FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT NATRIUM DIKLOFENAK MENGGUNAKAN MATRIKS PATI BERAS KETAN PRAGELATINASI DARI KAMPAR

  

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT NATRIUM DIKLOFENAK

MENGGUNAKAN MATRIKS PATI BERAS KETAN PRAGELATINASI

DARI KAMPAR

Anita Lukman, Armon Fernando, Rindi Entika

  Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

  

ABSTRACT

  Formulation of sustained release tablet of diclofenac sodium was done using pragelatinized glutinous rice starch as matrix. The glutinous rice was collected from Kampar, Riau Province. The result of dissolution test in 8 hours period showed that formula I (Salo) was dissolved about 97,3%, formula II (Air Tiris) was about 96,7 % whereas formula III showed dissolution rate of 87,9 % in terms of drug- sustained release. Based on its dissolution rate, formula III (Rumbio) was chosen as the best formula. It was with agreement as the swelling value of its matrix, which was 343,4782 %. Kinetic of drug release from matrix show that formula I (Salo) and formula II (Air Tiris) followed Korsmeyer-Peppas equation, y = 0,485x + 1,630, r = 0,918 for formula I (Salo) and y = 0,354x + 1,739, r = 0,860 for formula II (Air Tiris). Then formula III (Rumbio), its kinetic was described by Higuchi equation, y = 33,74x - 2,454, r = 0,98.

  Keywords : Sustained release tablet, pragelatinized glutinous rice, starch matrix PENDAHULUAN

  Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat (Ansel, 1989). Sistem matriks telah lama dipergunakan untuk membuat sediaan lepas lambat karena sistem matriks dipertimbangkan sebagai metode yang relatif sederhana dan tidak mahal (Qiu dan Zhang, 2000). Sistem matriks hidrofilik merupakan sistem monolitik yang dibuat dengan cara mengempa campuran serbuk yang terdiri dari polimer hidrofilik dan senyawa obat. Jika sistem matriks ini dimasukkan ke dalam media air, matriks tidak pecah tetapi membentuk lapisan penghambat dengan viskositas tinggi yang mengontrol pelepasan obat dan penetrasi cairan ke dalam pusat sistem matriks hidrofilik (Rao dan Devi, 1988). Zat yang termasuk matriks hidrofilik adalah metil selulosa, natrium alginat, hidroksietil selulosa, hidroksipropil metil selulosa, natrium karboksimetil selulosa, xanthan gum dan pati (Lachman dkk, 1994).

  Pati pragelatinasi merupakan modifikasi dengan proses merubah struktur pati baik secara kimia maupun mekanik dengan memecahkan semua atau bagian dari granul-granul dengan adanya air, kemudian pati itu segera dikeringkan. Jika suatu sistem pati dan air berangsur-angsur dipanaskan dari suhu rendah sampai dengan suhu lebih dari 60°C, maka yang pertama granul pati akan menyerap air, sehingga granula membengkak dan selanjutnya granul pati akan mengembang membentuk suatu massa yang seperti pasta kental (Hastuti, 2008).

  Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pati beras ketan pragelatinasi manual dari Air Tiris memiliki daya pengembangan sebesar 144%; Rumbio Jaya sebesar 343,4782% dan Salo sebesar 316,6667%. (Suhaini, 2012). Besarnya daya pengembangan tersebut menyimpulkan bahwa pati tersebut potensial digunakan sebagai matriks lepas lambat. Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid antiinflamatory

  drug

  s, NSAIDs) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat. Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid

  arthritis

  . Absorpsi Natrium diklofenak melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap, waktu paruh singkat yakni 1-2 jam (Ganiswara, 1995). Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukanlah penelitian tentang formulasi tablet lepas lambat dengan matriks pati beras ketan pragelatinasi manual dari Air Tiris, Rumbio Jaya dan Salo dengan menggunakan Natrium diklofenak sebagai model obat, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pati beras ketan yang dipragelatinasi dalam menghambat pelepasan zat aktif dari matriks dan mengetahui kinetika pelepasannya serta untuk meningkatkan penggunaan bahan alam sebagai komponen formulasi obat.

  METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

  82 PVP

  Keseragaman bobot adalah salah satu parameter baik tidaknya produk tablet. Faktor- faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot tablet antara lain: sifat alir granul, distribusi ukuran granul, bahan tambahan lain dan kondisi peralatan tablet (Ben, 2008). Hasil perhitungan keseragaman bobot tablet menunjukkan bahwa semua formula memenuhi syarat karena tidak lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang 5% dan tidak ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang 10% dari bobot rata-rata. Jadi,

  Penentuan model kinetika pelepasan bahan aktif dari sediaan lepas lambat akan ditentukan dari hasil disolusi bahan aktif menggunakan persamaan Higuchi dan Korsmeyer-Peppas.

  Analisa Data

  Dalam penelitian ini dibuat tiga formula dengan matriks pati beras ketan pragelatinasi dari daerah yang berbeda dan Natrium diklofenak sebagai model obat, granul dibuat dengan metoda granulasi basah. Granul yang terbentuk dikeringkan pada suhu 50º C selama 2 jam. Kemudian Granul kering dilewatkan pada ayakan mesh no 16 lalu dicampur dengan Magnesium stearat dan diaduk sampai homogen untuk kemudian dilakukan evaluasi granul. Tablet dicetak dengan menggunakan mesin cetak single punch tablet ini diuji mutu fisiknya yaitu dengan, uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan uji disolusi selama 8 jam dengan media disolusi dapar pospat pH 6,8.

  Prosedur Penelitian

  5 Magnesium stearat 0,5 0,5 0,5 Total 100 100 100

  5

  5

  82

  Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis 1800 (Shimadzu ® ), timbangan analitik, mesin cetak tablet Single

  82

  Natrium Diklofenak 12,5 12,5 12,5 Pati Beras Ketan Pragelatinasi Manual

  

FII (Air tiris)

%

FIII (Rumbio) %

  Tabel 1. Rancangan Formula Tablet Lepas Lambat Bahan (b/b) FI (Salo) %

  Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Natrium diklofenak, Pati Beras Ketan Pragelatinasi Manual dari Air Tiris, Rumbio dan Salo, PVP, Magnesium stearat, Larutan Dapar fosfat pH 6,8 dan Aquadest.

  , alat uji disolusi, ayakan Mesh no 14 dan Mesh no 16 serta alat-alat kaca yang biasa digunakan di laboratorium.

  Moisture analizer

  jangka sorong, piknometer, oven (Memmert ® ),

  punch, bulk density tester, friability tester,

HASIL DAN PEMBAHASAN

  formula I, II dan III memenuhi persyaratan keseragaman bobot (DepKes, 1979).

  5 10,3 15,0 8,75 15 17,1 39,1 10,9 30 35,9 49,7 17,3 45 52,2 65,4 22,9 60 59,4 69,4 38,3 120 66,0 74,6 49,3

  Kekerasan (kg/cm 2 ) 4-7 4-6 4-7 Kerapuhan (%) 0,57 0,77 0,4 Ketahanan(%) 0,64 0,78 0,61 Kadar Natrium diklofenak (%)

  Tabel 4. Persamaan Regresi Pelepasan Obat dari Matriks Uji Sifat Fisik Tablet F1 (Salo) F2 (Air Tiris) F3 (Rumbio)

  II (Air Tiris) mengikuti Kosmeyer-Peppas karena koefisien korelasinya mendekati 1 (Martin, et al,1993), dengan masing-masing nilai (r) = 0,918 dan (r) = 0,860. Untuk formula I (Salo) nilai n = 0,354 yang berarti pelepasan obat mengikuti hukum Fickian, artinya kecepatan difusi lebih lambat dari pada kecepatan relaksasi dari matrik, sedangkan Formula II (Air Tiris) nilai n= 0,485, ini menandakan pelepasan obat berdasarkan non fickian (Sumargo dan Lannie, 2011).

  II (air tiris). Data formula III (rumbio) jika diolah dengan persamaan orde nol, orde satu, Higuchi dan Kosmeyer-Peppas menunjukan hubungan linier dengan nilai koefisien korelasi berturut-turut adalah 0,909, 0,715, 0,98, 0,964, dapat dilihat pada Tabel 4. Jadi, pelepasan natrium diklofenak dari tablet formula III (rumbio) mengikuti kinetika pelepasan menurut Higuchi karena koefisien korelasinya mendekati 1, sedangkan pada formula I (salo) dan formula

  Dari ketiga formula yang diuji formula III menunjukan pelepasan obat yang cukup baik dibanding dengan formula I (salo) dan formula

  Hasil uji disolusi tablet lepas lambat natrium diklofenak dalam medium dapar 6,8 menunjukkan perlambatan pelepasan zat aktif dari tablet, namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Persentase zat aktif terdisolusi dapat dilihat pada Tabel 3. Persen zat terdisolusi selama 8 jam pada formula I (salo) 97,3% , formula II (air tiris) 96,7%, formula (rumbio) 87,9%. Besarnya persentase zat aktif terdisolusi ini disebabkan sifat dari matriks yaitu pati beras ketan, pati ini mempunyai daya tarik besar terhadap air melalui kerja kapiler.

  180 72,7 78,1 55,6 240 80,6 84,7 64,1 360 88,4 91,9 84,1 480 97,3 96,7 87,9

  III (Rumbio) n=6

  Tabel 2. Sifat Fisik Tablet Natrium diklofenak

  II (Air Tiris) n=6 Formula

  I (Salo) n=6 Formula

  Waktu (menit) % zat terdisolusi Formula

  Tablet Lepas Lambat

  Tabel 3. Persentase Zat Aktif Terdisolusi dari

  Selanjutnya dilakukan uji penetapan kadar zat aktif tablet hasil cetak, syarat penetapan kadar zat aktif natrium diklofenak yaitu 90 - 110 %. Hasil yang didapat pada ketiga formula masih memenuhi syarat karena masih masuk rangenya, pada formula I (salo) 97,26 %, formula II (Air tiris) 100,3 %, formula III (rumbio) 94,09 %. Keseragaman kandungan menunjukan homogenitas zat aktif dalam formula granul.

  Dari hasil pengujian keseragaman ukuran, ketiga formula tersebut memenuhi persyaratan, begitu juga dengan uji kekerasan tablet yang bertujuan untuk menilai ketahanan tablet terhadap kekuatan mekanik seperti goncangan dan benturan dengan benda lain setelah pentabletan (Siregar, 2010), hasil yang didapat kekerasan ketiga tablet tersebut memenuhi persyaratan. Uji kerapuhan (friabilitas) berhubungan dengan kehilangan bobot akibat pecah/retaknya permukaan tablet. Persen kehilangan yang disyaratkan adalah <0,8%. Uji ketahanan (friksibilitas) adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet yang mengalami gesekan dan dapat dilihat bahwa ketiga formula tersebut memenuhi syarat, yaitu tidak lebih dari 0,8% (Voigt, 1994), dapat dilihat pada Tabel 2.

  97,26 100,3 94,09

  Orde nol Persamaan regresi Koefisien Regresi (r) Eksponensial

  Edisi Keempat. Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal 590-592.

  Controlled-Release Systems: Recent

  . Marcel Dekker Inc., p. 468. Rao, K, V, R., dan Devi, K, P., 1988, Swelling

  Pharmaceutical Controlled Release Technology : Research and Development Aspecth of Oral Controlled – Release Dosage Forms

  Qiu Y., dan Zhang, G., 2000, HandBook of

  J. Pharmaceutical Science Vol 98.

  Llabot, Manzo R,H dan Allemandi M, A, 2008, Novel Mucoadhesive Extended Release Tablets for Treatment of Oral Candidosis : “ In Vivo” Evaluation of The Biopharmaceutical Perfomance.

  Farmasi , Industri edisi ke 3, UI Press.

  Kanig, 1994, Teori dan Praktek

  , Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Lachman, I., H.A., Lieberman dan J.L.,

  Farmasi

  Hastuti, M, 2008, Pengaruh Perbedaan Suhu dalam Metode Pembuatan Amilum Singkong Pragelatinasi terhadap Sifat Fisik Tablet Chlorpheniramin Maleat secara Kempa Langsung, Skripsi Fakultas

  Ganiswara, G.S., 1995, Farmakologi dan Terapi.

  Formula I y= 7,663x+46,85 0,664 - Formula II y=9,465x+33.78 0,758 - Formula III y=10,29x+17.58 0.909 -

  , Edisi IV, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta. Ben, E.S., 2008, Teknologi Tablet, Andalas University Press, Padang.

  Farmasi

  Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, 6-7, 47, 506, Jakarta. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 999, 1083-1087, Jakarta. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan

  Pati beras ketan Kampar yang dipragelatinasi bersifat memperlambat laju disolusi natrium diklofenak namun belum memenuhi kriteria pelepasan yang diharapkan. Persen zat terdisolusi pada formula I (Salo) sebesar 97,3 % , formula II (Air Tiris) sebesar 96,7 % dan formula III (Rumbio) sebesar 87,9 % dalam waktu 8 jam. Kinetika pelepasan zat aktif dari matriks pati beras ketan pragelatinasi mengikuti persamaan Korsmeyer-Peppas untuk formula I ( y = 0,485x + 1,630), r = 0,918 dan II ( y = 0,354x + 1,739 ), r = 0,860 sedangkan Higuchi untuk formula III ( y = 33,74x - 2,454), r = 0,98.

  KESIMPULAN

  Formula III y=0.560x+1.469 0,964 0.560

  Formula III y=32,74x+2.454 0,98 - Kosmeyer-peppas Persamaan regresi Koefisien Regresi (r) Eksponensial Formula I y=0.354x+1.739 0,860 0.354 Formula II y=0,485x+1,630 0,918 0.485

  Formula I y=33.59x+7.664 0,831 - Formula II y=32,62x+13,17 0,903 -

  Higuchi Persamaan regresi Koefisien Regresi (r) Eksponensial

  Formula I y=0.059x+1,619 0,435 - Formula II y=0.085x+1.456 0,518 - Formula III y=0,113x+1.230 0,715 -

  Orde satu Persamaan regresi Koefisien Regresi (r) Eksponensial

DAFTAR PUSTAKA

  developments and applications, Journal

  of Pharmaceutics , 48, 1-13.

  Siregar, C, J, P., 2010, Teknologi Farmasi

  Sediaan Tablet , Jakarta.

  Suhaini, N., 2012, Pembuatan dan Uji Sifat

  Fisikokimia Pati Beras Ketan (Oryza sativa Glutinosa) Kampar yang Dipragelatinasi,

  Skripsi Sarjana Farmasi Yayasan UNRI, Pekanbaru. Sumargo, F dan Lannie H, 2011, Optimasi

  Formula Tablet Lepas Lambat Ibuprofen

  , Jurnal Farmasi Indonesia, 5 (4), 195-204. Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi

  Farmasi

  , Edisi ke-5, diterjemahkan oleh Drs. Soendani Noerono, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.