Pakaian Adat Pada Pesta Perkawinan Masyarakat Mandailing Sebagai Atraksi Wisata Di Tapanuli Selatan

ABSTRAK

Pakaian adat merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara
Indonesia, pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masingmasing provinsi ini memiliki suatu cerita yang berbeda-beda pula. Pakaian adat etnik
di Indonesia mempunyai adat-istiadat masing-masing, namun dalam beberapa hal
mempunyai kekhususan yang berbeda-beda. Salah satu pakaian adat batak
Mandailing dapat dijadikan sebagai atraksi wisata, yaitu pakaian adat Mandailing
dapat dikemas dengan baik dan yang bisa dikenakan oleh para wisatawan yang
datang, sama dengan halnya di Bali dan Sumatera Barat pakaian adat dikenakan para
wisatawan yang berkunjung. Dengan dijadikannya sebagai atraksi wisata sudah
seharusnya pemerintah dan masyarakat setempat menjaga dan melestarikan
kebudayaan di Tapanuli Selatan.
Dalam hal ini khusus untuk etnik Mandailing yang juga sama dengan etnik di
Tapanuli Selatan, seperti Angkola-sipirok dan Padang Lawas di pakai sebagai
pakaian kebesaran yang disebut Hampu dan Bulang sedangkan Rendo hanya dikenal
di Mandailing. Hampu dan Bulang merupakan kelengkapan pakaian adat raja
panusunan dan permaisurinya (naduma). Kelengkapan Hampu diantaranya, pakaian
(baju), puntu, keris, dan sepatu. Kelengkapan Bulang diantaranya baju, kain songket
pasangan baju kurung, dua helai selendang tenun patani, ikat pinggang, puntu,
sepasang keris, anting-anting emas, kalung emas, gaja meong, loting-loting, kuku
emas dan sepatu. Disamping Hampu yang merupakan mahkota raja panusunan

adapula penutup kepala yang disebut Rendo, kopiah yang terbuat dari kain empat
persegi dengan lebar 1x1 m yang dililitkan di kepala sehingga terlihat berseni indah
dan menawan.

Kata Kunci : Pakaian Adat, Hampu, Bulang, Atraksi Wisata, Tapanuli Selatan

i