LAPORAN PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MA
LAPORAN PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MASUKNYA JEPANG DI
INDONESIA
DISUSUN OLEH:
NAMA:MUHAMMAD RAZIQUN
KELAS:XI IIS 1
ILMU ILMU SOSIAL I SMA NEGERI 6 KENDARI
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perjalanan Jepang dalam keikutsertaannya dalam konflik terbesar
sepanjang sejarah perang tidak luput dari hal-hal yang terjadi dalam
tubuh internal Jepang sendiri. Hal-hal tersebut menjadi pro dan kontra
bagi pihak Jepang sendiri sehingga menimbulkan konflik di dalam tubuh
Jepang sendiri. Kita akui kemajuan pesat yang dialami oleh Jepang setelah
era kekaisaran Tokugawa yang ditandai dengan adanya ide restorasi meiji
ini begitu hebat, baik dari segi pendidikan, ekonomi, sampai dengan
tekhnologi semua mengalami westernisasi. Karena seperti diketahui,
selama berpuluh-puluh abad sebelumnya Jepang mengalami politik isolasi
yang berarti tidak mau mencampuri urusan negara-negara lain, juga tidak
menerima pengaruh dari negara-negara lain.
Pada era Meiji, Jepang mengalami perubahan begitu besar dalam
segala aspek yang mempengaruhi kehidupan kenegaraannya. Begitu juga
dengan kemiliterannya, Jepang telah membangun angkatan laut, darat
serta udaranya yang didukung oleh kemajuan tekhnologi yang mereka
pelajari dari pengaruh barat. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan
kemenangan Jepang pada pertempuran melawan Rusia di Tsushima tahun
1905. Hal ini menjadi tonggak kemajuan bangsa Asia yang lain dalam
melawan kolonialisasi bangsa barat, termasuk di Indonesia yang pada
tahun 1908 memunculkan babak baru perlawanan terhadap kolonial
Belanda yang sering kita sebut dengan Masa Pergerakan Nasional.
Perjalanan
Jepang
dalam
membangun
angkatan
perangnya
mendapat tekanan dari organisasi perdamaian dunia (LBB), Jepang justru
semakin menjadi dengan terus mengembangkan angkatan perangnya,
terutama angkatan lautnya yang dibarengi dengan munculnya doktrin
Hakka-i-Chiu Jepang disebut-sebut sebagai saudara tua yang akan
membebaskan seluruh bangsa Asia dari panjajahan.
Perdana Menteri Hideki Tojo yang termasuk kedalam klik milterisme
Jepang, maka politik ekspansionisme Jepang tidak mampu terbendung
lagi, dan dibuktikan dengan pembokongan Jepang terhadap Amerika
Serikat di Pearl Harbour Hawai pada tahun 1942, mengawali keterlibatan
Jepang dalam Perang Dunia II di Front Pasifik sampai tahun 1945. Serbuan
Jepang selanjutnya adalah ke wilayah Asia Tenggara yakni dengan
menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar,
Filipina dan kemudian
Indonesia.
Jepang yang memulai perang di Front Pasific pada awal perang
memiliki prestasi yang cukup baik, dan prestasi tersebut terdengar oleh
sampai ke penjuru dunia termasuk Indonesia yang percaya bahwa Jepang
datang ke Indonesia memang untuk membebaskan ‘saudara tua’ dari
belenggu penjajah Belanda.
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka penulisan karya tulis ini
diarahkan untuk mengetahui mengapa Perang Dunia II bisa disebut
sebagai pintu pembuka datangnya Jepang ke Indonesia
secara lebih
mendalam.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
Mengapa Perang Dunia II disebut sebagai pintu pembuka masuknya
Jepang ke wilayah Indonesia ?
Bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia ?
C. PEMBATASAN MASALAH
1.
2.
Perang Dunia II mengawali pendudukan Jepang ke wilayah Indonesia.
Cara Jepang memasuki wilayah Indonesia.
D. TUJUAN PENULISAN
1.
2.
Mengetahui bagaimana perang dunia II disebut sebagai pintu pembuka
datangnya jepang ke Indonesia.
Mengetahui bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian
imperialisme modernnya di Asia Tenggara. Politik imperialisme ini mulai
dilaksanakan Jepang sejak awal abad XX. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi imperialisme Jepang adalah adanya kemajuan di bidang
industri. Dengan majunya bidang industri ini, Jepang membutuhkan
daerah pemasaran baru dan persediaan bahan mentah dalam jumlah
banyak. Langkah nyata yang diambil untuk mewujudkan imperialisme
tersebut adalah dengan membentuk lingkungan kemakmuran bersama di
kawasan Asia Timur Raya.
Tindakan
pertama
yang
dilakukan
Jepang
untuk
membentuk
kawasan tersebut adalah dengan menyerang pangkalan Angkatan Laut
Amerika Serikat tanggal 7 Desember 1941.
Penyerangan ini bertujuan
untuk melumpuhkan kekuatan Amerika di Pasifik sehingga mempermudah
penyerbuan Jepang ke wilayah Asia Tenggara. Dari peristiwa tersebut
berarti Jepang sudah melibatkan diri dalam Perang Dunia II.
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya Perang
Dunia kedua di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk
menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara-negara
imperalis
barat.
Tujuannya
selain
untuk
kepentingan
supremasi
(keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di
asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil
industrinya.
Penyerbuan ke wilayah Asia Tenggara ini dilakukan oleh Angkatan
Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang. Kedua angkatan
tersebut berhasil menaklukkan satu demi satu wilayah di Asia Tenggara.
Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk
keperluan Perang Dunia II ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang
melarang ekspor minyak bumi ke Jepang membuat Jepang ingin mencari
sumber minyak bumi. Dengan melakukan ekspansionisme ke wilayah –
wilayah yang memiliki sumber minyak bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke
Indonesia karena wilayah Indonesia kaya akan sumber daya alamnya
termasuk minyak bumi dan bahan bahan mentah lainnya yang dapat
mendukung eksistensi Jepang dalam Perang Dunia II.
Sebenarnya sejak Perang Dunia I Jepang sudah tertarik pada
Indonesia yang terlihat kaya dari segi ekonomi, strategis, dan politik.
Pandangan Angkatan Laut Jepang terhadap Indonesia
perlu
mengamankan
wilayah-wilayah
yang
Bangsa Jepang
mendukung
proses
industrialisasinya, baik wilayah yang memiliki sumber daya alam maupun
wilayah yang memiliki potensi sebagai pasar hasil industrinya. Dengan
perkataan lain, ekspansi yang dilakukan Jepang ke Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari upaya Pemerintah Jepang untuk memperluas ruang
penghidupannya (lebensraum), baik secara politik maupun ekonomi.
Namun,
baru
pada
Perang
Dunia
II
Jepang
mendapatkan
kesempatan emas untuk dapat memasuki wilayah Indonesia dengan dalih
untuk membebaskan Indonesia dari paham imperialisme bangsa barat,
yaitu Belanda.
B. CARA JEPANG MEMASUKI INDONESIA
Pendudukan di Indonesia berlangsung secara bertahap dari daerah
luar pulau Jawa. Daerah yang pertama kali diduduki oleh Jepang adalah
Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Keesokan
harinya daerah ini berhasil dikuasai. Pendudukan Jepang terus melebar ke
daerah lainnya. Pada Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang
bergerak ke pulau Sumatera.
Salah satu daerah di Sumatra yang sangat berarti bagi Jepang
adalah Palembang dikarenakan letak Palembang diantara Batavia sebagai
pusat kekuasaan Belanda dan Singgapura yang merupakan pusat
kedudukan Inggris. Dengan dikuasainya Palembang maka gerak mundur
pasukan Sekutu di Sumatra ke Jawa dapat ditutup dan kemungkinan
masuknya bantuan untuk Sekutu dari daerah Jawa dapat dicegah.
Penyerbuan tentara militer Jepang ke Palembang dimulai tanggal 12
Februari 1942 dan berhasil dikuasai tanggal 16 Februari 1942. Sementara
itu, daerah-daerah lain di Sumatera baru dapat dikuasai pada minggu
kedua bulan Maret 1942. Aceh dan Sumatra Timur berhasil diduduki
Jepang pada tanggal 11 Maret 1942 dan Sumatra Barat tanggal 17 Maret
1942.
Dikuasainya seluruh pulau Sumatera, terutama Palembang maka
terbukalah pulau Jawa bagi tentara militer Jepang. Kekuatan khusus militer
Jepang untuk merebut pulau Jawa berada di bawah komando Tentara XVI
dengan pimpinan Letjend Hitoshi Imamura. Pada tanggal 1 Maret 1942,
pasukan tersebut berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus yaitu di teluk
Banten, di Eretan Wetan dan di Kragan. Setelah pendaratan di tiga tempat
tersebut, Jepang segera meluaskan peyerangan ke daerah Batavia dan
berhasil menaklukkannya sebagai kota terbuka pada tanggal 5 Maret
1942.
Pada tanggal 5 Maret 1942, penyerbuan Jepang mulai meluas ke
pelosok daerah di Jawa termasuk juga Surakarta. Penyerangan Jepang ke
Surakarta dipimpin oleh komandan Funabiki. Kedatangan pasukan musuh
tersebut dihadang oleh dua kompi pasukan KNIL, satu peleton kavaleri,
dua batalyon legiun Mangkunegaran dan beberapa pasukan milisi.
Gabungan
pasukan
penghadang
tersebut
masih
dapat
dikalahkan
pasukan Jepang sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kota Surakarta
berhasil pula dikuasai.
Pasukan Jepang tersebut segera melakukan penangkapan terhadap
orang-orang Belanda. Rumah-rumah yang sudah tak berpenghuni karena
ditinggal oleh pemiliknya dalam menghindari penangkapan Jepang
menjadi sasaran penjarahan masyarakat. Mereka mengambil barangbarang di rumah tersebut yang selama ini belum pernah dimiliki.
Pasukan Jepang lainnya juga bergerak ke daerah lain seperti Bogor
dan Bandung. Jepang menyerbu Bandung dari arah utara dengan
menurunkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji.
Kota Lembang sebagai pertahanan terakhir di Bandung akhirnya harus
jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 7 Maret 1942.
Sehari sebelum Bandung jatuh ke tangan Jepang, Letjend Ter
Poorten sebagai panglima KNIL mengeluarkan perintah kepada Mayjend
J.J. Pesman, panglima di Jawa Barat agar tidak mengadakan pertempuran
di Bandung. Perintah tersebut dikeluarkan karena pada saat itu kota
Bandung telah penuh dengan penduduk sipil, wanita dan anak-anak.
Setelah semua wilayah Bandung dapat diduduki, pada petang harinya
Letjend Imamura menuntut penyerahan seluruh pasukan Serikat di Jawa
dan bagian Indonesia lainnya. Pada awalnya pihak Jepang keberatan
dengan tuntutan tersebut dan hanya bersedia melakukan penyerahan
lokal, namun ancaman bom yang dikeluarkan oleh Jepang jika tuntutannya
tidak dipenuhi membuat Belanda bersedia melakukan penyerahan total
seluruh wilayah Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Panglima tentara Hindia Belanda,
Letjend Ter Poorten dan beberapa pejabat tinggi militer berunding dengan
Letjend Imamura di Kalijati. Hasil perundingan tersebut adalah kapitulasi
tanpa syarat angkatan perang Hindia Belanda pada Jepang.
Kedatangan Jepang ke Indonesia yang resmi berkuasa tanggal 8
Maret 1942.
Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi
rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak
Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan
oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan
pendaratan tentara Jepang.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati
rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik digemborgemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu kemenangan bangsa
Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah
Jepang mengeluarkan slogan-slogan : "India untuk orang India, Birma
untuk orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang
Indonesia." Jepang juga memberikan janji kemerdekaan "Indonesia shorai
dokuritsu", dan membiarkan bendera Indonesia dikibarkan. Bahkan
sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering menyiarkan
lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang
adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda.
Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat. Hal ini
membuat rakyat Indonesia begitu mudah percaya dengan janji janji
Jepang dan menyambut baik kedatangan Jepang di berbagai tempat di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jepang merupakan Negara adikuasa yang memiliki kekuatan militer
yang hebat. Hal itulah yang membuat Jepang mampu melibatkan dirinya
dalam Perang Dunia II. Setelah berhasil menyerang Pearl Harbour pada 7
Desember 1941, Jepang mulai melakukan ekspansi ke wilayah wilayah
Asia Tenggara dengan tujuan untuk menghapus kekuasaan imperialisme
barat dan menjadikan wilayah Asia sebagai satu negara.
Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk
keperluan Perang Dunia II membuat Jepang ingin mencari sumber minyak
bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke Indonesia karena wilayah Indonesia
kaya akan sumber daya alamnya termasuk minyak bumi dan bahan bahan
mentah lainnya yang dapat mendukung eksistensi Jepang dalam Perang
Dunia II.
Jepang memasuki wilayah Indonesia secara bertahap dari pulau
Kalimantan, tepatnya di daerah Tarakan pada 11 Januari 1942. Pada
Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang,
dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang bergerak ke Pulau Sumatera.
Penguasaan Jepang berlanjut ke Pulau Jawa dan akhirnya terjadi
penyerahan kekuasaan di Kalijati, Subang pada tanggal 8 Maret 1942
yang mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Cahyo Budi Utomo, 1995, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia
dari Kebangkitan hingga Kemerdekaan, Semarang: IKIP Semarang Press,
2.
hal. 177.
G. Moedjanto, 1988, Indonesia Abad ke-20 (1), Yogyakarta: Kanisius, hal.
3.
69.
M.C.Riklefs, 1994, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 297.
4. http://lian05indonesian.blogspot.com/2008/12/kisah-singkat-keterlibatanjepang-dalam.html
INDONESIA
DISUSUN OLEH:
NAMA:MUHAMMAD RAZIQUN
KELAS:XI IIS 1
ILMU ILMU SOSIAL I SMA NEGERI 6 KENDARI
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perjalanan Jepang dalam keikutsertaannya dalam konflik terbesar
sepanjang sejarah perang tidak luput dari hal-hal yang terjadi dalam
tubuh internal Jepang sendiri. Hal-hal tersebut menjadi pro dan kontra
bagi pihak Jepang sendiri sehingga menimbulkan konflik di dalam tubuh
Jepang sendiri. Kita akui kemajuan pesat yang dialami oleh Jepang setelah
era kekaisaran Tokugawa yang ditandai dengan adanya ide restorasi meiji
ini begitu hebat, baik dari segi pendidikan, ekonomi, sampai dengan
tekhnologi semua mengalami westernisasi. Karena seperti diketahui,
selama berpuluh-puluh abad sebelumnya Jepang mengalami politik isolasi
yang berarti tidak mau mencampuri urusan negara-negara lain, juga tidak
menerima pengaruh dari negara-negara lain.
Pada era Meiji, Jepang mengalami perubahan begitu besar dalam
segala aspek yang mempengaruhi kehidupan kenegaraannya. Begitu juga
dengan kemiliterannya, Jepang telah membangun angkatan laut, darat
serta udaranya yang didukung oleh kemajuan tekhnologi yang mereka
pelajari dari pengaruh barat. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan
kemenangan Jepang pada pertempuran melawan Rusia di Tsushima tahun
1905. Hal ini menjadi tonggak kemajuan bangsa Asia yang lain dalam
melawan kolonialisasi bangsa barat, termasuk di Indonesia yang pada
tahun 1908 memunculkan babak baru perlawanan terhadap kolonial
Belanda yang sering kita sebut dengan Masa Pergerakan Nasional.
Perjalanan
Jepang
dalam
membangun
angkatan
perangnya
mendapat tekanan dari organisasi perdamaian dunia (LBB), Jepang justru
semakin menjadi dengan terus mengembangkan angkatan perangnya,
terutama angkatan lautnya yang dibarengi dengan munculnya doktrin
Hakka-i-Chiu Jepang disebut-sebut sebagai saudara tua yang akan
membebaskan seluruh bangsa Asia dari panjajahan.
Perdana Menteri Hideki Tojo yang termasuk kedalam klik milterisme
Jepang, maka politik ekspansionisme Jepang tidak mampu terbendung
lagi, dan dibuktikan dengan pembokongan Jepang terhadap Amerika
Serikat di Pearl Harbour Hawai pada tahun 1942, mengawali keterlibatan
Jepang dalam Perang Dunia II di Front Pasifik sampai tahun 1945. Serbuan
Jepang selanjutnya adalah ke wilayah Asia Tenggara yakni dengan
menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar,
Filipina dan kemudian
Indonesia.
Jepang yang memulai perang di Front Pasific pada awal perang
memiliki prestasi yang cukup baik, dan prestasi tersebut terdengar oleh
sampai ke penjuru dunia termasuk Indonesia yang percaya bahwa Jepang
datang ke Indonesia memang untuk membebaskan ‘saudara tua’ dari
belenggu penjajah Belanda.
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka penulisan karya tulis ini
diarahkan untuk mengetahui mengapa Perang Dunia II bisa disebut
sebagai pintu pembuka datangnya Jepang ke Indonesia
secara lebih
mendalam.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
Mengapa Perang Dunia II disebut sebagai pintu pembuka masuknya
Jepang ke wilayah Indonesia ?
Bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia ?
C. PEMBATASAN MASALAH
1.
2.
Perang Dunia II mengawali pendudukan Jepang ke wilayah Indonesia.
Cara Jepang memasuki wilayah Indonesia.
D. TUJUAN PENULISAN
1.
2.
Mengetahui bagaimana perang dunia II disebut sebagai pintu pembuka
datangnya jepang ke Indonesia.
Mengetahui bagaimana cara Jepang memasuki wilayah Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERANG DUNIA II SEBAGAI PINTU MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian
imperialisme modernnya di Asia Tenggara. Politik imperialisme ini mulai
dilaksanakan Jepang sejak awal abad XX. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi imperialisme Jepang adalah adanya kemajuan di bidang
industri. Dengan majunya bidang industri ini, Jepang membutuhkan
daerah pemasaran baru dan persediaan bahan mentah dalam jumlah
banyak. Langkah nyata yang diambil untuk mewujudkan imperialisme
tersebut adalah dengan membentuk lingkungan kemakmuran bersama di
kawasan Asia Timur Raya.
Tindakan
pertama
yang
dilakukan
Jepang
untuk
membentuk
kawasan tersebut adalah dengan menyerang pangkalan Angkatan Laut
Amerika Serikat tanggal 7 Desember 1941.
Penyerangan ini bertujuan
untuk melumpuhkan kekuatan Amerika di Pasifik sehingga mempermudah
penyerbuan Jepang ke wilayah Asia Tenggara. Dari peristiwa tersebut
berarti Jepang sudah melibatkan diri dalam Perang Dunia II.
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya Perang
Dunia kedua di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk
menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara-negara
imperalis
barat.
Tujuannya
selain
untuk
kepentingan
supremasi
(keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di
asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil
industrinya.
Penyerbuan ke wilayah Asia Tenggara ini dilakukan oleh Angkatan
Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang. Kedua angkatan
tersebut berhasil menaklukkan satu demi satu wilayah di Asia Tenggara.
Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk
keperluan Perang Dunia II ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang
melarang ekspor minyak bumi ke Jepang membuat Jepang ingin mencari
sumber minyak bumi. Dengan melakukan ekspansionisme ke wilayah –
wilayah yang memiliki sumber minyak bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke
Indonesia karena wilayah Indonesia kaya akan sumber daya alamnya
termasuk minyak bumi dan bahan bahan mentah lainnya yang dapat
mendukung eksistensi Jepang dalam Perang Dunia II.
Sebenarnya sejak Perang Dunia I Jepang sudah tertarik pada
Indonesia yang terlihat kaya dari segi ekonomi, strategis, dan politik.
Pandangan Angkatan Laut Jepang terhadap Indonesia
perlu
mengamankan
wilayah-wilayah
yang
Bangsa Jepang
mendukung
proses
industrialisasinya, baik wilayah yang memiliki sumber daya alam maupun
wilayah yang memiliki potensi sebagai pasar hasil industrinya. Dengan
perkataan lain, ekspansi yang dilakukan Jepang ke Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari upaya Pemerintah Jepang untuk memperluas ruang
penghidupannya (lebensraum), baik secara politik maupun ekonomi.
Namun,
baru
pada
Perang
Dunia
II
Jepang
mendapatkan
kesempatan emas untuk dapat memasuki wilayah Indonesia dengan dalih
untuk membebaskan Indonesia dari paham imperialisme bangsa barat,
yaitu Belanda.
B. CARA JEPANG MEMASUKI INDONESIA
Pendudukan di Indonesia berlangsung secara bertahap dari daerah
luar pulau Jawa. Daerah yang pertama kali diduduki oleh Jepang adalah
Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Keesokan
harinya daerah ini berhasil dikuasai. Pendudukan Jepang terus melebar ke
daerah lainnya. Pada Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang
bergerak ke pulau Sumatera.
Salah satu daerah di Sumatra yang sangat berarti bagi Jepang
adalah Palembang dikarenakan letak Palembang diantara Batavia sebagai
pusat kekuasaan Belanda dan Singgapura yang merupakan pusat
kedudukan Inggris. Dengan dikuasainya Palembang maka gerak mundur
pasukan Sekutu di Sumatra ke Jawa dapat ditutup dan kemungkinan
masuknya bantuan untuk Sekutu dari daerah Jawa dapat dicegah.
Penyerbuan tentara militer Jepang ke Palembang dimulai tanggal 12
Februari 1942 dan berhasil dikuasai tanggal 16 Februari 1942. Sementara
itu, daerah-daerah lain di Sumatera baru dapat dikuasai pada minggu
kedua bulan Maret 1942. Aceh dan Sumatra Timur berhasil diduduki
Jepang pada tanggal 11 Maret 1942 dan Sumatra Barat tanggal 17 Maret
1942.
Dikuasainya seluruh pulau Sumatera, terutama Palembang maka
terbukalah pulau Jawa bagi tentara militer Jepang. Kekuatan khusus militer
Jepang untuk merebut pulau Jawa berada di bawah komando Tentara XVI
dengan pimpinan Letjend Hitoshi Imamura. Pada tanggal 1 Maret 1942,
pasukan tersebut berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus yaitu di teluk
Banten, di Eretan Wetan dan di Kragan. Setelah pendaratan di tiga tempat
tersebut, Jepang segera meluaskan peyerangan ke daerah Batavia dan
berhasil menaklukkannya sebagai kota terbuka pada tanggal 5 Maret
1942.
Pada tanggal 5 Maret 1942, penyerbuan Jepang mulai meluas ke
pelosok daerah di Jawa termasuk juga Surakarta. Penyerangan Jepang ke
Surakarta dipimpin oleh komandan Funabiki. Kedatangan pasukan musuh
tersebut dihadang oleh dua kompi pasukan KNIL, satu peleton kavaleri,
dua batalyon legiun Mangkunegaran dan beberapa pasukan milisi.
Gabungan
pasukan
penghadang
tersebut
masih
dapat
dikalahkan
pasukan Jepang sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kota Surakarta
berhasil pula dikuasai.
Pasukan Jepang tersebut segera melakukan penangkapan terhadap
orang-orang Belanda. Rumah-rumah yang sudah tak berpenghuni karena
ditinggal oleh pemiliknya dalam menghindari penangkapan Jepang
menjadi sasaran penjarahan masyarakat. Mereka mengambil barangbarang di rumah tersebut yang selama ini belum pernah dimiliki.
Pasukan Jepang lainnya juga bergerak ke daerah lain seperti Bogor
dan Bandung. Jepang menyerbu Bandung dari arah utara dengan
menurunkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji.
Kota Lembang sebagai pertahanan terakhir di Bandung akhirnya harus
jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 7 Maret 1942.
Sehari sebelum Bandung jatuh ke tangan Jepang, Letjend Ter
Poorten sebagai panglima KNIL mengeluarkan perintah kepada Mayjend
J.J. Pesman, panglima di Jawa Barat agar tidak mengadakan pertempuran
di Bandung. Perintah tersebut dikeluarkan karena pada saat itu kota
Bandung telah penuh dengan penduduk sipil, wanita dan anak-anak.
Setelah semua wilayah Bandung dapat diduduki, pada petang harinya
Letjend Imamura menuntut penyerahan seluruh pasukan Serikat di Jawa
dan bagian Indonesia lainnya. Pada awalnya pihak Jepang keberatan
dengan tuntutan tersebut dan hanya bersedia melakukan penyerahan
lokal, namun ancaman bom yang dikeluarkan oleh Jepang jika tuntutannya
tidak dipenuhi membuat Belanda bersedia melakukan penyerahan total
seluruh wilayah Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Panglima tentara Hindia Belanda,
Letjend Ter Poorten dan beberapa pejabat tinggi militer berunding dengan
Letjend Imamura di Kalijati. Hasil perundingan tersebut adalah kapitulasi
tanpa syarat angkatan perang Hindia Belanda pada Jepang.
Kedatangan Jepang ke Indonesia yang resmi berkuasa tanggal 8
Maret 1942.
Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi
rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak
Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan
oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan
pendaratan tentara Jepang.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati
rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik digemborgemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu kemenangan bangsa
Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah
Jepang mengeluarkan slogan-slogan : "India untuk orang India, Birma
untuk orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang
Indonesia." Jepang juga memberikan janji kemerdekaan "Indonesia shorai
dokuritsu", dan membiarkan bendera Indonesia dikibarkan. Bahkan
sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering menyiarkan
lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang
adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda.
Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat. Hal ini
membuat rakyat Indonesia begitu mudah percaya dengan janji janji
Jepang dan menyambut baik kedatangan Jepang di berbagai tempat di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jepang merupakan Negara adikuasa yang memiliki kekuatan militer
yang hebat. Hal itulah yang membuat Jepang mampu melibatkan dirinya
dalam Perang Dunia II. Setelah berhasil menyerang Pearl Harbour pada 7
Desember 1941, Jepang mulai melakukan ekspansi ke wilayah wilayah
Asia Tenggara dengan tujuan untuk menghapus kekuasaan imperialisme
barat dan menjadikan wilayah Asia sebagai satu negara.
Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk
keperluan Perang Dunia II membuat Jepang ingin mencari sumber minyak
bumi. Akibatnya, Jepang masuk ke Indonesia karena wilayah Indonesia
kaya akan sumber daya alamnya termasuk minyak bumi dan bahan bahan
mentah lainnya yang dapat mendukung eksistensi Jepang dalam Perang
Dunia II.
Jepang memasuki wilayah Indonesia secara bertahap dari pulau
Kalimantan, tepatnya di daerah Tarakan pada 11 Januari 1942. Pada
Februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang,
dan Bali. Setelah itu pasukan militer Jepang bergerak ke Pulau Sumatera.
Penguasaan Jepang berlanjut ke Pulau Jawa dan akhirnya terjadi
penyerahan kekuasaan di Kalijati, Subang pada tanggal 8 Maret 1942
yang mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Cahyo Budi Utomo, 1995, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia
dari Kebangkitan hingga Kemerdekaan, Semarang: IKIP Semarang Press,
2.
hal. 177.
G. Moedjanto, 1988, Indonesia Abad ke-20 (1), Yogyakarta: Kanisius, hal.
3.
69.
M.C.Riklefs, 1994, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 297.
4. http://lian05indonesian.blogspot.com/2008/12/kisah-singkat-keterlibatanjepang-dalam.html