Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perila

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR
SISWA TERHADAP PEMAHAMAN MATERI PELAJARAN
EKONOMI IPS SMAN
Munawar Thoharudin, Nuraini Asriati, Maria Ulfah
Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
nawar_stg99@yahoo.co.id
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung positif
kecerdasan emosional siswa terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi,
perilaku belajar siswa terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi, kecerdasan
emosional terhadap perilaku belajar siswa. Bentuk penelitian ini penelitian
kuantitatif jenis survei. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah
pemeriksaan dokumen dan kuesioner. Teknik pengolahan data yang digunakan
adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
langsung positif kecerdasan emosional terhadap pemahaman materi pelajaran
ekonomi, perilaku belajar terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi dan
kecerdasan emosional terhadap perilaku belajar. Hasil perhitungan menunjukkan
nilai koefisien jalur py1 = 0,210, py2 = 0,604 dengan koefisi8en determinasi R2 =
0,611. Selanjutnya koefisien jalur p21 = 0,798 dan R2 = 0,632 dengan Koefisien
determinasi R2 = 0,636.
Kunci: Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Pemahaman
Abstract: The purpose this study to determine positive direct effect emotional

intelligence of students towards understanding learning materials of economic,
student learning behavior towards understanding learning materials of economic,
emotional intelligence towards the student learning behavior. This research forms
of quantitative research survey types. This research data collection techniques are
examination of documents and questionnaires. Data processing techniques are
used path analysis. The results of this study indicate that there is a positive direct
effect emotional intelligence towards understanding of learning materials of
economic learning behavior towards understanding learning materials of
economic, and emotional intelligence towards learned behavior. The results show
the value of the path coefficient = 0.210 py1, py2 = 0.604 with a coefficient of
determination R2 = 0.611. Furthermore, p21 path coefficient = 0.798 and R 2 =
0.632 with a coefficient of determination R2 = 0.636.
Key: Emotional Intelligence, Learning Behavior, Understanding

B

elajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang
lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar

ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah
yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotor.
Salah satu domain di dalam ranah kognitif yakni pemahaman. Pemahaman
merupakan domain satu tingkat lebih tinggi di atas pengetahuan. Dalam belajar
siswa di dituntut untuk lebih dari sekedar mengetahui yakni mampu memahami
materi. Pemahaman terhadap materi pelajaran penting sebab apa yang telah
dipelajari akan lebih lama tertanam di dalam ingatan/memori siswa. Dalam proses
pembelajaran pemahaman terhadap materi pelajaran dapat diartikan sebagai
tingkat kemampuan siswa dalam memahami arti atau konsep, situasi serta fakta
yang diketahuinya.
Siswa yang memiliki pemahaman yang baik terhadap apa yang telah
dipelajari akan lebih baik dalam menerima pelajaran serta dapat mengerti makna
dari yang dipelajari serta mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
Kegiatan belajar mengajar khususnya pada tingkat sekolah menengah atas
menuntut siswanya untuk dapat memahami dan mampu mengaplikasikan
pelajaran yang telah dipelajari.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah
kecerdasan emosional. Menurut pendapat Mayer, dkk (2008:527) yang
menyatakan, “Emotional intelligence (EI) is the ability to carry out accurate

reasoning focused on emotions and the ability to use emotions and emotional
knowledge to enhance thought”.
Kecerdasan emosional merupakan satu dari banyak faktor yang dapat
memberi kesuksesan belajar siswa. Kecerdasan emosional merupakan faktor
penting dari proses belajar sebab dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Hal
tersebut sesuai dengan hasil riset yang dilakukan Goleman (dalam Patricia
Patton,2002:10) yang menunjukkan, “IQ (kecerdasan intelektual) berperan 20%
terhadap kesuksesan dalam hidup. Sisanya di tentukan oleh EQ (kecerdasan
emosional)”. Oleh sebab itu kecerdasan emosional seseorang khususnya siswa
bukan hanya sekedar kemampuan lahiriah yang serta merta dapat memberikan
kesuksesan melainkan kemampuan yang harus di tingkatkan untuk dapat meraih
kesuksesan.
Kecerdasan emosional merupakan faktor penting sebab kecerdasan
emosional mempengaruhi kognitif dan perilaku siswa. Siswa yang memiliki
kecerdasan emosional yang baik cenderung akan belajar dengan efektif dan
efesien sehingga berhasil dalam belajar. Semakin tinggi kecerdasan emosional
siswa, semakin tinggi pula kesuksesan atau keberhasilan yang akan dicapai siswa
dalam belajar begitu pula sebaliknya. Keberhasilan tersebut salah satunya yaitu
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa adalah

perilaku belajar. Perilaku belajar memiliki peranan sangat penting dalam proses
belajar. Perilaku belajar merupakan kebiasaan siswa yang terjadi berulang kali

sehingga dapat menentukan baiktidaknya hasil yang didapat oleh siswa. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Haggerty dalam Kosasih dan Sumarna
(2013:182) bahwa, “Keberhasilan belajar anak disekolah sangat dipengaruhi oleh
cara belajar anak”.
Siswa yang memiliki perilaku belajar yang baik akan lebih memudahkan
siswa memahami pelajaran yang dia pelajari. Siswa yang memiliki kecenderungan
perilaku kurang baik terkadang tidak konsentrasi dan tidak konsisten dalam
belajar sehingga siswa tersebut akan lebih sulit memahami pelajaran yang
dipelajari.
Sekolah menengah atas negeri (SMAN) 2 Sintang merupakan salah satu
sekolah negeri yang berada di Sintang. Dari 4 (empat) sekolah negeri yang ada di
sintang, SMAN 2 Sintang merupakan sekolah dengan jumlah siswa terbanyak
diantara sekolah menengah atas negeri di Sintang.
Pada tanggal 10 April 2014 peneliti melakukan prariset dengan melakukan
wawancara terhadap guru mata pelajaran ekonomi. Hasilnya yaitu diduga bahwa
kecerdasan emosional ini mendorong siswa lebih baik dalam belajar sehingga
mempengaruhi pemahaman siswa pada materi pelajaran Ekonomi. Siswa yang

cenderung tinggi kecerdasan emosionalnya dapat lebih memahami pelajaran yang
disampaikan guru dibandingkan dengan siswa yang kecerdasan emosionalnya
lebih rendah. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi
terlihat mampu menunjukkan kemampuannya dalam belajar dan bertindak lebih
baik di dalam belajar maupun di luar jam belajar. Mereka mampu menunjukkan
motivasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru ekonomi kelas XI IPS
SMAN 2 Sintang, secara umum yaitu sebagai berikut: (1) Masih terdapat siswa
yang tidak siap menerima pelajaran. Terutama jika masuk setelah jam istirahat;
(2) Dalam mengikuti pelajaran, masih ada siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan bermalas-malasan.; (3) Masih sangat sedikit siswa yang mempersiapkan
diri dengan membaca buku pelajaran sebelum mengikuti pelajaran di kelas; (4)
Masih banyak Siswa yang enggan ke perpustakaan dan memanfaatkan buku-buku
di perpustakaan. Mereka cenderung ke kantin dibandingkan pergi ke
perpustakaan.
Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang pengaruh kecerdasan
emosional dan perilaku belajar siswa terhadap pemahaman materi Ekonomi sangat
penting. Dengan ditelitinya pengaruh kecerdasan emoional dan perilaku belajar
terhadap pemahaman materi pelajaran Ekonomi dapat menentukan langkahlangkah yang lebih mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami konsep
dan isi materi serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan masyarakat.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Theresia Dwi Hastuti (2003) tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Berbeda dengan penelitian
tersebut yakni sampel yang digunakan adalah siswa sekolah menengah kelas XI
IPS dan variabel terikat yang di teliti adalah pemahaman pelajaran ekonomi.
Dari penelitian yang dilakukan Theresia Dwi Hastuti (2003) tersebut
tidak ditemukannya pengaruh dari semua dimensi kecerdasan emosional terhadap
tingkat pemahaman akuntansi. Dan hanya dua dimensi perilaku belajar yang

mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi yaitu dimensi belajar menghadapi
ulangan dan dimensi persiapan belajar di rumah. Adapun pada penelitian lain
yang dilakukan oleh Lauw Tjun Tjun, dkk (2009) ditemukan pengaruh kecerdasan
emosional terhadap pemahaman akuntansi.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Sedangkan pada penelitian ini analisis yang digunakan
adalah analisis jalur (Path Analysis), hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui
apakah terdapat pengaruh variabel eksogeus terhadap variabel endogenus.
Berdasar latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Siswa Terhadap Pemahaman Materi
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 2 Sintang Tahun Ajaran 2013/2014”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur atau
Path Analisys yang terdiri atas 2 sub struktur. Sub struktur 1 terdiri atas pengaruh
pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) atas kecerdasan emosional (X 1); dan
pengaruh pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) atas perilaku belajar (X2).
Dan sub struktur 2 terdiri atas pengaruh perilaku belajar (X 2) atas kecerdasan
emosional (X1).
Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN
2 Sintang yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 143 orang.
Cresswell (2013:220), “Merekomendasikan agar memilih sampel acak (random
sample) dimana setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama
untuk dipilih (systematic sample atau probabilistic sample)”. Berdasar pada
pemdapat tersebut agar memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen
populasi maka pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik
probability sampling. Berdasarkan hasil perhitungan matematis sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 104 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemeriksaan dokumen,
kuesioner. Instrumen penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah lembar
dokumen, angket dan pedoman wawancara.

Selanjutnya pengujian validitas instrumen dilakukan dengan kriteria: butir
instrumen valid jika signifikansi (p-value) lebih kecil dari alpha 0,05 (p-value <
0,05). Uji instrumen kecerdasan emosional (X1) yang terdiri dari 28 butir
pernyataan diperoleh 3 butir soal yang tidak valid yaitu item 8, 9, dan 14.
Sehingga jumlah item valid yang dijadikan dasar analisis data sebanyak 25 item.
Sedangkan uji instrumen perilaku belajar (X2) yang terdiri dari 29 butir
pernyataan diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yaitu item 6, 16, 27 dan 28.
Sehingga jumlah item valid yang dijadikan dasar analisis data sebanyak 25 item.
Untuk uji reliabilitas variabel penelitian ini menggunakan rumus fasilitas
Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS versi 18.Variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Suharsimi dalam Sunyoto,
2011:70). Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 25 item angket variabel
kecerdasan emosional (X1), keseluruhan item diperoleh koefisien Alpha Cronbach
sebesar 0,934 sehingga dapat dinyatakan bahwa 25 item angket secara

keseluruhan bersifat reliabel. sedangkan hasil perhitungan terhadap 25
item angket variabel perilaku belajar (X2), keseluruhan item diperoleh koefisien
alpha cronbach sebesar 0,934, sehingga dapat dinyatakan bahwa 25 item angket
secara keseluruhan bersifat reliabel.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian normalitas

residual terhadap kelayakan data apakah berasal dari populasi yang bersifat
normal, pengujian uji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov
dan uji linieritas dengan bantuan progam SPSS versi 18 dengan menggunakan
Test for Linierity pada taraf sigifikansi 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil
Data variabel penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini meliputi
data variabel eksogenus atau variabel bebas dan variabel endogenus atau variabel
terikat.
Deskripsi variabel pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) berdasar
nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 104
siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 85,03, median (Me) 85, modus (mode)
114. Kecerdasan emosional (X1) berdasar angket yang diberikan kepada
responden sebanyak 104 siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 90,74 median
(Me) 91 modus (mode) 96. Perilaku belajar (X2) berdasar angket yang diberikan
kepada responden sebanyak 104 siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 93,86,
median (Me) 94, modus (mode) 98.
Hasil perhitungan matrik korelasi antar variabel pada tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1

Matrik Korelasi Antar Variabel
Variabel
X1
X2
Y
X1
1
,692**
,772**
X2
,692**
1
,798**
Y
,772**
,798**
1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Seluruh koefisien korelasi antar variabel bertanda positif serta signifikan
pada α = 0,01. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) bersifat

positif antar seluruh variabel penelitian.
Koefisien Jalur Sub Struktur 1 : Y atas X1, X2 (Y12)
Tabel 2
Coefficientsa Jalur Sub Struktur 1
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
1 (Constant)
14.062
5.649
2.489 .014
Kecerdasan Emosional
.191
.093
.210 2.045 .043
Perilaku Belajar
.571
.097
.604 5.873 .000
a. Dependent Variable: Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi

Model
1

R
.782a

Tabel 3
Model Summaryb Jalur Sub Struktur 1
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
.611
.604
3.045

DurbinWatson
1.280

a. Predictors: (Constant), Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 18, diperoleh
nilai koefisien jalur py1 = 0,210, py2 = 0,604 dengan koefisien determinasi R2 =
0,611 (Lampiran hal.138-139).Selanjutnya koefisien residu (e1) = √ 1−R2 =
√ 1−0,611 = 0,624. Maka bentuk persamaan struktur prediktif dapat ditulis
menjadi: Ŷ = 0,210X1 +0,604X2+0,624. Berdasarkan persamaan tersebut, jika
diasumsikan pengaruh variabel lain adalah tetap, maka dapat disimpulkan bahwa
setiap kenaikan satu unit Kecerdasan Emosional (X1) akan menaikkan 0,210 unit
pemahaman materi pelajaran ekonomi, ditambah dengan setiap kenaikan satu unit
perilaku belajar (X2) akan menaikkan 0,604 unit pemahaman materi pelajaran
ekonomi.
Selanjutnya bila dilihat pengaruh langsung variabel kecerdasan emosional
dan perilaku belajar secara bersama-sama terhadap pemahaman materi pelajaran
ekonomi adalah sama dengan koefisien determinan R2y.12 =0,611. Artinya variabel
pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) ditentukan oleh variabel kecerdasan
emosional (X1) perilaku belajar (X2) secara bersama-sama setara dengan 61,1%
sisanya 38,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Koefisien Jalur Sub Struktur 2 : X2 atas X1 (X21)
Tabel 4
Coefficientsa Jalur Sub Struktur 2
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
24.553
5.212
Kecerdasan Emosional
.765
.057
.798
a. Dependent Variable: Perilaku Belajar

t
Sig.
4.711 .000
13.350 .000

Tabel 5
Model Summaryb Jalur Sub Struktur 2
Model
Adjusted R
Std. Error of the
R
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
1
.798a
.636
.632
3.099
2.066
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Perilaku Belajar
Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS versi 18, diperoleh nilai
koefisien jalur p21 = 0,798 dan R2 = 0,632 dengan koefisien determinasi R2= 0,636.
Selanjutnya koefisien residu (e2) = √ 1−R2 = √ 1−0,636 = 0,603, dengan demikian

bentuk persamaan struktur prediktif menjadi X2= 0,798X1 + 0,603. Berdasarkan
persamaan tersebut, jika diasumsikan pengaruh variabel lain adalah tetap, maka
dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu unit kecerdasan emosional (X1)
akan menaikkan sebesar 0,798 unit perilaku belajar (X2).
Pengaruh langsung variabel kecerdasan emosional terhadap perilaku
belajar adalah sama dengan koefisien determinan R22.1= 0,636. Artinya perilaku
belajar (X2) ditentukan oleh variabel kecerdasan emosional (X1) setara dengan
63,6% sisanya 36,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Secara grafis hasil perhitungan analisis pada jalur subtruktur 1 dan 2
terangkum dalam model struktur penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
X1

py1 = 0,210

P21 = 0,798

ε2= 0,603
X1

ε 1 = 0,624

X1

py2 = 0,604

Gambar 1 Diagram Jalur Keseluruhan
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian terhadap penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian
dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Sehubungan dengan
hal ini Brackett dan Katulak dalam Ciarrochi dan Mayer (2007:8) menyatakan,
“Emotions influence the way the think and behave, this skill effectively and to be
able to generate one's own emotional states as well as those of others in order to
establish the appropriate emotional conditions for different types of thinking”.
Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa belajar tidak hanya
dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga dipengaruh
kecerdasan emosional (EQ) serta perilaku belajarnya. Dengan demikian temuan
dalam penelitian ini relevan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Pengaruh Langsung Positif Kecerdasan Emosional (X1) Terhadap
Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemui bahwa terdapat
pengaruh langsung positif Kecerdasan Emosional (X1) terhadap Pemahaman
Materi Pelajaran Ekonomi (Y). Ada kesesuaian dengan pendapat Mayer, dkk
(2008: 527) yang menyatakan, “Emotional intelligence (EI) is the ability to carry
out accurate reasoning focused on emotions and the ability to use emotions and
emotional knowledge to enhance thought”. Artinya kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk melakukan penalaran akurat difokuskan pada emosi dan
kemampuan untuk menggunakan emosi dan pengetahuan emosional untuk
meningkatkan pemikiran.

Berdasarkan riset Association of Teacher and Lecturers (2005:16), “In
school, amongst students with low IQ those with higher emotional intelligence, as
judged by self-report questionnaires, perform considerably better than do those
with lower emotional intelligence.Di sekolah, siswa dengan IQ rendah
dibandingkan siswa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi berdasarkan
hasil kuesioner, berbuat jauh lebih baik daripada orang-orang dengan kecerdasan
emosional yang lebih rendah.
Hal ini ditegaskan oleh Brackett dan Katulak dalam Ciarrochi dan Mayer
(2007:9), “The primary goal is for students to become emotionally literate by
gaining a holistic understanding”. Artinya tujuan utama bagi siswa untuk menjadi
melek secara emosional adalah mendapatkan pemahaman yang holistik
(menyeluruh).
Jadi jelas, berdasar hasil penelitian yang dilakukan dan berdasar temuan
pada penelitian terdahulu dan secara teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional siswa merupakan suatu kemampuan yang harus
ditingkatkan dari waktu ke waktu, sehingga pemahaman siswa pada materi
pelajaran ekonomi semakin baik semakin meningkat.
Pengaruh Langsung Positif Perilaku Belajar (X 2) terhadap Pemahaman
Materi Pelajaran Ekonomi (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan perhitungan yang
telah dilakukan terbukti bahwa terdapat pengaruh langsung positif Perilaku
Belajar (X2) terhadap Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y). Hal ini dapat di
lihat dari perhitungan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan
emosional yang dimiliki siswa maka akan meningkatkan perilaku belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemui bahwa terdapat
pengaruh langsung positif Perilaku Belajar (X2) Terhadap Pemahaman Materi
Pelajaran Ekonomi (Y). Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian
Hanifah dan Abdullah (2001) menyatakan bahwa, “Perilaku belajar berpengaruh
secara signifikan terhadap prestasi”. Selanjutnya Therisia Dwi Hastuti (2003)
menyatakan, “Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi”.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Haggerty (1995) dalam Kosasih dan
Sumarna (2013:182) bahwa, “Keberhasilan belajar anak disekolah sangat
dipengaruhi oleh cara belajar anak”. Hal tersebut di dukung oleh pendapat Syah
(2013:106), “Hampir semua bentuk dan manifestasinya, bukan sekedar peristiwa
S-R Bond (ikatan antara stimulus dan respons) melainkan lebih banyak
melibatkan proses kognitif”. Maka dapat disimpulkan semakin baik siswa perilaku
belajar maka akan semakin meningkatkan pemahaman.
Pengaruh Langsung Positif Kecerdasan Emosional (X1) Terhadap Perilaku
Belajar (X2)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan perhitungan yang
telah dilakukan terbukti bahwa terdapat pengaruh langsung positif Perilaku
Belajar (X2) Terhadap Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y). Hal ini dapat

dilihat dari perhitungan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan
emosional yang dimiliki siswa maka akan meningkatkan perilaku belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mayer and Salovey yang dikutip Brackett
dan Katulak (dalam Ciarrochi dan Mayer, 2007:2-3), “Emotional Intelligence
pertains to an individual’s capacity to reason about emotions and to process
emotional information to enhance cognitive processes and regulate behavior”.
Yang artinya kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan individu alasan
emosi dan proses informasi emosional untuk meningkatkan proses kognitif dan
mengatur perilaku. Hal tersebut didukung riset Association of Teacher and
Lecturers (2005:16), “Emotional things to learning lead us to attend and think in
different ways”. Artinya hal-hal emosional untuk belajar memimpin kita untuk
mengerti dan berpikir dengan cara yang berbeda.
Hal tersebut didukung penelitian Goleman (2000:403) yang menyebutkan:
Barangkali tanda yang paling jelas berpengaruh pelajaran keterampilan
emosional semacam itu adalah data yang ditunjukkan kepada saya oleh
kepala sekolah yang sudah berusia 12 tahun itu. Disitu ada aturan yang ketat
bahwa anak yang tertangkap basah berkelahi tidak boleh masuk sekolah.
Selama pelajaran keterampilan emosional itu diajarkan disitu sejak
bertahun-tahun yang lalu, terjadi penurunan secara mantap jumlah anak
yang tidak diizinan masuk.
Berdasarkan pendapat dan hasil temuan tersebut menguatkan hasil
penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik kecerdasan
emosional siswa maka akan semakin baik perilaku belajar siswa. Dalam penelitian
ini didapati kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan, maka semakin
baik tingkat kecerdasan emosional siswa makan akan semakin meningkatkan
perilaku belajar. Semakin baiknya perilaku belajar siswa tersebut dapat membuat
siswa lebih siap dalam belajar lebih fokus dalam belam belajar dan
mempergunakan waktu yang lebih baik khususnya untuk belajar.
SIMPULAN DAN SARAN
simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian
yang telah dilakukan berkaitan dengan kecerdasan emosional, perilaku belajar dan
pemahaman materi pelajaran ekonomi diperoleh temuan sebagai berikut: (1)
Kecerdasan emosional berpengaruh langsung positif terhadap pemahaman materi
pelajaran ekonomi. Artinya, peningkatan pemahaman siswa SMAN 2 Sintang
pada materi pelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan meningkatkan kecerdasan
emosional. Dengan besar koefisien jalur py1 = 0,210 adalah signifikan pada taraf
signifikansi α = 0,05; (2) Perilaku belajar berpengaruh langsung positif terhadap
pemahaman materi pelajaran ekonomi. Artinya, peningkatan pemahaman siswa
SMAN 2 Sintang pada materi pelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku belajar. Dengan besar koefisien jalur py2 = 0,604 adalah
signifikan pada taraf
signifikansi α = 0,05; (3) Kecerdasan emosional
berpengaruh langsung positif terhadap perilaku belajar. Artinya, peningkatan
perilaku belajar siswa SMAN 2 Sintang dapat dilakukan dengan meningkatkan

kecerdasan emosional. Dengan besar koefisien jalur py1 = 0,798 adalah signifikan
pada taraf signifikansi α = 0,05.
Saran
Dari penelitian ini peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Siswa
harus meningkatkan kecerdasan emosional serta mampu mengontrol emosi
dengan seimbang. Selain itu siswa harus semangat dan meningkatkan perilaku
belajarnya sehingga bersaing untuk mendapatkan prestasi terbaik di kelas; (2)
Guru dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswanya melalui setiap
pelajaran sehingga kecerdasan emosional siswa semakin meningkat; (3) Terhadap
guru bisa bekerjasama dengan orang tua dalam memantau siswa dalam
melaksanakan perilaku belajar siswa sehingga siswa mampu mencapai prestasi
yang lebih baik; (4) Kecerdasan emosional dikembangkan dengan pembinaan dan
dorongan sehingga siswa sadar pentingnya kecerdasan emosional, dan mampu
meningkatkan kecerdasan emosional yang dimiliki; (5) Perilaku belajar siswa
semakin dipertahankan dan ditingkatkan dengan mengingatkan dan memotivasi
siswa untuk giat belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Association of Teachers and Lecturers. 2005. An intelligent look at Emotional
Intelligence. London:ISBN: 1 902466 42 X
Ciarrochi, joseph & John D. Mayer.(Editor).(2007). Emotional Intelligence.
Suffolk.UK: Psycology Press
Cresswell, John W. 2013. Research Design: PendekatanKualittif, Kuantitatif, dan
Mixed(Edisi Ketiga).Alih Bahasa: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Alih Bahasa Herman T Hermaya
Hanifah dan Sukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap
Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Volume 1 No. 3
Hariyoga, Septian dan Edy Supriyanto. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Dengan
Kepercayaan
Diri
Sebagai
Variabel
Pemoderasi”.
Aceh:Universitas Syiah Kuala Syahbanda. Simposium Nasional
Akuntansi
VXI.http://nswahdi.com/wp/wp-content/uploads/2014/02/
066.pdf
Hastuti, Theresia Dwi. 2003. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku
Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Bisnis Vol. 2 no.3 Agustus

Kosasih, Nandang dan Dede Sumarna.2013. Pembelajaran Quantum dan
Optimalisasi Kecerdasan. Bandung: CV ALFABETA
Lauw Tjun Tjun, Santi Setiawan, Sinta Setiana. 2009. Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dilihat dari
Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol.1 No. 2 November
Manansal, Arnike Amisye. 2013. Kecerdasan Emosi Mahasiswa Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pengaruhnya Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 September. ISSN
2303-1174.
Tersedia:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/issue/view/423/showToc
Mayer, John D., dkk. 2008. Human Abilities: Emotional Intelligence. Annual
Reviews:507–536
Patton, Patricia. 2002. EQ Keterampilan Kepemimpinan.Alih Bahasa Anita B.
Hariyanto.Jakarta:Mitra Media.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi (Alat Statistik &
Analisis Output Komputer). Yogyakarta: CAPS
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada