelaporan keuangan.

  Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 mendefinisikan komite audit adalah suatu badan yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam menjalankan tugasnya. Komite audit bersifat indenpenden baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan serta bertanggung jawab langsung kepada komisaris.

  Menurut IKAI(Ikatan Komite Audit Indonesia) tahun 2004, tugas pokok dari komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berkaitan dengan review sistem pengendalian pihak internal perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.

  Laporan keuangan merupakan suatu produk dari manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang kemudian diverifikasi oleh eksternal auditor.Dalam pola hubungan tersebut, komite audit berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dan eksternal auditor. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelahaan terhadap risiko perusahaan dan ketaatan terhadap peraturan.

2.1.3Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar total asset yang digunakan dalam perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan pemodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya (Bukhori, 2012). Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besardana yang dikelola dan semakin kompleks pengelolaannya.

  Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian yang lebih oleh masyarakat. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk menjaga stabilitas perusahaan dan meningkatkan kreadibilitasnya dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan besar memiliki basis pengguna laporan keuangan yang lebih besar( Jao dan Gagaring, 2011). Untuk menjaga stabilitas dan kreadibilitasnya, perusahaan tentu saja akan berusaha menjaga dan terus meningkatkan kinerjanya

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Penelitian mengenai pengaruh Corporate Governancedengan kinerja perusahaan telah banyak diteliti terlebih dahulu. Beberapa penelitian sebelumya dapat dilihat sebagai berikut:

  Sekaredi (2011), penelitian dilakukan dengan metode purposive sample.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan yang secara konsisten terdaftar sebagai perusahan LQ45 periode tahun 2005 sampai dengan 2009. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan, dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, dan komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.

  Penelitian Gurbuz et al.(2010) merumuskan hubungan antara Corporate

Governance terhadap kinerja perusahaan.Dalam penelitiannya tersebut, Gurbuz et al.

  (2010) menggunakan kepemilikan institusional sebagai variabel indenpenden dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

  Sabrina (2010) yang meneliti hubungan antara Corporate Governance dan struktur perusahaan terhadap kinerja perusahaan.Penelitian ini menggunakan 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan (ROE) sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan.

  Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bukhori (2012), penelitian dilakukan dengan menggunakan metode random sampling terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010.Sebanyak 160 perusahaan digunakan sebagai sampel dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat kinerja perusahaan.Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

  Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Situmorang (2012) yang meneliti pengaruh GCG terhadap nilai dan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa secara parsial dan simultan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

  Amba(2013) juga meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.Penelitian ini menggunakan variabel komisaris yang merangkap (CEO duality), komite audit, komisaris indenpenden, kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan, investor institusional.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Komisaris yang merangkap (CEO duality), komisaris indenpenden dan leverage berpengaruh negatif terhadapkinerja perusahaan sementara komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

  Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

  Penelitian

  1 Sekaredi Pengaruh Variabel Kepemilikan (2011) Corporate Indenpenden: institusional

  Governance Ukuran dewan berpengaruh positif terhadap Kinerja komisaris, ukuran signifikan terhadap Keuangan (Studi dewan komisaris kinerja keuangan pada Perusahaan indenpenden, perusahaan, yang terdaftar di ukuran dewan LQ45 tahun 2005- direksi, ukuran Dewan komisaris 2009) komite audit, dan independen kepemilikan berpengaruh negatif institusional. signifikan,

  Variabel Dewan komisaris Dependen: Kinerja berpengaruh positif

  Keuangan positif tidak (Tobins’Q;CFROA) signifikan,

  Dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, Komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.

2 Gurbuz et al. Corporate Variabel Kepemilikan

  (2010) Governance and institusional dan

  indenpenden:

  financial kepemilikan ukuran perusahaan performance with a perspective on institutional Ownership: Evidence from Turkey institusional, ukuran perusahaan

  Variabel

  4 Bukhori

  Variabel

  CEO duality, Komite audit, Kepemilikan Institusional

  Variabel Indenpenden:

  Governance and firms’ Performance

  5 Amba (2013) Corporate

  terhadap kinerja perusahaan, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

  Corporate Governance

  Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme Internal

  Variabel Indenpenden: Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan komisaris, dan Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: Kinerja Perusahaan (CFROA)

  Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

  Corporate Governance dan

  (2012) Pengaruh Good

  terhadap kinerja perusahaan (ROE) , Struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan

  Perusahaan (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

  Corporate Governance

  Terdapat hubungan positif antara

  Perusahaan (Tobins’Q ; ROE)

  Variabel Dependen: Kinerja

  komposisi Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran perusahaan

  Variabel Kontrol:

  Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional

  Variabel Indenpenden:

  struktur perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

  Corporate Governance dan

  (2010) Pengaruh

  3 Sabrina

  Komisaris yang merangkap (CEO duality), komisaris indenpenden dan leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan ;

  Dependen:

  Kinerja Keuangan Komite audit dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan.

6 Situmorang Pengaruh Variabel Secara parsial dan

  (2012) Corporate Indenpenden: simultan Governance Kepemilikan kepemilikan terhadap nilai Manajerial, manajerial dan perusahaan dan Kepemilikan kepemilikan Kinerja Institusional institusional tidak Perusahaan pada Variabel berpengaruh Perusahaan Dependen: Nilai terhadap kinerja Manufaktur yang Perusahaan dan perusahaan. terdaftar di BEI. Kinerja Perusahaan

2.3 Kerangka Konseptual

  Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian berikut:

  Corporate Governance (X 1 ) Kepemilikan Manajerial KINERJA

  Kepemilikan Institusional KEUANGAN

  Komisaris Indenpenden ( EVA)

  (Y) Komite Audit Ukuran Perusahaan (X 2 )

  Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

  Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa kinerja keruangan perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris indenpenden, komite audit dan ukuran perusahaan.

  

2.3.1 Pengaruh struktur Good Corporate Governance terhadap Kinerja

perusahaan

  Teori keagenan menjelaskan bagaimana pihak-pihak tang terlibat dalam perusahaan berprilaku. Pada dasarnya pihak-pihak yang terlibat memiliki kepentingan yang berbeda karena adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendali perusahaan.Perbedaaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik yang potensial dalam perusahaan.Corporate Governance merupakan bertujuan untuk mengurangi kepentingan pemegang saham dan stakeholder lainnya.Adanya good corporate governance manajer dapat diawasi dengan baik dan agency cost dapat dikurangi (Sabrina, 2010).

  Kinerja keuangan perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusan perusahaan dalam menerapkan corporate governance. Perusahaan yang menerapkan

  

corporate governance yang baik memiliki kinerja operasional perusahaan yang

  baik dan di ikuuti oleh kinerja pasar yang baik yang terlihat dari nilai saham perusahaan (Sabrina,2010). Menurut Niu (2006) dalam Praptiningsih (2009), struktur corporate governance yang kuat akan menekan perilaku opurtunistik yang dilakukan manajemen sehingga akan meningkatkan kualitas dan keandalan penyajian laporan keuangan. Menurut Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Trisnantari (2010) semakin baik implementasi corporate governance dalam perusahaan akan meningkatkan nilai pasar perusahaan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan harga saham yang dibayar oleh investor. Hasil penelitian Silveira dan Barros (2006) menemukan adanya pengaruh yang signifikan penerapan corporate

  

governance terhadap nilai peruasahaan.Gunarsih (2003) menemukan bahwa

corporate governance yang diproksikan dengan struktur kepemilikan

  berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

  2.3.1.1 Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan

  Menurut Jansen dan Meckling (19760 dalam Trisnantari (2010) besarnya keputusan oleh manajer sebagai pemegang saham. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham.

  Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa masalah keagenan dapat dikontrol dengan meningkatkan kepemilikan manajerial (sartono, 2001).Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, pihak manajemen akan mengutamakan kepentingan pemegang saham karena mereka merupakan bagian dari pemegang saham.Menurut Trisnansari (2010), manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dimana hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.

  2.3.1.2 Kepemilikan Institusional dan Kinerja Perusahaan

  Kepemilikan institusonal bertindak sebagai pihak yang memonitor pengelolaan perusahaan dan penegendali tindakan manajemen perusahaan.

  Investor institusional akanmemantau secara professional perkembangan investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham. Hal ini memperkecil kemungkinan manajemen untuk melakukan kecurangan sehingga dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dan kepentingan stakeholder lainnya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

  Kepemilikan Institusional dalam proporsi yang besar akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Menurut Slovin dan Sushka (1993) dalam Trisnansari (2010), nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif. Semakin besar kepemilikan institusional semakin besar kontrol eksternal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi

  2.3.1.3 Komisaris Indenpenden dan Kinerja Perusahaan

  Komisaris indenpenden merupakan faktor penting yang mempengaruhi manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan.Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Mizruchi (1983) dalam Hapsoro (2006) bahwa dewan komisaris merupakan “the ultimate center of control”.Semakin besar fungsi service dan kontrol dewan komisaris semakin baik kinerja perusahaan karena semakin banyak ahli dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan operasional perusahaan.Coller dan Gregory (1999) menyatakan semakin besar dewan komisaris semakin mudah melakukan monitoring atas kegiatan perusahaan.

  2.3.1.4 Komite audit dan Kinerja Perusahaan

  Komite audit bertugas mengawasi dan menjaga kreadibilitas penyajian laporan keuangan serta berperan penting dalam menjamin terlaksananya

  

corporate governance yang baik. Keberadaan komite audit menjadi penghubung

  antara manajemen perusahaan dengan stakeholder lainnya dalam penyampaian informasi keuangan perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Black

  

et al , 2003;Daryatno, 2004; Veronica dan Yanivi, 2004; Siallagan dan

  Machfoedz, 2006). Hal ini membuktikan bahwa komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja keuangan perusahaan.

  H1: Struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, komite audit yang terdaftar di BEI.

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan

  Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari banyaknya asset yang dimiliki perusahaan.Darmawati 92004) dalam Bukhori (2012) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki kekuatan financial yang lebih besar dalam menunjang kinerja dalam perusahaan, tetapi perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar.

  Lin (2006); Wreight et.al (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.Hal ini menunjukkan perusahaan besar lebih menjanjikan kinerja yang baik.Penelitian Moses(1987) dalam Dewi (2010) menemukan bahwa perusahaan besar mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat umum sehingga mengharuskan manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi resiko penyalahgunaan wewenang oleh manajemen. H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis menyatakan dugaan sementara hubungan antara variabel independen dalam penelitian ini ditentukan hipotesis alternatifsebagai berikut: H1: Struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

  H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Partikel Pemarkah Emotif Bahasa Jepang ; Satu Kajian Pragmatik

0 0 9

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 1 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10

I. Identitas Responden - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 11

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13