Makalah Biologi dan Tentang Lumut

HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL : Laporan Hasil Analisis Tumbuhan Lumut
OLEH : Qurrata A’ Yun Idham
KELAS : X MIA 7

Penelitian ini telah diterima dengan sah pada tanggal

31 Januari 2015

Oleh :

Pembina
Mata pelajaran Bilogi

Aswati,S.Pd
NIP: 197711262006042018

1

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil ‘Alamiiin.
Kata pengantar memang ditempatkan pada halaman depan makalah ini, namun pengerjaannya
dilakukan terakhir oleh penulis, setelah penulis menyelesaikan semua unsur-unsur yang harus ada pada makalah ini
dengan tata bahasa yang baik dan rasional dan tekhnik penulisan yang tidak boleh cacat dan sesuai dengan EYD,
serta analisis yang mendalam dengan ilmu yang sudah kami peroleh sejak tahun 2014.
Pertama, kami haturkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah banyak mengarahkan
dan membantu penyelesaian makalah ini sejak hari pemberian tugas hingga kami dapat menyelesaikannya. Ibu
Aswati,S.Pd telah banyak berkontribusi dengan mengarahkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
kedepanya dan tentunya bermanfaat pula bagi pembaca yang lainnya. Beliau telah menjadi tempat kami mengadu
bahkan untuk hal-hal kecil dalam penulisan makalah ini. Sekali lagi terima kasih atas ilmu, nasehat, kebaikan, serta
pengalaman yang telah dibagi selama kepada penulis.
Terakhir, untuk Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan segala
rahmat, petunjuk, dan karuniaNya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat pada waktunya. Berapa
kalipun penulis mengucapkan terima kasih, tidak akan pernah cukup untuk membalas semua kebaikan-Nya selama
ini. Sengaja penulis cantumkan nama-Nya terakhir, karena kita tahu kenikmatan ini semua datang dari-Nya, dan
akan kembali kepada-Nya.
Mohon maaf jika ada kesalahan yang luput penulis lakukan. Selamat membaca, dan semoga
bermanfaat bagi kita kedepannya.
Terima kasih.


2

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan

1

Kata pengantar

2

Daftar isi

3

BAB I Pendahuluan
A.
B.
C.

D.
E.

Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan
Manfaat laporan
Tekhnik pengumpulan data

4
4
4
5
5

BAB II Pembahasan
A.
B.
C.
D.


Alat dan bahan
Cara kerja
Tentang lumut
Hasil dan jawaban pertanyaan

6
6
6
8

BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

14
18

DAFTAR PUSTAKA


3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kingdom Plantae merupakan makhluk hidup yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan
daun (kormophyta). Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi 2 kelompok yaitu tumbuhan non vaskuler
(tumbuhan tak berpembuluh) dan tumbuhan vaskuler (tumbuhan berpembuluh). Tumbuhan non
vaskuler artinya tumbuhan yang belum memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini
merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi
mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam
tumbuhan non vaskuler ini adalah kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta). Tumbuhan vaskuler artinya
tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan
yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara
ke seluruh tubuh tumbuhan. Ada 2 pembuluh inti dalam tumbuhan yaitu xylem (pembuluh kayu)
dan floem (pembuluh tapis). Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun,
terdiri dari sel-sel mati. Sedangkan floemberfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan, terdiri dari sel-sel hidup. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan
vaskuler ini adalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan berkormus dan bertalus. Lumut hidup di
tempat-tempat yang lembab dan basah. Lumut bersifat autotrof dan berukuran kecil dan lembut. Mereka
tidak mempunyai bunga atau biji. Tumbuhan lumut juga merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di
suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok
tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta
tahun yang lalu (pioner). Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di
laut (Gradstein,2003).
Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Lumut
diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu lumut Daun, lumut Hati dan lumut Tanduk. Dengan demikian
untuk lebih mengetahui secara langsung dan lebih mendalam mengenai perbedaan ciri, struktur tubuh, dan
cara hidup ketiga jenis lumut tersebut, maka dibuatlah laporan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan ciri antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk)?
2. Apakah perbedaan struktur tubuh dan cara hidup antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan
lumut tanduk)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan ciri antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk).
2. Untuk mengetahui perbedaan struktur tubuh dan cara hidup lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut
tanduk).


4

D. Manfaat Laporan
Menambah pengetahuan penulis serta pembaca mengenai mengetahui perbedaan ciri, struktur tubuh
dan cara hidup antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk).

E. Tekhnik Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan adalah studi pustaka. Studi pustaka dilkukan penulis yaitu dengan cara
mencari referensi-referensi, seperti dari internet dan buku-buku Biologi yang terdapat di perpustakaan
sekolah setempat.

5

BAB II
PEMBAHASAN

A. ALAT DAN BAHAN
1. Lumut daun (misal: Pogonatum cirratum dan Aerobryopsis) dan Aerobryopsis) dan lumut hati
(misal: Marchantia) serta lumut tanduk (misal: Anthoceros laevis).

2. Kaca pembesar (lup)
3. Silet/kater
4. Pinset
B. CARA KERJA
1. Siapkan lumut, amati morfologinya (rizoid, akar, batang, daun, kotak spora)
2. Kemudian buatlah irisan kotak spora lumut dan amatilah dengan lup
3. Gambarlah bentuk jenis lumut daun, lumut hati , dan lumut tanduk
4. Bandingkan ciri-ciri antara ketiga jenis lumut tersebut
C. TENTANG LUMUT
1. Gambar lumut daun beserta bagian-bagiannya

2. Gambar lumut hati beserta bagian-bagiannya

6

3. Gambar lumut tanduk beserta bagian-bagiannya

4. Bagan metagenesis tumbuhan lumut

7


5. Perbedaan antara gametofit dan sprorofit pada tumbuhan lumut

NO
1.
2.
3.
4.

Ciri-ciri
Fase haploid
Fase diploid
Penghasil ovum (spermatozoid)
Penghasil spora
Umur panjang
Umur pendek
Merupakan lumutnya
Merupakan sporogoniumnya

Gametofit

v

Sporofit
V

v
V
v
v
v
v

D. HASIL DAN JAWABAN PERTANYAAN
1. Reproduksi lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (Generatif).
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiousis sel induk
spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit.
Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan
gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi
seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut

akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek sekitar 3-6 bulan.
Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut :
a. Arkegonium (gametangium betina), bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang
disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang
tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang
besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
b. Anteridium (gametangium jantan), bentuknya bulat seperti gada. Dinding anteridium
terdiri atas selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya tedapat sejumlah besar sel
induk spermatozoid. Sel induk ini membelah secara meiosis dan menghasilkan
spermatozoid-spermatozoid yang berbentuk seperti spiral pendek. Sebagian besar terdiri
atas inti dan pada bagian depannya terdapan 2 buluh cambuk.
Reproduksi seksual dan aseksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran
keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan
sebagai berikut:

8

Penjelasan pergiliran keturunan (metagenesis) Tumbuhan Lumut
Metagenesis diawali dengan berkecambahnya spora yang sangat kecil (haploid) menjadi
protalium (protonema). Protonema ada yang tumbuh menjadi besar dan ada yang tidak tumbuh. Di
dalam protonema terdapat kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut
(tumbuhan gametofit).
Pada tumbuhan lumut (gametofit) dibentuk gametangium, yaitu sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum). Sel kelamin jantan ini dihasilkan oleh anteridium dan
sel kelamin betina dihasilkan oleh arkegonium. Peleburan spermatozoid dan ovum akan
menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi embrio yang diploid. Embrio kemudian akan
tumbuh menjadi suatu badan yang bulat dengan tangkai pendek atau panjang yang disebut
sporogonium (tumbuhan sporofit).
Dalam bagian yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering disebut dengan kapsul
spora yang identik dengan sporogonium. Spora akan terkumpul dalam kotak spora (sporangium).
Jika spora jatuh di tempat yang lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh
menjadi protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu seterusnya.
2. Klasifikasi tumbuhan lumut
Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati
(hepaticeae) dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu
Briofita atau Bryospida (lumut sejati atau lumut daun), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati)
dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk).
a. Lumut daun
Bryopsida merupakan lumut sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies dari
dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dan permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah
ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di atas
permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan
memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya menyerap dan menahan air.
Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada umumnya
tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum
commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki
bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler)
dan bercabang. Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang.
Daun berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit
dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan
spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada yang
berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan
menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium
yang bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut
berparuh. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora
dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan
spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune,
Polytrichum hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre, Dichodontium, dan
Campylopus.

9

b. Lumut hati
Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh
lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan
Marchantia polymorpha. Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang
bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya lebih hijau dibandingkan
dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa lumut tersebut mengandung klorofil,
Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak tersebut
berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri.
Tumbuhnya lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang
panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada umumnya, yaitu secara
seksual dan tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua.
Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan
arkegoniofor. Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke arah bawah.
Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh percikan air hujan, cairan yang
mengandung spermatozoid terlempar dari anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot,
kemudian menjadi sporofit dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara
arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada tempat yang cocok
sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang berupa benang pendek dan mengandung
klorofil dan selanjutnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati.
Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan pemisahan bagian
tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup (gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang
terlepas tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati. Apa peranan lumut hati bagi
kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi
sampai saat ini belum diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan
sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah.
c. Lumut tanduk
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan.
Contohnya adalah Anthoceros leavis. Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit
lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dan gametofit. Masing-masing mempunyai
kioroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dan kebanyakan lumut. Contohnya adalah
Anthoceros natans. Pada spesies ini, arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit.
Ciri unik dan lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit
(Campbell et a!. 2005; Solomon eta!. 2005).
3. Metagenesis tumbuhan lumut
Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis ini,
lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid).
Lumut memiliki dua alat perkembangbiakan (gametangium), yaitu arkegonium sebagai sel gamet
betina, dan anteridium sebagai sel gamet jantan. Berikut adalah bagan tahapan metagenesis yang
terjadi pada tumbuhan lumut.

10

Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik.
Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara
morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara
permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat
makanan dari gametofit seperti pada Gambar 2.2 (Mishler et al., 2003).
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah
menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit
mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut
archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan
sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daundaun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya (Mishler
et al., 2003).
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan
gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut
dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman
yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom
(diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk
sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan
dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan Ariyanti, 2004).
4. Peranan dan kerugian lumut
a. Peran lumut bagi efek rumah kaca kehidupan tumbuhan
Beberapa contoh lumut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum. Selain sebagai
indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan
penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan. Tumbuhan lumut
memiliki kemampuan seperti spons, menyimpan dan menopang curah hujan (hingga 25x berat
kering), selain itu juga memiliki kemampuan “menyisir” kelembaban atmosfir dan hanya
melepaskan air secara bertahap. Dari kemampuan lumut tersebut, jelas bahwa kehadiran lumut di
alam menyebabkan keseimbangan air dapat terjaga dan kesubutan tanahnya tetap terjaga pula.
Dengan demikian peranannya sangat besar bagi tumbuhan tingkat tinggi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa biji – biji tumbuhan yang jatuh pada vegetasi
lumut, 90% akan berkecambah. Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca.
b. Peran lumut bagi kehidupan manusia
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, diantaranya:
1. Spesies lumut Marchantia polymorpha, biasa dimanfaatkan sebagai obat hepatitis.
2. Jenis-jenis lumut gambut yang termasuk dalam genus Sphagnum biasa digunakan sebagai
pengganti kapas. Sphagnum juga berfungsi untuk membantu penyerapan air dan menjaga
kelembaban tanah.
3. Cephalozoella massalongoi, spesies lumut ini biasa tumbuh di tanah atau batuan yang
mengandung tembaga sehingga dapat digunakan sebagai indikator keberadaan tembaga.

11

4. Asplenium nidus, biasa digunakan sebagai tanaman hias serta secara ekologi tumbuhan lumut
dapat menyerap air dan menahan pengikisan tanah oleh air (erosi).
5. Sebagai Indikator Deposit Mineral, Lumut lebih dapat dipercaya sebagai indikator terhadap
mineral daripada analisis secara langsung, karena sistim penyaringan masih belum sesempurna
tumbuhan tingkat tinggi. Sebagai contoh adalah mengenai lumut tembaga. Lumut ini
ditemukan pada batuan atau tanah yang mengandung tembaga, tetapi juga ada mineral seng,
besi, dan timbal dalam bentuk sulfide seperti pada mata air belerang (oleh karena itu Schatz
(1995) menyarankan bahwa istilah lumut belerang mungkin lebih sesuai). Beberapa contoh
lumut tembaga : Cephalozoella massalongoi, Gymnocolea acutiloba, Milichloferia elongata,
M millichhoferi, dan Scopeloptida ligulata.
6. Sebagai Indikator Ekologi, Lumut memiliki nilai yang sangat penting sebagai indikator kondisi
habitat tertentu dikarenakan kisaran ekologi yang dimilikinya sangat terbatas dan agak sempit.
Post physele malaporkan nilai ekologis lumut Pterogonionum subselide & Pepopatum sebagai
indikator iklim tertentu di Cekoslovakia. Terdapat juga lumut yang suka terhadap pH,
kandungan kapur, dan banyaknya pasir atau debu tertentu di lapangan.
7. Sebagai Indikator Pencemaran Air dan Udara. Penggunaan bryophyte akuatik sebagai indikator
tingkat pencemaran air dapat cukup diharapkan peranannya.Telah diketahui bahwa bryophyte
sangat mudah terpengaruh oleh polutan udara yang berupa gas dan partikel.
c. Peranan lumut sebagai obat alami
Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan
obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh
masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit
lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Hasil penelitian Asakawa (1998) menunjukkan
bahwa tumbuhan lumut mempunya kandungan senyawa antimicrobial dan antifungi, serta
mempunyai airase dan drainase, sehingga tumbuhan lumut epifit merupakan media pertumbuhan
pteridophyta dan spermatophyte yang bersifat epifit. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara
lain:
1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan
sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi,
mengobati luka bakar dan luka luar.
3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu
pertumbuhan rambut.
5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah
tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati
penyakit jantung.
7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati
mengobati pneumonia.
d. Peranan lumut bagi kehidupan hewan
Hubungan antara bryophyta dengan invertebrate dibedakan menjadi 2 kelompok :
- Binatang yang bersifat bryophylous, yaitu binatang yang selama hidupnya tinggal pada lumut.
- Binatang yang bersifat bryoxenous, yaitu binatang yang hanya sebagian siklus hidupnya tinggal
pada lumut.

12

e. Penemuan terbaru tentang peranan lumut
Dunia alam memerlukan jutaan tahun untuk mengubah benda organik kuno menjadi
minyak mentah. Para insinyur kimia di Universitas Michigan melakukannya dalam waktu kirakira satu menit. Sekalipun banyak perusahaan sedang mengubah lumut menjadi biofuel atau
bahan bakar biologis, proses Phil Savage berbeda. Dengan dukungan National Science
Foundation, profesor Universitas Michigan itu bersama para mahasiswa doktoralnya
menumbuhkan lumut dalam tabung kaca di laboratoriumnya. Dengan tidak mengeringkannya
sebelum memperoleh minyak alamnya, mereka sebaliknya memasukkan lumut itu dalam silinder
logam kecil bersama air dan merebusnya dalam tekanan udara yang tinggi pada suhu yang sangat
tinggi.
Savage mengatakan hanya memerlukan waktu kurang dari 60 detik untuk menguraikan
semua komponen lumut itu – bukan hanya minyak, tetapi juga gula dan protein yang dapat
digunakan untuk energi bentuk lain.
Reaksi waktu singkat yang dibutuhkan untuk menciptakan biocrude atau minyak mentah
biologis, dan ke-efisienan proses tersebut dapat membantu memotong ukuran dan biaya reaktor
lumut-ke-energi, dan Universitas Michigan berharap untuk menyuling dan mengkomersialkan
teknologi itu.
Profesor Savage yakin biocrude lumut dapat menjadi energi biofuel alternatif yang
menarik yang diambil dari jagung dan biomassa lain. Ia mengatakan bahwa sekalipun mobil
sedang bergerak ke arah sumber tenaga alternatif seperti dinamo listrik dan cell hidrogen, mesin
pesawat terbang akan membutuhkan bahan bakar cair untuk jangka waktu yang lama ke depan,
dan biofuel lumut dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

13

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bagian penutup ini, penulis akan membahas secara lebih mendetail mengenai: Perbedaan
ciri, struktur tubuh dan cara hidup antara ketiga jenis tumbuhan lumut, meskipun ketiga pokok-pokok
permasalahan ini telah disinggung pada sub-bab sebelumnya, namun untuk lebih mendalamnya, simak
ulasan berikut:
1. Lumut daun
Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya
seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini
merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu
species. Habitatnya yang amat luas, dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara
periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat
tumbuh. Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan
cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan. Karena habitatnya
sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Perhatikan
bagian-bagian lumut daun pada Gambar 7.18

Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan
tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid
yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun
spiral. Amatilah batang dan daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian
letakkan di objek glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di
bawah mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak
menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah yang
membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga digolongkan tersendiri.
Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung
cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut
daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan
arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan
arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan
membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung
menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi
pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian

14

dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong, seperti
tampak pada Gambar 7.18! Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid
menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan
gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk
zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi
sporofit.
Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar dan
memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung
(kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan terus membesar dan
membentuk kapsul/sporangium. Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang
khusus, yaitu berbentuk seperti tabung silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup
yang disebut operculum, di bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan
lembap akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau
kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan
operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18!
Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat
kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar
ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi
protonema, tumbuh tunas-tunas, dan menjadi tumbuhan lumut.
Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan lumut
ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi
gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan
medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
2.

Lumut hati
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, pipih,
dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan
Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati
tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati
banyak ditemukan di tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang
tumbuh di permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan lumut hati adalah seebagai berikut:
a. Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga lumut ini
dikenal dengan nama lumut hati.
b. Kebanyakan hidup di tempat-tempat basah, oleh sebab itu tubuhnya
mempunyai struktur yang higromorf.
c. Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.
d. Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh memipih
rata diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
e. Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan
rizoid.
f. Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah dibedakan atas
bagian yang menyerupai batang dan daun-daun.
g. Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas
bagian kaki, tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati
yang primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada.

15

h.

Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora
akan membelah menjadi sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak
dan mempunyai penebalan berbentuk spiral namanya elatera.
i. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
j. Hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.
k. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini
menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan
kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.
l. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
m. Tidak memiliki batang dan daun.
n. Sel-sel induk spora melalui pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora
yang berkecambah hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau
boleh dikatakan lumut hati tidak membentuk protonema.
o. Sebagian besar mempunyai sel-sel yang mengandung minyak.
p. Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof, untuk lumut yang tumbuh pada
tempat yang kelembapannya tinggi. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip
bentuk hati dan banyak lekukan Contohnya: genus Riella
q. Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada
tempat yang kering.
Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia danLunularia, gametofit
memiliki stuktur khas berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae cup (piala
tunas).Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di dalamnya
terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting oleh air
hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif
lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnyaMarchantia sp. Namun, ada pula
yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk
arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau
payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat
arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit
jantan membentuk anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk
cawan dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang
menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid
membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
terletak tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk
sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha,
Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica.
Adapun gambar struktur tubuh daripada lumut hati yaitu:

16

3.

Lumut tanduk
Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya
berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh
dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofìt masak, bagian ujungnya akan terbelah
dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan
pada kapsulnya terdapatstomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus
yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua).
Adapun beberapa fakta yang berkaitan dengan lumut tanduk, antara lain:
a. Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang dimasukkan dalam satu
golongan saja, yaitu suku Anthocerotaceae.
b. Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh
c. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya mempunyai satu kloroplas
dengan satu pirenoid besar
d. Pada sisi bawah talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal.
e. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rhizoid, melekat
pada talus gametofitnya.
f. Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya
10-15 cm.
g. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat
dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding dari kelas lain pada
tumbuhan lumut
h. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Sporofit pada
lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk
i. Habitatnya di daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
j. Sepanjang poros sporogonium terdapat jaringan yg terdiri atas beberapa
deretan sel mandul yang disebut Kolumela.
k. Kolumela diselubungi oleh jaringan yg kemudian menghasilkan spora, disebut
arkespora.
l. Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang disebut elatera
m. Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul spora
pada sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan berturutturut sampai bagian bawah.
n. Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup
o. Anthocerotales terdiri dari satu suku, yaitu Anthocerotaceae.
Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat sekitar 100
spesies lumut tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis,
Folioceros, dan Leiosporoceros. Adapun bentuk struktur tubuh tumbuhan lumut itu
sendiri, yaitu:

17

B. SARAN
Biologi disebut juga dengan ilmu hayat, dimana ilmu tersebut mempelajari tentang
makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup berukuran kecil, tetapi untuk mengamatinya tidak
perlu menggunakan mikroskop, cukup dengan lup (kaca pembesar) saja. Oleh karenanya
ketersediaan kaca pembesar di sekolah sangat penting bagi kami sebagai perserta didik maupun
guru sebagai tenaga pendidik. Mohon stok kaca pembesar (lup) di sekolah ditambah lagi, demi
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, semoga kedepannya pembaca yang budiman mampu memanfaatkan
laporan ini dengan sebaik-baiknyadan semaksimal mungkin.

18

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu alam. Jakarta.
Penerbit Erlangga
Suharno, Bambang S., dkk. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu alam.
Jakarta. Penerbit Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
DOKUMEN
A’ Yun, Qurrata. 2014. Analisis Perbedaan Adat Istiadat dan Karakteristik Novel “sengsara Membawa Nikmat”
Karya Tulis Sutan Sati dengan Kehidupan Masa Kini. Kota Bima. MTsN 1 Kota Bima
WEBSITE
http://www.kaskus.co.id/thread/516af3247e1243de4b000000/si-lumut-kecil-yang-bermanfaat-bagi-kehidupanmanusia-dan-alam/
http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/04/tumbuhan-lumut-bryophyta.html
http://anisanuramalia10.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-lumut-dan-peranan-lumut_16.html
http://www.artikelsiana.com/2014/08/klasifikasi-atau-kelompok-tumbuhan.html#_
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VMuc4z-RLLE
http://www.sridianti.com/klasifikasi-lumut-01.html
http://www.sridianti.com/wp-content/uploads/2014/05/Lumut-Tanduk-300x239.jpg
https://stetraveler.files.wordpress.com/2010/12/11.jpg

19