T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPSEkonomi Siswa Kelas VII SMP Kristen Getasan Semester Ganjil Tahun Ajaran 20152016 T1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Getasan yang
beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro KM.9, Desa Getasan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah kelas VII B untuk kelas eksperimen dan kelas VII A
sebagai kelas kontrol. Data siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (kelas VII A)
11
9
20
Kelas Eksperimen (kelas VII B)
11
9
20
Jumlah Keseluruhan Siswa
40
Sumber : Rekap Presensi kelas VII A dan kelas VII B
Pembelajaran di SMP Kristen Getasan pada kelas VII masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Kurangnya siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan siswa sibuk
sendiri, sehingga siswa kurang fokus terhadap pembelajaran dan
menyebabkan kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran ekonomi dikelas.
Peneliti memilih kelas VII SMP Kristen Getasan sebagai subyek
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Alasan yang menjadi
pertimbangan melaksanaan peneitian di SMP Kristen Getasan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap
hasil belajar siswa belum pernah dilakukan di sekolah tersebut . Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 2 November 2015 sampai 12 Desember 2015.
32
2. Kemampuan Awal sebelum diberi Perlakuan
a. Deskripsi hasil Pretest
Berdasarkan pretest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen, dapat dilihat hasil pretest sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Responden Hasil Pretest
K-1
46
K-2
66
K-3
43
K-4
70
K-5
53
K-6
60
K-7
66
K-8
70
K-9
46
K-10
53
K-11
46
K-12
40
K-13
50
K-14
46
K-15
43
K-16
50
K-17
60
K-18
73
K-19
56
K-20
53
40
Minimal
73
Maksimal
54,5
Rata-rata
33
Kelas Eksperimen
Responden Hasil Prestest
K-1
56
K-2
63
K-3
63
K-4
56
K-5
70
K-6
50
K-7
53
K-8
63
K-9
70
K-10
36
K-11
50
K-12
60
K-13
80
K-14
56
K-15
63
K-16
40
K-17
73
K-18
60
K-19
70
K-20
60
36
Minimal
80
Maksimal
59,6
Rata-rata
Penggambaran distribusi skor pretest siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor
hasil
belajar
ekonomi,
nilai
kelompok
sampel
dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Skor untuk masing-masing kategori pada saat pretest didapatkan dari
hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval pretest : 80 dikurangi 36 = 44
Interval tiap kategori : 44 dibagi 3 = 14,67 = 14
Kategori Tinggi
: 66 ≤ skor ≤ 80
Kategori Sedang
: 51 ≤ skor ≤ 65
Kategori Rendah
: 36 ≤ skor ≤ 50
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F
%
F
%
8
40,00
4
20,00
Rendah
7
35,00
11
55,00
Sedang
5
25,00
5
25,00
Tinggi
20
100,00
20
100,00
Total
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa hasil pretest
Kategori
pada kelas Kontrol menunjukkan 8 siswa (40,00%) berada pada
kategori rendah, 7 siswa (35,00%) berada pada kategori sedang, dan 5
siswa (25,00%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 4
siswa (20,00%) berada pada kategori rendah, 11 siswa (55,00%)
berada pada kategori sedang, dan 5 siswa (25,00%) berada pada
kategori tinggi.
34
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest_Kontrol
20
40
73 54.50
10.159
Pretest_Eksperimen 20
36
80 59.60
10.699
Valid N (listwise)
20
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa dari
hasil pretest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang,
nilai rata-ratanya adalah 54,50 dengan standar deviasi 10,15. Nilai
minimum pada pretest di kelas kontrol adalah 40,00 dan nilai
maksimumnya adalah 73,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
pretest di kelas eksperimen adalah 59,60 dengan standar deviasi
10,69. Nilai minimum pada hasil pretest kelas eksperimen adalah
36,00 dan nilai maksimumnya adalah 80,00. Berdasarkan hasil
tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai
pretest kelas kontrol dengan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen
adalah sebesar 5,1.
b. Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
35
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelas
Nilai
Statistic
Df
Sig.
Kelas Kontrol
.925
20
.125
Kelas Eksperimen
.967
20
.695
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat nilai signifikansi pretest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,695 dan kelas kontrol sebesar
0,125. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang berarti
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian berasal dari
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen jika nilai
signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai
signifikansi 0,050). Hal ini berarti pada kondisi awal (sebelum diberikan
perlakuan) kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi
yang seimbang.
37
3. Kemampuan Akhir setelah diberikan Perlakuan
a. Deskripsi Hasil Posttest
Berdasarkan posttest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dapat dilihat hasil posttest sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Responden Hasil Posttest
K-1
76
K-2
70
K-3
73
K-4
76
K-5
66
K-6
76
K-7
70
K-8
83
K-9
73
K-10
53
K-11
66
K-12
66
K-13
73
K-14
63
K-15
63
K-16
63
K-17
63
K-18
73
K-19
70
K-20
66
53
Minimal
83
Maksimal
69,1
Rata-rata
Penggambaran distribusi
Kelas Eksperimen
Responden Hasil Posttest
K-1
70
K-2
70
K-3
76
K-4
70
K-5
83
K-6
73
K-7
70
K-8
60
K-9
70
K-10
60
K-11
73
K-12
70
K-13
83
K-14
76
K-15
76
K-16
66
K-17
73
K-18
80
K-19
70
K-20
70
60
Minimal
83
Maksimal
71,95
Rata-rata
skor posttest siswa kelas ekperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor hasil belajar ekonomi, sebaran nilai kelompok sampel dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
38
Sebaran skor untuk masing-masing kategori pada saat posttest
didapatkan dari hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval posttest : 83 dikurangi 53 = 30
Interval tiap kategori : 30 dibagi 3 = 10
Kategori Tinggi
: 73 ≤ skor ≤ 83
Kategori Sedang
: 62 ≤ skor ≤ 72
Kategori Rendah
: 53 ≤ skor ≤ 61
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Posttest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F
%
F
%
1
5
2
10
Rendah
11
55
9
45
Sedang
8
40
9
45
Tinggi
20
100
20
100
Total
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa hasil posttest
Kategori
pada kelas kontrol menunjukkan 1 siswa (5%) berada pada kategori
rendah, 11 siswa (55%) berada pada kategori sedang, dan 8 siswa
(40%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 2
siswa(10%) yang berada pada kategori rendah, 9 siswa (45%) berada
pada kategori sedang, dan 9 siswa (45%) berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.10 Tabel Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelas_Kontrol
20
53
83 69.10
6.672
Kelas_Ekseperimen 20
60
83 71.95
6.126
Valid N (listwise)
20
39
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, dapat diketahui bahwa dari
hasil posttest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20
orang, nilai rata-ratanya adalah 69,10 dengan standar deviasi 6,67.
Nilai minimum pada posttest di kelas kontrol adalah 53,00 dan nilai
maksimumnya adalah 83,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
posttest di kelas eksperimen adalah 71,95 dengan standar deviasi 6,13.
Nilai minimum pada hasil posttest kelas eksperimen adalah 60,00 dan
nilai maksimumnya adalah 83,00. Berdasarkan hasil tersebut, tampak
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan
nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai posttest kelas
kontrol dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar
2,85.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelas
Nilai
Statistic
Df
Sig.
Kelas Kontrol
.955
20
.443
Kelas Eksperimen
.917
20
.088
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat nilai signifikansi posttest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,088 dan kelas kontrol sebesar
0,443. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,050 yang berarti
40
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian
berasal dari populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen
jika nilai signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen
jika nilai signifikansi 0,050). Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar pada data posttest di kelas kontrol
dengan data posttest di kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa
ada pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perlakuan dengan
model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar pada
siswa kelas VII SMP Kristen Getasan. Berdasarkan pengujian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Kristen
Getasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Nina Agustyaningrum (2010) dalam
penelitian yang berjudul “Implementasi model pembelajaran Learning
Cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman” menyimpulkan adanya
pengaruh yang baik terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.
Innarotul Ulya (2011) dengan penelitian yang berjudul, “Efektifitas
model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan pemanfaatan alat
peraga pada materi pokok bidang datar terhadap hasil belajar peserta
didik kelas VII SMP Nurul Islam Semarang tahun pelajaran
2010/2011)”
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan model Learning Cycle 5E efektif dalam meningkatkan
43
hasil belajar peserta didik pada materi pokok bidang datar kelas VII.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Eva M dan Harin Sundari (2012),
yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
zat dan wujudya” yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kelompok belajar siswa yang diajarkan dengan
model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 14,8%
dibandingkan kelas pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian Takarina (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Matematika Bagi
Siswa Kelas V SD Negeri 3 Banjardowo Tahun Pelajaran 2009/2010”
menyimpulkan
bahwa
penggunaan
metode
diskusi
dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan presentase keaktifan siswa pada pra siklus dan
siklus 1 adalah 38% dan 83% meningkat menjadi 100%. Hasil belajar
siswa juga mengalami kemajuan. Rata-rata hasil belajar pada pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2 berturut-turut 54, 63, 88.
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Getasan yang
beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro KM.9, Desa Getasan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah kelas VII B untuk kelas eksperimen dan kelas VII A
sebagai kelas kontrol. Data siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (kelas VII A)
11
9
20
Kelas Eksperimen (kelas VII B)
11
9
20
Jumlah Keseluruhan Siswa
40
Sumber : Rekap Presensi kelas VII A dan kelas VII B
Pembelajaran di SMP Kristen Getasan pada kelas VII masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Kurangnya siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan siswa sibuk
sendiri, sehingga siswa kurang fokus terhadap pembelajaran dan
menyebabkan kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran ekonomi dikelas.
Peneliti memilih kelas VII SMP Kristen Getasan sebagai subyek
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Alasan yang menjadi
pertimbangan melaksanaan peneitian di SMP Kristen Getasan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap
hasil belajar siswa belum pernah dilakukan di sekolah tersebut . Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 2 November 2015 sampai 12 Desember 2015.
32
2. Kemampuan Awal sebelum diberi Perlakuan
a. Deskripsi hasil Pretest
Berdasarkan pretest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen, dapat dilihat hasil pretest sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Responden Hasil Pretest
K-1
46
K-2
66
K-3
43
K-4
70
K-5
53
K-6
60
K-7
66
K-8
70
K-9
46
K-10
53
K-11
46
K-12
40
K-13
50
K-14
46
K-15
43
K-16
50
K-17
60
K-18
73
K-19
56
K-20
53
40
Minimal
73
Maksimal
54,5
Rata-rata
33
Kelas Eksperimen
Responden Hasil Prestest
K-1
56
K-2
63
K-3
63
K-4
56
K-5
70
K-6
50
K-7
53
K-8
63
K-9
70
K-10
36
K-11
50
K-12
60
K-13
80
K-14
56
K-15
63
K-16
40
K-17
73
K-18
60
K-19
70
K-20
60
36
Minimal
80
Maksimal
59,6
Rata-rata
Penggambaran distribusi skor pretest siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor
hasil
belajar
ekonomi,
nilai
kelompok
sampel
dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Skor untuk masing-masing kategori pada saat pretest didapatkan dari
hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval pretest : 80 dikurangi 36 = 44
Interval tiap kategori : 44 dibagi 3 = 14,67 = 14
Kategori Tinggi
: 66 ≤ skor ≤ 80
Kategori Sedang
: 51 ≤ skor ≤ 65
Kategori Rendah
: 36 ≤ skor ≤ 50
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F
%
F
%
8
40,00
4
20,00
Rendah
7
35,00
11
55,00
Sedang
5
25,00
5
25,00
Tinggi
20
100,00
20
100,00
Total
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa hasil pretest
Kategori
pada kelas Kontrol menunjukkan 8 siswa (40,00%) berada pada
kategori rendah, 7 siswa (35,00%) berada pada kategori sedang, dan 5
siswa (25,00%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 4
siswa (20,00%) berada pada kategori rendah, 11 siswa (55,00%)
berada pada kategori sedang, dan 5 siswa (25,00%) berada pada
kategori tinggi.
34
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest_Kontrol
20
40
73 54.50
10.159
Pretest_Eksperimen 20
36
80 59.60
10.699
Valid N (listwise)
20
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa dari
hasil pretest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang,
nilai rata-ratanya adalah 54,50 dengan standar deviasi 10,15. Nilai
minimum pada pretest di kelas kontrol adalah 40,00 dan nilai
maksimumnya adalah 73,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
pretest di kelas eksperimen adalah 59,60 dengan standar deviasi
10,69. Nilai minimum pada hasil pretest kelas eksperimen adalah
36,00 dan nilai maksimumnya adalah 80,00. Berdasarkan hasil
tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai
pretest kelas kontrol dengan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen
adalah sebesar 5,1.
b. Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
35
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelas
Nilai
Statistic
Df
Sig.
Kelas Kontrol
.925
20
.125
Kelas Eksperimen
.967
20
.695
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat nilai signifikansi pretest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,695 dan kelas kontrol sebesar
0,125. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang berarti
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian berasal dari
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen jika nilai
signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai
signifikansi 0,050). Hal ini berarti pada kondisi awal (sebelum diberikan
perlakuan) kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi
yang seimbang.
37
3. Kemampuan Akhir setelah diberikan Perlakuan
a. Deskripsi Hasil Posttest
Berdasarkan posttest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dapat dilihat hasil posttest sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Responden Hasil Posttest
K-1
76
K-2
70
K-3
73
K-4
76
K-5
66
K-6
76
K-7
70
K-8
83
K-9
73
K-10
53
K-11
66
K-12
66
K-13
73
K-14
63
K-15
63
K-16
63
K-17
63
K-18
73
K-19
70
K-20
66
53
Minimal
83
Maksimal
69,1
Rata-rata
Penggambaran distribusi
Kelas Eksperimen
Responden Hasil Posttest
K-1
70
K-2
70
K-3
76
K-4
70
K-5
83
K-6
73
K-7
70
K-8
60
K-9
70
K-10
60
K-11
73
K-12
70
K-13
83
K-14
76
K-15
76
K-16
66
K-17
73
K-18
80
K-19
70
K-20
70
60
Minimal
83
Maksimal
71,95
Rata-rata
skor posttest siswa kelas ekperimen
dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval.
Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor
maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi
dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan
skor hasil belajar ekonomi, sebaran nilai kelompok sampel dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
38
Sebaran skor untuk masing-masing kategori pada saat posttest
didapatkan dari hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval posttest : 83 dikurangi 53 = 30
Interval tiap kategori : 30 dibagi 3 = 10
Kategori Tinggi
: 73 ≤ skor ≤ 83
Kategori Sedang
: 62 ≤ skor ≤ 72
Kategori Rendah
: 53 ≤ skor ≤ 61
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek
penelitian pada saat posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Posttest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F
%
F
%
1
5
2
10
Rendah
11
55
9
45
Sedang
8
40
9
45
Tinggi
20
100
20
100
Total
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa hasil posttest
Kategori
pada kelas kontrol menunjukkan 1 siswa (5%) berada pada kategori
rendah, 11 siswa (55%) berada pada kategori sedang, dan 8 siswa
(40%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 2
siswa(10%) yang berada pada kategori rendah, 9 siswa (45%) berada
pada kategori sedang, dan 9 siswa (45%) berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan di kelas kontrol dan
kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.10 Tabel Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelas_Kontrol
20
53
83 69.10
6.672
Kelas_Ekseperimen 20
60
83 71.95
6.126
Valid N (listwise)
20
39
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, dapat diketahui bahwa dari
hasil posttest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20
orang, nilai rata-ratanya adalah 69,10 dengan standar deviasi 6,67.
Nilai minimum pada posttest di kelas kontrol adalah 53,00 dan nilai
maksimumnya adalah 83,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk
posttest di kelas eksperimen adalah 71,95 dengan standar deviasi 6,13.
Nilai minimum pada hasil posttest kelas eksperimen adalah 60,00 dan
nilai maksimumnya adalah 83,00. Berdasarkan hasil tersebut, tampak
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan
nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai posttest kelas
kontrol dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar
2,85.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah
dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kelas
Nilai
Statistic
Df
Sig.
Kelas Kontrol
.955
20
.443
Kelas Eksperimen
.917
20
.088
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat nilai signifikansi posttest
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,088 dan kelas kontrol sebesar
0,443. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,050 yang berarti
40
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian
berasal dari populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen
jika nilai signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen
jika nilai signifikansi 0,050). Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar pada data posttest di kelas kontrol
dengan data posttest di kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa
ada pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perlakuan dengan
model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar pada
siswa kelas VII SMP Kristen Getasan. Berdasarkan pengujian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Kristen
Getasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Nina Agustyaningrum (2010) dalam
penelitian yang berjudul “Implementasi model pembelajaran Learning
Cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman” menyimpulkan adanya
pengaruh yang baik terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.
Innarotul Ulya (2011) dengan penelitian yang berjudul, “Efektifitas
model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan pemanfaatan alat
peraga pada materi pokok bidang datar terhadap hasil belajar peserta
didik kelas VII SMP Nurul Islam Semarang tahun pelajaran
2010/2011)”
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan model Learning Cycle 5E efektif dalam meningkatkan
43
hasil belajar peserta didik pada materi pokok bidang datar kelas VII.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Eva M dan Harin Sundari (2012),
yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
zat dan wujudya” yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kelompok belajar siswa yang diajarkan dengan
model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 14,8%
dibandingkan kelas pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian Takarina (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Matematika Bagi
Siswa Kelas V SD Negeri 3 Banjardowo Tahun Pelajaran 2009/2010”
menyimpulkan
bahwa
penggunaan
metode
diskusi
dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan presentase keaktifan siswa pada pra siklus dan
siklus 1 adalah 38% dan 83% meningkat menjadi 100%. Hasil belajar
siswa juga mengalami kemajuan. Rata-rata hasil belajar pada pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2 berturut-turut 54, 63, 88.
44