24 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA (Di Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI DENGAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA
(Di Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009)
Martiningsih 1, Wening Desy Linawati 2
1
Dosen Akper Pamenang Pare
2
Perawat RSUD Kab. Kediri

Abstract
Important period in growth and development is under five period food or nutrition have important actor in
growth and development of under five, that nutrition of under five is different with adult people. To fulfill
nutrition of under five needs education is status or mother’s knowledge that becomesone of factor of growth
and development under five. If the nutrition of underfive is not or less completed, process of growth and
development can be impeded. It becomes the background of this research by the title the connection between
mother’s know;edge about nutrition and development of under five. (in Posyandu Mawar Kempleng
hamletPurwoasri subdistric Kediri region). This research intends to know the connection between mother’s
knowledge about nutrition and growth and development of inder five. This research design uses analytic
correlation. Mother’s knowledge about nutrition of underfive becomes free variable. Growth and
development of underfive become suspended sub variable. Population in this research were 57 mothers with

underfive in Posyandu Mawar Kempleng orchard. The sampling technique is simple random sampling. It is
got from Gamma correlation for growth of underfive, p value = 0,00 under α = 0,05 or p value = 0,000 <
α = 0,05 and for development of underfive. P value = 0,001< α = 0,05 it means that H2 received. So there
is connection between mother’s knowledge about nutrition and and growth development of under five. In
Posyandu Mawar Kempleng hamlet.
Mother’s knowledge about nutrition of underfive can influence growth and development of underfive so that
growth and development aren’t suspended
Key words : Mother’s Knowledge, Nutrition, Growth and Development, Underfive Children
PENDAHULUAN
Balita adalah potensi dan penerus cita-cita bangsa,
yang telah diletakkan oleh generasi sebelumnya.
Jika balita dipupuk dan dipelihara dengan baik,
maka balita akan tumbuh dan berkembang dengan
baik pula sesuai dengan keinginan dan harapan.
Akan tetapi bila balita tidak dipupuk dan tidak
dipelihara atau dirawat dengan baik, maka jelas
balita tidak akan tumbuh dan berkembang
sebagaimana mestinya. (suherman, 2000). Periode
penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan
selanjutnya. (soetjiningsih, 1995). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan
pada balita diantaranya faktor herediter, merupakan
faktor yang diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang balita disamping faktor

JURNAL AKP

lain, faktor lingkungan yang termasuk faktor
lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal,
lingkungan yang masih dalam kandungan dan
lingkungan post natal yaitu lingkungan setelah bayi
lahir (Alimul Aziz, 2005)
Makanan atau nutrisi memegang peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
balita, dimana nutrisi balita berbeda dengan orang
dewasa. Karena makanan bagi balita dibutuhkan
juga untuk pertumbuhan dan perkembangan,yang
dipengaruhi oleh ketahanan makan (food security)

keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup
pada ketersedian makananan dan pembagian yang
adil dalam keluarga (soetjiningsih, 1995). Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pada balita diperlukan
status pendidikan atau pengetahuan ibu yang juga
menjadi salah satu faktor pertumbuhan dan
perkembangan balita. Ibu dengan tingkat pendidikan

24

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses deferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi tugasnya termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
(Soetjiningsih, 1995).

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas
adapun peran perawat untuk menurunkan dampak
tersebut diatas yaitu meningkatkan pengetahaun ibu
tentang nutrisi pada balita dengan cara memberikan
penyuluhan, menyarankan kepada ibu untuk banyak
membaca buku,mencari sumber informasi di media
masa ataupun elektronik yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan balita, sehingga
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“Hubungan pengetahuan ibu tentang nurtrisi dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita (di Posyandu
Mawar Dusun Kempleng, Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri Tahun 2009)”

rendah biasanya sulit menerima arahan dalam
pemenuhan nutrisi. Nurtrisi merupakan kebutuhan
yang sangat penting pada balita (Alimul Aziz,
2005). Untuk mencakup nutrisi pada balita perlu
adanya peranan ibu tentang nutrisi pada balita.
Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat

membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
balita, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti
kekurangan energi dan protein (KEP), anemia,
defisiensi yodium, defisiensi seng(Zn), defisiensi
vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan
lain-lain (Alimul Aziz, 2005).
Adapun hasil berbagai survei penelitian dan
berita media massa selalu mengungkapkan kondisi
bayi dan balita balita yang menderita kelaparan di
berbagai wilayah Indonesia. Dari data BPS tahun
1999 menyebutkan bahwa data kurang gizi sebesar
5.256.587 balita (lefidus, 2008) gizi buruk atau
busung lapar disebabkan kurang energi protein
(KEP) yang merupakan akibat dari rendahnya
konsumsi makanan berprotein tinggi. Diperkirakan
di Indonesia kehilangan 220 juta 10 poin akibat
kekurangan gizi, balita yang kekurangan gizi akan
tumbuh pendek dan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan otak yang

berpengaruh pada rendahnya tingkat kecerdasan,
karena otak 60% terjadi pada masa dalam
kandungan sampai usia 2 tahun. Resiko meninggal
dari balita yang bergizi buruk 13 kali lebih besar
dibandingkan
balita
yang
normal.
WHO
memperkirakan 54 % penyebab kematian bayi dan
balita di dasari kekurangan gizi balita yang buruk
(Robitah, 2008).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti di posyandu mawar dusun kempleng
kecamatan purwoasri kabupaten kediri tahun 2008,
jumlah ibu dengan balita pada bulan September
2008 sebanyak 57 orang. Dan saat peneliti
melakukan wawancara pada 10 orang didapatkan
hasil 3 orang mempunyai pengetahuan baik tentang
nutrisi pada balita, 4 orang pengetahuan cukup dan 3

orang mempunyai pengetahuan kurang tentang
nutisi pada balita. Sedangkan dari data posyandu di
dapatkan jumlah keseluruhan balita yang mengalami
gangguan nutrisi sebayak 9 balita dan yang
mengalami gangguan perkembangan sebanyak 7
balita. Apabila nutrisi pada balita tidak atau kurang
terpenuhi, maka proses pertumbuhan dan
perkembangan dapat terhambat (alimul Aziz, 2006).
Bertambahnya perkembangan atau skill dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan

JURNAL AKP

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitain
ini menggunakan Cross Sectional. Dengan variabel
penelitian terdiri dari independen dengan skala
ordinal yaitu pengetahuan ibu tentang nutrisi pada
balita dengan intrument penelitian menggunakan

kuisioner tertutup. Dan variabel dependennya
terdiri dari 2 sub variable yaitu pertumbuhan balita
dengan skala ordinal untuk instrument penelitian
observasi berat badan dengan KMS sedangkan
perkembangan balita menggunakan alat instrumen
DDST II dengan pengambilan data menggunakan
teknik wawancara. Populasi berjumlah 57 ibu
dengan balitanya, dengan sampel berpasangan
berjumlah
20.
Dengan
pengambilannya
menggunakan simple random sampling merupakan
pemilihan sampel, dimana setiap elemen diseleksi
secara random dengan menggunakan undian
berdasarkan nomor peserta kemudian hasilnya
ditulis sesuai dengan nomor yang keluar. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar
variabel menggunakan uji statistic korelasi Gamma
menggunakan Program computer SPSS 12 for

Window.

25

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

45%

10

10
5
0

45%

8

65%


15

Responden

Respon
den

HASIL PENELITIAN
1. Data Umum

20%

15%

6
10%

4
2


< 25 25 - 35 > 35
tahun tahun tahun

0
Pelayanan
Kesehatan

Um ur

Televisi

Tetangga /
Saudara

Sumber Informasi

Diagram 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur di Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

100%

15%

0

20
n

20% 20%

5

Responde

45%

10

Responden

Diagram 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Sumber Informasi yang Didapatkan tentang nutrisi
balita
di Posyandu Mawar Dusun Kempleng
Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

10

0%

0

SD SM P SM A PT

Pernah Opname Tidak Pernah
Opname

Pendidikan
Status Kesehatan Balita

Diagram 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan di Posyandu Mawar Dusun Kempleng
Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

Diagram 4.6 Karakeristik Responden Berdasarkan
Status Kesehatan Balita di Posyandu Mawar Dusun
Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri
Tahun 2009

80%
15%
IRT

Swasta

Reponden

Responden

40%
20
15
10
5
0

5%
PNS

8
6
4
2
0

30%
20%
5% 5%
Anak keAnak keAnak keAnak keAnak ke
1

Pekerjaan

2

3

4

5

Urutan Balita dalam Keluarga

20
15
10
5
0

Diagram 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan
Balita Urutan Anak Keberapa Dalam Keluarga di
Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

100%

40%
8

0%
Pernah

Responden

Responden

Diagram 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Posyandu Mawar Dusun Kempleng
Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

Tidak

6

30%
20%

4

5%

2

5%

0

Pernah / tidak mendapatkan informasi
tentang nutrisi pada balita

1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang
Jumlah Saudara

Diagram 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pernah / tidak mendapat informasi tentang nutrisi balita
di Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri 2009

JURNAL AKP

Diagram 4.8 Karakteristik responden berdasarkan
jumlah saudara dari balita di Posyandu Mawar Dusun
Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri
Tahun 2009

26

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

2. Data Khusus
65%

Responden

15

dengan tingkat korelasi 0,909, jadi tingkat
kemakmuran hubungan positif (sangat erat),
Sedangkan untuk hubungan pengetahuan ibu tentang
nutrisi dengan perkembangan balita (di Posyandu
Mawar Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri di dapatkan hasil p value = 0,001
dibandingkan dengan α = 0,05, maka p value
< α sehingga H1 diterima, berati ada hubungan,
dengan tingkat korelasi 0,905, jadi tingkat
kemaknaan hubungan positif (sangat erat).

35%

10
0%

5
0
Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan Ibu

Diagram
4.9
Karakteristik
Responden
BerdasarkanPengetahuan Responden Tentang Nutrisi
Balita di Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2009

PEMBAHASAN
1. Pengetahuan ibu tentang nutrisi pada balita
Berdasarkan diagram 4.9 didapatkan data
sebagian besar dari responden berpengetahuan
baik tentang nutrisi balita sebanyak 13 responden
(65%), berpengetahuan cukup sebanyak 7
responden (35%) dan tidak satupun dari
responden yang berpengetahuan kurang tentang
nutrisi balita.
Hal tersebut dikarenakan beberapa hal dan
berdasarka Notoatmodjo (2007) pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu
proyek tertentu. Menurut Nursalam dan Pariani
(2001) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu umur, pendidikan, ekonomi,
informasi, pengalaman
Umur Semakin cukup umur, tingkat kemampuan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Pendidikan % diperlukan
untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup (Notoatmodjo,
2007). Hal ini sesuai berdasarkan diagram 4.1
menunjukkan hasil penelitian dari 20 responden,
didapatan sebagian besar responden berusia
antara 25 – 35 tahun sebanyak 13 responden
(65%), usia lebih dari 35 tahun sebanyak 4
responden (20%) dan sebagian kecil responden
berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 3
responden (15%).
Menurut Alimul Aziz (2006), orang tua yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi akan lebih
memahami dan memilih makanan yang baik
untuk balitanya. Didalam nutrisi banyak terdapat
unsur zat gizi yang diperlukan untuk
perkembangan otak sehingga pertumbuhan yang
dinilai dari berat badan menjadi normal dan
perkembangan yang dinilai dari motorik kasar,
motorik halus, bahasa dan perilaku sosial tidak
terhambat. Sesuai dengan diagram 4.2

Responden

65%

12
10
8
6
4
2
0

30%

5%
Berat badan Kurang gizi
normal
ringan

obesitas

0%
Kurang gizi
berat

Pertumbuhan Balita

Responden

Diagram 4.10 Karakteristik Rata-rata Berat Badan Balita
dalam 3 x Kunjungan ke Posyandu Mawar di Posyandu
Mawar Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri Tahun 2009
65%

14
12
10
8
6
4
2
0

35%

0%

Normal

Untestable

Perkembangan Balita

Diagram 4.11 Karakteristik Perkembangan Balita
Berdasarkan DDST II di Posyandu Mawar Dusun
Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri
Tahun 2009

ANALISA DATA
Dari uji statistic korelasi Gamma
menggunakan Program computer SPSS 12 for
Window. hubungan pengetahuan ibu tentang nutrisi
dengan pertumbuhan balita di Posyandu Mawar
Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten
Kediri di dapatkan hasil p value = 0,000
dibandingkan dengan α = 0,05, maka p value <
α sehingga H1 diterima, berati ada hubungan,

JURNAL AKP

27

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

sebanyak 1 responden (5%), anak ke-3 sebanyak
4 responden (20%), anak ke-1 sebanyak 6
responden (30%) dan sebagian besar balita
adalah anak ke-2 sebanyak 8 responden (40%).
Menurut Nursalam dan Pariani (2001), apa yang
telah dan sedang kita alami akan ikut membuat
dan mempengaruhi pengetahuan kita tentang
stimulus sosial, tanggapan akan menjadi salah
satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan,
seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan obyek psikologis. Seorang ibu
yang mempunyai anak lebih dari satu, akan lebih
berpengalaman dalam pemberian nutrisi pada
balitanya daripada seorang wanita yang baru
pertama kali menjadi ibu.

menunjukkan hasil
berpendidikan SMA
sebanyak 9 responden (45%) berpendidikan SD
dan SMP masing-masing sebanyak 4 responden
(20%)
dan
sebagian
kecil
responden
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3
responden (15%).
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada
umumnya berkaitan erat dengan berbagai
masalah kesehatan yang mereka hadapi
disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak
tahuan dalam mengatasi masalah yang mereka
hadapi.
Informasi Seseorang yang mendapat informasi
akan dapat mempertinggi tingkat pengetahuan
akan suatu hal (Notoadmojo, 2000). Berdasarkan
diagram 4.4 Pendidikan responden (100%)
pernah mendapatkan informasi tentang nutrisi
balita. Berdasarkan diagram 4.5 sumber
informasi tersebut sebagian besar diperoleh
responden dari pelayanan kesehatan dan televisi
masing-masing 9 responden (45%) dan sebagian
kecil diperoleh dari tetangga atau saudara
sebanyak 2 responden (10%). Dan Pengalaman
% Untuk dapat mempunyai tanggapan dan
penghayatan, seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan obyek
psikologis.

3. Perkembangan balita
Berdasarkan diagram 4.11 Hasil perkembangan
balita berdasarkan DDST II di Posyandu Mawar
Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri tahun 2009, yaitu tidak
satupun balita dengan perkembangan untestable
(0%), hampir dari setengah balita dengan tingkat
perkembangan suspect sebanyak 7 balita (35%)
dan sebagian besar balita dengan tingkat
perkembangan normal sebanyak 13 balita (65%).
Hal ini dikarenakan berdasarkan diagram 4.6
menunjukkan hasil penelitian dari 20 responden,
didapatkan hasil bahwa status kesehatan balita
yang tidak pernah opname sebanyak 20 balita
(100%).
Berdasarkan diagram 4.9 yang menunjukkan
bahwa sebagian besar dari responden
berpengetahuan baik tentang nutrisi pada balita
yaitu sebanyak 13 responden (65%). Menurut
Soetjiningsih (1995) balita yang menderita
penyakit
menahun akan terganggu tumbuh
kembangnya, disamping itu balita juga
mengalami stress yang berkepanjangan akibat
dari
penyakitnya.
Untuk
memperoleh
perkembangan balita yang optimal diperlukan
nutrisi yang sesuai dengan usia balita.

2. Pertumbuhan Balita
Berdasarkan diagram 4.10 Hasil rata-rata berat
badan balita dalam 3 kali kunjungan ke
Posyandu Mawar Dusun Kempleng Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri tahun 2009 yaitu
tidak satupun dari balita mengalami kurang gizi
berat (0%), sebagian kecil dari balita mengalami
obesitas sebanyak 1 balita (5%), hampir setengah
dari balita mengalami kurang gizi ringan
sebanyak 7 balita (35%) dan sebagian besar dari
balita mempunyai berat badan normal sebanyak
12 balita (65%). Hal ini dikarenakan berdasarkan
diagram 4.9 yang menunjukkan bahwa sebagian
besar dari responden berpengetahuan baik
tentang nutrisi pada balita yaitu sebanyak 13
responden (65%). Hal ini bisa berpengaruh
terhadap pemberian nutrisi pada balita, sehingga
pertumbuhan balita menjadi optimal.
Selain dari pengetahuan ibu tentang nutrisi pada
balita, pengalaman ibu juga bisa membuat
pertumbuhan balita menjadi normal. Berdasarkan
diagram
4.7
menunjukkan
karakteristik
responden berdasarkan balita urutan anak
keberapa dalam keluarga adalah sebagian kecil
balita adalah anak ke-4 dan ke-5 masing-masing

JURNAL AKP

4. Hubungan pengetahuan ibu tentang nutrisi
dengan pertumbuhan balita
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa dari 20 responden
yang
diteliti
menunjukkan
ibu
yang
berpengetahuan baik sebanyak 11 responden
(55%) dengan pertumbuhan balita obesitas
sebanyak 1 balita (55%) normal 9 balita (45%),
kurang gizi ringan 1 balita (5%) dan ibu yang
berpengetahuan cukup sebanyak 9 responden
28

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

(45%) dengan pertumbuhan balita obesitas (0%),
normal 3 balita (15%), kurang gizi ringan 6
balita (30%). Sedangkan dari uji statistik
menggunakan komputer dengan menggunakan
SPSS 12 hasil p value = 0,000 dibandingkan
dengan α = 0,05, maka p value < α sehingga H1
diterima,
berati
ada
hubungan
antara
pengetahuan ibu tentang nutrisi dengan
pertumbuhan balita (di Posyandu Mawar Dusun
Kempleng Kecamatan Purwoasri Kabupaten
Kediri Tahun 2009), dengan tingkat korelasi
0,909, jadi tingkat kemaknaan hubungan positif
(sangat erat)

sebagian besar dari responden status kesehatannya
tidak pernah opname
Hubungan Pengetahuan ibu tentang nutrisi
dengan pertumbuhan balita
Ada hubungan dengan p value = 0,000 dikarenakan
sebagian besar pengetahuan ibu tentang nutrisi
balita baik sehingga pertumbuhan menjadi normal.
Hubungan pengetahuan ibu tentang nutrisi
dengan perkembangan balita
Ada hubungan dengan p value = 0,001 dikarenakan
sebagian besar pengetahuan ibu tentang nutrisi
balita baik sehingga perkembangan balita tidak
terlambat.

5. Hubungan pengetahuan ibu tentang nutrisi
dengan perkembangan balita
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa dari 20 responden
yang
diteliti
menunjukkan
ibu
yang
berpengetahuan baik sebanyak 11 responden
(55%) dengan tingkat perkembangan balita
normal sebanyak 10 balita (50%), Suspect 1
balita (5%) dan ibu yang berpengetahuan cukup
sebanyak 9 responden (45%) dengan tingkat
perkembangan normal sebanyak 3 balita (15%)
Suspect sebanyak 6 balita (30%).
Sedangkan dari uji statistik menggunakan
komputer dengan menggunakan SPSS 12 hasil p
value = 0,001 dibandingkan dengan α = 0,05,
maka p value < α sehingga H1 diterima, berati
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang
nutrisi dengan pertumbuhan balita (di Posyandu
Mawar Dusun Kempleng Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri Tahun 2009), dengan tingkat
korelasi 0,905, jadi tingkat kemaknaan hubungan
positif (sangat erat)

SARAN
1. Hendaknya penelitian selanjutnya dengan
menggunakan jumlah sampel yang lebih besar
dan bisa dilakukan di lain tempat.
2. Instrumen kuesioner pengetahuan ibu tentang
nutrisi dirancang sendiri oleh peneliti, sehingga
untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan
validitas dan reabilitasnya dan masih perlu
disempurnakan.
3. Pada observasi pertumbuhan balita, peneliti
hanya
mengobservasi
berat
badan
menggunakan KMS, hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan alat pemeriksaan
untuk observasi sehingga dalam penelitian
selanjutnya bisa menggunakan instrumen
lainnya yang lebih akurat
4. Hasil dari penelitian dapat dijadikan masukan
pada lahan tempat dilakukan penelitian dan
perbaikan bila ada kekurangannya
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz, H. (2005). Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.
Alimul Aziz, H. (2006). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Anonim. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Nutrisi Balita. www.google.co.id. (download
: 07 Oktober 2008)
Anonim. (2008). Standart Nutrisi untuk Balita.
www.google.co.id. (download : 07 Oktober
2008).
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Djaeni, A. (2000). Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat
Lefidus, M. (2008). Angka Kejadian Gangguan
Nutrisi
pada
Balita
di
Indonesia.

SIMPULAN
Pengetahuan ibu tentang nutrisi balita
didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari
responden berpengetahuan baik sebanyak 11
responden (65%), dikarenakan sebagian besar
responden pernah mendapatkan informasi tentang
nutrisi balita.
Pertumbuhan balita sebagian besar dari
balita rata-rata mempunyai berat badan normal
sebanyak 12 balita (65%), dikarenakan sebagian
besar dari responden berpengetahuan baik tentang
nutrisi balita.
Perkembangan balita didapatkan hasil
sebagian besar balita dengan tingkat perkembangan
normal sebanyak 13 balita (65%), dikarenakan

JURNAL AKP

29

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

www.google.co.id. (download : 24 September
2008).
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. Dan Pariani, S. (2001). Pendekatan
Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : Infomedika.
Nuslaman. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Robitah. (2008). Angka Kejadian Gangguan Nutrisi
pada Balita di Indonesia. www.google.co.id.
(download : 24 September 2008)
Rusana.
(2008).
Penilaian
DDST.
www.google.co.id. (download : 07 Oktober
2008)
Santosa, S. (2004). Kesehatan Gizi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sinto. (2008). Kabutuhan Nutrisi pada Balita.
www.google.co.id. (download : 24 September
2008)
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : EGG
Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak.
Jakarta : EGC.
Wong, L. Donna. (2003). Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

JURNAL AKP

30

Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45