Laporan Praktikum Biokimia Karbohidrat (1)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BI OK I M I A
(KARBOHIDRAT)

Disusun oleh:

NAMA

:

LASINRANG ADITIA

NIM

:

60300112034

KELAS

:


BIOLOGI A

KELOMPOK

:

IV (Empat)

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul “Karbohidrat” yang
disusun oleh:

Nama


: Lasinrang Aditia

Nim

: 60300112034

Kelas

: Biologi A

Kelmpok

: IV (empat)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, Desember 2013

Kordinator Asisten


Asisten

(Ika Dian Rostika)

(Eka Riskawati)

60300111021

603001110

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Eka Sukmawati S.Si, M.Si)

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan
mengetahui karbohidrat dengan uji kelarutan dan reaksi pengenalan.
B. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat

dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida
adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi
molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama
membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa,
ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan
gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan
monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat
penghidrolisis karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa
yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida
yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul
non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer

gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram.

Karbohidrat juga

mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,

misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari
dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber
energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur
penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta
lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung,
sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama
lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang
artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan

sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden, 1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan
H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman
yang berklorofil (Winarno, 2004).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/ 17 Desember 2013
Waktu

: 13.00-15.00 WITA

Tempat

: Laboraturium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi,
sikat tabung, pembakar bunsen, penjepit tabung dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu amilum, asam
sulfat pekat, alkohol, larutan iodium, NaOH, reagen benedict, reagen
barfoed, reagen fosfomolibdat, reagen seliwanoff, kertas fiber, fruktosa 1%,
sukrosa 1%, maltosa 1%, glukosa 1%, agar-agar 1% , air kran, tissue, dan
label.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Percobaan iod
a. Mengisi 4 tabung reaksi dengan setetes larutan yang akan diamati seperti
amilum, glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
b. Menambahkan larutan iodium pada tabung reaksi tersebut.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
d. Setelah


mengamati,

memanaskan

larutan

tersebut

dan

kembali

mengamati perubahan yang terjadi.
e. Mengamati ulang larutan tersebut setelah ditambahkan setetes larutan
NaOH.
2. Percobaan benedict
a. Mengisi tabung reaksi dengan reagen benedict sebanyaak 2 cc.
b. Menambahkan 8 tetes larutan yang akan diamati seperti amilum, laktosa,
glukosa, dan fruktosa.

c. Memanaskan larutan tersebut diataas Bunsen selama 2-3 menit.
d. Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila positif maka akan
menghasilkan warna merah, kuning, jingga dan ungu.

3. Percobaan barfoed
a. Mengisi tabung reaksi 2 ccreagen barfoed.
b. Menambahkan 1 cc larutan yang akan diamati seperti amilum, glukosa,
sukrosa, fruktosa, dan laktosa.
c. Memanaskan larutan tersebut sampai 5 menit kemudian diamkanlah.
Setelah itu, menambahkan 2-3 tetes reagen fosfomolibdat.
d. Mengamati hasil reaksi, apabila terjadi larutan yang berwarna biru maka
reaksi bersifat positif.
4. Percobaan Amilum
a. Mengisi tabung reaksi dengan larutan amilum.
b. Menetesi larutan tersebut dengan menggunakan alkohol dan asam sulfat
pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
5. Percobaan Selulosa
a. Mengisi tabung reaksi dengan sobekan kertas atau serbuk selulosa.
b. Menetesi serbuk selulosa tersebut dengan menggunakan alkohol dan

asam sulfat pekat.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
6. Percobaan Monosakarida
a. Mengisi 4 tabung reaksi dengan 1 ml masing-masing glukosa, fruktosa,
sukrosa, dan maltosa.
b. Mencampur larutan glukosa , fruktosa, sukrosa, dan maltosa dengan
menggunakan.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)
No

Nama Bahan Uji

1

Larutan Amilum


Reaksi
+

-



Warna
Ungu

b. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
No

Nama Bahan Uji

1

Sobekan Kertas

Reaksi
+

-



Warna
Ungu

c. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
Reaksi

No

Nama Bahan Uji

1

Fruktosa

2

Sukrosa



Biru, Ada endapan

3

Maltosa



Biru

4

Glukosa



Biru

+

-



Warna
Ungu

d. Uji Benedict
Reaksi

No

Nama Bahan Uji

1

Fruktosa



Merah bata

2

Sukrosa



Biru

3

Maltosa



Merah bata

4

Glukosa



Merah bata

5

Agar-agar



Biru

6

Amilum



Biru

+

-

Warna

e. Uji Iod
Reaksi

No

Nama Bahan Uji

1

Fruktosa



Kuning

2

Sukrosa



Bening

3

Maltosa



Bening

4

Glukosa



Kuning

5

Agar-agar



Bening

6

Amilum



Bening

+

-

Warna

f. Uji Barfoed
Reaksi

No

Nama Bahan Uji

1

Fruktosa

2

Sukrosa



Biru

3

Maltosa



Biru

4

Glukosa



Hijau

5

Agar-agar



Hijau

6

Amilum



Hijau

+



Warna
Hijau

2. Pembahasan
1.Uji kelarutan dari percobaan molish (Amilum)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch
yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji tersebut
bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan amilum setelah
ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu
menyatakan reaksi positif.

2. Uji kelarutan dari percobaan molish (Selulosa)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch
yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji tersebut
bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Pada hasil pengamatan selulosa,
Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah
menjadi ungu menyatakan reaksi positif.
3. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch
yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Pada hasil
pengamatan glukosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru dan ini
menandakan bahwa glukosa ini negatif mengandung karbohidrat. Pada
percobaan kedua menggunakan fruktosa ditetesi alkohol warnanya berubah
menjadi ungu dan ini menandakan bahwa fruktosa ini positif mengandung
karbohidrat. Percobaan selanjutnya menggunakan sukrosa ditetesi alkohol
warnanya berubah menjadi biru serta ada endapan dan ini menandakan
bahwa sukrosa ini negatif mengandung karbohidrat. Percobaan terakhir
yaitu menggunakan maltosa ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi biru
dan ini menandakan bahwa maltosa ini negatif mengandung karbohidrat.
Jadi hanya hanya fruktosa yang positif mengandung karbohidrat pada uji ini.
4. Uji Benedict
Prinsip dari uji ini yaitu bila larutan tembaga yang basa direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
membentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah.
Adanya perubahan warna hijau, kuning, jingga atau merah menunjukkan
reaksi positif.

Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat semua bahan
yang digunakan berupa amilum, glukosa, fruktosa, maltosa dan agar-agar
yang digunakan pada uji benedict menunjukkan reaksi positif karena yang
ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada amilum sebelum ditetesi
berwarna bening setelah ditetesi bewarna biru, glukosa pada awalnya bening
setelah ditetesi berubah warna menjadi merah bata, fruktosa dan maltosa
dari bening menjadi warna merah bata dan pada agar-agar dari bening
menjadi biru serta pada sukrosa warnanya berubah menjadi biru setelah
ditetesi. Semua percobaan di atas ditetesi dengan reagen benedict dan
masing-masing dipanaskan sampai 2 menit. Hal ini sudah sesuai dengan
teori bahwa pada uji benedict reaksi positif ditandai dengan adanya warna
hijau, kuning, jingga dan warna merah.
5. Uji Iod
Uji iod merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan pati
yang dapat membentuk ikatan kompleks berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap beberapa
bahan uji terlihat semua reaksi perubahan pada uji iodium menunjukkan
reaksi negatif karena tidak terjadi perubahan warna hasil yang terlihat hanya
warna bening pada amilum, sukrosa, maltosa, agar-agar dan warna kuning
pada fruktosa dan glukosa. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana prinsip
dari uji iodium dapat membentuk ikatan kompleks yang berwarna biru,
kemungkinan

hal

ini

terjadi karena

kondisi

larutan

yang

tidak

memungkinkan atau dikarenkan praktikan yang kurang teliti dalam
melakukan percobaan ini.
6. Uji Barfoed
Uji barfoed merupakan pengujian yang reaksi terdiri atas larutan
kuoriasetat dan asam asetat dalam air yang berguna dalam membedakan
antara monosakarida dan disakarida.

Pada pengamatan yang dilakukan bahan uji berupa sukrosa dan
maltosa menunjukkan reaksi positif yang pada saat belum ditetesi reagen uji
berwarna bening dan setelah ditetesi reagen uji menunjukkan perubahan
warna keduanya menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang
telah dilakukan sudah sesuai dengan teori. Disakarida yang memiliki
konsentrasi rendah tidak menunjukkan reaksi positif berbeda dengan
monosakarida yang dapat dengan cepat mereduksi. Hal ini terjadi
dikarenakan asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan
direduksi sehingga menghasilkan warna yang menunjukkan adanya
monosakarida serta ikatan peptida saling berikatan satu sama lain sehingga
menunjukkan reaksi positif . sedangkan bahan uji lainnya itu reaksinya
negatif karena asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan
tidak direduksi sehingga menghasilkan warna yang tidak sesuai dengan
prinsip uji barfoed ini. Warna yang dihasilkan amilum, agar-agar, glukosa,
dan fruktosa adalah hijau maka dari itu reaksinya negatif.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yatitu karbohidarat merupakan
bahan makanan yang terdapat didalam tubuh mahkluk hidup. Uji yang
dilakukan yaitu uji iod yang menunjukkan reaksi negatif karena tidak
menghasilkan

warna

biru

dengan

ikatan

kompleks,

uji

barfoed

menghasilkan reaksi positif dengan adanya perubahan warna biru yang
berarti adanya monosakarida dalam larutan pada bahan uji sukrosa &
maltosa, uji benediet yang menunjukkan reaksi positif yang menunjukkan
adanya warna merah. amilum pada uji kelarutan dan molisch setelah ditetesi
alkohol dan asam sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi
positif. Pada uji selulosa, Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol & asam
sulfat warnanya berubah menjadi ungu menyatakan reaksi positif. Fruktosa
ditetesi alkohol warnanya berubah menjadi ungu & ini menandakan bahwa
fruktosa ini positif pada uji kelarutan & molisch monosakarida.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Winarno, F. O. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.