Pakaian Adat Pada Pesta Perkawinan Masyarakat Mandailing Sebagai Atraksi Wisata Di Tapanuli Selatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan wilayah yang
cukup diminati wisatawan dunia. Tujuh puluh persen masyarakat dunia melakukan
perjalanan ke ASEAN setiap tahunnya. Hal ini merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan oleh sektor pariwisata ASEAN. Untuk itu diperlukan upaya bersama
negara-negara ASEAN untuk mengatasi kendala-kendala yang dapat menghambat
perkembangan pariwisata seperti high cost tourism dan konektivitas antar negara
ASEAN.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11525/SKRIPSI%20LEN
GKAP-FISIP-HI-SRI%20WAHYUNI%20RASULONG.pdf?sequence=1)
Pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN merupakan tertinggi di dunia.
Sepanjang periode 2005-2012, sektor ini tumbuh rata-rata 8,3% per tahun atau di atas
rata-rata pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6% per tahun. Pariwisata
sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting dalam pembangunan
perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin
tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya
hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya
ke belahan atau kawasan dunia lainnya.


vii

(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11525/SKRIPSI%20LEN
GKAP-FISIP-HI-SRI%20WAHYUNI%20RASULONG.pdf?sequence=1)
Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting
dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan dan
kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok
dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk
mengenal alam dan budaya ke belahan atau kawasan dunia lainnya. Pergerakan jutaan
manusia selanjutnya mengerakkan mata rantai ekonomi yang saling berkaitan
menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dunia
hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal. Selain dari
meningkatkan kesejahteraan bangsa, kepariwisataan berfungsi untuk:
a) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu
Obyek dan Daya Tarik Wisata.
b) Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa.
c) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
d) Meningkatkan


pendapatan

nasional

dalam

rangka

meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11525/SKRIPSI%20LEN
GKAP-FISIP-HI-SRI%20WAHYUNI%20RASULONG.pdf?sequence=1)
Pariwisata merupakan salah satu faktor yang penting dalam membangun suatu
negara. Industri pariwisata juga sangat berkaitan dengan sektor lainnya. Industri
pariwisata dapat memberikan dampak yang sangat banyak kepada sektor
perekonomian suatu negara. Karena industri pariwisata dapat menjadi penyumbang
viii

devisa bagi suatu negara, khususnya bagi negara–negara yang memiliki kekayaan

alam dan budaya seperti Indonesia.
Negara-negara di Asia Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang
berlimpah, keberagaman budaya yang menjadi warisan leluhur, fauna dan flora yang
sangat unik serta kehidupan warganya yang masih dapat hidup dengan cara
tradisional diera globalisasi sekarang. Ini adalah sebagian kecil dari daya tarik
negara-negara ASEAN untuk mengembangkan pariwisatanya.
Potensi pariwisata di Indonesia sangatlah besar, membentang dari Sabang
sampai Marauke dengan segala keanekaragaman objek pariwisata dan berbagai seni
budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.
Itu mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan
mancanegara maupun domestik. Indonesia sebagai negara yang memiliki beraneka
ragam kekayaan alam, bermacam bentuk budaya yang unik dan berbagai peninggalan
sejarah yang membuat Indonesia sebagai daerah tujuan wisata, khususnya Sumatera
Utara yang merupakan salah satu tujuan wisata. Khususnya kebudayaan Tapanuli
Selatan yang mana kebudayaan ini memiliki ciri khas tersendiri bagi masyarakatnya
yang sudah seharusnya dibudayakan.
Keanekaragaman kebudayaan Tapanuli Selatan, salah satunya adalah pakaian
pesta adat perkawinan yang merupakan bagian dari adat budaya Tapanuli Selatan.
Pakaian adat ini memiliki ciri khas dan unik. Suku Mandailing adalah suku bangsa
yang mendiami Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten

Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Labuhanbatu,
Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan,
ix

dan Kabupaten Batubara di Provinsi Sumatera Utara beserta Kabupaten Pasaman dan
Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat, dan Kabupaten Rokan Hulu di
Provinsi Riau. Kebudayaan Mandailing memiliki ciri khas tersendiri bagi
masyarakatnya dan sudah sepantasnya kebudayaan Mandailing tersebut diketahui
banyak khalayak agar dapat terus dijaga. Yang mana setiap suku dan setiap daerah
pasti memiliki perbedaan pakaian adat perkawinan. Pakaian adat perkawinan
mandailing ini dapat dijadikan sebagai atraksi wisata dengan cara memperkenalkan
pakaian tersebut dan menyewakannya bagi para wisatawan untuk menjadikan momen
untuk berfoto, sebagaimana di Bali dan Sumatera Barat pakaian adat sudah menjadi
atraksi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Sudah seharusnya itu
dilakukan pemerintah setempat untuk mengangkat pakaian adat sebagai atraksi wisata
untuk menjaga dan melestarikan serta memperkenalkan adat budaya dari Tapanuli
Selatan.

1.2 Pembatasan Masalah
Mengupas luasnya ruang lingkup Kebudayaan Mandailing ini, sehingga dalam

kertas karya ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu, membahas
pakaian adat pesta perkawinan batak Mandailing yang memiliki khas dan keunikan
sendiri yang hanya dipakai pada acara perkawinan saja dan menjadikannya sebagai
atraksi wisata.

x

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian dan penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk memperkenalkan tentang pakaian adat masyarakat Mandailing yang
mana pakaian adat perkawinan ini sudah mengalami perubahan, dan memiliki
ciri khas tersendiri serta, memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan
Mandailing yang merupakan salah satu keanekaragaman budaya daerah di
Indonesia khususnya di Tapanuli Selatan sebagai suatu atraksi wisata.
2. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di Program
Diploma III Pariwisata Bidang Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.

1.4 Metode Penelitian
Untuk memudahkan penyusunan kertas karya ini, penulis menggunakan dua

metode penelitian, yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data dari
berbagai sumber tertulis yang berupa buku atau tulisan lainnya yang
berhubungan erat dengan pembahasan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung ke lapangan, mengamati serta mengambil
kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut.

xi

1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok pembahasan dalam
lima bab, dan pembahasan di bagi ke dalam beberapa sub bab. Sistematika
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Menguraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan
penulisan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.


BAB II

: URAIAN TEORITIS
Menguraikan

tentang

Pengertian

Pariwisata,

Bentuk-bentuk

Pariwisata, Jenis-jenis Pariwisata, Pengertian Wisatawan, Jenisjenis Wisatawan, serta Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata.
BAB III

: GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Menguraikan tentang wilayah, etnik, kebudayan Mandailing,
penduduk serta mata pencaharian.


BAB IV

: PAKAIAN ADAT PADA PESTA PERKAWINAN
MASYARAKAT MANDAILING
Menguraikan pakaian adat pada pesta perkawinan masyarakat
mandailing sebagai atraksi wisata serta mengemas pakaian adat
sebagai atraksi wisata.

xii

BAB V

: PENUTUP
Menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan kertas
karya.

DAFTAR PUSTAKA

xiii