Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Narkotika
PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN
PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA
TESIS
OLEH
CARDIANA HARAHAP
077005115 / HK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN
PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum pada
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
CARDIANA HARAHAP
077005115 / HK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL TESIS
: PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN
PENUNTUTAN
PERKARA
TINDAK
PIDANA
NARKOTIKA
NAMA
: CARDIANA HARAHAP
N.I.M.
: 077005115
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM
MENYETUJUI
KOMISI PEMBIMBING
Prof. Chainur Arrasyid, SH
Ketua
Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum
Anggota
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH.
Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM
Anggota
Dekan Fakultas Hukum
Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal, 13 Februari 2013
PANITIA PENGUJI
Ketua : 1. Prof. Chainur Arrasyid, SH
Anggota: 2. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum
3. Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM
4. Dr. Madiasa Ablisar, SH, MH
5. Dr. Hamdan, SH, M.Hum
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Salah satu pilar Pemerintah yang berfungsi dalam mewujudkan tujuan
nasional adalah Kejaksaan Republik Indonesia yang diberi tugas, fungsi, dan
wewenang sebagai Penuntut Umum. Bidang tugas Kejaksaan menurut Pasal 30 ayat
(1) huruf b UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, melakukan penuntutan
terhadap perkara pidana khususnya tindak pidana Narkotika. UU No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika meletakkan dasar bagi Kejaksaan untuk berperan dalam
melaksanakan tugasnya di bidang penuntutan yang tidak terlepas dari Sistim
Peradilan Pidana.
Permasalahan yang diteliti adalah: pertama, bagaimanakah peranan Kejaksaan
dalam melakukan penuntuan tindak pidana Narkotika? dan kedua, apakah kendalakendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan dan apa upaya yang dilakukan
Kejaksaan untuk menghadapi kendala tersebut?
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan
sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Bahan hukum primer yang digunakan
antara lain: KUHAP, UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
(UU Kejaksaan), dan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika).
selain dilakukan studi pustaka juga dilakukan studi dokumen di Kantor Kejaksaan
dan wawancara kepada beberapa informan.
Seimpulan pertama, peranan Kejaksaan dalam melakukan penuntuan tindak
pidana Narkotika bertindak sebagai penuntut umum melakukan koordinasi dengan
aparat penegak hukum lainnya dalam SPP khususnya dengan penyidik BNN,
Kepolisian, dan PPNS. Aturan dalam UU Narkotika, Kejaksaan tidak dapat bertindak
sebagai penyidik terhadap kasus-kasus Narkotika melainkan hanya bertindak sebagai
pihak yang menyetujui dimulainya penyidikan dan menerima berita acara penyidikan.
Kedua, kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan yang paling
dominan adalah masalah pengetahuan tentang fakta di lapangan sebab penuntut
umum tidak bisa secara langsung melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus
Narkotika di lapangan.
Saran pertama, agar Kejaksaan dalam melakukan perannya harus berani
melakukan diskresi sesuai dengan aturan yang berlaku, menerobos aturan dengan
mengedepankan nalar, menjunjung tinggi HAM, kepentingan umum, dan keadilan
dalam hal melakukan penuntutan kasus-kasus Narkotika sebab persoalan Narkotika
menyangkut kepentingan publik. Kedua, agar UU Narkotika memberikan wewenang
kepada pihak Kejaksaan juga bisa bertindak sebagai penyidik sebagaimana hal ini ada
diatur dalam undang-undang khusus seperti UU Anti Korupsi.
Kata Kunci: Peranan Kejaksaan, Penuntutan, dan Tindak Pidana Narkotika
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
One of the pillars of government functioning to materialize the national goal
is the Indonesian Attorney that is given duty, function and authority as Public
Prosecutor. According to Article 30 paragraph (1) b of Law No. 16/2004 on
Prosecution, the duty of prosecutor is to prosecute criminal cases especially the
criminal act related to narcotics. Law No. 35/2009 on Narcotics underlays the legal
basis for the prosecution to play its role in conducting its duty in the field of
prosecution which cannot be separated from the Criminal Justice System.
The problems discussed were, first, what was the role of Attorney in
prosecuting the narcotics criminal act?, and, second, what constraints faced by the
Attorney during the prosecution process and what did they do in facing the
constratints?
The data for this analytical descriptive study with normative juridical
approach were obtained from the primary legal materials in the forms of the
Indonesian Criminal Codes, Law No. 16/2004 on the Indonesian Attorney, and Law
No. 35/2009 on Narcotics, and through the documentation study condiucted in the
Attorney’s Office and interviews with several informants.
The first conclusion is that in prosecuting narcotics criminal act, the Attorney
plays a role as a public prosecutor coordinating with the other law enforcers under a
warrant especially with the BNN (National Narcotics Bureau) investigators, Police,
and Civil Servant Official. The regulation in Law on Narcotics says that the Attorney
are not allowed to investigate the narcotics cases but as the party that approves the
commencement of investigation and receives the official report of investigation done.
Second, the most dominant constratint faced in the process of prosecution is related
to problem about knowing about the fact in the field because a public prosecutor
cannot directly investigate the narcotics cases in the field.
In play its role, the Attorney must be barve enough to conduct discretion in
accordance with the existing regulations, to break through the rules through
reasoning, to uphold human rights, public interest, and justice in prosecuting the
narcotics cases because the problem of narcotics involves public interest. Second, the
Law on Narcotics should authorize the Attorney to act as investigator for this issue is
regulated in the special laws such as anti-corruption laws.
Keywords: Role of Attorney, Prosecution, Narcotics Criminal Act
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang maha pemurah lagi maha penyayang, penulis dapat
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) di Program
Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitian
tentang, ”Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana
Narkotika”.
Dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas, penulis ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,
DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) atas kesempatan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program
magister.
2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung,
SH, M. Hum atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi Mahasiswa Program
Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum, Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. M.H.,
telah banyak memberikan motivasi mulai sejak awal perkuliahan selalu
mengingatkan tesis sampai pada akhirnya meja hijau.
4. Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan
kepada Prof. Chainnur Arrasyid, SH selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH. DFM dan Dr. Mahmul Siregar,
SH, M.Hum selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian
telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan ide serta saran yang
konsruktif demi tercapainya hasil yang terbaik dalam penulisan tesis ini.
5. Penghormatan saya atas apresiasi yang sangat luar biasa
dari Dr. Madiasa
Ablisar, SH, MH, dan Dr. Hamdan, SH, M.Hum selaku penguji tesis penulis.
Universitas Sumatera Utara
6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, beserta seluruh teman-teman Mahasiswa yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuannya.
7. Terimakasih juga kepada kedua Orang Tua dan Mertua saya yang telah memberi
dukungan dalam setiap waktu dan sepanjang hari tidak lupa dengan ikhtiar dan
do’a agar penulis dapat mencapai cita-citanya dengan sukses.
8. Terimakasih kepada Suami dan Anak anak saya yang menjadi dorongan
memunculkan semangat dan motivasi untuk maju dalam penyelesaian study ini.
Demikianlah sebagai kata pengantar, mudah-mudahan penelitian ini memberi
manfaat bagi semua pihak dan menambah serta memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan. Akhir kata, mohon maaf atas ketidaksempurnaan substansi dalam
penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan ke depannya. Semoga penulis lebih giat lagi menambah wawasan ilmu
pengetahuan di masa-masa yang akan datang. Amin ya rabbal’alamin.
Medan, 28 Januari 2013
Penulis
Cardiana Harahap
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama
: CARDIANA HARAHAP, SH.
Tempat/Tgl Lahir
: Pontianak, 22 Desember 1983
Alamat Rumah
: Jl.H.Buang No.17 Rt04/Rw 07 Ulujami Pesanggrahan
Jakarta Selatan.
Pekerjaan
: Jaksa Fungsional Pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
Alamat Kantor
: Jl.Jend A.H Nasution No.1c , Telp. (061) 41034
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Hobby
: Bermain Piano dan menyanyi.
Status Kawin
: Menikah
suami
: Akhmad E.P. Hasibuan, SH. MH.
Anak-anak
: Anggreny salsabilla Hasibuan dan Muhammad Andromeda
Hasibuan
PENDIDIKAN FORMAL
No
Jenjang Pendidikan/Jurusan
Tahun Selesai
1.
SD Hang Tuah IV Jakarta
1995
2.
SMP Negeri XI Jakarta
1998
3.
SMA Negeri 82 Jakarta
2001
4.
Universitas Trisakti Jakarta/Hukum
2005
5.
Program Studi Magister Ilmu Hukum USU Medan
2013
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Palang Merah Remaja tingkat SMP sekecamatan Tahun 1997-1998.
2. Bendahara Paduan Suara Mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta 2003-2004.
3. Ketua Sosial Budaya Ikatan Adhyaksa Dharma Karini Tanjung Balai 2011sampai dengan saat ini
Universitas Sumatera Utara
PENGALAMAN KERJA
1. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Binjai Tahun 2006-2007.
2. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Medan 2007-2009.
3. Jaksa Fungsional Bidang Pidana khusus pada Kejaksaan Negeri Belawan 2009-2010.
4. Jaksa Fungsional Bidang Pidana umum pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
2010-2012.
5. Jaksa Fungsional Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara 2012 sampai dengan saat ini
PENGALAMAN PELATIHAN/KURSUS
No
Pelatihan/Kursus
Tempat
Tahun
Pelaksana
1.
Piano
Jakarta
1995-2000 Yamaha Jakarta
2.
Bahasa Belanda
Jakarta
2001-2004 Erasmus Huis Jakarta
3.
Bahasa Inggris
Jakarta
1998-2002 EEP Jakarta
4.
Peradilan Semu
Jakarta
2003
Trisakti Jakarta
5.
Pendidikan Pelatihan Jakarta
2009
Kejaksaan Republik
Pengembangan
dan
Indonesia
Pembentukkan Jaksa
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................
i
ABSTRACT ...........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
x
BAB I
: PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................
12
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
12
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
12
E. Keaslian Penelitian .........................................................................
13
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional.................................
14
1. Kerangka Teori.........................................................................
14
2. Landasan Konsepsional............................................................
19
G. Metode Penelitian ..........................................................................
20
1. Jenis dan Sifat Penelitian .........................................................
21
2. Sumber Data .............................................................................
21
3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
22
4. Analisis Data ............................................................................
23
Universitas Sumatera Utara
BAB II : PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUAN
TINDAK PIDANA NARKOTIKA ...................................................
24
A. Tugas Pokok Kejaksaan Dalam Penuntutan Tindak Pidana
Narkotika ........................................................................................
24
B. Penuntutan Tindak Pidana Narkotika oleh Kejaksaan Negeri
Medan.............................................................................................
44
1. Kasus Rudy Sukiman ...............................................................
44
2. Kasus Dedi Setiawan ...............................................................
48
3. Kasus Basirun ..........................................................................
51
4. Kasus Jhon Ferdinand ..............................................................
56
5. Kasus M. Syafii ........................................................................
60
BAB III : KENDALA-KENDALA
DALAM
MELAKUKAN
PENUNTUTAN DAN UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH
KEJAKSAAN .....................................................................................
67
A. Pengendalian Kebijakan Penuntutan ..............................................
67
B. Kendala yang Dihadapi Kejaksaan dari Sisi Undang-Undang ......
82
1. Tahap Pembuatan Berkas Perkara............................................
85
2. Tahap Penuntutan .....................................................................
95
3. Tahap Setelah Tuntutan ...........................................................
102
C. Kendala dari Sisi Aparat Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana
106
D. Kendala Berdasarkan Sisi Budaya .................................................
112
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
119
A. Kesimpulan ....................................................................................
119
B. Saran...............................................................................................
120
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
121
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Ganja ....................
67
Tabel 2 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Shabu-Shabu /
Heroin ...................................................................................................
70
Tabel 3 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Ekstacy .................
72
Universitas Sumatera Utara
PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA
TESIS
OLEH
CARDIANA HARAHAP
077005115 / HK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN
PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum pada
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
CARDIANA HARAHAP
077005115 / HK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL TESIS
: PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN
PENUNTUTAN
PERKARA
TINDAK
PIDANA
NARKOTIKA
NAMA
: CARDIANA HARAHAP
N.I.M.
: 077005115
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM
MENYETUJUI
KOMISI PEMBIMBING
Prof. Chainur Arrasyid, SH
Ketua
Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum
Anggota
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH.
Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM
Anggota
Dekan Fakultas Hukum
Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal, 13 Februari 2013
PANITIA PENGUJI
Ketua : 1. Prof. Chainur Arrasyid, SH
Anggota: 2. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum
3. Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM
4. Dr. Madiasa Ablisar, SH, MH
5. Dr. Hamdan, SH, M.Hum
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Salah satu pilar Pemerintah yang berfungsi dalam mewujudkan tujuan
nasional adalah Kejaksaan Republik Indonesia yang diberi tugas, fungsi, dan
wewenang sebagai Penuntut Umum. Bidang tugas Kejaksaan menurut Pasal 30 ayat
(1) huruf b UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, melakukan penuntutan
terhadap perkara pidana khususnya tindak pidana Narkotika. UU No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika meletakkan dasar bagi Kejaksaan untuk berperan dalam
melaksanakan tugasnya di bidang penuntutan yang tidak terlepas dari Sistim
Peradilan Pidana.
Permasalahan yang diteliti adalah: pertama, bagaimanakah peranan Kejaksaan
dalam melakukan penuntuan tindak pidana Narkotika? dan kedua, apakah kendalakendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan dan apa upaya yang dilakukan
Kejaksaan untuk menghadapi kendala tersebut?
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan
sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Bahan hukum primer yang digunakan
antara lain: KUHAP, UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
(UU Kejaksaan), dan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika).
selain dilakukan studi pustaka juga dilakukan studi dokumen di Kantor Kejaksaan
dan wawancara kepada beberapa informan.
Seimpulan pertama, peranan Kejaksaan dalam melakukan penuntuan tindak
pidana Narkotika bertindak sebagai penuntut umum melakukan koordinasi dengan
aparat penegak hukum lainnya dalam SPP khususnya dengan penyidik BNN,
Kepolisian, dan PPNS. Aturan dalam UU Narkotika, Kejaksaan tidak dapat bertindak
sebagai penyidik terhadap kasus-kasus Narkotika melainkan hanya bertindak sebagai
pihak yang menyetujui dimulainya penyidikan dan menerima berita acara penyidikan.
Kedua, kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan yang paling
dominan adalah masalah pengetahuan tentang fakta di lapangan sebab penuntut
umum tidak bisa secara langsung melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus
Narkotika di lapangan.
Saran pertama, agar Kejaksaan dalam melakukan perannya harus berani
melakukan diskresi sesuai dengan aturan yang berlaku, menerobos aturan dengan
mengedepankan nalar, menjunjung tinggi HAM, kepentingan umum, dan keadilan
dalam hal melakukan penuntutan kasus-kasus Narkotika sebab persoalan Narkotika
menyangkut kepentingan publik. Kedua, agar UU Narkotika memberikan wewenang
kepada pihak Kejaksaan juga bisa bertindak sebagai penyidik sebagaimana hal ini ada
diatur dalam undang-undang khusus seperti UU Anti Korupsi.
Kata Kunci: Peranan Kejaksaan, Penuntutan, dan Tindak Pidana Narkotika
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
One of the pillars of government functioning to materialize the national goal
is the Indonesian Attorney that is given duty, function and authority as Public
Prosecutor. According to Article 30 paragraph (1) b of Law No. 16/2004 on
Prosecution, the duty of prosecutor is to prosecute criminal cases especially the
criminal act related to narcotics. Law No. 35/2009 on Narcotics underlays the legal
basis for the prosecution to play its role in conducting its duty in the field of
prosecution which cannot be separated from the Criminal Justice System.
The problems discussed were, first, what was the role of Attorney in
prosecuting the narcotics criminal act?, and, second, what constraints faced by the
Attorney during the prosecution process and what did they do in facing the
constratints?
The data for this analytical descriptive study with normative juridical
approach were obtained from the primary legal materials in the forms of the
Indonesian Criminal Codes, Law No. 16/2004 on the Indonesian Attorney, and Law
No. 35/2009 on Narcotics, and through the documentation study condiucted in the
Attorney’s Office and interviews with several informants.
The first conclusion is that in prosecuting narcotics criminal act, the Attorney
plays a role as a public prosecutor coordinating with the other law enforcers under a
warrant especially with the BNN (National Narcotics Bureau) investigators, Police,
and Civil Servant Official. The regulation in Law on Narcotics says that the Attorney
are not allowed to investigate the narcotics cases but as the party that approves the
commencement of investigation and receives the official report of investigation done.
Second, the most dominant constratint faced in the process of prosecution is related
to problem about knowing about the fact in the field because a public prosecutor
cannot directly investigate the narcotics cases in the field.
In play its role, the Attorney must be barve enough to conduct discretion in
accordance with the existing regulations, to break through the rules through
reasoning, to uphold human rights, public interest, and justice in prosecuting the
narcotics cases because the problem of narcotics involves public interest. Second, the
Law on Narcotics should authorize the Attorney to act as investigator for this issue is
regulated in the special laws such as anti-corruption laws.
Keywords: Role of Attorney, Prosecution, Narcotics Criminal Act
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang maha pemurah lagi maha penyayang, penulis dapat
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) di Program
Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitian
tentang, ”Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana
Narkotika”.
Dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas, penulis ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,
DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) atas kesempatan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program
magister.
2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung,
SH, M. Hum atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi Mahasiswa Program
Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum, Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. M.H.,
telah banyak memberikan motivasi mulai sejak awal perkuliahan selalu
mengingatkan tesis sampai pada akhirnya meja hijau.
4. Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan
kepada Prof. Chainnur Arrasyid, SH selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH. DFM dan Dr. Mahmul Siregar,
SH, M.Hum selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian
telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan ide serta saran yang
konsruktif demi tercapainya hasil yang terbaik dalam penulisan tesis ini.
5. Penghormatan saya atas apresiasi yang sangat luar biasa
dari Dr. Madiasa
Ablisar, SH, MH, dan Dr. Hamdan, SH, M.Hum selaku penguji tesis penulis.
Universitas Sumatera Utara
6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, beserta seluruh teman-teman Mahasiswa yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuannya.
7. Terimakasih juga kepada kedua Orang Tua dan Mertua saya yang telah memberi
dukungan dalam setiap waktu dan sepanjang hari tidak lupa dengan ikhtiar dan
do’a agar penulis dapat mencapai cita-citanya dengan sukses.
8. Terimakasih kepada Suami dan Anak anak saya yang menjadi dorongan
memunculkan semangat dan motivasi untuk maju dalam penyelesaian study ini.
Demikianlah sebagai kata pengantar, mudah-mudahan penelitian ini memberi
manfaat bagi semua pihak dan menambah serta memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan. Akhir kata, mohon maaf atas ketidaksempurnaan substansi dalam
penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan ke depannya. Semoga penulis lebih giat lagi menambah wawasan ilmu
pengetahuan di masa-masa yang akan datang. Amin ya rabbal’alamin.
Medan, 28 Januari 2013
Penulis
Cardiana Harahap
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama
: CARDIANA HARAHAP, SH.
Tempat/Tgl Lahir
: Pontianak, 22 Desember 1983
Alamat Rumah
: Jl.H.Buang No.17 Rt04/Rw 07 Ulujami Pesanggrahan
Jakarta Selatan.
Pekerjaan
: Jaksa Fungsional Pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
Alamat Kantor
: Jl.Jend A.H Nasution No.1c , Telp. (061) 41034
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Hobby
: Bermain Piano dan menyanyi.
Status Kawin
: Menikah
suami
: Akhmad E.P. Hasibuan, SH. MH.
Anak-anak
: Anggreny salsabilla Hasibuan dan Muhammad Andromeda
Hasibuan
PENDIDIKAN FORMAL
No
Jenjang Pendidikan/Jurusan
Tahun Selesai
1.
SD Hang Tuah IV Jakarta
1995
2.
SMP Negeri XI Jakarta
1998
3.
SMA Negeri 82 Jakarta
2001
4.
Universitas Trisakti Jakarta/Hukum
2005
5.
Program Studi Magister Ilmu Hukum USU Medan
2013
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Palang Merah Remaja tingkat SMP sekecamatan Tahun 1997-1998.
2. Bendahara Paduan Suara Mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta 2003-2004.
3. Ketua Sosial Budaya Ikatan Adhyaksa Dharma Karini Tanjung Balai 2011sampai dengan saat ini
Universitas Sumatera Utara
PENGALAMAN KERJA
1. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Binjai Tahun 2006-2007.
2. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Medan 2007-2009.
3. Jaksa Fungsional Bidang Pidana khusus pada Kejaksaan Negeri Belawan 2009-2010.
4. Jaksa Fungsional Bidang Pidana umum pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
2010-2012.
5. Jaksa Fungsional Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara 2012 sampai dengan saat ini
PENGALAMAN PELATIHAN/KURSUS
No
Pelatihan/Kursus
Tempat
Tahun
Pelaksana
1.
Piano
Jakarta
1995-2000 Yamaha Jakarta
2.
Bahasa Belanda
Jakarta
2001-2004 Erasmus Huis Jakarta
3.
Bahasa Inggris
Jakarta
1998-2002 EEP Jakarta
4.
Peradilan Semu
Jakarta
2003
Trisakti Jakarta
5.
Pendidikan Pelatihan Jakarta
2009
Kejaksaan Republik
Pengembangan
dan
Indonesia
Pembentukkan Jaksa
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................
i
ABSTRACT ...........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
x
BAB I
: PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................
12
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
12
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
12
E. Keaslian Penelitian .........................................................................
13
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional.................................
14
1. Kerangka Teori.........................................................................
14
2. Landasan Konsepsional............................................................
19
G. Metode Penelitian ..........................................................................
20
1. Jenis dan Sifat Penelitian .........................................................
21
2. Sumber Data .............................................................................
21
3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
22
4. Analisis Data ............................................................................
23
Universitas Sumatera Utara
BAB II : PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUAN
TINDAK PIDANA NARKOTIKA ...................................................
24
A. Tugas Pokok Kejaksaan Dalam Penuntutan Tindak Pidana
Narkotika ........................................................................................
24
B. Penuntutan Tindak Pidana Narkotika oleh Kejaksaan Negeri
Medan.............................................................................................
44
1. Kasus Rudy Sukiman ...............................................................
44
2. Kasus Dedi Setiawan ...............................................................
48
3. Kasus Basirun ..........................................................................
51
4. Kasus Jhon Ferdinand ..............................................................
56
5. Kasus M. Syafii ........................................................................
60
BAB III : KENDALA-KENDALA
DALAM
MELAKUKAN
PENUNTUTAN DAN UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH
KEJAKSAAN .....................................................................................
67
A. Pengendalian Kebijakan Penuntutan ..............................................
67
B. Kendala yang Dihadapi Kejaksaan dari Sisi Undang-Undang ......
82
1. Tahap Pembuatan Berkas Perkara............................................
85
2. Tahap Penuntutan .....................................................................
95
3. Tahap Setelah Tuntutan ...........................................................
102
C. Kendala dari Sisi Aparat Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana
106
D. Kendala Berdasarkan Sisi Budaya .................................................
112
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
119
A. Kesimpulan ....................................................................................
119
B. Saran...............................................................................................
120
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
121
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Ganja ....................
67
Tabel 2 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Shabu-Shabu /
Heroin ...................................................................................................
70
Tabel 3 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Ekstacy .................
72
Universitas Sumatera Utara