Laporan Lengkap Geologi dan Ilmu Tanah H

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka
bumi. Tanah terbentuk dibawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja
dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah
merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan
manusia. Tanah merupakan system ruang-waktu bermatra empat.
Tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu
mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah
adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan
pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman disebut edhapology.
Tanah yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biology
menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda suatu tempat ke tempat lainnya baik sifat
fisik, kimia maupun sifat biologinya. Dalam istilah tanah, lapisan tersebut dinamakan
horizon. Penampakan vertical dari tanah yang terdiri dari horizon-horizon disebiut
profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan horizon-horizon tanah dipengaruhi
oleh factor-faktor pembentuk tanah, yaitu : bahan induk, iklim, biota, topografi dan
waktu.
Kompenen tanah (mineral, organic, air dau udara) tersusun antara satu dan yang

membentuk tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis.
Kandungan bahan mineral dan bahan organic tanah yang berukuran sangat
halus (koloid tanah) sangat mempengaruhi sifat kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas
tukar karbon (KTK) dan kejenuhan basa. Partikel-partikel koloid yang sangat halus
yang dikenal sebagai mikro sel pada umumnya bermuatan negative, sehingga ion-ion

yang bermuatan positif akan tertarik dan membentuk lapisan ganda ion. Dari hal
inilah sehingga perlu diperlakukan praktikum tentang profil tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Tanah

1. Pengertian Tanah
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan

dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001)
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Menurut Henry D Foth, factor-faktor perkembangan profil tanah yaitu :
1). Iklim, faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh
karenanya karakteristik umum suatu tanah sanagt tergantung pada perubahan kondisi
iklim.
2). Tekstur tanah, menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Teristimewa
tekstur merupakan perbandingan relative pasir, debu dan liat atau kelompok partikelpartikel sekunder dengan ukuran lebih kecil dari kerikil.

3). Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah
primer sampai pada partikel-partikel sekunder atau agregat.
4). Warna tanah, sifat tanah nyata dan mudah dikenali.
5). Batas lapisan tanah.
Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh
karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering.

Secara garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu
proses pelapukan dan proses perkembangan tanah (Hardjowigeno, 1992).
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak
digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek
langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat
dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi
putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran
kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot,
disebut karatan (Tan, 1995)
Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukkan warna tanah yang
bervariasi, menggambarkan petunjuk tentang sifat-sifat tanah. Sifat tanah yang
berkaitan dengan warna tanah kandungan bahan organik, kondisi drainase dan serasi.
Warna tanah digunakan dalam menentukan klasifikasi tanah dan mencirikan

perbedaan horizon-horizon tanah, atas dasar warnanya yang muncul sebagai akibat
gaya-gaya aktif dalam proses pembentukan tanah.
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat
hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat

menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam
warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi
merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah
makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah
maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih
tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap
(kelam).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik dan
valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium elatif
sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya
(Hardjowigeno, 1992).

Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, kelas
struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi
bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type
lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ), type

granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian klas yaitu
dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Untuk semua type
tanah dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type. Berdasarkan
tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan
struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika
tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi
menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah. Sedang/cukup yaitu tanah berbentuk
agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah
yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan
serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan (Koorevaar, 1987)
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah
primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat
denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horisonhorison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang
penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat
memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya

unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna
mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan
memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus

kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara
sebagai berikut:
1. Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola
dan gulungan.
2. Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur.
3. Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah
hancur.
4. Lempung

Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
5. Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan
dengan permukaan mengkilat.
6. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat

digulung dengan permukaan mengkilat.
7. Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
8. Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
9. Lempung Liat Berdebu

Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta
dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
10. Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan.
11. Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
mudah dibuat gulungan.
12. Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan
mudah dibuat gulungan (Hardjowigeno, 1992).

Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.
Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah,
warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam
tanah. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang

kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu
(daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di
tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat
tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang
(Hardjowigeno, 1992)
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butirbutir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi
adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat
memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya
kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air)
dengan berbagai kelembaban tanah.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan
cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai

dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative
terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh
walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara
(Pasaribu, 2007).
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth, 1984).

Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi
symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan
horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003).
Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral volumenya
kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Henry D Foth, 1984).
Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk meresap
ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral lempung dan
terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti pasir (Hakim, 2007).
Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna merah
atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985).
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh prosesproses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya
(Henry D Foth, 1985).


3.1

III.KEADAAN UMUM LOKASI
Letak Astronomis dan Geografis
3.1.1 Letak Astronomis
Secara astronomis wilayanh ini terletak di titik koordinat LS = 5◦7’38.9” dan titik
koordinat BT = 119◦28’53.0”.
3.1.2 Letak Geografis
Secara geografis wilayah penggalian profil tanah terletak di bagian:
Utara

: Kandang Peternakan

Selatan

: Politeknik Ujung Pandang

3.2


Barat

: Kebun Percobaan Proteksi

Timur

: Kebun Percobaan Agronomi

Topografi
Keadaan topografi suatu wilayah mempengaruhi tebal dan tipisnya suatu lapisan
tanah. Keadaan topografi tempat pengamatan profil tanah yaitu datar dengan
kemiringan berkisar 0-3%.

3.3

Vegetasi
Vegetasi pada lokasi pengambilan sampel tanah subur dengan tanaman berupa buah
naga sekitar 200 pohon dan tanaman lain berupa jagung, papaya, mangga dan
kedondong.

IV.METODOLOGI
4.1

Waktu dan Tempat
Praktikum Profil Tanah dilakukan DI Ex-Farm, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar selama dua kali yaitu penggalian tanah
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 sekitar pukul 10.00 WITA dan
pengambilan sampel tanah utuh pukul 16.00 WITA.

4.2

Alat dan Bahan
4.2.1 Alat
Alat

yang

digunakan

pada

pengamatan

profil

tanah

adalah

:

cangkul,

linggis,penggaris, cutter/pisau, GPS, meteran, kompas, ring sampel, papan, Daftar
Isian Profil (DIP), sekop, alat tulis dan papan.
4.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu : kantong plastic dan kertas label.
4.3

Prosedur Kerja:
4.3.1 Pengambilan Sampel Tanah Utuh

a.

Ratakan dan bersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel
tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.

b.

Tekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.

c.

Tabung beserta tanah digali kemudian ratakan tanah

d.

Tutuplah ring sampel dengan plastik, lalu simpan.

4.3.2
a.

Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan
diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.

b.

Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1

Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1 : Tabel Hasil Pengamatan Profil Tanah
Parameter
Pengamatan

Lapisan
I

II

III

IV

Kedalaman lapisan
(cm)

0 – 20cm

20-40 cm

40-60 cm

60-72.5 cm

Batasan lapisan

Berangsur

Berangsur

Berangsur

Berangsur

Topografi
batasanmlapisan

Berombak

Berombak

Berombak

Berombak

Warna (Munsell)
Tekstur
Struktur
Konsistensi

LiatBerdebu LiatBerpasir LiatBerdebu
Sedang
Kasar
Sedang
Tidak
Tidak
AgakPlastis
Plastis
Plastis

Karatan

Sumber : Data Primer Yang Telah Diolah, 2013.

Liat
Halus
Tidak
Plastis

5.2

Pembahasan
Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan dan dibahas melalui data-data berikut:

a. Kedalaman lapisan
Lapisan I memiliki kedalaman 0-20 cm, lapisan II 20-40 cm, lapisan III 40-60 cm dan
lapisan IV 60-72.5 cm. perbedaan lapisan ini merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon. Batas suatu horizon dengan horizon
lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Pairunan (1983) yang menyatakan bahwa dalam pengamtan tanah
dilapangn. Ketajaman peralihan horizon ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan
yaitu nyata lebar perlaihan kurang dari 2,5 cm, jelas lebar peralihan 2,5-6,5 cm,
berangsur lebar peralihan 6,5-12,5 cm, dan baur lebar peralihan lebih dari 12,5 cm.
b. Batas-batas lapisan
Lapisan I hingga lapisan IV memiliki beberapa batasan lapisan yang berangsur. Hal
ini sesuia dengan pendapat Hardjowigeno (2007) bahwa dalam pengamatan tanah di
lapangan ketajaman peralihan hrizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata,
jelas berangsur dan baur.
c. Topografi batas lapisan
Topografi batas lapisan I hingga lapisan IV memiliki topografi yang berombak.
Adanya batasan dan topografi lapisan-lapisan ini sesuai dengan pendapat
Kartasaputra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan-lapisan yang
terbentuk pada profil dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata tetapi kerap
kali batasannya agak kabur atau berombak.
d. Warna (Munsell)
Warna pada lapisan I hingga lapisan IV tidak dapat diketahui dengan jelas karena
tanah di daerah ini merupakan tanah timbunan sehingga warna lapisannya hamper
memiliki warna yang sama.
e. Tekstur

Tekstur pada lapisan I liat berdebu, Lapisan II ialah liat berpasir, lapisan III ialah liat
berdebu dan lapisan IV liat. Penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari hasil uji
feeling di lapangan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hardjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa di lapangan, tekstur
tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus
dan kasarnya yang dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat.
f. Struktur
Dalam praktek di lapangan di peroleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda. Pada
lapisan I struktur tanah kasar sedangkan lapisan II kasar dan lapisan III sedang serta
lapisan IV halus. Menurut Hardjowigeno (1987) gumpalan-gumpalan kecil ini
mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yng berbeda-beda.
g. Konsistensi
Konsisitensi tanah pada setiap lapian berbeda. Pada lapisan I konsisitensi tanah tidak
plastis, lapisan II konsistensi tanah tidak plastis, konsistensi tanah pada lapisan III
agak plasyis dan konsistensi tanah pada lapisan IV tidak plastis. Menurut
Hardjowigeno (1987) tanah basah adalah tanah dengan kandungan air mendekati
kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah kering yang tanah dengan kandungan air
mendekati kapasitas.

VI. PENUTUP
6.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:

a.

Lapisan I mempunyai kedalam 20 cm, memilki batasan lapisan berangsur, topografi
bata lapisan berombak, tekstur liat berdebu, struktur sedang dan konsistensi tidak
plastis.

b. Lapisan II mempunyai kedalam 20 cm, memilki batasan lapisan berangsur, topografi
bata lapisan berombak, tekstur liat berpasir, struktur sedang dan konsistensi tidak
plastis.
c.

Lapisan III mempunyai kedalam 20 cm, memilki batasan lapisan berangsur,
topografi bata lapisan berombak, tekstur liat berdebu, struktur sedang dan konsistensi
agak plastis.

d. Lapisan IV mempunyai kedalam12,5 cm, memilki batasan lapisan berangsur,
topografi bata lapisan berombak, tekstur liat, strukutur halus dan konsistensi tidak
plastis.
e.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim (khusus
suhu dan curah hujan), jasad hidup, bahan induk, topografi, waktu untuk membentuk
tanah.

6. 2

Saran
Untuk pengamatan profil selanjutnya, dalam proses penggalian sebaiknya
menggunakan alat/mesin agar lapisan tanah bisa tampak dengan jelas, agar tidak
memakan waktu yang lama dalam proses penggaliannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Haidir. 2012. Profil Tanah. Pengetahuanali.blogspot.com/2012/v;behaviorutd
lfaultumlo.html. Dalam www.google.com. Diakses tanggal 2 April 2013. Pukul 02.46
WITA.
Foth, D Henry. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjamadah University:Yogyakarta.
Khaeriyah.2012. Laporan
Profil
Tanah.
Khaeriyah.indahnyaberbagi.blogspot.com
/2012/05/i.html. dalamwww.gooogle.com. Diakses tanggal 8 April 2013. Pukul 14.00
WITA.
Mutmainnah,iin. 2012. Laporan Profil Tanah. Iinmutmainnah.blogspot.com/2012/05/
laporan-profil;tanah.html. Dalam www.google.com. Diakses tanggal 2 April 2013.
Pukul 02.40 WITA.
Sutanto, Racman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta.
Susi. 2013. Geo Tanah dan Profil Tanah. Xuexie.blogspot.com/2012/05/geo-tanah-prodiltanah.html. Dalamwww.google.com. Diakses tanggal 2 April 2013. Pukul 03.00
WITA.
Vivin, Suryati. 2010. Laporan Profil Tanah. Vivinsuryati.blogspot.com/2010/12/
laporan-profil-tanah.html. Dalam www.google.com. Diakses tanggal 8 April 2013.
Pukul 14.15 WITA.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2