Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada tahun 2016-2018

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Data
Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah yang diperoleh
langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau pengolahan
apapun (data mentah) sedangkan data sekunder adalah data yang dalam
pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga
terkait. Dalam penelitian Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder
dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.

2.2 Pengumpulan Data
Pertumbuhan penduduk yang pesat membawa akibat pada tingkat pertumbuhan
angkatan kerja, tidak hanya tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang berubah
tetapi perubahan juga terjadi pada tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah
angkatan kerja pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia
kerja. Angkatan kerja ini di defenisikan sebagai penduduk usia 15 tahun keatas
yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Analisa dan pembahasan mengenai
ketenaga kerjaan ini disajikan meliputi komposi si angkatan kerja, jumlah
penduduk usia kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja.


5
Universitas Sumatera Utara

2.3 Pengertian Angkatan Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang
telah memasuki usia kerja (working age population). Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang
bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab.
Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari
tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang
menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang
memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 (dua)
golongan yaitu:
1. Angkatan kerja yang bekerja
a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan

suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.
b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak
melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi
mereka adalah pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang
bekerja dalam keadilan.

6
Universitas Sumatera Utara

2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
a. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/
mendapatkan pekerjaan.
b. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur
dan berusaha mendapatkan pekerjaan.
c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.

Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga
kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari

tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam
kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Kelompok bukan
angkatan kerja terdiri dari:
1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.
2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya
mengurus rumah tangga mendapat upah.
3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka yang tidak melakukan suatu
kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga
simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.
4. Lainnya adalah untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain
karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.

7
Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Jenis Pekerjaan
Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang
paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan
seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam
kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal.

Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh
orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan ini
dibagikan dalam 7 (Tujuh) golongan yaitu:
1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha.
4. Tenaga penjualan.
5. Tenaga usaha.
6. Tenaga usaha pertanian.
7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang
bekerja atau mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat di katakan
bahwa penduduk usia kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah
tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK di pengaruhi oleh faktor sosial
ekonomi maupun faktor demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap
penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan.


8
Universitas Sumatera Utara

TPAK =

Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau
pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
1.

Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap diluar
keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari
biasanya.

2. Pengangguran tidak ketara, di dalam angkatan kerja mereka dimasukkan
dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika
dilihat dari segi produktifitasnya.
3. Pengangguran friksionil adalah pengangguran yang terjadi akibat
pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya
harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur
sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.


2.3.3 Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja
Klasifikasi status pekerjaan sejak tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga
tahun 2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya, di bandingkan dengan
klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami
penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun
pertumbuhannya mudah dilakukan. Status/kedudukan dalam pekerjaan dari
angkatan kerja dibagi dalam (empat) golongan yaitu:

9
Universitas Sumatera Utara

1. Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha/pekerjaan atas
resiko/tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya
anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
2. Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh
salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3. Buruh/pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji
baik berupa uang maupun barang.
4. Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang

dilakukan salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat gaji/upah.

2.3.4. Lapangan Pekerjaan/usaha
Menurut Chris Manning (1993) analisis data mengenai kegiatan ekonomi
penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja
menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta
implikasinya. Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan/
instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam 10 (sepuluh) golongan yaitu:
1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian.
3. Industri pengolahan.
4. Listrik, gas dan air.
5. Bangunan.
6. Perdagangan, rumah makan dan hotel.
7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.

10
Universitas Sumatera Utara


8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak.
9. Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi.
10. Kegiatan yang tidak / belum jelas.

2.4 Peramalan
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum
terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang
terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode
tertentu. Forecasting diupayakan dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian.
Dengan kata lain bertujuan mendapatkan ramalan yang bisa meminimumkan
kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Absolute
Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.
Atas dasar logika, langkah dalam metode peramalan secara umum adalah
mengumpulkan data, menyeleksi dan memilih data, memilih model peramalan,
menggunakan model terpilih untuk melakukan peramalan, evaluasi hasil akhir.
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan menjadi:
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan
kualitatif didasarkan pada pengamatan kejadian-kejadian di masa sebelumnya
digabung dengan pemikiran dari penyusunnya.

2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu yang diperoleh dari
pengamatan nilai–nilai sebelumnya. Hasil peramalan yang dibuat tergantung

11
Universitas Sumatera Utara

pada metode yang digunakan, menggunakan metode yang berbeda akan
diperoleh hasil peramalan yang berbeda.

2.5 Metode-Metode Peramalan
Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang
digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang
hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara
lain:
1. Deret berkala atau Deret Waktu
Data deret waktu adalah data hasil pencatatan secara terus menerus dari waktu
ke waktu (periodik), biasanya dalam interval waktu yang sama. Trend
melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang panjang atau
cukup lama. Gerakan ini yang menggambarkan keadaan yang secara terus

menerus bergarak dari waktu ke waktu secara stabil (Supangat, 2008:167).
2. Causal Methods atau sebab akibat merupakan metode peramalan yang
didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan
variable lain yang mempengaruhinya tetapi bukan waktu. Dalam prakteknya
jenis metode peramalan ini terdiri dari:
a. Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan
dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.
b. Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan
jangka panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi
jangka panjang.

12
Universitas Sumatera Utara

c. Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka
panjang dan jangka pendek.

2.6 Data Deret Berkala
Deret waktu merupakan serangkaian pengamatan/observasi yang dilakukan pada

waktu-waktu tertentu, biasanya dengan interval-interval yang sama (Murray R.
Spiegel, 1972: 301). Deret waktu adalah waktu sekumpulan hasil observasi yang
diatur dan didapat menurut urutan kronologis, biasanya dalam interval waktu yang
sama (Sudjana, 198:240).
Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dsb).

2.6.1 Komponen Deret Berkala
Empat Komponen Deret Berkala:
1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah alun
ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau menurun.
2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta kurang
lebih teratur.
3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak lebih
tidak teratur.
4. Variasi Random/Residu, yaitu gerakan yang tidak teratur sama sekali.

13
Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala
Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekunder, variasi
musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan
penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan
analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan
beberapa tentang permasalahan tentang:
1. Variasi Penanggalan.
2. Perubahan Harga.
3. Perubahan Penduduk.
4. Perbandingan Data.

A. Variasi Penanggalan
Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun terdiri
dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda yang
bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series digunakan
untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan penyesuaian terhadap
jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja dalam bulan. Data tentang
konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya disesuaikan atas dasar jumlah hari
dalam 1 bulan.
Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi angka konsumsi
bulanan atau angka penjualan bulanan dengan jumlah hari dalam 1 bulan yang
bersangkutan agar diperoleh angka konsumsi atau penjualan per hari. Sebaliknya,
jika kita ingin angka-angka konsumsi bulanan tersebut tidak berubah, maka angka

14
Universitas Sumatera Utara

konsumsi harian yang diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari rata-rata per
bulan sebanyak 365/12 = 30,4167 hari.
B. Perubahan Harga
Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai produksi.
Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan fisik yang bebas
dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut harus di deflasikan dengan
indeks harga yang sesuai sebelum dapat digunakan untuk tujuan analisis. Deret
berkala tentang penjualan, pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya,
harus di deflasikan agar fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses
deflasi penting sekali mengingat angka-angka nilai produksi yang meningkat
kemungkinan di sebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya
mungkin saja konstan bahkan menurun.

C. Perubahan Penduduk
Ada kalanya, ingin mengetahui fluktuasi produksi per kapita atau konsumsi per
kapita. Dalam hal demikian, angka-angka produksi atau konsumsi harus dibagi
dengan jumlah penduduk. Angka per kapita sedemikian itu sebenarnya telah
memasukkan unsur perubahan penduduk di dalamnya. Perhitungan per kapita
tersebut penting sekali karena produksi bisa saja menunjukkan gerekan meningkat
(naik), tetapi per kapitanya menurun jika kenaikan jumlah penduduk lebih cepat di
banding kenaikan produksinya.

15
Universitas Sumatera Utara

D. Perbandingan Data
Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya
betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian
terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda.
Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber,
perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua
sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu
produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai
gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan
sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai
gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.
Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y) merupakan
gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Y=TxCxSxI
Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu “trend
(T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I).

2.6.3 Trend Sekunder
Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend
sekunder “ dapat disajikan dalam bentuk:
1. Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan non linier.
2. Gambar/grafik yang dikenal dengan garis/ kurva trend, baik garis lurus maupun
lengkung.

16
Universitas Sumatera Utara

2.6.4 Trend Linear
Trend Linier adalah trend yang variabel X nya (periode waktu) berpangkat paling
tinggi satu (Dergibson, 2000). Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke
dalam plot mendekati garis lurus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam
trend linier.
Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan metodemetode berikut:
1. Metoda tangan bebas (freehand method).
2. Metoda setengah rata-rata (semi average method).
3. Metoda matematis.
4. Metoda kuadrat terkecil (least square method).

17
Universitas Sumatera Utara