Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Yayasan Syekh Hamzah Fansyuri

(1)

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum, pengertian perpustakaan adalah suatu ruangan yang berisi buku-buku yang disusun berdasarkan sistem tertentu untuk digunakan sebagai media mencari ilmu dan menambah wawasan bagi setiap orang. Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 1), yang di maksud dengan perpustakaan adalah ”kumpulan buku-buku yang tersedia dan dimaksudkan untuk dibaca”.

Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang berada di suatu perguruan tinggi, baik universitas, akademik, sekolah tinggi, ataupun institusi. Keberadaan, tugas dan fungsi perustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Di dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi :Buku pedoman (2004 : 3) dijelaskan bahwa,

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Satu atau sekelompok perpustakaan yang didirikan dan dikelola oleh perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen. Begitu pula dengan pendapat Hasugian (2009 : 79) yang menyatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.

  Di dalam buku Perpustakaan Nasional yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 79) didefinisikan bahwa, “Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan kepada sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan”. Selanjutnya di dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (2000 : 4), perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga Pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi, dan lainnya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk menyediakan koleksi perpustakaan guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam lingkungan


(2)

universitas serta mendukung sivitas akademika baik di perpustakaan universitas, fakultas, akademi, maupun perpustakaan sekolah tinggi.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam pengertian secara luas, perpustakaan pada hakekatnya berfungsi sebagai tempat memelihara khasanah hasil karya budaya seluruh manusia yang direkam dan disimpan dalam berbagai media untuk kemudian dimanfaatkan. Menurut Yusuf (2009 : 340) :

Perpustakaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, menyebarluaskan informasi untuk kepentingan masyarakat luas dan berfungsi edukatif, normatif, rekreatif, bahkan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian. Disamping itu perpustakaan juga berfungsi deposit dan fungsinya sebagai lembaga pelestari informasi, pengetahuan, dan teknologi hasil budaya manusia. Di dalam Buku Perpustakaan Perguruan Pinggi: Buku Pedoman (2004 : 3), dijelaskan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberikan layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakan. Sedangkan fungsi lainnya yaitu:

1. Fungsi edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.


(3)

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yaitu sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah menghimpun koleksi dan informasi untuk masyarakat universitas serta berfungsi edukatif, penelitian, sebagai pusat deposit, publikasi, interpretasi, serta mendukung sivitas akademika di perguruan tinggi.

2.1.3. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung proses belajar di perguruan tinggi. Sjahrial-Pamuntjak (2005 : 5) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Sedangkan menurut Hasugian (2009 : 80), tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah “memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Selain tujuan tersebut di atas, perpustakaan perguruan tinggi sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi merumuskan tujuannya sebagai berikut:

a. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya


(4)

b. Untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya sebagai kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. c. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan bernilai

sejarah yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran(learning resources)

d. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakain bahan perpustakaan.

e. Menyediakan tenaga yang propesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan.

f. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman, 2004 : 47).

Dengan demikian bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan yang sangat kompleks yaitu menyimpan bahan perpustakaan, menyediakan sarana temu kembali informasi, melestarikan koleksi, kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2. 2 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan koleksi yang dimiliki oleh setiap

perpustakaan untuk digunakan oleh pengguna yang ingin mendapatkan informasi yang dibutuhkan. koleksi perpustakaan bagian dari indikator agar mengetahui sejauh mana kelengkapan koleksi di perpustakaan. Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan “Koleksi perpustakaan adalah semua infomasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan”. Koleksi perpustakaan tidak berdayaguna tanpa adanya pengguna maupun

pengolah/penghimpun/pelayan.

Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 66) dinyatakan bahwa : “Koleksi adalah sejumlah pustaka tentang suatu


(5)

perkara tertentu, atau jenis tertentu yang dikumpulkan oleh seseorang atau perpustakaan.

Selain uraian di atas, Yulia (1993 : 3) mengemukakan bahwa:

Koleksi perpustakaan merupakan kumpulan bahan perpustakaan yang dimiliki suatu perpustakaan yang dilayankan kepada pengguna. Ada beberapa jenis koleksi bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi dan telah dikelompokkan menurut jenisnya diantaranya adalah karya cetak, karya non cetak, karya dalam bentuk elektronik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam yang di kumpulkan, diolah dan dilayankan kepada penggunanya.

Koleksi berarti kumpulan, koleksi pustaka berarti kumpulan buku/non.

2.2.1. Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan sebagai sarana informasi tentu saja memiliki beberapa fungsi yang sama halnya dengan perpustakaan. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 :5) bahwa koleksi perguruan tinggi berfungsi, “Untuk melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta peneliti yang tergabung dalam perguruan tinggi bersangkutan”.

  Menurut Soedibyo (1987 : 135-136) Fungsi koleksi perpustakaan adalah: 1. Fungsi pendidikan. Untuk menunjang program pendidikan dan

pengajaran, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.

2. Fungsi penelitian. Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi relevan. Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan relevan di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusuri informasi.

4. Fungsi umum. Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pusutaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Sedangkan menurut Siregar (2002 : 3), Fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :


(6)

1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.

3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.

4. Fungsi umum, dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, fungsi ini berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia lainnya.

Dari beberapa fungsi di atas dapat ketahui bahwa koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang kegiatan dalam proses pengajaran dan menyediakan koleksi yang sesuai dengan jenis pelajaran, memberikan sumber informasi untuk penelitian agar mudah dalam melaksanakan penelitian, memudahkan dalam menelusuri informasi dan memudahkan masyarakat dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.

2.2.2. Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi juga meliputi segala macam cetakan, non cetak dan elektronik. Kategori bahan perpustakaan menurut Sutarno (2006 : 82) adalah: koleksi perpustakaan mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam, dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk), film, film strp, dan koleksi bentuk tertentu, seperti lukisan, alat peraga, globe, foto, dan lain-lain”.

Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman Dirjen Dikti Depdiknas ( 2004 : 14) ragam koleksi adalah sebagai berikut :

1. Koleksi rujukan

merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan sebagainya baik dalam bentuk buku maupun non buku.


(7)

2. Bahan ajar

berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Disamping ada bahan ajar yang diwajibkan dan ada pula bahan ajar yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk tiap-tiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah eksemplarnya bergantung kepada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi.

3. Terbitan berkala

Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perpustakaan seyogianya dapat melangggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program studi yang diselengarakan perguruan tingginya.

4. Terbitan pemerintah

Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dan sebagainya. Sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, non-departemen, maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.

 

  Sedangkan menurut Yulia (1993 : 3) yang termasuk jenis bahan perpustakaan yang tercakupdalam koleksi perpustakaan adalah:


(8)

Karya cetak adalah suatu hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak yaitu :

a. Buku

Bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan yang

paling umum terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman.

b. Terbitan berseri

Terbitan berseri merupakan terbitan yang diterbitkan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Koleksi bahan pustaka berseri meliputi surat kabar, majalah, jurnal, dan laporan yang diterbitkan dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan dan triwulan. 2. Karya noncetak / Karya bukan buku

Karya noncetak atau karya bukan buku adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, misalnya rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar, dan sebagainya. Karya noncetak ini akan menambah jumlah koleksi di perpustakaan dan memungkinkan perpustakaan pelayanan yang lebih kepada pemakai.

3. Karya dalam bentuk mikro

Karya dalam bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahan pustaka yang menggunakan bantuan alat yang disebut microreader.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Karya dalam bentuk elektronik adalah informasi yang dituangkan kedalam media elektronik, misalnya pita magnetic dan cakram atau disc.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan memiliki berbagai jenis koleksi yang dilayangkan kepada pengguna baik koleksi dalam bentuk tercetak seperti buku dan terbitan berseri, koleksi noncetak seperti rekaman suara, rekaman video, karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis, cakram atau disc, dan koleksi lainnya. Semua koleksi tersebut dapat digunakan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

2.3. Pengertian Pelayanan

Layanan perpustakaan yang lazim diberikan kepada pengguna perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Selain itu layanan lain seperti layanan rujukan, silang layan, dan pendidikan kepada pengguna juga disediakan oleh


(9)

perpustakaan. Seluruh kegiatan layanan perpustakaan dapat dilakukan baik secara manual maupun terkomputerisasi.

2.3.1. Jenis Pelayanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan berarti layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat serta mudah untuk menemukan bahan pustaka atau informasi yang diinginkan pengguna.

Fasilitas layanan adalah ujung tombak perpustakaan dan merupakan etalase yang mencerminkan kondisi bagian dalam dan menptakan kesan pertama dan utama bagi pemustaka. Untuk itu Fasilitas layanan merupakan komponen yang paling harus didandani (fashioned) sehingga membangkitkan minat pemustaka untuk memanfaatkannya.

Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 71) layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna. Layanan tersebut dibagi atas:

1. Layanan Sirkulasi.

Layanan sirkulasi di perpustakaan mengatur peminjaman, pengembalian, dan pemesanan bahan perpustakaan, serta memberikan sanksi pada pengguna jika terlambat mengembalikan bahan perpustakaan.

2. Layanan Rujukan.

Layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna dalam mencari informasi dalam berbagi subjek. Koleksi layanan ini adalah kamus, ensiklopedi, sumber biografi, buku tahunan dan almanak, buku pegangan dan manual, telaah, risalah, bibliografi, index dan sari karangan (abstrak).

3. Layanan Multimedia.

Layanan multimedia adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dan proyektornya.


(10)

JKI adalah salah satu jenis layanan rujukan yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi mengenai bahan perpustakaan baru dalam bidang yang diminatinya.

5. Pendidikan Pengguna.

Pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada penggguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

6. Silang Layan.

Silang layan adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumberdaya dan layanan informasi semua perpustakaan yang terlibat. Silang layan ini terbagi atas:

a. Layanan fotokopi/reproduksi b. Silang pinjam

c. Pembayaran

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa layanan perpustakaan berfungsi untuk memberikan informasi dan fasilitas kepada pengguna agar dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat serta mudah untuk menemukan bahan pustaka atau informasi yang diinginkan. Ada beberapa layanan yang diselenggarakan perpustakaan yaitu sirkulasi, rujukan, multimedia kesiagaan informasi, pendidikan pengguna, dan layanan silang layan.

2.4 . Sistem Pelayanan Perpustakaan

Perpustakaan mengenal dua macam sistem layanan, yaitu: 1. Sistem Layanan Terbuka

Layanan terbuka adalah suatu sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Dalam bahasa Inggris sistem layanan ini disebut “open acces”. Pedoman untuk mengatur sistem terbuka, antara lain :


(11)

Koleksi pustaka harus ditata dan diatur secara sistematis atau menurut urutan sistematis atau menurut urutan klasifiksi, sehingga pengunjung mudah mencari dan menemukan pustaka yang dibutuhkannya.

b. Rambu-rambu

Rambu-rambu petunjuk arah pencarian pustaka sangat penting artinya, maka harus dibuat dengan jelas tetapi singkat, serta ditempatkan ditempat yang tepat. Rambu-rambu tersebut dapat berwujud panah/tulisan.

c. Tataruang

Sistem terbuka memerlukan penjagaan yang ketat agar kehilangan pustaka dapat ditekan. Tata ruang harus baik sehingga memungkinkan pengawasan petugas kepada setiap pengunjung secara seksama. Jalan untuk masuk dan keluar diatur hanya dapat dilewati oleh satu pengunjung dan dapat diawasi secara langsung.

d. Katalog perpustakaan

Meskipun pengunjung dapat memilih pustaka secara langsung ke rak, katalog perpustakaan tetap diperlukan dan harus ada.

2. Sistem layanan tertutup

  Layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat diminta kepada petugas untuk mengambilnya. Dalam bahasa Inggris sistem pelayanan ini disebut “close acces”. Pedoman untuk mengatur system tertutup antara lain:

a. Penataan Koleksi

Koleksi pustaka pada sistem tertutup tidak harus ditata secara sistematis menurut urutan klasifikasi. Penataan buku menurut sistem klasifikasi tidak mudah, sehingga pengembalian buku, dan pengambilannya ke rak tidak dapat dilakukan dengan cepat. Nomor urut lebih memungkinkan pengembalian dan pengambilan dilakukan dengan cepat.

b. Rambu-rambu

Karena yang bekerja di dalam ruangan koleksi hanya petugas yang mudah hafal letak pustaka rambu-rambu petunjuk arah kurang diperlukan.


(12)

Berhubung pengunjung tidak boleh masuk, ruang koleksi betul-betul dipisahkan dari ruang pengunjung. Keuntungannya: keamanan koleksi lebih terjamin dan tenaga pengawas dapat dikurangi.

d. Katalog perpustakaan sangat vital karena merupakan satu-satunya alat untuk mencari dan menemukan pustaka yang ingin dibaca atau dipinjam. Perpustakaan dengan sistem tertutup tidak mungkin tanpa katalog (Soeatminah, 1992 : 130-131).

2.5. Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

  Setiap pengguna perpustakaan perguruan tinggi memiliki frekuensi pemanfaatan koleksi buku yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan kesempatan yang dimiliki. Oleh sebab itu, frekuensi pemanfaatan merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfaatkan koleksi buku di perpustakaan perguruan tinggi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 425) dijelaskan bahwa frekuensi adalah “sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.

  Selain uraian di atas menurut Hass (2003 : 5) “The number of sycles per

unit of time is called the fequency”. Pendapat diatas dapat diartikan sebagai

berikut: “Jumlah siklus persatuan waktu disebut frekuensi”. Jika dilihat dari pengertian perpustakaan, maka frekuensi adalah jumlah pengguna menggunakan koleksi, dan dapat dihitung dalam satuan waktu.

Berdasarkan dari uraian di atas dapat diketahui bahwa frekuensi pemanfaatan adalah sejumlah pengulangan atau kekerapan pengguna dalam menggunakan koleksi perpustakaan secara teratur maupun berulang kali dan dapat dihitung dalam satuan waktu. Kemudian apabila pengertian tersebut ditempatkan pada ruang lingkup yang lebih spesifik dalam penelitian.

2.6. Relevansi Koleksi Perpustakaan dengan kebutuhan pengguna

  Koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila sebuah perpustakaan dapat memenuhi koleksi yang relevan dengan kebutuhn pengguna. Sehingga informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat terpenuhi oleh perpustakaan. Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (Depdiknas,


(13)

2004: 16), mengemukakan bahwa: mengevaluasi koleksi ialah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika serta program perguruan tingginya.

Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Tujuannya dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

2. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi 4. Meningkatkan nilai informasi

5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6. Menyesuaikan kebijakan dan penyiangan koleksi.

Mount Saunt Vincent University Library yang dikutip oleh Evi (2003: 11), mengemukakan bahwa ada beberapa teknik untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan koleksi yaitu:

1. Memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui:

a. Katalog perpustakaan b. bibliograpi subjek c. analisis subjek

d. review essays

e. bibliograpi khusus, dan

f. daftar usulan dari staf pengajar 2. Sistem data perpustakaan

3. Mencakup keseluruhan judul dalam subyek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman, dan sttistik silang layan. 4. Menguji secara langsusng ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku,

dan

5. Survei pengguna tentang cakupan, kedalam kesesuaian, dan kemutakhiran koleksi.

Dari uraian di atas dapat diketahui manajemen koleksi adalah kegiatan yang meliputi pengembangan koleksi, pengadaan koleksi, tujuan manajemen koleksi yaitu untuk kelengkapan, ketersediaan, kemampuan untuk adanya

browsing, penggunaan dan penyiangan koleksi.

  Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan infomasi dan ilmu pengetahuan. Koleksi yang relevan dengan kurikulum perguruan tinggi hendaknya dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang ada. Kurikulum yang berlaku di


(14)

perguran tinggi tersebut mengharuskan mahasiswa dan dosen untuk memiliki beberapa buku pegangan sebagai panduan tidak hanya bahan online (internet) saja, agar terciptanya tujuan dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen tersebut menyediakan koleksi yang beraneka ragam dan bervariasi pada setiap koleksi. Koleksi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu mahasiswa dan dosen dalam mencapai tujuan.

2.7 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Kata pemanfaatan berasal dari kata “manfaat” yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 711) menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti “proses, cara dan perbuatan pemanfaatan sesuatu untuk kepentingan sendiri”.

  Dengan kata lain, pemanfaatan koleksi adalah proses cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.

  Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada para pemakai demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu menyajikan jenis informasi dalam menambah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan atau penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna.

  Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka tercapainya tujuan perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan lembaga atau dimana perpustakaan itu bernaung.   Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam


(15)

koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library use). Lancaster (1993 : 77) membatasi pengertian pemanfaatan koleksi di ruangan baca perpustakaan dengan bentuk pertanyaan dibawah ini:

1. Jika koleksi diambil dari rak dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

3. Jika koleksi ada di atas meja atau diruangan baca dan dibaca sekilas apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

Dalam pemanfaatan perpustakaan, pengguna kadang-kadang tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkan. Mereka bertanya dan meminta bantuan kepada pustakawan atau petugas layanan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.

Menurut Darmono (2001 : 168), “bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua sarana layanan perpustakaan dengan mudah”.

Selanjutnya Darmono (2001 : 168) juga mengemukakan bahwa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan adalah:

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan.

Pengenalan daerah perpustakaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan sampai pada penggunaan ruangan tersebut.

2. Peraturan perpustakaan.

Peraturan perpustakaan harus diketahui semua anggota perpustakaan. Biasanya peraturan perpustakaan berisi peraturan yang umum, hak dan kewajiban anggota perpustakaan, serta sanksi bagi yang melanggar saksi tersebut.

3. Alat Penelusuran Informasi

Alat-alat penelusuran bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan kepada anggota perpustakaan. Biasanya yang perlu diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini merupakan wakil koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan ini sampai kepada cara-cara penggunaan katalog sebagai alat penelusuran bahan pustaka yang dimilliki perpustakaan.

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan.

Pengenalan terhadap bagian-bagian perpustakaan sangat penting dilakukan karena layanan merupakan bagian terdepan dari perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan.


(16)

Pengenalan terhadap penempatan koleksi akan sangat membantu pengguna perpustakaan dalam pemanfaatan koleksi yang ada. Untuk perputakaan yang besar penempatan koleksi biasanya tidak di suatu ruangan atau satu gedung

6. Pengenalan terhadap ruang baca

Pengenalan terhadap ruang baca perlu disampaikan kepada anggota baru perpustakaan. Untuk pengaturan ruang baca tidak selalu menyatu dengan jajaran penempatan koleksi. Jika ada ruang baca yang terpisah dengan jajaran koleksi, maka petugas perpustakaan harus menginformasikan kepada anggota perpustakaan.

Dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan, pengguna memanfaatkan koleksi dengan membaca, mencatatnya, memfotokopi, dan meminjam koleksi tersebut. Menurut Salim (2002 :114), “Makna membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati)”. Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 85) disebutkan, “membaca bermakna melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau membaca dalam hati)”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca itu melihat, menyimpulkan serta memahami dari apa yang dibaca dengan teliti dengan cara melisankan dalam hati.

Selain membaca memanfaatkan koleksi bisa juga dengan mencatatnya. Menurut Salim (2002 : 263), “makna mencatat adalah menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005 : 196), dinyatakan bahwa : mencatat adalah menuliskan sesuatu yang telah ditulis (menyalin)”.

Selanjutnya tidak hanya membaca, mencatat dan mempotocopi memanfaatkan koleksi perpustakaan. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dapat juga dengan meminjam koleksi perpustakaan. Menurut Salim (2002 : 1165), “makna meminjam adalah memakai barang (dalam hal ini buku) orang lain untuk sementara waktu”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 876), dinyatakan bahwa, “meminjam bermakna memakai barang orang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya dikembalikan)”.

Dari uraian di atas dapat diketahui meminjam adalah memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan meminjam koleksi atau membawa keluar perpustakaan dengan jangka waktu yang telah ditentukan perpustakaan.


(17)

2.7.1 Cara pemanfaatan koleksi perpustakaan

Pemanfaatan koleksi pada perpustakaan mempunyai beberapa cara yang dilakukan oleh pengguna yaitu membaca, memfoto copy dan meminjam. Cara pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan indikator untuk mengetahui bagai mana pemanfaatan koleksi.

Menurut Salim (2002 : 114) makna dari membaca adalah “ melihat dan memahami isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya ( dengan melisankan atau dalam hati ). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 85) dinyatakan membaca adalah “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati )”.

Maka dapat disimpulkan membaca di perpustakaan adalah melihat dan memahami isi koleksi dengan teliti dengan cara melisankan dalam hati.

Menurut Salim (2002 : 263) Makna dari membaca adalah “menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”. Sedangkan dalam Kamuss Besar Bahasa Indosnesia disebutkan mencatat adalah menulis dan menyalin informasi yang ada pada koleksi perpustakaan kedalam sebuah media lainnya.

Maka menulis atau menyalin informasi dalam suatu buku dan menjadi koleksi perpustakaan.

Menurut Salim (2002 : 425) Makna dari mempoto copy adalah “membuat salinan barang cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin poto copy”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 321) disebutkan mempoto copy bermakna “membuat reproduksi dengan mesin poto copy.

Maka dapat disimpulkan poto copy adalah membuat salinan yang sama atau salinan koleksi perpustakaan dengan menggunakan mesin poto copy.

Menurut Salim (2002 : 1165) makna dari meminjam adalah “memakai barang ( dalam hal ini buku ) orang lain untuk waktu tertentu ( kalau sudah sampai waktunya harus dikembalikan )”.

Maka meminjam adalah memakai koleksi yang ada diperpustakaan untuk waktu tertentu dengan ketentuan yang berlaku dengan jangka waktu yang telah ditentukan.


(18)

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pemanfatan koleksi perpustakaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam memanfaatkan informasi yang ada pada koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Yang di maksud dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia,dengan indikator s:

1. Frekuensi pemanfaatan koleksi 2. Koleksi perpustakaan

3. Cara pemanfaatan koleksi

4. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan

BAB III


(1)

2004: 16), mengemukakan bahwa: mengevaluasi koleksi ialah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika serta program perguruan tingginya.

Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Tujuannya dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

2. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi 4. Meningkatkan nilai informasi

5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6. Menyesuaikan kebijakan dan penyiangan koleksi.

Mount Saunt Vincent University Library yang dikutip oleh Evi (2003: 11), mengemukakan bahwa ada beberapa teknik untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan koleksi yaitu:

1. Memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui:

a. Katalog perpustakaan b. bibliograpi subjek c. analisis subjek d. review essays

e. bibliograpi khusus, dan

f. daftar usulan dari staf pengajar 2. Sistem data perpustakaan

3. Mencakup keseluruhan judul dalam subyek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman, dan sttistik silang layan. 4. Menguji secara langsusng ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku,

dan

5. Survei pengguna tentang cakupan, kedalam kesesuaian, dan kemutakhiran koleksi.

Dari uraian di atas dapat diketahui manajemen koleksi adalah kegiatan yang meliputi pengembangan koleksi, pengadaan koleksi, tujuan manajemen koleksi yaitu untuk kelengkapan, ketersediaan, kemampuan untuk adanya

browsing, penggunaan dan penyiangan koleksi.

  Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan infomasi dan ilmu pengetahuan. Koleksi yang relevan dengan kurikulum perguruan tinggi hendaknya dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang ada. Kurikulum yang berlaku di


(2)

perguran tinggi tersebut mengharuskan mahasiswa dan dosen untuk memiliki beberapa buku pegangan sebagai panduan tidak hanya bahan online (internet) saja, agar terciptanya tujuan dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen tersebut menyediakan koleksi yang beraneka ragam dan bervariasi pada setiap koleksi. Koleksi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu mahasiswa dan dosen dalam mencapai tujuan.

2.7 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Kata pemanfaatan berasal dari kata “manfaat” yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 711) menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti “proses, cara dan perbuatan pemanfaatan sesuatu untuk kepentingan sendiri”.

  Dengan kata lain, pemanfaatan koleksi adalah proses cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.

  Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada para pemakai demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu menyajikan jenis informasi dalam menambah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan atau penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna.

  Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka tercapainya tujuan perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan lembaga atau dimana perpustakaan itu bernaung.   Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam


(3)

koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library use). Lancaster (1993 : 77) membatasi pengertian pemanfaatan koleksi di ruangan baca perpustakaan dengan bentuk pertanyaan dibawah ini:

1. Jika koleksi diambil dari rak dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

3. Jika koleksi ada di atas meja atau diruangan baca dan dibaca sekilas apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

Dalam pemanfaatan perpustakaan, pengguna kadang-kadang tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkan. Mereka bertanya dan meminta bantuan kepada pustakawan atau petugas layanan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.

Menurut Darmono (2001 : 168), “bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua sarana layanan perpustakaan dengan mudah”.

Selanjutnya Darmono (2001 : 168) juga mengemukakan bahwa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan adalah:

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan.

Pengenalan daerah perpustakaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan sampai pada penggunaan ruangan tersebut.

2. Peraturan perpustakaan.

Peraturan perpustakaan harus diketahui semua anggota perpustakaan. Biasanya peraturan perpustakaan berisi peraturan yang umum, hak dan kewajiban anggota perpustakaan, serta sanksi bagi yang melanggar saksi tersebut.

3. Alat Penelusuran Informasi

Alat-alat penelusuran bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan kepada anggota perpustakaan. Biasanya yang perlu diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini merupakan wakil koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan ini sampai kepada cara-cara penggunaan katalog sebagai alat penelusuran bahan pustaka yang dimilliki perpustakaan.

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan.

Pengenalan terhadap bagian-bagian perpustakaan sangat penting dilakukan karena layanan merupakan bagian terdepan dari perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan.


(4)

Pengenalan terhadap penempatan koleksi akan sangat membantu pengguna perpustakaan dalam pemanfaatan koleksi yang ada. Untuk perputakaan yang besar penempatan koleksi biasanya tidak di suatu ruangan atau satu gedung

6. Pengenalan terhadap ruang baca

Pengenalan terhadap ruang baca perlu disampaikan kepada anggota baru perpustakaan. Untuk pengaturan ruang baca tidak selalu menyatu dengan jajaran penempatan koleksi. Jika ada ruang baca yang terpisah dengan jajaran koleksi, maka petugas perpustakaan harus menginformasikan kepada anggota perpustakaan.

Dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan, pengguna memanfaatkan koleksi dengan membaca, mencatatnya, memfotokopi, dan meminjam koleksi tersebut. Menurut Salim (2002 :114), “Makna membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati)”. Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 85) disebutkan, “membaca bermakna melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau membaca dalam hati)”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca itu melihat, menyimpulkan serta memahami dari apa yang dibaca dengan teliti dengan cara melisankan dalam hati.

Selain membaca memanfaatkan koleksi bisa juga dengan mencatatnya. Menurut Salim (2002 : 263), “makna mencatat adalah menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005 : 196), dinyatakan bahwa : mencatat adalah menuliskan sesuatu yang telah ditulis (menyalin)”.

Selanjutnya tidak hanya membaca, mencatat dan mempotocopi memanfaatkan koleksi perpustakaan. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dapat juga dengan meminjam koleksi perpustakaan. Menurut Salim (2002 : 1165), “makna meminjam adalah memakai barang (dalam hal ini buku) orang lain untuk sementara waktu”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 876), dinyatakan bahwa, “meminjam bermakna memakai barang orang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya dikembalikan)”.

Dari uraian di atas dapat diketahui meminjam adalah memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan meminjam koleksi atau membawa keluar perpustakaan dengan jangka waktu yang telah ditentukan perpustakaan.


(5)

2.7.1 Cara pemanfaatan koleksi perpustakaan

Pemanfaatan koleksi pada perpustakaan mempunyai beberapa cara yang dilakukan oleh pengguna yaitu membaca, memfoto copy dan meminjam. Cara pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan indikator untuk mengetahui bagai mana pemanfaatan koleksi.

Menurut Salim (2002 : 114) makna dari membaca adalah “ melihat dan memahami isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya ( dengan melisankan atau dalam hati ). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 85) dinyatakan membaca adalah “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati )”.

Maka dapat disimpulkan membaca di perpustakaan adalah melihat dan memahami isi koleksi dengan teliti dengan cara melisankan dalam hati.

Menurut Salim (2002 : 263) Makna dari membaca adalah “menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”. Sedangkan dalam Kamuss Besar Bahasa Indosnesia disebutkan mencatat adalah menulis dan menyalin informasi yang ada pada koleksi perpustakaan kedalam sebuah media lainnya.

Maka menulis atau menyalin informasi dalam suatu buku dan menjadi koleksi perpustakaan.

Menurut Salim (2002 : 425) Makna dari mempoto copy adalah “membuat salinan barang cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin poto copy”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 321) disebutkan mempoto copy bermakna “membuat reproduksi dengan mesin poto copy.

Maka dapat disimpulkan poto copy adalah membuat salinan yang sama atau salinan koleksi perpustakaan dengan menggunakan mesin poto copy.

Menurut Salim (2002 : 1165) makna dari meminjam adalah “memakai barang ( dalam hal ini buku ) orang lain untuk waktu tertentu ( kalau sudah sampai waktunya harus dikembalikan )”.

Maka meminjam adalah memakai koleksi yang ada diperpustakaan untuk waktu tertentu dengan ketentuan yang berlaku dengan jangka waktu yang telah ditentukan.


(6)

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pemanfatan koleksi perpustakaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam memanfaatkan informasi yang ada pada koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Yang di maksud dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia,dengan indikator s:

1. Frekuensi pemanfaatan koleksi 2. Koleksi perpustakaan

3. Cara pemanfaatan koleksi

4. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan

BAB III