BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku konsumen

  Menurut Kotler dan Keller (2009:166), Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

  Sementar itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku konsumen melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan baha perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.

  Kotler & Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Budaya (Cultural Factors) Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar.

  Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.

  2. Faktor Sosial (Social Factors) Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh factor- faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

  3. Faktor Pribadi (Personal Factors) Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

  4. Faktor Psikologi (Psychological Factors) Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai ransangan pemasaran.

2.1.2 Keputusan Pembelian

  Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6).

  Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

2.1.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

  Menurut Kotler dan Keller (2009:184). Ketika membeli produk, secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan.

  Perilaku Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan pascapemb masalah informasi alternatif pembelian elian

  Sumber: Kotler dan Keller (2009:185) Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen 1.

  Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

  Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok: a) Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

  b) Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

  c) Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.

  d) Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk.

  3. Evaluasi Alternatif pertimbangan dariproduk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan infomasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan infomasi yang diperoleh dari luar membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

  Dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan, dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku pasca pembelian

  Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian kepuasan merupaka fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali.

  Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenernya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor, 2002:333).

  Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.

2.1.3.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

  Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement. yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan konsumen mengenai berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional, masalah- masalah ekonomi, sosial dan moral.

  Josep Plumer (dalam Suryani, 2008:74) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam: a)

  Bagaimana mereka menghabiskan waktunya

  b) Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya

  c) Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain d) Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal

Tabel 2.1 menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini/AIO).Tabel 2.1 Inventarisasi Gaya Hidup

  

Aktivitas Interest Opini

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri Hobi Rumah Masalah-masalah sosial

  

Peristiwa sosial Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan

  

Komunitas Makanan Produk

Belanja Media Masa depan Olahraga Prestasi Budaya

  Setiadi (2003:148) Sumber:

  Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya. Pertama, kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran pembelian dari pria ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku pembelian. Dengan perkataan lain perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen. (Setiadi 2003:148).

2.1.4 Harga

  Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. (Swastha dan Irawan, 2005:241).

  Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga

  oleh faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor eksternal lingkungannya.

  1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan organisasi perusahaan.

  a) Tujuan Pemasaran

  Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya menentukan strateginya atas produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya dengan baik, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan berjalan dengan baik b) Strategi Bauran Pemasaran

  Perusahaan-perusahaan seringkali menempatkan produk mereka melalui harga dengan mendasarkan keputusan bauran pemasaran lainnya lewat harga yang ingin mereka bebankan.

  c) Pertimbangan Organisasi

  Manajemen harus memutuskan siapa yang harus menetapkan harga di dalam organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan manajemen puncak sedangkan dalam perusahaan besar penetapan harga biasanya 2.

  Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan-keputusan penetapan harga meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan, dan elemen-elemen lingkungan lainnya.

  a) Pasar dan Permintaan

  Ketika biaya menjadi dasar penetapan batas bawah harga, pasar dan permintaan menjadi dasar penetapan batas atasnya. Baik konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat dari memilikinya.

  b) Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing

  Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan adalah biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan.

  c) Faktor-Faktor Eksternal Lainnya

  Ketika menetapkan harga, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki dampak yang besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan serta faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi, inflasi dan tingkat bunga yang mempengaruhi baik biaya produksi maupun persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk.

  Menurut Swastha (2001:186) pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:

  1. Mendapatkan Pengembalian Investasi yang Ditargetkan atau Pengembalian Pada Penjualan Bersih.

  Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

  2. Mencegah atau Mengurangi Persaingan Tujuan penetapan harga yang ini biasanya dipakai oleh perusahaan baru atau perusahaan yang sedang memasarkan produk baru. Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijakan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama..

  3. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share Memperbaiki market share mungkin dilaksanakan bila mana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, di samping juga kemampuan di bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan dan sebagainya. Dalam hal ini hal merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share.

  4. Memaksimumkan Laba Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjualan dan pembelian. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjualan mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

2.1.5 Kelompok Referensi

  Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung (tatap muka) terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. (Kottler dan Keller, 2009:170).

  Kelompok referensi bisa juga disebut dengan kelompok acuan yang merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai pengaruh nyata bagi individu. Konsumen yang mengacu perilakunya pada kelompok rujukan tertentu belum tentu menjadi anggota kelompok tersebut.

  (Suryani, 2008:215).

  Sementara itu Setiadi (2003:266) kelompok referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar epmbanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang.

  2.1.5.1 Jenis Kelompok Referensi 1.

  Formal / Informal : formal memiliki struktur yang jelas, informal tidak Primer / Sekunder : primer melibatkan interaksi langsung tatap muka, sementara grup sekunder tidak

  3. Keanggotaan : seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan kelompok referensi

  4. Aspirasional : seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi kelompok referensi aspirasional

  5. Disosiatif : seseorang berupaya menghindari atau menolak grup referensi disosiatif

  2.1.5.2 Kelompok Referensi yang Relevan Dengan Perilaku Konsumen

  Menurut Suryani (2008:219) di masyarakat ada berbagai kelompok, namun demikian diantara berbagai jenis kelompok tersebut yang relevean bagi pemasar untuk di jadikan peluang dalam pemasran produk atau jasa dan dijadikan saran strategi pemasaran adalah:

  1. Keluarga Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan penting dalam sosialisasi anggotanya terhadap perilaku penggunaan produk.

  2. Kelompok Persahabatan Kelompok persahabatan merupakan bentuk dari kelompok informal. Konsumen sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial melalui persahabatan.

  3. Kelompok Sosial Formal Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang-orang yang arisan, kelompok keagamaan dan lain-lain.

  4. Kelompok Pembelanja Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok anak muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan berbelanja, karena kesamaan minat dan kebutuhan begabung dalam suatu kelompok.

  5. Kelompok Kerja Bagi konsumen yang bekerja yang sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat kerja, keterlibatan dalam kelompok kerja menjadi hal penting.

6. Kelompok Gerakan Konsumen

  Kosumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan menyadari pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak konsumen membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok gerakan konsumen.

  

2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh

Kelompok Referensi

  1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai produk atau merek tertentu. Suatu kelompok pembelanja akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam hal pemilihan merek kepada mempunyai informasi yang banyak dan lengkap tentang berbagai merek dan dalam interaksi komunikasi tentang pentingnya memilih merek dan infromasi berbagai merek dan kinerjanya sering terjadi antara anggota kelompok.

  2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan dalam interaksi, menyampaikan ide dan bertanya kepada yang lainya. Pengaruh kelompok akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana untuk saling berbagi pengalaman dan diskusi untuk membanding berbagai pilihan dan perilaku belanja dan perilaku konsumsi.

  3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap kelompok yang mempunyai pengaruh kuat pada anggotanya untuk menyesuaikan sikap dengan sikap yang dikembangkan oleh kelompok, akan lebih berpengaruh dibandingkan kelompok yang lemah dalam mempengaruhi perilaku anggotanya.

  4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama dengan yang digunakan kelompok. Kelompok yang mempunyai kekuatan dalam memberikan rekomendasi dan bahkan mengharuskan anggotanya untuk menggunakan suatu produk tertentu akan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku konsumsi dan perilaku belanja anggotanya, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

  Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain meliputi : Menurut Rizal (2010) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh

  Grup Referensi dan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty” menyimpulkan bahwa Variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian . Dalam penelitian ini diketahui secara parsial variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian. Secara simultan variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.. Kelompok referensi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Kelompok Referensi dengan uji t nilai t hitung > t tabel (3,478 > 1,660) dan nilai signifikan (0,021) < 0,05. Yang artinya vaiabel kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung > t tabel.

  Menurut Hariadi (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keptusan Pembelian Konsumen Pada Produk Project Microvision”. Produk, Harga, promosi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan uji t nilai t hitung > t tabel (3,442 > 1,660) dan nilai signifikan (0,001) < 0,05. Yang artinya vaiabel Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung > t tabel.

  Menurut Puspita (2013), dalam penelitiannya yang berjudulu “Pengaruh 9300”. Gaya hidup, Fitur, Harga, berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.Hasil penelitian dari data SPSS dengan uji t nilai t hitung > t tabel (5,292 > 1,664) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05. Yang artinya vaiabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung > t tabel.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.

  (Sugiyono, 2004:49).

  Menurut Kotler dan Armstrong (2009:181) keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan . Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan tiga variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi.

  Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk

  

image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.

  Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup berimbas pada perilaku konsumsi, dimana ketika seseorang mengkonsumsi atau membeli sesuatu bukan sekedar karena ingin membeli fungsi inheren dari produk tersebut, tetapi juga berkeinginan untuk membeli fungsi sosialnya. Menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu prosuk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli. Harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan beberapa hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relative sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

  Kelompok Referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang referensi memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Kelompok referensi digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan perilaku. Kelompok referensi mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua anggota- anggota kelompok sringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok.

  Gaya Hidup (X1)

  Harga Keputusan Pembelian (X2)

  (Y) Kelompok Referensi (X3)

  

Sugiyono (2004), Setiadi (2003), Kotler & Amstrong (2008) , Sumarwan (2003)

Sumber: Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

2.4 Hipotesis

  Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

  

Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Potensial Listrik - Chapter II (749.8Kb)

0 4 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Solusi Numerik Fungsi Gelombang Arah Radial Elektron Atom Hidrogen Dengan Efek Relativistik

0 2 18

Perlindungan Terhadap Paus Di Southren Ocean Whale Sanctuary Menurut International Convention For The Regulation Of Whaling (Studi Pada Sengketa Perburuan Paus Antara Jepang Dan Australia )

0 0 13

BAB II KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengantar - Analisis Partikel Pemarkah Emotif Bahasa Jepang ; Satu Kajian Pragmatik

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Partikel Pemarkah Emotif Bahasa Jepang ; Satu Kajian Pragmatik

0 0 9

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 1 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10

I. Identitas Responden - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 25