Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan (1)
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup pada era seperti saat ini masyarakat sangat dimanjakan
oleh semua fasilitas yang cukup canggih. Melakukan segala kegian yang
menunjang kehidupan dengan sangat mudah, cepat dan hasilnya
memuaskan hal itu dikarenakan telah terjadi kemajuan pada segala
bidang kehidupan atau yang sering dikenal sebagai peradaban global.
Peradaban global tersusun dari kata yaitu peradaban dan global.
Peradaban itu sendiri sangat erat kaitannya dengan kebudayaan.
Kebudayaan itu sendiri hakikatnya adalah seperangkat peraturan dan
norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang
dipandang
layak
dan
dapat
di
terima
oleh
semua
masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari cipta, rasa dan karsa. Cipta adalah kemampuan
manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah kemampuan
manusia
untuk
menciptakan
beragam
seni
dan
kesenian
melalui
inderanya. Sedangkan karsa manusia menginginkan kesempurnaan hidup
sehingga mengahsilkan berbagai aktiftas hidup manusia guna memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Hasil
atau
menghasilkan sebuah peradaban.
produk
manusia
inilah
yang
Peradaban berasal
dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington
(2001)
mendefnisikan
peradaban
tidak
lain
adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh
manusia
pendukungnya.
Taraf
kebudayaan
yang
telah
mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan
sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Peradaban dapat
juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau
tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia
atau peradaban global).
Kata global maknanya adalah universal. Dari kata itulah
kemudian berkembang menjadi globalisasi yang sering kita kenal
sekarang.
Globalisasi
merupakan
proses
system
organisasi
dan
komunikasi antar masyarakat dunia untuk mengikuti sebuah system yang
sama. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi
adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting
lagi dalam kehidupan sosial.
Globalisasi memberi pengaruh positif maupun negatif
dalam
berbagai
kehidupan
politik,
ekonomi,
social
budaya
dan
pertahanan. Pada karya tulis ini saya akan membahas mengenai
pengaruh negatif peradaban global terhadap sistem sosial budaya
Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari karya tulis ini
adalah agar kita dapat mengetahui apa saja pengaruh negative dari
peradaban global terhadap system social budaya Indonesia dan solusi
untuk mengatasi hal tersebut.
C. Manfaat
Denagan dibuatnya karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya
karya tulis ini membuat penulis menjadi
mengerti bagaimana membuat laporan penelitian yang baik,serta dengan
dibuatnya laporan penelitian ini akan dijadikan penulis sebagai acuan
dalam pembuatan karya tulis yang berikutnya untuk menjadi lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Pembaca
dapat
memperoleh
informasi
mengenai
dampak
peradaban global, pengaruhnya terhadap system social dan budaya
Indonesia
serta
cara
mengatasi,dengan
demikian
akan
sedikit
mengurangi meminimalisir dampak negative dari peradaban global di
kalangan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi system idea tau gagasan yang terdapat
dalam
fkiran
manusia,sehingga
kebudayaan
itu
bersifat
abstrak.
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupun
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa,
organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk
menunjang kehidupan bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini
sudah mendominasi segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia.
Peradaban yang disebarkan oleh barat telah mengacu terhadap segala
hal dan hal itu telah menguasai dunia tak terkecuali bangsa Indonesia,
peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai mengikuti
kebudayaan bangsa barat.
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah kerana adanya krisis globalisasi yang
telah meracuni sebagian besar masyarakat Indonesia. Siapa yang bisa
menolak segala kemajuan yang ditawarkan oleh peradaban barat.
Pengaruh kebudayaan barat berjalan sangat cepat dan menyeluruh.
Tentunya hal itu akan menimbulkan pengaruh yang sangat luas pada
system social dan budaya masyrakat Indonesia. Pengaruh yang berjalan
begitu cepat tersebut menimbulkan terjadinya goncangan social atau
culture shock yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu
menhan berbagai pengaruh kebudayaan yang dating dari luar sehingga
terjadi
ketidakseimbangan
bersangkutan.
di
dalam
kehidupan
masyarakat
yang
Adanya penyerapan unsure budaya dari luar yang
dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang
mendalam
dapat
menimbulkan
ketimpangan
antara
wujud
yang
ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa
disebut sebagai ketimpangan budaya. Setiap peradaban akan saling
mempengaruhi. Peradaban yang dianggap lebih maju cenderung memiliki
pengaruh yang lebih luas bagi peradaban-peradaban yang lain.
Budaya barat yang masuk ke Indonesia menimbulkan
multi efek. Perkembangan tekhnologi dan masuknya budaya barat ke
Indonesia,
tanpa
disadari
secara
perlahan
telah
menghancurkan
kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya pengetahuan menyebabkan
akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
terkandung
didalam
kebudayaan
bangsa
Indonesia.
Masuknya
kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat
luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah,
berbagai budaya barat yang menghantarkan kita untuk hidup modern
yang meninggalkan segala hal yang tradisional, hal ini memicu orang
bersifat
antara
lain
sebagai
sikap
individualis,
matrealistis
dan
hedonisme.
Ä Individualis : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
social.
Ä Matrialistis : Adalah sebuah faham dimana masyarakat memandang
segalanya dari segi materi. Orang yang memiliki jabatan dan harta yang
melimpah pasti akan lebih dihargai oeleh masyarakat sekitarnya,
walaupun
orang
tersebut
tidak
memiliki
intelektual
yang
bagus.
Sebaliknya, orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki
harta dan jabatan maka orang tersebut akan selalu direndahkan. Orang
yang merasa dirinya kaya maka berhak merendahkan dan meremehkan
orang yang miskin. Itulah yang sekarang terjadi dimasyarakat kita.
Ä Konsumerisme
: adalah paham atau ideologi yang menjadikan
seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi
atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak
sepantasnya
secara
menjadikan manusia menjadi
berkelanjutan.
pecandu
dari
suatu
Hal
tersebut
produk,
sehingga
ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat
konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa
sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Di Indonesia hamper
semua orang mempunyai kendaraan bermotor, televisi, computer dan
sebagainya. Indonesia merupakan Negara pembeli motor Honda yang
nomer satu didunia. Mulai dari pejabat hingga masyarakat kalangan
menengah
pun
berbondong-bondong
membeli
dan
menggunakan
kendaraan bermotor untuk menunjang aktiftasnya. Misalnya saja yang
terlihat dikampus kita, mahasiswa ,pegawai , dosen sebagian besar
menggunakan kendaraan bermotor untuk ke kampus. Bandingkan saja
dengan Negara yang lebih maju dari pada Indonesia, misalnya yang
terjadi dinegara jepang. Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda,
tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda
datang ke kampus. Bagaimana yang terjadi di kampus kita sungguh
berbanding terbalik dengan hal itu, Rektor selalu menggunakan mobil
mewah begitu juga dengan sebagian pegawai dan mahasisiwa. Ketika
beberapa
pengusaha
ingin memberi
pinjaman
kepada
pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik
kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik
mobil dinas kedutaan yaitu mercy. Sungguh ironis, tapi itulah yang terjadi
di masyarakat kita.
Ä Hedonisme
: Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60) adalah
kesenangan atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik
yang tertinggi. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi
kebahagiaan. Kemudian Jeremy Bentham dalam Pospoprodijo (1999:61)
mengatakan bahwasanya kesenangan dan kesedihan itu adalah satusatunya motif yang memerintah manusia, dan beliau mengatakan juga
bahwa kesenangan dan kesedihan seseorang adalah tergantung kepada
kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat.
Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu
dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini
jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan
dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orangorang yang mengatakan ini, dengan sendirinya, menganggap atau
menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya. Orang-orang lebih
senang menghabiskan waktu di tempat-tempat perbelanjaan dan tempat
hiburan malam dari pada melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Pergaulan bebas, narkotika dan miras semakin digemari oleh generasi
muda saat ini.
B. Solusi Mengadapi Pengaruh Negatif Peradaban Global
Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan
karena adanya peradaban global dapat kita lakukan hal-hal seperti
berikut :
1)
Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan
budaya nasional. Memperkokoh ketahanan nasional sehingga mampu
menangkal
penetrasi
budaya
asing
yang
bernilai
negatif
dan
memfasilitasi adopsi budaya asing yang produktif dan bernilai positif.
2)
Pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai-nilai yang
positif seperti kemandirian, amanah, kedisiplinan, kejujuran, etos kerja,
gotong royong, toleransi, tanggung jawab dan rasa malu. Dengan
aktualisasi nilai moral dan agama ,transformasi budaya melalui adaptasi
dan adopsi nilai-nilai budaya asing yang positif guna memperkaya budaya
bangsa, revitalisai dan reaktualisasi budaya-budaya local yang bernilai
luhur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi menimbulkan pengaruh yang
negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang tertanam
didalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.
Berkembanganya
teknologi
disertai
nilai-nilai
interinsik
yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi
dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though
(1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,
kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka
atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah.
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan.
Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing.
Apabila timur dan barat bersatu,maka secara tidak langsung budaya yang
terdapat didalam kebudayaan timur secara perlahan akan luntur karena
kebudayaan barat telah berorientasi pada kemajuan dan kemudahan.
Sikap-sikap yang negative akan terus berkembang dimasyarakat,seperti
individualis, matrialistis dan hedonis.
B. Saran
Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
Indonesia sebagai penguat identitas bangsa. Caranya adalah dengan
penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya
bangsa.
Bagi
masyarakat
yang
mencoba
mengembangkan
seni
tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus
berupaya memodifkasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa
lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern.
Kebudayaan adalah kekayaan bangsa yang tidak ternilai. Kebudayaan
kita sebagai bangsa Indonesia memiliki cirikhas dan makna yang begitu
mendalam,yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di seluruh penjuru dunia.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya
bangsa, hendaknya memelihara segala macam yang terdapat didalam
kebudayaan kita yang luhur, serta menjadikan kebudayaan sebagai jati
diri kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://data.tp.ac.id/dokumen/
pengaruh+globalisasi+terhadap+eksistensi+kebud ayaan
Hitt A.M, Ireland D.., dan Hoskisson E.R., 1997, Manajemen Strategis
Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban.
http://id.wikipedia.org/wiki/Global
http://id.wikipedia.org/wiki/konsumerisme
http://id.wikipedia.org/wiki/individualis
http://id.wikipedia.org/wiki/hedonisme
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup pada era seperti saat ini masyarakat sangat dimanjakan
oleh semua fasilitas yang cukup canggih. Melakukan segala kegian yang
menunjang kehidupan dengan sangat mudah, cepat dan hasilnya
memuaskan hal itu dikarenakan telah terjadi kemajuan pada segala
bidang kehidupan atau yang sering dikenal sebagai peradaban global.
Peradaban global tersusun dari kata yaitu peradaban dan global.
Peradaban itu sendiri sangat erat kaitannya dengan kebudayaan.
Kebudayaan itu sendiri hakikatnya adalah seperangkat peraturan dan
norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang
dipandang
layak
dan
dapat
di
terima
oleh
semua
masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari cipta, rasa dan karsa. Cipta adalah kemampuan
manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah kemampuan
manusia
untuk
menciptakan
beragam
seni
dan
kesenian
melalui
inderanya. Sedangkan karsa manusia menginginkan kesempurnaan hidup
sehingga mengahsilkan berbagai aktiftas hidup manusia guna memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Hasil
atau
menghasilkan sebuah peradaban.
produk
manusia
inilah
yang
Peradaban berasal
dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington
(2001)
mendefnisikan
peradaban
tidak
lain
adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh
manusia
pendukungnya.
Taraf
kebudayaan
yang
telah
mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan
sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Peradaban dapat
juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau
tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia
atau peradaban global).
Kata global maknanya adalah universal. Dari kata itulah
kemudian berkembang menjadi globalisasi yang sering kita kenal
sekarang.
Globalisasi
merupakan
proses
system
organisasi
dan
komunikasi antar masyarakat dunia untuk mengikuti sebuah system yang
sama. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi
adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting
lagi dalam kehidupan sosial.
Globalisasi memberi pengaruh positif maupun negatif
dalam
berbagai
kehidupan
politik,
ekonomi,
social
budaya
dan
pertahanan. Pada karya tulis ini saya akan membahas mengenai
pengaruh negatif peradaban global terhadap sistem sosial budaya
Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari karya tulis ini
adalah agar kita dapat mengetahui apa saja pengaruh negative dari
peradaban global terhadap system social budaya Indonesia dan solusi
untuk mengatasi hal tersebut.
C. Manfaat
Denagan dibuatnya karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya
karya tulis ini membuat penulis menjadi
mengerti bagaimana membuat laporan penelitian yang baik,serta dengan
dibuatnya laporan penelitian ini akan dijadikan penulis sebagai acuan
dalam pembuatan karya tulis yang berikutnya untuk menjadi lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Pembaca
dapat
memperoleh
informasi
mengenai
dampak
peradaban global, pengaruhnya terhadap system social dan budaya
Indonesia
serta
cara
mengatasi,dengan
demikian
akan
sedikit
mengurangi meminimalisir dampak negative dari peradaban global di
kalangan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi system idea tau gagasan yang terdapat
dalam
fkiran
manusia,sehingga
kebudayaan
itu
bersifat
abstrak.
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupun
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa,
organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk
menunjang kehidupan bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini
sudah mendominasi segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia.
Peradaban yang disebarkan oleh barat telah mengacu terhadap segala
hal dan hal itu telah menguasai dunia tak terkecuali bangsa Indonesia,
peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai mengikuti
kebudayaan bangsa barat.
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah kerana adanya krisis globalisasi yang
telah meracuni sebagian besar masyarakat Indonesia. Siapa yang bisa
menolak segala kemajuan yang ditawarkan oleh peradaban barat.
Pengaruh kebudayaan barat berjalan sangat cepat dan menyeluruh.
Tentunya hal itu akan menimbulkan pengaruh yang sangat luas pada
system social dan budaya masyrakat Indonesia. Pengaruh yang berjalan
begitu cepat tersebut menimbulkan terjadinya goncangan social atau
culture shock yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu
menhan berbagai pengaruh kebudayaan yang dating dari luar sehingga
terjadi
ketidakseimbangan
bersangkutan.
di
dalam
kehidupan
masyarakat
yang
Adanya penyerapan unsure budaya dari luar yang
dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang
mendalam
dapat
menimbulkan
ketimpangan
antara
wujud
yang
ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa
disebut sebagai ketimpangan budaya. Setiap peradaban akan saling
mempengaruhi. Peradaban yang dianggap lebih maju cenderung memiliki
pengaruh yang lebih luas bagi peradaban-peradaban yang lain.
Budaya barat yang masuk ke Indonesia menimbulkan
multi efek. Perkembangan tekhnologi dan masuknya budaya barat ke
Indonesia,
tanpa
disadari
secara
perlahan
telah
menghancurkan
kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya pengetahuan menyebabkan
akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
terkandung
didalam
kebudayaan
bangsa
Indonesia.
Masuknya
kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat
luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah,
berbagai budaya barat yang menghantarkan kita untuk hidup modern
yang meninggalkan segala hal yang tradisional, hal ini memicu orang
bersifat
antara
lain
sebagai
sikap
individualis,
matrealistis
dan
hedonisme.
Ä Individualis : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
social.
Ä Matrialistis : Adalah sebuah faham dimana masyarakat memandang
segalanya dari segi materi. Orang yang memiliki jabatan dan harta yang
melimpah pasti akan lebih dihargai oeleh masyarakat sekitarnya,
walaupun
orang
tersebut
tidak
memiliki
intelektual
yang
bagus.
Sebaliknya, orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki
harta dan jabatan maka orang tersebut akan selalu direndahkan. Orang
yang merasa dirinya kaya maka berhak merendahkan dan meremehkan
orang yang miskin. Itulah yang sekarang terjadi dimasyarakat kita.
Ä Konsumerisme
: adalah paham atau ideologi yang menjadikan
seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi
atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak
sepantasnya
secara
menjadikan manusia menjadi
berkelanjutan.
pecandu
dari
suatu
Hal
tersebut
produk,
sehingga
ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat
konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa
sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Di Indonesia hamper
semua orang mempunyai kendaraan bermotor, televisi, computer dan
sebagainya. Indonesia merupakan Negara pembeli motor Honda yang
nomer satu didunia. Mulai dari pejabat hingga masyarakat kalangan
menengah
pun
berbondong-bondong
membeli
dan
menggunakan
kendaraan bermotor untuk menunjang aktiftasnya. Misalnya saja yang
terlihat dikampus kita, mahasiswa ,pegawai , dosen sebagian besar
menggunakan kendaraan bermotor untuk ke kampus. Bandingkan saja
dengan Negara yang lebih maju dari pada Indonesia, misalnya yang
terjadi dinegara jepang. Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda,
tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda
datang ke kampus. Bagaimana yang terjadi di kampus kita sungguh
berbanding terbalik dengan hal itu, Rektor selalu menggunakan mobil
mewah begitu juga dengan sebagian pegawai dan mahasisiwa. Ketika
beberapa
pengusaha
ingin memberi
pinjaman
kepada
pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik
kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik
mobil dinas kedutaan yaitu mercy. Sungguh ironis, tapi itulah yang terjadi
di masyarakat kita.
Ä Hedonisme
: Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60) adalah
kesenangan atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik
yang tertinggi. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi
kebahagiaan. Kemudian Jeremy Bentham dalam Pospoprodijo (1999:61)
mengatakan bahwasanya kesenangan dan kesedihan itu adalah satusatunya motif yang memerintah manusia, dan beliau mengatakan juga
bahwa kesenangan dan kesedihan seseorang adalah tergantung kepada
kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat.
Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu
dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini
jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan
dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orangorang yang mengatakan ini, dengan sendirinya, menganggap atau
menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya. Orang-orang lebih
senang menghabiskan waktu di tempat-tempat perbelanjaan dan tempat
hiburan malam dari pada melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Pergaulan bebas, narkotika dan miras semakin digemari oleh generasi
muda saat ini.
B. Solusi Mengadapi Pengaruh Negatif Peradaban Global
Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan
karena adanya peradaban global dapat kita lakukan hal-hal seperti
berikut :
1)
Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan
budaya nasional. Memperkokoh ketahanan nasional sehingga mampu
menangkal
penetrasi
budaya
asing
yang
bernilai
negatif
dan
memfasilitasi adopsi budaya asing yang produktif dan bernilai positif.
2)
Pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai-nilai yang
positif seperti kemandirian, amanah, kedisiplinan, kejujuran, etos kerja,
gotong royong, toleransi, tanggung jawab dan rasa malu. Dengan
aktualisasi nilai moral dan agama ,transformasi budaya melalui adaptasi
dan adopsi nilai-nilai budaya asing yang positif guna memperkaya budaya
bangsa, revitalisai dan reaktualisasi budaya-budaya local yang bernilai
luhur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi menimbulkan pengaruh yang
negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang tertanam
didalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.
Berkembanganya
teknologi
disertai
nilai-nilai
interinsik
yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi
dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though
(1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,
kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka
atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah.
Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan.
Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing.
Apabila timur dan barat bersatu,maka secara tidak langsung budaya yang
terdapat didalam kebudayaan timur secara perlahan akan luntur karena
kebudayaan barat telah berorientasi pada kemajuan dan kemudahan.
Sikap-sikap yang negative akan terus berkembang dimasyarakat,seperti
individualis, matrialistis dan hedonis.
B. Saran
Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
Indonesia sebagai penguat identitas bangsa. Caranya adalah dengan
penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya
bangsa.
Bagi
masyarakat
yang
mencoba
mengembangkan
seni
tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus
berupaya memodifkasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa
lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern.
Kebudayaan adalah kekayaan bangsa yang tidak ternilai. Kebudayaan
kita sebagai bangsa Indonesia memiliki cirikhas dan makna yang begitu
mendalam,yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di seluruh penjuru dunia.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya
bangsa, hendaknya memelihara segala macam yang terdapat didalam
kebudayaan kita yang luhur, serta menjadikan kebudayaan sebagai jati
diri kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://data.tp.ac.id/dokumen/
pengaruh+globalisasi+terhadap+eksistensi+kebud ayaan
Hitt A.M, Ireland D.., dan Hoskisson E.R., 1997, Manajemen Strategis
Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban.
http://id.wikipedia.org/wiki/Global
http://id.wikipedia.org/wiki/konsumerisme
http://id.wikipedia.org/wiki/individualis
http://id.wikipedia.org/wiki/hedonisme