Lomba Karya Tulis Ilmiah Esai Bebaskan I
Lomba Karya Tulis Ilmiah Esai
Memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-55 Tahun 2015
Bebaskan Indonesia dari “Monster Forest”!
Oleh : Agung Kukuh Prasetyo
UPTD SMK NEGERI 1 GONDANG
Balonggebang Tromol Pos 2 Gondang 64451 Telp. (0358) 611606
NGANJUK
Bebaskan Indonesia dari “Monster Forest”!
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan keanekaragaman
hayati, salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan suatu kawasan yang cukup
luas, yang terdiri atas kumpulan tumbuhan dan tanaman, terutama pepohonan dan
tumbuhan berkayu. Hutan tersebut mempunyai multiguna, yaitu sebagai habitat
flora (dunia tumbuhan), dan fauna (dunia hewan); sumber ekonomi, mencegah
bencana alam, tempat rekreasi, tempat berkemah, menguragi pencemaran udara,
tempat penyimpanan air, dan sebagai paru-paru dunia. ”Ada padang ada ilalang,
ada air ada pula ikan.” Ungkapan peribahasa tersebut dapat menggambarkan
keadaaan bangsa Indonesia yang mempunyai sumber daya alam
melimpah,
seperti hutan yang harus benar-benar dijaga oleh masyarakat Indonesia.
“Bagaimana jika hutan di Indonesia dijajah oleh para “monster forest”
yang tidak bertanggung jawab?” tanya penulis. Tentu bangsa Indonesia merasa
diperbudak olehnya. “Monster forest” berasal dari bahasa Inggris. “Monster”
artinya makhluk yang mempunyai karakter menyimpang, sedangkan “forest”
artinya hutan. Jadi, “monster forest” bisa dikatakan sebagai manusia yang
melalukan perbuatan menyimpang terhadap hutan. Hal ini menjadi ancaman bagi
bangsa Indonesia, sebab menimbulkan masalah besar terhadap hutan. Salah satu
masalah yang ditimbulkannya adalah kerusakan hutan (deforestasi).
Hutan adalah sumber kehidupan bagi negara kita tercinta ini. Coba
bayangkan, jika hutan habis tanpa ada satupun sisa, maka bencanapun datang
menghampiri kita, seperti banjir yang membawa dampak buruk bagi negara ini.
Semua warga Indonesia adalah generasi penerus bangsa, oleh karena itu, kita
harus berbondong-bondong dalam upaya pelestarian hutan dan memberantas para
“monster forest.” Inilah pentingnya penyelesaian masalah dari kerusakan hutan
(deforestasi) demi kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bersama.
Maksud dan tujuan penulis menganalisis tentang hutan adalah supaya
dapat memecahkan suatu masalah atau persoalan tentang kerusakan hutan
(deforestasi) yang diakibatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
atas perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itu, mari kita uraikan pokok
permasalahan dan penyelesaiannya.
Hutan di Indonesia masih menjadi problematika sampai saat ini.
Kerusakan hutan semakin meningkat dari tahun ke tahun tanpa terkendali, bahkan
Guiness World Record menyebut bahwa kerusakan hutan di Indonesia adalah
yang tercepat di dunia. Kerusakan tersebut tidak lain lagi pelakunya adalah
masyarakat Indonesia sendiri. Pantaslah masyarakat yang melakukan kerusakan
terhadap hutan dijuluki sebagai “monster forest,” sebab telah menghancurkan isi
hutan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkannya.
Banyak kerusakan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tak
bertanggung jawab, yaitu sebagai berikut :
1. Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging)
Sudah
menjadi
kebiasaan
masyarakat
Indonesia
tak
lepas
dengan namanya kayu. Kayu bisa dijadikan bahan baku untuk kegiatan
industri, salah satunya untuk perabotan rumah tangga : kursi, meja, dan
almari. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, tentunya seseorang
yang mempunyai usaha furniture melakukan penebangan kayu di
hutan. Lebih parahnya, jika penebangan kayu dilakukan semena-mena
tanpa ada izin dari Perhutani. Seseorang yang melakukan kegiatan ini
bisa dikategorikan sebagai KPK (Kelompok Pencuri Kayu).
2. Pembakaran hutan dengan sengaja
Terbatasnya lahan memaksa seseorang untuk memanfaatkan hutan
untuk membuka lahan baru, akan tetapi kegiatan tersebut dilakukan
seenaknya saja, yaitu dengan membakar hutan tanpa memperhatikan
risiko “si jago merah” masuk ke permukiman warga sekitar, sehingga
menimbulkan asap tebal yang mengganggu pernapasan makhluk
hidup. Seseorang yang melakukan kegiatan ini bisa dikategorikan
sebagai PALA (Perusak Alam).
3. Perburuan liar
Seseorang yang telah diberi kenikmatan oleh Tuhan Yang Mahakuasa
merasa belum puas dan tidak mensyukuri atas nikmat yang
diperolehnya. Berbagai carapun ditempuh untuk mendapatkan
keuntungan
yang
sebesar-besarnya,
salah
satunya
melakukan
perburuan liar terhadap binatang langka yang ada di hutan untuk
dijual. “Apa yang terjadi jika binatang langka di hutan habis karena
perburuan liar?” tentu ini akan merusak keanekaragaman satwa yang
ada di hutan, sehingga menjadikan hutan bagaikan “sayur tanpa
garam,” sebab isi yang ada di dalam hutan akan berkurang.
Sungguh “monster-monster” yang biadab dan tak bertanggung jawab,
bahkan telah menjadikan negara kita ini sebagai NN (Negara Neraka). Ungkapan
tersebut memang benar, karena kita akan merasa tersiksa akibat kerusakan hutan.
Kerusakan hutan tersebut memberi dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
1. Pemanasan Global (Global Warming)
Apabila hutan habis tanpa menyisakan satu pohonpun, maka
pemanasan global akan terjadi secara besar-besaran, sebab kegunaan
hutan yang lain adalah menyerap gas karbon dioksida yang ada
dilapisan ozon yang menyababkan suhu di bumi semakin panas.
Akibat panasnya kita bagaikan “berendam di neraka.”
2. Punahnya ekosistem di hutan
Ketika hutan habis, maka secara otomatis binatang-binatang yang
hidup di dalamnya kehilangan habitat (tempat tinggal), sehingga
menyebabkan binatang tersebut memasuki permukiman warga sekitar.
Akibat binatang tersebut menjadikan kehidupan warga menjadi resah.
3. Timbulnya bencana alam
Hutan yang gundul menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan
tanah longsor yang merupakan ancaman bagi warga sekitar.
4. Tidak ada lahan untuk penyerapan air
Kita mengetahui bahwa kegunaan hutan adalah daerah resapan air,
akan tetapi jika tidak ada hutan, maka tidak ada daerah resapan air
yang baik.
1
”Kerusakan
hutan
Indonesia
semakin
http://www.kompasiana.com/phungky/kerusakan-hutan-indonesiasemakin-parah_55283223f17e6164218b46b2 (April 01, 2013)
parah,”
5. Hutan akan menjadi kenangan bangsa Indonesia
Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan
seperti dirimu oh hutanku
Jauh kau pergi meninggalkan
diriku
Disini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari
penggantimu
Namun tak lagi kan
seperti dirimu oh hutanku
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka terdapat beberapa alternatif
pemecahan masalah, diantaranya adalah :
1. Melakukan reboisasi (penghijauan)
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul. Dengan
melakukan penghijauan ini dapat memperbaiki tanaman-tanaman yang
rusak akibat ulah “monster forest.”
2. Mengikuti kegiatan Saka Wanabakti dan Saka Tarunabumi
Saka Wanabakti adalah satuan karya pramuka yang bergerak dibidang
kehutanan. Dengan mengikuti kegiatan ini, khususnya para generasi
muda, maka akan mendapat pembelajaran tentang arti pentingnya
hutan bagi kehidupan dan upaya untuk menjaga hutan dari serangan
apapun. Kita dapat juga mengikuti Saka Tarunabumi, yaitu saka yang
bergerak dibidang pertanian, sebab akan mendapat pembelajaran
tentang cara penanaman kembali hutan yang gundul.
3. Memberikan penyuluhan
Dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti
pentingnya hutan dan upaya menjaga hutan dari kerusakan, maka dapat
menumbuhkan rasa kecintaan terhadap hutan.
4. Pemerintah membuat kebijakan yang tegas
Pemerintah harus membuat peraturan tentang pelanggaran perusakan
hutan yang tegas dan memberikan sanksi yang memberikan efek jera
pada pelaku yang melanggarnya.
5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam)
Bagi pelajar dapat ikut serta dalam upaya mengatasi dan mencegah
kerusakan hutan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA
(Pecinta Alam), tetapi PALA yang ini bukan perusak alam seperti yang
telah disebutkan di halaman sebelumnya. Dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ini, diharapkan para pelajar dapat menumbuhkan rasa
kecintaannya terhadap alam serta mendapatkan pembelajaran yang
bermanfaat.
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masalahmasalah atau problematika tentang hutan, yaitu kerusakan hutan (deforestasi).
Kerusakan tersebut disebabkan oleh “monster forest” yang masih menjadi
ancaman bagi bangsa Indonesia. Masalah-masalah tersebut adalah pembalakan
liar atau penebangan liar (illegal logging), pembakaran hutan dengan sengaja, dan
perburuan liar. Masalah tersebut menimbulkan dampak negatif, diantaranya
adalah pemanasan global (global warming), punahnya ekosistem di hutan,
timbulnya bencana alam, tidak ada lahan untuk penyerapan air, dan hutan di
Indonesia akan menjadi kenangan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bangsa
Indonesia, maka masalah kerusakan hutan harus segera diberantas atau
diselesaikan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan
reboisasi (penghijauan), mengikuti kegiatan Saka Wanabakti, dan Saka
Tarunabumi; memberikan penyuluhan tentang arti pentingnya menjaga hutan,
pemerintah
membuat
kebijakan
yang
ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam).
tegas,
dan
mengikuti
kegiatan
LAMPIRAN BIODATA
Tema Naskah Esai
: Pengawal Sumber Daya Alam
Judul Naskah Esai
: Bebaskan Indonesia dari ”Monster Forest”!
Nama Penulis
: Agung Kukuh Prasetyo
Tempat & Tanggal Lahir
: Nganjuk, 22 Oktober 1998
Kelas
: XI ATU 3
Kompetensi Keahlian
: Agribisnis Ternak Unggas (ATU)
Sekolah
: UPTD SMK Negeri 1 Gondang
Alamat Rumah
: Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso,
Kabupaten Nganjuk
Alamat E-mail
: agungkukuh.prasetyo10@gmail.com
No HP
: 082332797099
Memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-55 Tahun 2015
Bebaskan Indonesia dari “Monster Forest”!
Oleh : Agung Kukuh Prasetyo
UPTD SMK NEGERI 1 GONDANG
Balonggebang Tromol Pos 2 Gondang 64451 Telp. (0358) 611606
NGANJUK
Bebaskan Indonesia dari “Monster Forest”!
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan keanekaragaman
hayati, salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan suatu kawasan yang cukup
luas, yang terdiri atas kumpulan tumbuhan dan tanaman, terutama pepohonan dan
tumbuhan berkayu. Hutan tersebut mempunyai multiguna, yaitu sebagai habitat
flora (dunia tumbuhan), dan fauna (dunia hewan); sumber ekonomi, mencegah
bencana alam, tempat rekreasi, tempat berkemah, menguragi pencemaran udara,
tempat penyimpanan air, dan sebagai paru-paru dunia. ”Ada padang ada ilalang,
ada air ada pula ikan.” Ungkapan peribahasa tersebut dapat menggambarkan
keadaaan bangsa Indonesia yang mempunyai sumber daya alam
melimpah,
seperti hutan yang harus benar-benar dijaga oleh masyarakat Indonesia.
“Bagaimana jika hutan di Indonesia dijajah oleh para “monster forest”
yang tidak bertanggung jawab?” tanya penulis. Tentu bangsa Indonesia merasa
diperbudak olehnya. “Monster forest” berasal dari bahasa Inggris. “Monster”
artinya makhluk yang mempunyai karakter menyimpang, sedangkan “forest”
artinya hutan. Jadi, “monster forest” bisa dikatakan sebagai manusia yang
melalukan perbuatan menyimpang terhadap hutan. Hal ini menjadi ancaman bagi
bangsa Indonesia, sebab menimbulkan masalah besar terhadap hutan. Salah satu
masalah yang ditimbulkannya adalah kerusakan hutan (deforestasi).
Hutan adalah sumber kehidupan bagi negara kita tercinta ini. Coba
bayangkan, jika hutan habis tanpa ada satupun sisa, maka bencanapun datang
menghampiri kita, seperti banjir yang membawa dampak buruk bagi negara ini.
Semua warga Indonesia adalah generasi penerus bangsa, oleh karena itu, kita
harus berbondong-bondong dalam upaya pelestarian hutan dan memberantas para
“monster forest.” Inilah pentingnya penyelesaian masalah dari kerusakan hutan
(deforestasi) demi kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bersama.
Maksud dan tujuan penulis menganalisis tentang hutan adalah supaya
dapat memecahkan suatu masalah atau persoalan tentang kerusakan hutan
(deforestasi) yang diakibatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
atas perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itu, mari kita uraikan pokok
permasalahan dan penyelesaiannya.
Hutan di Indonesia masih menjadi problematika sampai saat ini.
Kerusakan hutan semakin meningkat dari tahun ke tahun tanpa terkendali, bahkan
Guiness World Record menyebut bahwa kerusakan hutan di Indonesia adalah
yang tercepat di dunia. Kerusakan tersebut tidak lain lagi pelakunya adalah
masyarakat Indonesia sendiri. Pantaslah masyarakat yang melakukan kerusakan
terhadap hutan dijuluki sebagai “monster forest,” sebab telah menghancurkan isi
hutan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkannya.
Banyak kerusakan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tak
bertanggung jawab, yaitu sebagai berikut :
1. Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging)
Sudah
menjadi
kebiasaan
masyarakat
Indonesia
tak
lepas
dengan namanya kayu. Kayu bisa dijadikan bahan baku untuk kegiatan
industri, salah satunya untuk perabotan rumah tangga : kursi, meja, dan
almari. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, tentunya seseorang
yang mempunyai usaha furniture melakukan penebangan kayu di
hutan. Lebih parahnya, jika penebangan kayu dilakukan semena-mena
tanpa ada izin dari Perhutani. Seseorang yang melakukan kegiatan ini
bisa dikategorikan sebagai KPK (Kelompok Pencuri Kayu).
2. Pembakaran hutan dengan sengaja
Terbatasnya lahan memaksa seseorang untuk memanfaatkan hutan
untuk membuka lahan baru, akan tetapi kegiatan tersebut dilakukan
seenaknya saja, yaitu dengan membakar hutan tanpa memperhatikan
risiko “si jago merah” masuk ke permukiman warga sekitar, sehingga
menimbulkan asap tebal yang mengganggu pernapasan makhluk
hidup. Seseorang yang melakukan kegiatan ini bisa dikategorikan
sebagai PALA (Perusak Alam).
3. Perburuan liar
Seseorang yang telah diberi kenikmatan oleh Tuhan Yang Mahakuasa
merasa belum puas dan tidak mensyukuri atas nikmat yang
diperolehnya. Berbagai carapun ditempuh untuk mendapatkan
keuntungan
yang
sebesar-besarnya,
salah
satunya
melakukan
perburuan liar terhadap binatang langka yang ada di hutan untuk
dijual. “Apa yang terjadi jika binatang langka di hutan habis karena
perburuan liar?” tentu ini akan merusak keanekaragaman satwa yang
ada di hutan, sehingga menjadikan hutan bagaikan “sayur tanpa
garam,” sebab isi yang ada di dalam hutan akan berkurang.
Sungguh “monster-monster” yang biadab dan tak bertanggung jawab,
bahkan telah menjadikan negara kita ini sebagai NN (Negara Neraka). Ungkapan
tersebut memang benar, karena kita akan merasa tersiksa akibat kerusakan hutan.
Kerusakan hutan tersebut memberi dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
1. Pemanasan Global (Global Warming)
Apabila hutan habis tanpa menyisakan satu pohonpun, maka
pemanasan global akan terjadi secara besar-besaran, sebab kegunaan
hutan yang lain adalah menyerap gas karbon dioksida yang ada
dilapisan ozon yang menyababkan suhu di bumi semakin panas.
Akibat panasnya kita bagaikan “berendam di neraka.”
2. Punahnya ekosistem di hutan
Ketika hutan habis, maka secara otomatis binatang-binatang yang
hidup di dalamnya kehilangan habitat (tempat tinggal), sehingga
menyebabkan binatang tersebut memasuki permukiman warga sekitar.
Akibat binatang tersebut menjadikan kehidupan warga menjadi resah.
3. Timbulnya bencana alam
Hutan yang gundul menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan
tanah longsor yang merupakan ancaman bagi warga sekitar.
4. Tidak ada lahan untuk penyerapan air
Kita mengetahui bahwa kegunaan hutan adalah daerah resapan air,
akan tetapi jika tidak ada hutan, maka tidak ada daerah resapan air
yang baik.
1
”Kerusakan
hutan
Indonesia
semakin
http://www.kompasiana.com/phungky/kerusakan-hutan-indonesiasemakin-parah_55283223f17e6164218b46b2 (April 01, 2013)
parah,”
5. Hutan akan menjadi kenangan bangsa Indonesia
Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan
seperti dirimu oh hutanku
Jauh kau pergi meninggalkan
diriku
Disini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari
penggantimu
Namun tak lagi kan
seperti dirimu oh hutanku
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka terdapat beberapa alternatif
pemecahan masalah, diantaranya adalah :
1. Melakukan reboisasi (penghijauan)
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul. Dengan
melakukan penghijauan ini dapat memperbaiki tanaman-tanaman yang
rusak akibat ulah “monster forest.”
2. Mengikuti kegiatan Saka Wanabakti dan Saka Tarunabumi
Saka Wanabakti adalah satuan karya pramuka yang bergerak dibidang
kehutanan. Dengan mengikuti kegiatan ini, khususnya para generasi
muda, maka akan mendapat pembelajaran tentang arti pentingnya
hutan bagi kehidupan dan upaya untuk menjaga hutan dari serangan
apapun. Kita dapat juga mengikuti Saka Tarunabumi, yaitu saka yang
bergerak dibidang pertanian, sebab akan mendapat pembelajaran
tentang cara penanaman kembali hutan yang gundul.
3. Memberikan penyuluhan
Dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti
pentingnya hutan dan upaya menjaga hutan dari kerusakan, maka dapat
menumbuhkan rasa kecintaan terhadap hutan.
4. Pemerintah membuat kebijakan yang tegas
Pemerintah harus membuat peraturan tentang pelanggaran perusakan
hutan yang tegas dan memberikan sanksi yang memberikan efek jera
pada pelaku yang melanggarnya.
5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam)
Bagi pelajar dapat ikut serta dalam upaya mengatasi dan mencegah
kerusakan hutan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PALA
(Pecinta Alam), tetapi PALA yang ini bukan perusak alam seperti yang
telah disebutkan di halaman sebelumnya. Dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ini, diharapkan para pelajar dapat menumbuhkan rasa
kecintaannya terhadap alam serta mendapatkan pembelajaran yang
bermanfaat.
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masalahmasalah atau problematika tentang hutan, yaitu kerusakan hutan (deforestasi).
Kerusakan tersebut disebabkan oleh “monster forest” yang masih menjadi
ancaman bagi bangsa Indonesia. Masalah-masalah tersebut adalah pembalakan
liar atau penebangan liar (illegal logging), pembakaran hutan dengan sengaja, dan
perburuan liar. Masalah tersebut menimbulkan dampak negatif, diantaranya
adalah pemanasan global (global warming), punahnya ekosistem di hutan,
timbulnya bencana alam, tidak ada lahan untuk penyerapan air, dan hutan di
Indonesia akan menjadi kenangan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bangsa
Indonesia, maka masalah kerusakan hutan harus segera diberantas atau
diselesaikan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan
reboisasi (penghijauan), mengikuti kegiatan Saka Wanabakti, dan Saka
Tarunabumi; memberikan penyuluhan tentang arti pentingnya menjaga hutan,
pemerintah
membuat
kebijakan
yang
ekstrakurikuler PALA (Pecinta Alam).
tegas,
dan
mengikuti
kegiatan
LAMPIRAN BIODATA
Tema Naskah Esai
: Pengawal Sumber Daya Alam
Judul Naskah Esai
: Bebaskan Indonesia dari ”Monster Forest”!
Nama Penulis
: Agung Kukuh Prasetyo
Tempat & Tanggal Lahir
: Nganjuk, 22 Oktober 1998
Kelas
: XI ATU 3
Kompetensi Keahlian
: Agribisnis Ternak Unggas (ATU)
Sekolah
: UPTD SMK Negeri 1 Gondang
Alamat Rumah
: Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso,
Kabupaten Nganjuk
Alamat E-mail
: agungkukuh.prasetyo10@gmail.com
No HP
: 082332797099