Tanaman Sayuran cabai indonesia. doc

1. Tanaman Sayuran (Cabai)
1.1. Pengertian dan Deskripsi Cabai
Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman
perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin.
Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1,
dan vitamin C.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena
memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan
yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe diperbanyak
melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama
dan penyakit . Cabe atau lombok merupakan tanaman yang mudah
ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Daerah sentral
produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes,
Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra
utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban,
Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar
Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan

yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan
keterampilan

dan

modal

cukup

memadai.

Untuk

mengantisipasi

kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan
pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
Tanaman cabai temyata masih satu famili (solanaceae) dengan
tanaman


kentang,

tomat,

terung,

ranti,

dan

tekokak,

sehingga

kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit.

Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa
(Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai.
Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan
dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya,

tanaman cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P.
nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut,
masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza,
sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe
jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan
obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu
berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Klasifikasi tanaman cabai :
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas


: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus

: Capsicum

Spesies


: Capsicum annum L.

Morfologi tanaman cabai :
a. Daun

Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya.
Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set.
Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau
tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian
bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau.
Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut.
Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1 —
5 cm.
b. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak
berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu,
kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai
rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk
jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter
bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau

hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling
bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu
semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
c. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya
terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang
merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun
tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke
arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
d. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang
sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai
termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya
tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol
dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja.
Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang
putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm.
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu

tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga

jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama),
sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk
mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih
diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam
jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai
yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu
angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan
antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu
kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang
dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga
tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di
dalamnya.
e. Buah dan biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak
dikenal dan memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe
bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile,
cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Hanya
ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky
bell dianggap sama.


1.2. Teknik Budidaya Cabai
Berikut cara budidaya tanaman cabai:
a. Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan
harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau
pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar
telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan
didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga
tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai

hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan
(kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai). Bila bibit
terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang
optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :


Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang,
tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko

serangan penyakit.



Outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px;
padding-right: 0px; padding-top: 0px;”> Lahan yang paling
baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak
perlu membajak cukup berat.



Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup
tersedia air.

b. Persiapan Lahan
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah
mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan
sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan
yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat
menanam cabe.

Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk
agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi
bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai
tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain
adalah sekitar 50-70 cm.
c. Persiapan Bibit
Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus.
Memilih bibit cabe yang berkualitas yang bias kita dapatkan pada

penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Kita juga bisa
memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu
sendiri.
Meletakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah
diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji
cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab.
Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap
dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.
d. Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya.
Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan

memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai. Lepas plastik polybag dan
pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik
(lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam
lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.
e. Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman,
pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit.
Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga
tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali
dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau
pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.
f. Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik
buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen
adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang.
Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang
kering dan sejuk.
g. Pascapanen

Setelah panen, buah cabai disimpan ditempat yang bersih dan
kering. Misalnya didalam rumah atau dilokasi lain yang teduh.
Tujuanya mencegah pembusukan sebelum dijual. Kemudian lakukan
sortasi untuk memisahkan buah cabai yang sehat, normal, dan baik
dengan buah yang kuran baik. Buah cabai yang berkualitas dianginanginkan terlebih dahulu sebelum dikemas.
Kemasan yang bisa digunakan untuk pemasaran adalah kemasan
karung jala berkapasitas 90-100 kg. Kemasan ini sangat praktis saat
pembongkaran, tetapi tidak dapat melindungi cabai dari kerusakan
fisiologis dan mekanis, terutama waktu pengangkutan.akibat timbunan,
cabai mengalami lecet atau patah dan akan membusuk saat tiba
ditempat tujuan.
Solusinya, bisa digunakan alternatif alat kemas yang lebih aman,
yaitu wadah keranjang bambu berukuran alas 44 cm dengan tinggi 44
cm dan diameter tutup 50 cm atau kemasan karton ukuran 35x40x50
cm yang telah diberi lubang-lubang berdiameter 1 cm ditiap sisinya.
Walaupun kapasitasnya hanya sebanyak 20 kg, kedua kemasan tersebut
lebih tahan terhadap benturan, bisa mengurangi penguapan, dan
mempunyai sirkulasi udara yang cukup baik.
Cabai yang akan dipasarkan di luar kota atau diekspor sebaiknya
dikemas dari bahan karton dan disusun secara teratur sampai
memenuhi volume ruang untuk mengurangi benturan antar buah yang
bisa menimbulkan cacat saat diangkut. Bentuk dan volume kemasan
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Sementara itu, untuk
pemasaran local cukup dikemas dalam karung tembus pandang dengan
volume 25-50 kg.
1.3. Tips Menanam Cabai Dimusim Hujan
Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan
tidak terancam gagal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama
kita menanam cabe pada musim hujan,antara lain :

a. Memperbaiki drainase di sekitar pertanaman. Air yang menggenang
menjadi pemicu berkembangnya OPT baik hama maupun penyakit
tanaman cabe. Usahakan agar air tidak tergenang di sekitar pertanaman
dengan cara memperbaiki saluran pembuangan air sehingga air
mengalir dengan lancar.
b. Membuat bedengan yang lebih tinggi. Membuat bedengan yang lebih
tinggi akan mengurangi tingginya kelembaban tanah karena banyaknya
air, usahakan membuat bedengan tanaman yang lebih tinggi dari saat
menanam cabe di musim kemarau. Tinggi bedengan bisa menjadi 60
– 70 cm yang biasanya hanya 50 cm.
c. Mengatur jarak tanam yang lebih lebar. Untuk mengurangi
kelembaban udara yang tinggi di sekitar pertanaman dan untuk
memberikan keleluasaaan cahaya matahari masuk ke skitar tanaman
cabe, tanamlah cabe dengan jarak tanam yang lebih lebar dengan pola
zig zag / segitiga. Beberapa petani yang sudah berpengalaman sering
memakai pola ini dengan jarak tanam 60 x 70 cm, walalupun
populasinya menjadi berkurang namun mempermudah pemeliharaan
tanaman dan memberikan iklim mikro yang lebih baik bagi tanaman
cabe.
d. Menggunakan Mulsa Pulsa Hitam Perak. Usahakan memakai mulsa
plastik hitam perak untuk mengntrol kelembaban tanah serta
mengurangi penyebaran penyakit karena cipratan tanah yang terkena
hujan yang kemungkinan mengandung bibit penyakit / patogen.
e. Pemantauan perkembangan OPT secara intensif. Perkembangan OPT
baik hama maupun penyakit sangat cepat pada musim hujan karena
cuaca yang mendukung perkembanganya. Oleh karena aturlah
pemantuan perkembangan OPT ini sejak awal untuk mengantisipasi
dan mengendalikan OPT sejak awal secara intensif terpadu.
f. Sanitasi sekitar pertanaman. Bersihkan areal pertanaman dari
rerumputan liar, gulma atau tanaman lainya yang bisa menjadi inang /
tempat hidup sementara bagi hama / penyakit.
g. Penggunaan pestisida dengan perekat dan perata untuk effektifitas
penggunaan pestisida. Pada musim hujan penggunaan pestisida untuk

mengendalikan hama / penyakit harus lebioh diefektifkan dengan
menggunakan bahan perekat perata sehingga pestisida mempunyai
daya lekat dan daya sebar yang lebih tinggi karena tidak mudah tercuci
oleh air hujan dengan intensitas tinggi. Bahan perekat perata yang
biasa dipakai oleh petani antara lain Agristic, untuk bahan perekat
perata lainya silahkan dipakai dengan rekomendasi petugas teknis atau
penyuluh pertanian setempat.
h. Penggunaan naungan plastik / paranet untuk pelindung tanaman.
Untuk mengurangi terpaan air hujan dengan intensitas tinggi, anda bisa
menggunakan naungan dengan plastik atau paranet. naungan plastik
bisa berbentuk rumah plastik sederhana (green house) maupun
berbentuk naungan memanjang sepanjang bedengan tanaman. Tentu
harus diperhitungkan pembiayaanya sebelum anda menggunakan
rumah plastik atau paranet ini.
1.4. Kandungan Gizi Cabai
Kandungan dan manfaat cabai belum banyak diketahui oleh
masyarakat. Cabai sebetulnya merupakan makanan kaya gizi. Cabai rawit
banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), lebih
daripada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya, dan semangka.
Bahkan kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan
segar. Tapi kandungan vitamin C cabai hijau lebih tinggi daripada cabai
rawit. Demikian pun paprika. Paprika merah punya kandungan vitamin C
lebih tinggi dua kali lipat daripada paprika berwarna lain. Kadar
betakarotennya pun lebih unggul sembilan kali daripada paprika hijau.
Sebagian besar kandungan betakaroten paprika terletak pada bagian dekat
kulit.
Zat yang membuat cabai terasa pedas adalah kapsaisin yang
tersimpan dalam “urat” putih cabai, tempat melekatnya biji. Karena itu,
untuk mengurangi rasa pedasnya, biasanya cabai merah dibuang bijinya
berikut uratnya. Kapsaisin cabai bersifat stomakik, yakni dapat
meningkatkan nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang
produksi hormon endorphin yang mampu membangkitkan sensasi

kenikmatan. Itulah sebabnya orang makan cabai ketika kepala pusing.
Rasa pedas yang ditimbulkan kapsaisin menghalangi aktivitas otak untuk
menerima sinyal rasa sakit yang kita derita. Senyawa kapsaisin ternyata
tak hanya merangsang nafsu makan, tetapi juga menjadi obat. Kapsaisin
mengencerkan

lendir

sehingga

melonggarkan

penyumbatan

pada

tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat
antikoagulan dengan cara menjaga darah.
Supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada
pembuluh darah. Tak heran, orang yang sering makan cabai kemungkinan
kecil menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Itu berarti
juga kecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner, dan
impotensi.
Cabai merah besar (Capsicum annuumL.) merupakan salah satu
jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai
mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan
manusia.. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan
yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.
Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti
kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum
annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang
tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah
zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
1.5. Macam – Macam Olahan Cabai
a. Cabai Kering
Biasanya jenis cabai merah besar dan keriting dikeringkan.
Caranya mudah, cukup gantung cabai segar atau jemur di bawah terik
matahari selama beberapa hari. Jangan lupa membaliknya tiap kali agar
kering merata. Setelah mengkerut dan kering benar, cabai merah kering
bisa disimpan dalam wadah kedap udara. Cabai merah ini memilki rasa
pedas yang sama bahkan melebihi cabai kering karena cairannya sudah
tak ada. Pastikan saat memakai, bijinya ikut diolah. Pilih cabai merah

yang utuh, tidak busuk untuk dikeringkan. Cabai kering ini tahan
disimpan berbulan-bulan.
b. Acar Cabai
Cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah enak dibuat acar. Rasa
asam yang mengiringi rasa pedas cabai membuat acar ini enak dimakan
sebagai pelengkap. Cuci bersih cabai rawit hijau atau merah, lalu
tiriskan. Rebus air secukupnya di dalam panci, beri cuka dan gula
secukupnya hingga rasanya pas. Angkat dari api, masukkan cabai rawit
dan diamkan hingga cairan perendamnya kering. Jika suka bisa
ditambahkan bawang merah atau bawang putih kupas utuh. Agar tahan
disimpan lama, siapkan botol-botol kaca yang sudah disteril dan
dikeringkan. Masukkan acar cabai dan tutup botol lalu simpan di tempat
sejuk dan kering atau di dalam kulkas. Acar ini tahan disimpan hingga 3
bulan.
c. Sambal Goreng
Sambal yang digoreng merupakan bentuk olahan cabai yang
populer. Haluskan cabai merah keriting atau besar bersama bawang
putih dan atau bawang merah, garam dan sedikit terasi. Tumis sambal
halus ini dengan minyak cukup banyak hingga mendidih dan minyak
menjadi kemerahan. Angkat, dinginkan dan taruh dalam botol atau
wadah bertutup yang steril atau bersih. Bisa ditaruh pada suhu ruangan
atau kulkas.
d. Cabai Bubuk
Jangan sepelekan cabai bubuk, meskipun dalam bentuk halus cabai
ini sama pedas dan kuat gigitannya. Untuk membuat cabai bubuk ini,
siapkan cabai merah kering (berbiji) yang bagus. Tumbuk halus atau
proses dengan grinder hingga menjadi bubuk halus. Taruh dalam wadah
bersih kedap udara dan simpan di tempat sejuk dan kering. Cabai ini
bisa dipakai untuk membuat sayur atau hidangan berkuah hingga aneka
tumisan.
e. Pasta Cabai
Pasta cabai adalah bentuk olahan cabai yang berbentuk bubur yang
diawetkan. Pasta cabai umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk
campuran bumbu masakan, biasanya cabai yang digunakan adalah cabai

besar. Pasta cabai sering digunakan sebagai bumbu inti untuk segala
jenis masakan seperti rending, gulai, sambal goring, bumbu bali, ricarica dan aneka masakan lainnya. Dengan pengolahan dan pengemasan
yang baik, pasca cabai dapat disimpan selama kurang lebih 6 bulan.
f. Saos Cabai
Saos cabai merupakan produk olahan langsung jadi yang berbentuk
pasta yang dapat langsung digunakan, untuk membuat saos cabe, dapat
ditambahkan bahan campuran lainnya seperti papaya, singkong atau ubi
jalar (tergantung bahan yang ada )
g. Manisan Cabai
Pada umumnya, cabai atau lombok banyak diolah menjadi sambal
ataupun saus. Selain dua produk tersebut, cabe dapat diolah menjadi
produk manisan.

Hama dan Penyakit Tanaman Cabai
a. Hama ulat
Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera
litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu
kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan
habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa
sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik
yang masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang
yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa
sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.



Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai
berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan
serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya
adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar
bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.



Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah
parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan
sebaiknya dilakukan saat malam hari.

b. Hama tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau
dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke
bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga
pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan
mati.


Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan
yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang
dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan
areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong.
Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.



Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau
seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau
berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.

c. Hama kutu daun

Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus
persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun
menjadi kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung.
Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna
kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan
yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.


Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian
musnahkan. Hindari juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka,
melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan
plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun.



Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung
fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada
sore hari.

d. Hama lalat buah
Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan
kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah.
Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak
dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah,
sehingga siklus serangan akan terus berulang.


Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok,
kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting,
agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat
buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing,
pisang, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan
dengan kebun buah.



Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan
menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat
tersebut pada kapas dan masukkan pada botol bekas air mineral.
Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu
bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari,
ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.

e. Hama trips (Thrips)
Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan,
terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil.
Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat
pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah
sekali menyebar.


Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti
kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun
efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu
mengendalikan hama jenis ini.



Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas.
Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore
hari.

Penyakit tanaman cabe
Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan
maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang
tanaman cabe, diantranya:
a. Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur
Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu
dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna

kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim
hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin,
air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada
benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas
patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar
lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan
memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan
menghebat bisa diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan
Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan
kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati
pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu,
pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan
dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.
c. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni
busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan
oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya
sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih
jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan
lama kelamaan mati.

Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen
seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara
berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan
pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya
tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu
tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya
adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di
lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.
Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati
dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat
menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya
adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan
oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racunracun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih
unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama
yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa
dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair
yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman
cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

f. Keriting daun atau mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan
hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.
Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan
penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah
parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini.
Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan
yang baik dan tepat.

Cabai Polybag
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat
berfluktuasi. Apalagi menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti
melonjak tinggi. Hal ini yang memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk
dijual maupun sekadar untuk persediaan sendiri. Sayangnya bagi yang tinggal
diperkotaan ketersedian lahan untuk bercocok tanam sangat terbatas. Namun hal
ini bisa disiasati dengan menanam cabe dalam pot atau polybag.
Cara menanam cabe dalam pot atau polybag cukup mudah dilakukan. Menanam
cabe bisa dilakukan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara umum
menanam cabe bisa dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan
laut. Suhu optimal bagi tanaman cabe ada pada kisaran 24-27oC, namun masih
bisa tahan terhadap suhu yang lebih dari itu. Sifat tersebut tergantung dari jenis
varietas cabe.

Salah satu jenis cabe yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah cabe
kerting. Jenis ini relatif lebih tahan terhadap iklim tropis dan rasanya pedas
banyak disukai di pasaran. Berikut ini kami paparkan tentang cara menanam cabe
keriting dalam polybag.
Pemilihan benih
Di pasaran banyak macam varietas cabe keriting, mulai dari hibrida hingga
varietas lokal. Cara menanam cabe lokal dan hibrida tidak mempunyai perbedaan
yang berarti. Hanya saja beberapa cabe hibrida dianjurkan dirawat dengan produkproduk obat-obatan tertentu. Varietas hibrida banyak didatangkan dari Taiwan dan
Thailand, sedangkan varietas lokal banyak ditanam di Rembang, Kudus, hingga
Tanah Karo, Sumatera Utara.
Saat ini terdapat varietas lokal hasil seleksi, produktivitasnya pun lebih baik
daripada varietas lokal tanpa seleksi. Benihnya dijual dalam kemasan kaleng
seperti tampar yang diproduksi Sang Hyang Sri. Dari segi teknis, cara menanam
cabe keriting lokal lebih sederhana dan anti ribet dibanding cara menanam cabe
hibrida. Cabe lokal lebih adaptif dengan kondidi lingkungan dibanding cabe
hibrida. Hanya saja produktivitasnya masih kalah dari hibrida.
Penyemaian benih
Cara menanam cabe dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari
benih atau biji. Pertama-tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu. Proses
penyemaian ini gunanya untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan
benih yang tumbuhnya kerdil, cacat atau berpenyakit. Selain itu juga untuk
menunggu kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di tempat yang lebih besar.
Tempat persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (8×9 cm), daun pisang, baki
(tray) persemaian, atau petakan tanah. Untuk melihat lebih detail silahkan baca
cara membuat media persemaian. Cara yang paling ekonomis adalah dengan
menyiapkan petakan tanah untuk media persemaian.

Buat petakan tanah dengan ukuran secukupnya, campurkan kompos dengan tanah
lalu aduk hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar perakaran bisa
menembusnya dengan mudah. Buat ketebalan petakan tersebut 5-10 cm, diatasnya
buat larikan dengan jarak 10 cm.
Masukkan benih cabe dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian siram untuk
membasahi tanah dan tutup dengan abu atau tanah. Setelah itu tutup dengan
karung goni basah selama 3-4 hari, pertahankan agar karung goni tetap basah.
Pada hari ke-4 akan muncul bibit dari permukaan tanah, kemudian buka karung
goni. Sebaiknya petakan ditudungi dengan plastik transparan untuk melindungi
bibit cabe yang masih kecil dari panas berlebih dan siraman air hujan
langsung. Tanaman cabe siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4
minggu, atau tanaman telah mempunyai 3-4 helai daun.
Penyiapan media tanam
Pilih polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat
menopang pertumbuhan tanaman cabe yang rimbun. Selain polybag, bisa juga
digunakan pot dari jenis plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga
menggunakan wadah-wadah bekas yang tidak terpakai lagi, beri lubang pada
dasar wadah untuk saluran drainase.
Cara menanam cabe dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari
campuran tanah, kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lainlainnya. Silahkan baca cara membuat media tanam polybag untuk penjelasan lebih
detail.
Beberapa contoh komposisi media tanam diantaranya adalah (1) Campuran tanah
dengan kompos dengan komposisi 2:1, (2) Campuran tanah, pupuk kandang, dan
arang sekam dengan komposisi 1:1:1, atau (3) Campuran tanah dan pupuk
kandang dengan komposisi 2:1. Apabila menggunakan pupuk kandang, sebaiknya
pilih pupuk yang telah matang. Lihat jenis dan karakteristik pupuk kandang.

Buat media tanam sehalus mungkin dengan cara mengayaknya. Campurkan
sekitar 3 sendok NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut
benar-benar rata. Lapisi bagian dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan
genteng, atau pecahan styrofoam. Gunanya agar air tidak menggenangi daerah
perakaran tanaman.
Pemindahan bibit
Setelah bibit tanaman dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabe dari
tempat persemaian kedalam polybag. Lakukan pekerjaan ini saat pagi hari atau
sore hari, dimana matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada
tanaman.
Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada
perakaran tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila
persemaian dilakukan di atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun
pisang lalu masukan seluruh tanah dalam tempat persemaian kedalam lubang
tanam. Apabila persemaian dilakukan di atas petak tanah atau tray, pindahkan
dengan tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan kedalam lubang
tanam.
Pemeliharaan dan perawatan


Pemupukan, berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok
makan NPK per polybag setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam
cabe secara organik, sebagai gantinya semprotkan pupuk organik cair pada
masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal
kompos atau pupuk kandang kambing pada saat tanaman mau berbuah.



Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari
sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.



Pengajiran, setelah tanaman cabe tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir
bambu. Ajir ini berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.



Perompesan, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya
dihilangkan (dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah
tanam, perompesan biasanya dilakukan tiga kali hingga terbentuknya
cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh kesamping ketika batang
belum terlalu kuat menopang.



Hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan
apabila tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada
hama putih semprot dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot
dengan insektisida secukupnya, kalau terlihat jamur gunakan fungisida.
Untuk bercocok tanam cabe organik gunakan pestisida alami, silahkan
lihat di cara membuat pestisida organik.

Pemanenan
Umur cabe dari mulai tanam hingga panen bervariasi tergantung jenis varietas dan
lingkungan. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna
merah, masih ada garis hijaunya. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang
optimal dan buah cabe masih bisa tahan 2-3 hari sebelum terjual oleh pedagang di
pasar. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering.
Hindari waktu panen pada malam dan siang hari.
SYARAT TUMBUH CABE RAWIT
Cabe dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 200 m di atas permukaan
laut. Tetapi bila udara sangat dingin sampai embun membeku (frost) mungkin
tanaman akan mati. Penanaman cabe pada waktu musim kemarau dapat tumbuh
dengan baik, asal mendapat penyiraman cukup . Temperatur yang baik untuk cabe
adalah sekitar 20 o – 25 o C. Bila temperatur sampai 35 o C pertumbuhan kurang
baik. Sebaliknya bila temperatur di bawah 10 o C, pertumbuhan kurang baik
bahkan dapat mematikan.
Curah hujan pada waktu pertumbuhan tanaman sampai akhir pertumbuhan yang
baik sekitar 600-1250 mm. Bila curah hujan berlebihan dapat menimbulkan

penyakit , terbentuknya buah kurang dan banyak buah yang rontok Tanah yang
tergenang air walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama , dapat menybabkan
rontoknya buah. Kekurangan hujan , dan tidak ada pengairan juga dapat membuat
tanaman cabe menjadi kerdil. Kelembaban yang rendah dan temperatur yang
tinggi menyebabkan penguapan tinggi , sehingga tanaman akan kekurangan air.
Akibatnya kuncup bunga dan buah yang masih kecil banyak yang rontok.
Cabe rawit dapat ditaam di segala jenis tanah asal gembur, cukup unsur hara dan
tidak tergenang air. Tanah yang asam kurang baik untuk pertumbuhan cabe, maka
perlu ditaburi kapur. Tanah yang baik bila mempunyai pH sekitar 6,5

Penanganan Pasca Panen Komoditi Cabai
Pasca panen pada tanaman cabai merupakan kelanjutan dari proses panen agar
bahan hasil panen tanaman cabai tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang
baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.
Penanganan pasca panen pada tanaman cabai secara garis besar terdiri dari 2 cara,
yaitu penanganan pasca panen primer dan penanganan pasca panen sekunder.
Berikut penjelasannya.
A. Penanganan pasca panen primer, meliputi :
1.

Teknik perlakuan panen

Panen merupakan kegiatan awal dalam penanganan pascapanen. Pada tahap ini
panen tanaman cabai dilakukan pada tingkat kematangan yang tepat dan dengan
hati-hati untuk menjaga mutu produk. Cabai dapat dipanen pada umur 60−75 hari
setelah tanam untuk yang ditanam di dataran rendah dan pada umur 3−4 bulan
untuk yang di dataran tinggi. Cabai dipanen setelah buahnya 75% berwarna merah
(Moekasan et al. 2005; Sumarni 2009). Panen dilakukan 3−4 hari sekali atau
paling lambat satu minggu sekali, sampai tanaman berumur 4−7 bulan (15 kali
panen) atau sesuai kondisi tanaman (Asgar et al. 2000; Sutarya et al. 1995). Buah
yang dipanen terlalu muda akan cepat layu, bobot cepat berkurang, cepat rusak
dan kurang tahan guncangan waktu pengangkutan.
2.

Sortasi

Konsumen terutama pasar swalayan, restoran dan hotel lebih mengutamakan
spesifikasi produk yang mereka inginkan dan untuk ini mereka berani membayar
lebih besar jika dibandingkan dengan pasar tradisional (wet market). Penampilan
produk yang seragam, baik ukuran panjang, diameter, bentuk, permukaan, warna,
maupun kekerasan buah, akan memberikan penilaian yang lebih baik. Untuk itu
diperlukan sortasi dan grading terhadap buah cabai yang diinginkan konsumen,
baik rumah tangga, kelompok konsumen swalayan, restoran, hotel, industri
pangan olahan tradisional maupun skala industri. Umumnya, sortasi dan grading
dilakukan oleh pedagang pengumpul.
Sortasi terhadap warna menjadi hal yang sangat penting bagi konsumen.
Karenanya harus ada upaya untuk menstabilkan warna cabe sebelum dikeringkan.
Petani di Indonesia akan menghamparkan buah cabai yang sudah dipetik di tempat
teduh dengan tujuan untuk mencegah pembusukan sebelum dijual ke pasar.
Tindakan seperti ini disebut curing yaitu mengondisikan buah cabe untuk dapat
menyesuaikan dengan keinginan dari pasar.
Dalam penelitian “Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen
Cabai Merah” memaparkan bahwa beberapa kelompok konsumen seperti hotel,
restoran, dan pasar swalayan memberi harga yang berbeda pada cabai berdasarkan

kelas mutu. Soetiarso dan Majawisastra (1992) melaporkan, konsumen
mempunyai preferensi yang berbeda dalam menempatkan urutan faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga pembelian cabai merah.
Buah cabai yang telah dipanen segera disortasi untuk mencegah kerusakan.
Penundaan sortasi akan mempercepat pembusukan. Cabai hasil sortasi yang
berkualitas kurang baik masih dapat dipasarkan, meskipun harganya rendah.
Sortasi yang dilakukan di petani berbeda yang dilakukan oleh industri (Asgar
2000). Petani umumnya mengharapkan semua hasil panen dapat dijual. Cabai
yang berkualitas baik dijual ke pedagang atau pasar swalayan, sedangkan yang
kualitasnya kurang baik dipasarkan ke pedagang pengecer atau pasar tradisional.
Demikian pula di tingkat pedagang, cabai yang berkualitas baik dijual ke industri
pengolah dan yang kurang bagus dijual ke pedagang pengecer. Industri
pengolahan menghendaki cabai yang berkualitas baik agar hasil olahannya
berkualitas prima.
3.

Penyimpanan

Di Indonesia, cabai umumnya lebih banyak diperdagangkan dalam bentuk segar.
Karena itu, para produsen dan pengelola komoditas cabai berupaya supaya cabai
tetap kelihatan segar. Untuk itu diperlukan tindakan yang benar pada saat
handling, pengemasan dan penyimpanan agar mutu tetap stabil dan bisa diterima
konsumen dengan harga yang tinggi.
Setelah pemetikan, proses fisiologi tetap berjalan, tergantung pada situasi luar,
seperti temperatur dan kelembaban. Proses fisiologi tetap dipertahankan tetapi
lajunya harus dikurangi. Caranya dengan menekan tingkat respirasi, yaitu
mengatur temperatur dan kelembaban udara di sekelilingnya dengan
menempatkan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali. Selain laju
respirasi, harus juga ditekan laju transpirasi yaitu proses penguapan dari buah
cabai dengan cara meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan temperatur,
atau dengan menempatkan buah cabai dalam kemasan tertentu untuk mengurangi
gerakan udara di sekeliling cabai.

Cabai yang telah dipanen dapat disimpan di lapangan atau di ruang tertutup, yaitu
bangunan berventilasi, ruang berpendingin atau ruang tertutup yang konsentrasi
gasnya berbeda dengan atmosfer. Penyimpanan yang baik dapat memperpanjang
umur dan kesegaran cabai tanpa menimbulkan perubahan fisik atau kimia. Cara
yang biasa digunakan adalah menyimpan cabai segar pada suhu dingin, sekitar
4OC. Menurut Asgar (2009), pendinginan bertujuan menekan tingkat
perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia. Penyimpanan pada suhu
rendah merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kesegaran cabai. Suhu
optimal pendingin bergantung pada varietas cabai dan tingkat kematangannya.
Pendinginan dengan menggunakan refrigerator umumnya lebih mudah
dibandingkan dengan cara lainnya. Namun, cara ini sulit diterapkan di tingkat
petani karena biayanya mahal. Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer atau
udara terkendali dapat memperlambat respirasi dengan mengurangi kandungan O2
serta meningkatkan kandungan CO2 dan N2. Dengan cara ini, aktivitas
metabolisme bahan akan berkurang sehingga memperlambat proses kerusakan dan
memperpanjang masa simpan. Pantastico et al. (1975) serta Dasuki dan Muhamad
(1997) menyatakan, penyimpanan dengan udara terkontrol dan dimodifikasi dapat
menghambat metabolisme sehingga menunda pematangan dan pembusukan buah.
Oleh karena itu, cabai yang akan disimpan hendaknya sehat, seragam
kematangannya, dan dikemas dengan baik.
4.

Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu produk cabai dari kerusakan
mekanis, fisik dan fisiologi pada saat handling, pengangkutan dan bongkar muat.
Kemasan yang ideal harus kuat, memiliki daya lindung yang tinggi terhadap
kerusakan, mudah di-handle, aman dan ekonomis. Wadah kemasan dapat dibuat
secara tradisional berupa keranjang bambu atau rotan, karung plastik polietilen
dan kardus berventilasi. Para petani dan pedagang cabai untuk pasar tradisional
biasanya mengemas cabai dengan karung plastik berlubang-lubang. Sementara itu,
pasar swalayan menghendaki kemasan dalam kardus.

Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu cabai sebelum dipasarkan.
Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil, mempertahankan mutu
dan penampilan, serta memperpanjang masa simpan bahan. Kemasan yang biasa
digunakan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai di pasar
domestik adalah keranjang bambu, peti kayu, dan plastik. Kemasan yang ideal
adalah yang mudah diangkat, aman, ekonomis, dan dapat menjamin kebersihan
produk. Kemasan lain yang biasa digunakan pedagang adalah jala dengan
kapasitas 9−100 kg. Kemasan ini sangat praktis, tetapi tidak dapat melindungi
cabai dari kerusakan mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan di
dalam alat angkut. Volume kemasan sebaiknya tidak melebihi 25 kg karena
kemasan yang terlalu besar dapat menurunkan mutu cabai, terutama yang berada
di bagian bawah (Setyowati dan Budiarti 1992). Kemasan yang baik dapat
menekan benturan, mempermudah pertukaran udara, dan mengurangi penguapan.
Prinsip pembuatan kemasan adalah ekonomis, bahannya tersedia, mudah dibuat,
ringan, kuat, dapat melindungi komoditas, berventilasi dan tidak bau.
5.

Pengangkutan

Pada tahap ini transportasi memiliki peranan penting untuk memindahkan cabe
dari lapangan ke tempat pengolahan (sertasi dan grading), kemudian ke pasar dan
gudang. Selama proses pengangkutan perlu dicermati penanganannya.
Pengangkutan dengan truk konvensional seperti kendaraan bak terbuka berbeda
dengan sistem non konvensional seperti kontainer dengan sistem udara terkendali.
Pengangkutan dengan sistem non konvensional cabe relatif lebih aman dari
kerusakan fisik, fisiologis maupun mekanis. Namun, pengangkutan dengan
kontainer baru digunakan oleh perusahaan besar yang mendapat kontrak dengan
pasar swalayan. Sementara itu, untuk pasar tradisional buah cabe lebih sering
diangkut dengan mobil bak terbuka.
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan pascapanen dan
distribusi cabai. Untuk memperpanjang kesegaran, biasanya pedagang
memerlukan alat angkut yang cocok untuk memperlancar pemasaran. Jika jumlah

cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya petani / pedagang menggunakan pikulan,
sepeda atau gerobak. Selama pengangkutan, cabai dapat mengalami kerusakan
mekanis karena kontak dengan wadah atau dengan cabai yang lain akibat
goncangan. Kerusakan fisiologis juga bisa terjadi akibat gangguan metabolisme
dalam bahan. Proses respirasi yang masih berlangsung dalam cabai yang
ditumpuk menghasilkan H2O, CO2, dan energi dalam bentuk panas. Jika panas
yang dihasilkan berlebihan akan mengakibatkan cabai menjadi layu, respirasi
makin cepat, dan jaringan sel mati. Menurut Hartuti dan Sinaga (1993),
pengangkutan cabai jarak jauh dengan menggunakan keranjang bambu, dapat
menekan susut bobot hingga 0%, tingkat kerusakan 1,30%, dan kesegaran cabai
cukup baik. Kemasan karton/kardus dengan kapasitas 20 kg dapat digunakan bila
dipadukan dengan karung jala yang dimasukkan ke dalam kardus berventilasi.
Pengemasan cabai yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan dan
kehilangan hasil selama pengangkutan. Menurut Sutarya et al. (1995),
pengangkutan cabai dalam jarak lebih dari 200 km dengan kemasan karung
berkapasitas 90 kg menyebabkan kerusakan hingga 20%.
6.

Pemasaran

Pemasaran produk pertanian khususnya cabai masih belum memiliki kepastian,
terutama harga. Saat ini, harga produk pertanian masih dipengaruhi oleh
banyaknya suplai di pasar, musim dan event - event tertentu seperti hari raya
keagamaan.
Jika suplai cabai di pasar terlalu banyak, harganya akan turun. Jika suplai sedikit
harganya akan meningkat dari harga rata-rata. Faktor yang paling mempengaruhi
harga cabai di pasaran adalah pengaruh musim.
MANFAAT CABAI
Meningkatkan imunitas
Warna merah cerah pada cabai merupakan sinyal kandungan tinggi beta karoten
atau pro vitamin A. Hanya dengan dua sendok teh cabai merah, memberikan

sekitar 6% dari nilai harian untuk vitamin C. Selain itu, ditambah dengan lebih
dari 10% nilai harian vitamin A. Vitamin A Sering disebut anti infeksi dan sangat
penting untuk membran mukosa yang sehat, yang melapisi saluran hidung, paruparu, saluran pencernaan dan saluran kemih yang berfungsi sebagai pertahanan
tubuh terhadap patogen.
Menurunkan Berat Badan
Penelitian medis baru-baru ini telah menunjukkan bahwa kandungan capsaicin,
dihydrocapsiate, membantu meningkatkan pengeluaran energi selama beberapa
jam setelah konsumsi makanan cabai. Selain itu, rasa yang kenyang yang
diberikan, secara teknis membantu tubuh tetap dalam rencana penurunan berat
badan untuk mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
Mengatasi Diabetes
Tingkat insulin yang tinggi berhubungan langsung dengan timbulnya diabetes tipe
2. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan memasukkan 24% cabai secara teratur
dimasukkan ke dalam makanan. Peptida juga mendorong hati agar lebih mampu
terhadap kelebihan insulin dengan adanya cabai.
Menyehatkan Pencernaan
Kita semua sering mendengar keluhan bahwa makanan pedas akan mengganggu
perut atau karena membuat mulas. Pada kenyataannya, banyak penelitian telah
membuktikan bahwa cabai pedas sebenarnya dapat mencegah gangguan
pencernaan kronis, membunuh bakteri penyebab tukak lambung, memicu fungsi
peristaltik usus dan bahkan tidak menyebabkan penyakit refluks asam. Manfaat
cabai mengandung kapsikin yang mampu merangsang mikroorganisme baik pada
pencernaan yang meningkatjan penyerapan nutrisi untuk sumber metabolisme.
Meredakan rasa sakit
Capsaicin topikal sekarang menjadi pilihan pengobatan yang diakui untuk sakit
osteoarthritis. Beberapa studi evaluasi meredakan nyeri tampaknya daftar manfaat

capsaicin to