e2. Pemasangan Bata Jenjang 3 (T. Ramli) FINAL
PEMASANGAN BATA JENJANG III I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upayaupaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidangbidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upayaupaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran (learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masingmasing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lainlain. Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain: 1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
(2)
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja; dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan indonesia dengan negaranegara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkahlangkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upayaupaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
(3)
SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.
C.Uraian Program
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata pada bidang konstruksi khususnya bangunan gedung dan sejenisnya, merupakan program kursus dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemasang bata yang mampu melakukan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan/atau instruksi kerja. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan faktual tentang manajerial, metode kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), material, peralatan, kemampuan kerja untuk berbagai bentuk dan sambungan pasangan bata, serta memiliki sikap berwirausaha.
Program kursus dan pelatihan ini dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) model yakni:
1. kursus dan pelatihan dapat dilaksanakan dengan mengikuti pembelajaran pada jenjang 3 (tiga) atau tanpa mengikuti pembelajaran pada jenjang 2 (dua); dan
2. kursus dan pelatihan dapat juga dilaksanakan setelah memiliki sertifikat kompetensi lulusan pada jenjang 2 (dua) dengan menambahkan materi materi pembelajaran yang belum dipelajari pada jenjang sebelumnya. 1.Nama program
Kursus dan Pelatihan Pemasangan Bata Jenjang III KKNI. 2.Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata Jenjang III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan pengetahuan faktual manajerial, K3, metode kerja, material, peralatan, kemampuan kerja pasang bata, serta memiliki sikap kerja berwirausaha.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata Jenjang III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang:
1) penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata; 2) penyiapan tata letak area pekerjaan;
3) pelaksanaan pengadukan mortar pekerjaan pasangan bata; 4) pelaksanaan pembuatan dinding bata;
5) pembuatan pilar bata;
6) pembuatan pasangan bata lengkung; dan 7) pembuatan pasangan bata dekoratif. 3.Manfaat
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini bermanfaat bagi:
(4)
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam pemeliharaan alat pertukangan pasang bata yang bisa digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha;
b. pengguna jasa pemasangan bata dapat merekrut calon pemasang bata yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya; dan
c. lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan bata; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar. 4.Kualifikasi Peserta
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini dapat diikuti oleh setiap Warga Negara Indonesia dan tidak tertutup bagi warga negara asing dengan persyaratan;
a. minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ sederajat; atau
b. memiliki sertifikat kompetensi pemasangan bata jenjang II KKNI. 5.Metode Kursus dan Pelatihan
Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode pelatihan berbasis kompetensi, yang memprasyaratkan peserta kursus dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan pelatihan yang sudah diprogramkan.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran, antara lain: a. ceramah dan diskusi/tanya jawab;
b. demonstrasi/simulasi; dan c. praktik.
6.Uji Kompetensi
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam petunjuk teknis uji kompetensi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan/atau lembaga sertifikasi kompetensi (LSK).
Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan teori, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam manajerial, K3, metode kerja, mengidentifikasi gambar konstruksi pasangan bata, sumber daya, dan mengerjakan pekerjaan pasang bata berdasarkan gambar kerja.
Tes praktik bertujuan untuk mengukur keterampilan dan sikap kerja peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam hal: pengelolaan pekerjaan pasang bata, pengelolaan sumber daya metode kerja, pengelolaan dan pemasangan bata.
7.Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pemasangan Bata.
Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi akan mendapatkan satu lembar sertifikat kompetensi. Blanko sertifikat kompetensi diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko sertifikat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan/atau lembaga sertifikasi kompetensi (LSK) bidang pemasangan bata.
(5)
bata jenjang III KKNI. D. Ruang Lingkup
SKL berbasis KKNI bidang pemasangan bata jenjang III menumbuhkembangkan kemampuan dalam lingkup pekerjaan pemasangan bata yang dirinci dalam cakupan sebagai berikut:
1. pemahaman tentang pengetahuan mengenai halhal yang berkaitan dengan prinsipprinsip pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan pemasangan bata, serta prinsipprinsip kewirausahaan sederhana; 2. kemampuan dalam lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pelaksanaan pemasangan bata dengan mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); dan
3. nilainilai, sikap dan etika kerja serta kemampuan berkomunikasi secara profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.
E. Pengertian
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu. 3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan normanorma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan seharihari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari
(6)
Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus. 12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan formal.
(7)
A.Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasang bata Jenjang III ini memiliki penguasaan pengetahuan faktual dan kemampuan kerja, serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang:
1. mampu menyelesaikan pekerjaan pasang bata suatu proyek konstruksi dan kasus spesifik;
2. mampu menganalisis informasi spesifikasi administrasi dan spesifikasi teknis pekerjaan pasang bata;
3. mampu menyusun dan memilih metode kerja pasang bata;
4. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas pasang bata sesuai spesifikasi teknis;
5. mampu bekerja dengan menerapkan aspekaspek K3;
6. menguasai prinsip dan teknik berkomunikasi dengan klien/pengguna jasa/pemberi kerja;
7. mampu menyiapkan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata;
8. mampu menyiapkan tata letak area pekerjaan;
9. mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata;
10. mampu membuat dinding bata;
11. mampu membuat pilar bata;
12. mampu membuat pasangan bata lengkung; dan
13. mampu membuat pasangan bata dekoratif. B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan pelatihan pemasang bata ini adalah sebagai mandor/pelaksana pasang bata, setara dengan jenjang III dalam KKNI.
C.Capaian Pembelajaran 1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
Sesuai dengan ideologi negara dan budaya bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia;
(8)
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya; e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain; dan
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. 2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang III KKNI
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsipprinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. 3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI
JENJANG III
SIKAP DAN TATA NILAI
Penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses pendidikan, pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat secara luas dalam pekerjaan Pasangan Bata.
Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian manusia Indonesia yang:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalammenyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta
(9)
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI JENJANG III
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. 7. Menghasilkan pada output/outcome kerja yang
berkualitas dan tidak berdampak pada timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum serta norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan pelestarian/keberlanjutan lingkungan. KEMAMPUAN DI
BIDANG KERJA
Mampu menyelesaikan pekerjaan pemasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja bata serta tanpa menimbulkan kecelakaan kerja (zero accident) dalam sebuah simulasi kerja, meliputi.
1. Bidang menajerial, yang terdiri atas.
a. Menerjemahkan informasi permintaan klien/pengguna jasa/pemberi kerja terkait dengan kuantitas dan kualitas pemasangan bata berdasarkan gambar kerja dan
spesifikasi teknis.
b. Merencanakan layout tempat kerja. c. Merencanakan kebutuhan material dan
peralatan pekerjaan pemasangan bata.
d. Menyusun anggaran pekerjaan pemasangan bata.
e. Merencanakan alat pemeriksaan dan alat evaluasi hasil pekerjaan pemasangan bata. 2. Bidang keahlian pemasangan bata, terdiri atas.
a. Menyiapkan material dan peralatan Pekerjaan Pasangan Bata.
b. Menyiapkan tata letak area pekerjaan.
c. Mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata.
d. Membuat dinding bata. e. Membuat pilar bata.
f. Membuat pasangan bata lengkung. g. Membuat pasangan bata dekoratif.
h. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja orang lain.
3. Bidang keselamatan dan kesehatan kerja, terdiri atas.
(10)
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI JENJANG III
a. Mengidentifikasi bahaya dan risiko kecelakaan kerja.
b. Menentukan dan menghitung kebutuhan APD dan APK.
c. Melakukan pengarahan terkait bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta pengendalian kecelakaan kerja.
d. Melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap penerapan program K3.
4. Bidang kewirausahaan, terdiri atas.
a. Mengidentifikasi peluang berwirausaha dalam pekerjaan pemasangan bata, dengan
minimum mampu menghitung keuntungan proses produksi.
b. Mengidentifikasi sumber pengadaan bahan (material) dan mampu mendapatkan modal awal Kredit Usaha Kecil (KUK).
c. Membuat usulan penawaran pekerjaan. d. Membuat laporan penyelesaian pekerjaan. PENGETAHUAN
YANG DIKUASAI
Menguasai teori bidang keilmuan dan keahlian serta pemahaman tentang konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan pemasangan bata, mencakup.
1. Konsep prinsipprinsip pengelolaan pekerjaan pasangan bata.
2. Konsep prinsipprinsip bekerja dengan aspek aspek K3.
3. Konsep prinsipprinsip pengelolaan sumber daya pekerjaan pasang bata.
4. Prinsipprinsip dasar tentang pemasangan bata seperti kelurusan, ketegakan, kesikuan, kerataan dan kerapihan.
5. Pengetahuan faktual tentang jenis/tipe pekerjaan pasang bata.
6. Mutu material pasang bata.
7. Pengetahuan pengelolaan waktu pemasangan bata.
8. Pengetahuan tentang metode pemasangan bata. 9. Pengetahuan metode memeriksa hasil
(11)
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI JENJANG III
10. Konsep umum penyusunan RAB dan aplikasi KUK.
11. Prinsipprinsip pemasaran.
12. Prinsip dan teknik berkomunikasi dengan klien/pengguna jasa/pemberi kerja.
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
1. Bertanggung jawab atas pekerjaan pemasangan bata yang dikerjakan oleh kelompok kerja yang dipimpin.
2. Melakukan kerja sama kelompok kerja dan pengguna jasa dengan komunikasi yang baik dan efektif, menyusun laporan tertulis kepada pemberi tugas (pemilik), dan berinisiatif dalam pekerjaan pasang bata.
3. Membimbing tukang pemasangan bata. 4. Mampu bekerja sama dan melakukan
(12)
(13)
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN Sikap dan Tata Nilai
1. Mengaktualisasi karakter dan kepribadian
manusia Indonesia.
1.1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. a. Mampu menyelesaikan pekerjaan pemasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
b. Mampu menyelesaikan pekerjaan
pemasangan bata tanpa kecelakaan (zero accident) dalam sebuah simulasi kerja. 1.2 Memiliki moral, etika dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya.
1.3 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. 1.5 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta
(14)
Kemampuan di Bidang Kerja 7. Menyiapkan
Pekerjaan
Pemasangan Bata.
2.1 Merencanakan kebutuhan sumber daya.
2.1.1 Mengidentifikasi gambar kerja bangunan sesuai dengan prosedur.
II.1.1.1 Ketepatan dalam memverifikasi
kelengkapan jumlah dan jenis gambar kerja.
II.1.1.2 Ketepatan dalam
mendeskripsikanbangunan hasil identifikasi gambar kerja.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar kerja bangunan sesuai dengan prosedur.
2.1.2.1 Ketepatan dalam
mendeskripsikanbangunan hasil interpretasi gambar kerja.
2.1.4 Menentukan jenis dan
jumlah kebutuhan material pekerjaan pasangan bata
berdasarkan gambar kerja.
2.1.3.1 Ketepatan dalam menentukan jenis
material, diantaranya: semen, pasir, jenis bata, dsb.
2.1.3.2 Ketepatan dalam menghitung jumlah
material sesuai dengan jenisnya berdasarkan volume pekerjaan.
2.1.6 Menghitung kebutuhan
tenaga kerja. 2.1.4.1 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan volume pekerjaan
2.1.7 Menentukan jenis dan
jumlah kebutuhan alat dan perlengkapan.
2.1.5.1 Ketepatan dalam menentukan jenis
alat dan perlengkapan yang
dibutuhkan pada pemasangan bata.
2.1.5.2 Ketepatan dalam menghitung jumlah
(15)
2.1.9 Menghitung anggaran
biaya pelaksanaan. 2.1.6.1 Ketepatan dalam menghitung anggaranbiaya untuk pengadaan material. 2.1.6.2 Ketepatan dalam menghitung anggaran biaya untuk pembayaran upah tenaga kerja.
2.1.6.3 Ketepatan dalam memperkirakan keuntungan dari pekerjaan
pemasangan bata. 2.2 Merencanakan metode kerja
2.2.1 Merencanakan aspek
K3.
2.2.1.1 Ketepatan dalam mendiskripsikan
daftar simak jenis material sesuai dengan prosedur.
2.2.1.2 Menentukan kebutuhan alat pelindung
diri (APD), alat pengaman kerja (APK), dan P3K serta perlengkapannya.
2.2.1.3 Menyiapkan materi untuk sosialisasi
terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja.
2.2.4 Merencanakan sistem pengangkutan dan penyimpanan material
2.2.2.1 Ketepatan dalam merencanakan sistem
pengangkutan material.
2.2.2.2 Ketepatan dalam merencanakan sistem
penyimpanan material sesuai prosedur.
2.2.6 Merencanakan tahapan
pekerjaan.
2.2.3.1 Ketepatan dalam merencanakan
(16)
2.2.7 Merencanakan sistem pemeriksaan hasil pekerjaan dan opname pekerjaan.
2.2.4.1 Ketepatan dalam membuat sistem
pemeriksaan hasil pekerjaan.
2.2.4.2 Ketepatan dalam membuat sistem
opname pekerjaan.
2.2.9 Membuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan. 2.2.5.1 Ketepatan dalam membuat jadwal pelaksanaan sesuai dengan volume pekerjaan.
2.3 Menyiapkan penyimpanan material pekerjaan pasangan bata.
2.3.1 Menggunakan Alat
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3.
2.3.1.1 Ketepatan menggunakan APD dalam
melakukan kegiatan penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata sesuai prodeur K3.
2.3.2 Menyiapkan rencana
rancangan/susunan tempat penyimpanan material pasangan bata yang diperoleh dari pihak terkait sesuai dengan instruksi kerja.
2.3.2.1 Ketepatan menyiapkan rencana
tempat penyimpanan material pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja.
(17)
2.3.3 Mengidentifikasi lokasi tempat penyimpanan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja dari pihak terkait.
2.3.3.1 Ketepatan mengidentifkasi lokasi tempat penyimpanan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja dari pihak terkait.
2.3.4 Menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata pada lokasi yang mudah dijangkau.
2.3.4.1 Ketepatan menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata pada lokasi yang mudah dijangkau.
2.3.5 Melaporkan aktifitas persiapan penyimpanan material kepada pihak terkait.
2.3.5.1 Ketepatan melaporkan aktifitas persiapan penyimpanan material kepada pihak terkait.
2.4 Melakukan penyimpanan material pekerjaan
2.4.1 Mengidentifikasi daftar simak jenis material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan prosedur.
2.4.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
daftar simak jenis material.
2.4.2 Menempatkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja.
2.4.2.1 Ketepatan dalam menempatkan
material semen yang harus terlindung dari hujan dan tidak bersentuhan langsung dengan lantai.
(18)
2.4.2.2 Ketepatan dalam penyimpanan bata yang tersusun rapi untuk
memudahkan pada saat pengambilan atau pengecekan kuantitas bata. 2.4.2.3 Ketepatan penempatan pasir agar
mudah diambil dan tidak berceceran
2.4.3 Menyerahkan laporan
aktifitas penyimpanan material kepada pihak terkait.
2.4.3.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
penyimpanan material berdasarkan jumlah dan jenisnya.
2.4.3.2 Ketepatan dalam menyerahkan laporan
sesuai dengan prosedur. 2.5 Memelihara Mesin Potong
Bata.
2.5.1 Mengidentifikasi manual
kerja mesin potong bata sesuai dengan prosedur.
2.5.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi manual kerja mesin potong bata. 2.5.2 Mengidentifikasi mesin
potong bata dengan cermat berdasarkan manual mesin.
2.5.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi kesesuaian dan kelengkapan
komponen mesin potong bata dengan manual mesin.
2.5.3 Memeriksa kondisi mesin potong bata kelengkapan dan kinerjanya.
2.5.3.1 Ketepatan dalam memeriksa kondisi mesin potong bata.
2.5.4.1 Ketepatan dalam memeriksa kinerja mesin potong bata dengan cara menghidupkan dan menjalankannya.
(19)
2.6 Melakukan Pekerjaan Pemotongan Bata.
2.6.1 Mengidentifikasi gambar
kerja bangunan sesuai dengan prosedur.
2.6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan bentuk dan tampak bangunan
berdasarkan hasil identifikasi gambar kerja.
2.6.2 Memilih tipe tampak luar bata sesuai dengan persyaratan teknis.
2.6.2.1 Ketepatan dalam memilih tipe tampak luar bata sesuai dengan persyaratan teknis.
2.6.3 Menandai tampak luar
bata untuk pemotongan. 2.6.3.1 Ketepatan dalam menandai tampak luar bata untuk pemotongan
2.6.4 Memotong tampak luar bata sesuai dengan tanda.
2.6.4.1 Ketepatan dalam melakukan
pemotongan tampak luar bata sesuai dengan tanda.
2.7 Memeriksa Tempat Penyimpanan Material Pekerjaan Pasangan Bata. 2.7.1 Mengidentifikasi tempat
penyimpanan material pekerjaan pasangan bata berdasarkan kondisi lapangan.
2.7.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
tempat penyimpanan material pekerjaan pasangan bata hasil identifikasi kondisi lapangan.
(20)
2.7.2 Memeriksa kelayakan tempat penyimpanan material pekerjaan pasangan bata.
2.7.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
hasil pemeriksaan kelayakan tempat penyimpanan material pekerjaan pasangan bata.
2.7.3 Melaporkan hasil pemeriksaan tempat penyimpanan material kepada pihak terkait.
2.7.3.1 Ketepatan dalam menyusun lapoan
hasil pemeriksaan tempat penyimpanan material sesuai prosedur.
18. Menyiapkan Tata Letak Area
Pekerjaan.
3.1 Melaksanakan pemasangan profil untuk dasar pasangan dinding bata.
3.1.1 Mengidentifikasi gambar kerja bangunan sesuai dengan prosedur.
3.1.1.1 Ketepatan mengidentifikasi gambar
kerja bangunan untuk peasangan profil dasar pasangan dinding bata. 3.1.2 Mengidentifikasi lokasi
pondasi dinding berdasarkan gambar kerja.
3.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
lokasi pondasi dinidng bata hasil identifikasi gambar kerja.
3.1.3 Menyiapkan lokasi
pondasi dinding sesuai dengan gambar kerja.
3.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pondasi dinding sesuai dengan gambar kerja.
3.1.4 Memasang profil
pondasi dinding sesuai dengan gambar kerja.
3.1.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
pondasi dinding sesuai dengan gambar kerja.
3.2 Melaksanakan pengaturan pemasangan bata untuk dasar pilar.
(21)
3.2.1 Mengidentifikasi gambar kerja pemasangan pilar bata sesuai dengan prosedur.
3.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan pilar bata hasil
identifikasi terhadap gambar kerja. 3.2.2 Mengidentifikasi lokasi
pemasangan bata untuk pilar berdasarkan
gambar kerja.
3.2.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
lokasi pemasangan bata untuk pilar berdasarkan gambar kerja.
3.2.3 Menyiapkan lokasi
pemasangan bata untuk dasar pilar sesuai
dengan gambar kerja.
3.2.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pemasangan bata untuk dasar pilar sesuai dengan gambar kerja
3.2.4 Melakukan pengaturan pemasangan bata untuk dasar pilar berdasarkan gambar kerja.
3.2.4.1 Ketepatan dalam meakukan
pengaturan pemasangan bata untuk dasar pilar berdasarkan gambar kerja. 3.3 Melaksanakan pemasangan
profil cetakan dekoratif. 3.3.1 Mengidentifikasi
pekerjaan pasangan bata dekoratif berdasarkan gambar kerja.
3.3.1.1 Kecermatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan bata dekoratif hasil identifikasi dari gambar kerja, terkait dengan bentuk dan/atau motifnya tingkat kesulitan pengerjaan.
(22)
3.3.2 Mengidentifikasi lokasi pekerjaan pasangan bata dekoratif berdasarkan gambar kerja.
3.3.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
lokasi pekerjaan pasangan bata dekoratif berdasarkan gambar kerja. 3.3.3 Menyiapkan lokasi
pekerjaan pasangan bata dekoratif sesuai dengan instruksi kerja.
3.3.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pekerjaan pasangan bata dekoratif sesuai instruksi kerja dan gambar kerja.
3.3.4 Memasang profil
pekerjaan pasangan bata dekoratif sesuai dengan gambar kerja.
3.3.5 Ketepatan dalam memasang profil pekerjaan pasangan bata dekoratif sesuai dengan instruksi kerja dan gambar kerja.
3.4 Melaksanakan pemasangan profil cetakan untuk pekerjaan pasangan lengkung bata.
3.4.1 Mengidentifikasi bentuk lengkung pasangan bata berdasarkan gambar kerja.
3.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
bentuk lengkung pasangan bata berdasarkan gambar kerja.
3.4.2 Mengidentifikasi lokasi bentuk lengkung bata berdasarkan gambar kerja.
3.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
lokasi bentuk lengkung bata berdasarkan gambar kerja.
(23)
3.4.3 Menyiapkan lokasi bentuk lengkung bata sesuai dengan instruksi kerja.
3.4.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
bentuk lengkung bata pasangan bata sesuai instruksi kerja dan gambar kerja.
3.4.4 Memasang profil bentuk
lengkung bata
berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja.
3.4.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
bentuk lengkung bata sesuai instruksi kerja dan gambar kerja.
3.5 Memeriksa pemasangan profil pekerjaan dasar untuk
pasangan bata.
3.5.1 Mengidentifikasi pekerjaan dasar pasangan bata
berdasarkan gambar kerja.
3.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan dasar pasangan bata berdasarkan gambar kerja.
3.5.2 Mengidentifikasi pekerjaan profil dasar pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
3.5.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan profil dasar pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
3.5.3 Melakukan pengecekan
kesesuaian pekerjaan profil dasar pasangan bata dengan gambar kerja
3.5.3.1 Ketepatan dalam melakukan
pengecekan kesesuaian pekerjaan profil dasar pasangan bata dengan gambar kerja.
19. 4.1 Menyiapkan mortar pekerjaan pasangan bata.
(24)
Membuat Mortar untuk Pekerjaan Pasangan Bata.
4.1.1 Menyiapkan lokasi
pengadukan mortar sesuai dengan rencana tata letak area
pekerjaan.
4.1.1.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pengadukan mortar sesuai dengan rencana tata letak area pekerjaan.
4.1.2 Memilih material campuran mortar
berdasarkan spesifikasi teknik.
4.1.2.1 Ketepatan dalam memilih material untuk campuran mortar dan/atau mortar siap pakai sesuai spesifikasi teknik.
4.1.3 Menentukan alat manual untuk pencampuran mortar berdasarkan kebutuhan.
4.1.3.1 Ketepatan dalam memilih alat
pengaduk manual untuk pencampuran mortar, misalnya: cangkul atau sekop. 4.1.4 Melaksanakan
pengadukan mortar semen sesuai prosedur.
4.1.4.1 Ketepatan dalam melaksanakan pengadukan mortar semen sesuai prosedur, yaitu:
Pasir dan semen diaduk secara merata dalam kondisi kering. Campuran semen pasir diberi air
secara perlahan sambil diaduk hingga merata.
4.1.5 Memeriksa kekentalan mortar semen sesuai dengan prosedur.
4.1.5.1 Ketepatan dalam memeriksa kekentalan mortar semen sesuai dengan prosedur.
4.1.6 Membersihkan lokasi kerja
sesuai prosedur. 4.1.6.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasikerja dari material yang sudah tidak terpakai lagi sesuai dengan prosedur.
(25)
4.1.7.1 Ketepatan dalam membuang limbah material ke tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan prosedur. 4.1.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur. 4.2 Melaksanakan perawatan rutin
mesin pengaduk mortar setelah selesai pekerjaan.
4.2.1 Mengidentifikasi manual instruksi pabrik mesin pengaduk mortar sesuai dengan prosedur.
4.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
manual instruksi pabrik mesin pengaduk mortar.
4.2.2 Membersihkan alat
pengaduk mortar setelah digunakan secara rutin.
4.2.2.1 Ketepatan dalam membersihkan alat
mesin pengaduk mortar.
4.2.3 Menyimpan alat
pengaduk mortar pada tempat yang aman.
4.2.3.1 Ketepatan dalam menyimpan alat
pengaduk mortar pada tempat yang aman.
4.3 Memeriksa kualitas mortar untuk pekerjaan bata. 4.3.1 Mengidentifikasi
instruksi kerja sebelum melakukan pemeriksaan kualitas mortar.
4.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
instruksi kerja untuk pemeriksaan kualitas mortar.
(26)
4.3.2 Membuat kekentalan mortar sesuai dengan prosedur.
4.3.2.1 Ketepatan dalam membuat kekentalan
mortar sesuai dengan prosedur.
4.3.3 Menguji kekentalan
mortar sesuai dengan instruksi/ prosedur kerja.
4.3.3.1 Ketepatan dalam menguji kekentalan
mortar sesuai dengan instruksi/prosedur kerja. 5. Membuat dinding
pasangan bata.
5.1 Memasang dinding setengah bata.
5.1.1 Menggunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3.
5.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur K3, yaitu: helm, sarung tangan dan sepatu booth (safety shoes).
5.1.2 Mengidentifikasi gambar kerja sesuai dengan prosedur.
5.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan pasangan dinding setengah bata berdasarkan gambar kerja.
5.1.3 Menyiapkan lokasi kerja pasangan dinding bata sesuai dengan rencana tata letak area pekerjaan.
5.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi kerja pasangan dinding bata sesuai dengan rencana tata letak area pekerjaan.
5.1.4 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
5.1.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
peralatan pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
(27)
5.1.5 Menyiapkan material pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.1.6 Menyiapkan profil dan benang penyipat sesuai dengan kebutuhan.
5.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil untuk pasangan dinidng setengah bata.
5.1.6.2 Ketepatan dalam menyiapkan benang
penyipat sesuai dengan kebutuhan. 5.1.7 Memasang profil dan
benang penyipat sesuai dengan instruksi kerja.
5.1.7.1 Ketepatan dalam memasang profil dan
benang penyipat sesuai dengan instruksi kerja.
5.1.8 Melaksanakan pekerjaan
pasangan dinding setengah bata sesuai dengan prosedur kerja.
5.1.8.1 Ketepatan dalam mengerjakan
pasangan dinding setengah bata sesuai dengan prosedur dan gambar kerja.
5.1.9 Membersihkan lokasi kerja
sesuai dengan prosedur.
5.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
(28)
5.2 Memasang dinding satu bata.
5.2.1 Mengidentifikasi
gambar kerja sesuai dengan prosedur.
5.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan dinding satu bata hasil identifikasi gambar kerja.
5.2.2 Memeriksa lokasi kerja
pasangan dinding satu bata kesesuaiannya dengan gambar kerja.
5.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.2.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan dinding satu bata sesuai dengan kebutuhan.
Ketepatan dalam memilih peralatan yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.2.4 Menyiapkan material
pasangan dinding satu bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.2.6 Menyiapkan profil dan
benang penyipat sesuai dengan kebutuhan.
5.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan dinding satu bata sesuai dengan gambar kerja.
5.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan dinding satu bata.
5.2.6.1 Ketepatan dalam memasang profil
(29)
5.2.8 Memasang profil dan benang penyipat sesuai dengan instruksi kerja.
5.2.6.2 Ketepatan dalam memasang benang
penyipat.
5.2.10 Melaksanakan pekerjaan
pasangan dinding satu bata sesuai dengan instruksi/prosedur kerja.
5.2.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
dinding satu bata sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
5.2.11 Membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan prosedur.
5.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.3 Membuat dinding lurus ikatan flemish.
5.3.1 Mengidentifikasi gambar kerja pekerjaan bata sesuai dengan prosedur.
5.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan pembuatan dinding lurus ikatan flemish hasil identifikasi gambar kerja. 5.3.2 Memeriksa lokasi kerja
kesesuainnya dengan gambar kerja.
5.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
(30)
5.3.3 Menyusun peralatan pekerjaan bata sesuai dengan kebutuhan.
5.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.3.4 Mengatur material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja.
5.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.3.6 Menyiapkan dasar
dinding ikatan lurus flemish sesuai dengan gambar kerja.
5.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan dasar
dinding lurus ikatan flemish sesuai dengan gambar kerja.
5.3.7 Membuat ikatan
konstruksi dinding satu bata sesuai dengan prosedur kerja.
5.3.6.1 Ketepatan dalam membuat ikatan
konstruksi dinding satu bata sesuai dengan prosedur kerja.
5.3.8 Melaksanakan pekerjan
akhir sesuai dengan gambar kerja.
5.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan
finishing ikatan konstruksi dinding satu bata sesuai dengan gambar kerja.
5.3.9 Memberihkan lokasi
kerja sesuai dengan prosedur.
5.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
(31)
5.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.4 Menyiapkan kedudukan tempat kusen pintu dan jendela.
5.4.1 Mengidentifikasi gambar kerja sesuai dengan prosedur.
5.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kedudukan tempat kusen pintu dan jendela hasil identifikasi gambar kerja. 5.4.2 Memeriksa lokasi kerja
kesesuainnya dengan gambar rencana.
5.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.4.3 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
5.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.4.4 Menyiapkan material pasangan dinding bata
5.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
(32)
sesuai dengan gambar kerja.
5.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.4.6 Menyiapkan bukaan tempat kusen pintu dan jendela sesuai dengan gambar rencana.
5.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan
tempat kusen pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
5.4.7 Memasang kusen pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
5.4.6.1 Ketepatan dalam memasang kusen
pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
5.4.8 Melaksanakan pekerjaan finishing pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja.
5.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja.
(33)
5.4.9 Membersihkan lokasi kerja sesuai dengan prosedur.
5.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan.
5.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.5 Menyiapkan tempat untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (ME).
5.5.1 Mengidentifikasi gambar kerja untuk ME sesuai dengan prosedur.
5.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan ME hasil identifikasi dari gambar kerja.
(34)
5.5.2 Memeriksa kesesuain lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.5.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.5.3 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan bata untuk tempat pekerjaan ME sesuai dengan kebutuhan.
5.5.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.5.4 Menyiapkan material pekerjaan untuk tempat pekerjaan ME sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.5.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan untuk tempat pekerjaan ME sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.5.5 Membuat tempat bukaan untuk
pekerjaan ME sesuai dengan gambar kerja.
5.5.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan
untuk pekerjaan ME sesuai dengan gambar kerja.
5.5.6 Merapihkan tempat bukaan untuk
pekerjaan ME sesuai dengan gambar kerja.
5.5.6.1 Ketepatan dalam merapihkan tempat
bukaan untuk pekerjaan ME sesuai dengan gambar kerja.
5.5.7 Membersihkan lokasi kerja sesuai dengan prosedur.
5.5.7.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.5.7.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
(35)
5.5.7.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.6 Membuat Pasangan Dinding Sambungan Siku dan T.
5.6.1 Mengidentifikasi gambar
kerja pekerjaan
pasangan bata sesuai dengan prosedur.
5.6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan pemasangan dinding sambungan siku dan T hasil identifikasi gambar kerja.
5.6.2 Memeriksa lokasi
pekerjaan kesesuainnya dengan gambar
rencana.
5.6.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.6.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
5.6.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.6.4 Menyiapkan material
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan instruksi kerja.
5.6.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
bata sesuai dengan spesifikasi teknik. 5.6.3.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.6.6 Menyiapkan profil dan
benang sifat untuk untuk pasangan dinding siku dan sambungan T
5.6.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan dinding siku dan
sambungan T sesuai dengan gambar kerja.
(36)
sesuai dengan kebutuhan.
5.6.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan dinding siku dan sambungan T.
5.6.8 Menyiapkan pekerjaan
pasangan dinding bata sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
5.6.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
dinding bata sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
5.6.9 Melaksanakan
pekerjaan finishing pasangan dnding bata sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
5.6.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pasangan dinding bata sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
5.6.10Membersihkan lokasi kerja sesuai dengan prosedur.
5.6.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.6.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan.
5.6.8.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.7 Membuat Kop Pasangan Dinding Bata.
(37)
5.7.1 Mengidentifikasi gambar kerja
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan prosedur.
5.7.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pembuatan kop pasangan dinding bata hasil identifikasi gambar kerja.
5.7.2 Memeriksa lokasi
pekerjaan kesesuainnya dengan gambar rencana
5.7.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.7.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan kop pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
5.7.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.7.4 Menyiapkan material kop
pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.7.3.2 Ketepatan dalam menyiapkan material
kop pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.7.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya. 5.7.5 Menyiapkan profil kop
pasangan dinding bata sesuai dengan gambar rencana.
5.7.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
kop pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja.
5.7.5.2 Ketepatan dalam memasang profil kop
pasangan dinding bata.
5.7.7 Menyiapkan pekerjaan
kop pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja.
5.7.6.1 Ketepatan dalam membuat kop
pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja.
(38)
5.7.8 Melaksanakan pekerjaan finishing kop pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja
5.7.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
kop pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja atau instruksi kerja.
5.7.9 Membersihkan lokasi kerja sesuai dengan prosedur
5.7.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.7.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan.
5.7.8.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.8 Melaksanakan penyelesaian pekerjaan ikatan bata (sambungan bata). 5.8.1 Mengidentifikasi
gambar kerja pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan
prosedur.
5.8.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
penyelesaian pekerjaan ikatan bata (sambungan bata) hasil identifikasi gambar kerja.
5.8.2 Mengidentifikasi permasalahan
pekerjaan ikatan bata sesuai dengan
prosedur.
5.8.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
hasil identifikasi terhadap
(39)
5.8.3 Menyelesaikan permasalahan
pekerjaan ikatan bata sesuai dengan gambar rencana.
5.8.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
penyelesaian permasalahan pekerjaan ikatan bata sesuai dengan gambar rencana.
5.9 Memasang kepala dinding lengkung.
5.9.1 Mengidentifikasi
gambar kerja pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan
prosedur.
5.9.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan kepala dinding lengkung hasil identifikasi gambar kerja.
5.9.2 Memeriksa lokasi pekerjaan
kesesuiannya dengan gambar rencana.
5.9.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
5.9.3 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan kebutuhan.
5.9.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
5.9.4 Menyiapkan material kop pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.9.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
kop pasangan dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
5.9.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
(40)
5.9.6 Memasang profil pondasi dinding
lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pondasi dinding lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pondasi dinding lengkung. 5.9.8 Menyiapkan pekerjaan
kepala dinding lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.6.1 Ketepatan dalam membuat kepala
dinding lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.9 Melaksanakan pekerjaan finishing dinding
lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
dinding lengkung sesuai dengan gambar kerja.
5.9.10Membersihkan lokasi kerja sesuai dengan prosedur
5.9.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
5.9.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.9.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
5.10 Memeriksa hasil pekerjaan dinding lurus.
(41)
5.10.1 Mengidentifikasi gambar kerja
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan prosedur.
5.10.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan dinding bata berdasarkan gambar kerja.
5.10.2 Mengidentifikasi peralatan
pemeriksaan dinding lurus dengan cermat.
5.10.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan yang digunakan pada pemeriksaan dinding lurus.
5.10.3 Memeriksa
kesesuaian hasil pekerjaan dinding lurus dengan gambar kerja.
5.10.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian hasil pekerjaan dinding lurus terhadap dengan gambar kerja.
5.10.4 Menyerahkan laporan
hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan
prosedur.
5.10.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan hasil pemeriksaan.
5.10.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur. 5.11 Memeriksa pasangan dinding
(42)
5.11.1 Mengidentifikasi gambar kerja
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan prosedur.
5.11.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan dinding bata berdasarkan gambar kerja.
5.11.2 Mengidentifikasi
peralatan pemeriksaan pekerjaan sambungan sudut dan sambungan T sesuai dengan
prosedur.
5.11.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan yang digunakan pada pemeriksaan pekerjaan sambungan sudut dan sambungan T.
5.11.3 Memeriksa kesesuain pekerjaan sambungan sudut dan T dengan gambar rencana
5.11.3.1 Ketepatan dalam memeriksa kesesuain
pekerjaan sambungan sudut dan T dengan gambar rencana.
5.11.4 Menyerahkan laporan
hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan
prosedur.
5.11.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
hasil pemeriksaan.
5.11.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur. 5.12 Memeriksa kedudukan
tempat kusen pintu dan jendela.
5.12.1 Mengidentifikasi gambar kerja
pekerjaan pasangan dinding bata sesuai dengan prosedur.
5.12.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan dinding bata untuk dudukan tempat kusen pintu dan jendela berdasarkan gambar kerja.
(43)
5.12.2 Mengidentifikasi
peralatan pemeriksaan bukaan tempat kusen dan jendela sesuai dengan prosedur.
5.12.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan yang digunakan pada pemeriksaan bukaan tempat kusen dan jendela.
5.12.3 Memeriksa kesesuaian
bukaan tempat kusen pintu dan jendela kesesuaiannya dengan gambar kerja.
5.12.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian bukaan tempat kusen pintu dan jendela dengan gambar kerja.
5.12.4 Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur
5.12.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
hasil pemeriksaan.
5.12.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur. 6. Membuat pilar
pasangan bata.
6.1 Membuat pilar pasangan bata.
6.1.1 Menggunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3.
6.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur K3,
diantaranya helm, sepatu booth, dan sarung tangan.
6.1.2 Mengidentifikasi
gambar kerja sesuai dengan prosedur.
6.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pembuatan pilar pasangan bata hasil identifikasi dari gambar kerja.
(44)
6.1.3 Memeriksa kesesuaian lokasi pekerjaan
dengan gambar rencana.
6.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
6.1.4 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
6.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
6.1.5 Menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik
6.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya. 6.1.7 Menyiapkan profil pilar
pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja.
6.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pilar pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar
pasangan bata.
6.1.9 Membuat pilar
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.7.1.1 Ketepatan dalam membuat pilar
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.1.10 Melaksanakan
pekerjaan finishing pilar pasangan bata gambar kerja.
6.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pilar pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
(45)
6.1.11 Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur
6.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
6.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
6.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
6.2 Membuat gigi sambungan pilar pasangan bata.
6.2.1 Mengidentifikasi gambar kerja sesuai dengan prosedur.
6.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pembuatan gigi sambungan pilar pasangan bata hasil identifikasi gambar kerja.
6.2.2 Memeriksa lokasi
pekerjaan kesesuainnya dengan gambar
rencana.
6.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
(46)
6.2.3 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
6.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
6.2.4 Menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya. 6.2.6 Menyiapkan profil
untuk gigi sambungan pasangan bata sesuai dengan instruksi rencana.
6.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
untuk gigi sambungan pilar pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
untuk gigi sambungan pilar pasangan bata.
(47)
6.2.8 Melaksanakan pekerjaan gigi
sambungan pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.2.6.1 Ketepatan dalam melaksanakan
pekerjaan gigi sambungan pilar
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.2.9 Melaksanakan
pekerjaan finishing gigi sambungan pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
gigi sambungan pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.2.10Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur.
6.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
6.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
6.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
6.3 Membuat pilar ulir pasangan bata.
6.3.1 Mengidentifikasi gambar kerja pilar ulir pasangan bata sesuai dengan prosedur.
6.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pembuatan pilar ulir pasangan bata hasil identifikasi gambar kerja.
(48)
6.3.2 Memeriksa lokasi
pekerjaan kesesuainnya dengan gambar
rencana.
6.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
6.3.3 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
6.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
6.3.4 Menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
(49)
6.3.6 Menyiapkan profil pilar ulir pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pilar ulir pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar
ulir pasangan bata. 6.3.8 Melaksanakan pilar ulir
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar ulir
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.9 Melaksanakan
pekerjaan finishing pilar ulir pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pilar ulir pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.3.10Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur
6.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
6.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan.
6.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
6.4 Membuat kop pilar pasangan bata.
(50)
6.4.1 Mengidentifikasi gambar kerja kop pilar
pasangan bata sesuai dengan prosedur.
6.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pembuatan kop pilar pasangan bata hasil identifikasi gambar kerja.
6.4.2 Memeriksa lokasi kop pilar pasangan bata kesesuainnya dengan gambar rencana.
6.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan kop pilar pasangan bata dengan gambar
rencana. 6.4.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
6.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
6.4.4 Menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
6.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
(51)
6.4.6 Menyiapkan profil pilar penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pilar penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar
penutup pasangan bata. 6.4.8 Melaksanakan pilar
penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar
penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.9 Melaksanakan pekerjaan finishing pilar penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pilar penutup pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
6.4.10 Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur.
6.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
6.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan
6.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
7. Membuat pasangan bata lengkung.
7.1 Membuat pasangan bata setengah lingkaran.
(52)
7.1.1 Menggunakan Alat pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3.
7.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur K3,
diantaranya helm, sepatu boot, dan sarung tangan.
7.1.2 Mengidentifikasi gambar kerja sesuai dengan prosedur.
7.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan bata setengah lingkaran hasil identifikasi gambar kerja.
7.1.3 Memeriksa kesesuain lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
7.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
7.1.4 Menyiapkan peralatan pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
7.1.3.2 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
7.1.5 Menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
7.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material pekerjaan pasangan bata sesuai
dengan spesifikasi teknik.
7.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.1.7 Menyiapkan profil pasangan bata setengah lingkaran sesuai
dengan gambar kerja.
7.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata setengah lingkaran sesuai dengan gambar kerja.
(53)
7.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil pasangan bata setengah lingkaran. 7.1.9 Membuat pasangan
bata setengah lingkaran sesuai dengan gambar kerja.
7.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
bata setengah lingkaran sesuai dengan gambar kerja.
7.1.10 Melaksanakan pekerjaan finishing pasangan bata setengah lingkaran sesuai
dengan gambar kerja.
7.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pasangan bata setengah lingkaran sesuai dengan gambar kerja.
7.1.11 Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur.
7.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
(54)
7.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke tempat yang telah ditentukan.
7.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
7.2 Membuat pasangan bata lengkung segmental 7.2.1 Mengidentifikasi
gambar kerja sesuai dengan prosedur
7.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan bata lengkung segmental hasil identifikasi gambar kerja.
7.2.2 Memeriksa kesesuain
lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
7.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
7.2.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
7.2.2.2 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
7.2.4 Menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
7.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
7.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan mortar sesuai dengan kekentalannya 7.2.6 Menyiapkan profil
pasangan bata lengkung segmental
7.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja.
(55)
sesuai dengan instruksi kerja.
7.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung segmental.
7.2.8 Membuat pasangan
bata lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
7.2.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
bata lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
7.2.9 Melaksanakan
pekerjaan finishing pasangan bata lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
7.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pasangan bata lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja atau instruksi kerja.
7.2.10Membersihkan lokasi pekerjaan sesuai dengan prosedur.
7.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja dari bahanbahan yang sudah terpakai lagi.
7.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
7.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan menyimpannya di tempat yang telah ditetapkan.
7.3 Membuat pasangan bata lengkung gothic.
(56)
7.3.1 Mengidentifikasi gambar kerja sesuai dengan prosedur.
7.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan pemasangan bata lengkung gothic hasil identifikasi gambar kerja.
7.3.2 Memeriksa lokasi
pekerjaan kesesuainnya dengan gambar
rencana.
7.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian lokasi pekerjaan dengan gambar rencana.
7.3.3 Menyiapkan peralatan
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan.
7.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
yang akan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu, untingunting, alat ukur, benang, dsb.
7.3.4 Menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
7.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
7.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.3.6 Menyiapkan profil
pasangan bata
7.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata lengkung gothic sesuai dengan gambar kerja.
(1)
8.5.6 Menyerahkan Laporan Hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan
prosedur.
8.5.6.1 Ketepatan dalam menyusun laporan hasil pemeriksaan.
8.5.7.1 Ketepatan dalam menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur. Pengetahuan yang Dikuasai
9. Menguasai
pengetahuan faktual tentang teknik pemasangan bata sebagai bagian dari konstruksi
bangunan.
9.1 Menguasai pengetahuan faktual tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sumber bahaya, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja.
9.1.1 Ketetpatan dalam mendeskripsikan
konsep keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
9.1.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan sumber bahaya.
9.1.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan situasi dan kondisi pekerjaan
pemasangan bata. 9.4 Menguasai gambar konstruksi
berbagai pasangan bata. 9.2.1 Ketepatan mendeskripsikan gambar konstruksi pekerjaan pemasangan bata 9.5 Menguasai pengetahuan
faktual tentang jenis material yang digunakan pada
pemasangan bata.
9.3.1 Ketepatan mendeskripsikan jenis material yang digunakan pada pemasangan bata sesuai mutu yang telah ditetapkan.
(2)
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 9.6 Menguasai pengetahuan
faktual cara pemasangan bata. 9.4.1 Ketepatan mendeskripsikan cara pemasangan bata untuk berbagai bentuk dan sambungan.
9.7 Menguasai pengetahuan
faktual harga bahan (material) dan sumber bahan
9.5.1 Ketepatan mendeskripsikan pengetahuan faktual harga bahan dan sumber bahan. 9.8 Menguasai prinsip dan teknik
berkomunikasi dengan klien/ pengguna jasa/ pemberi kerja.
9.6.1 Kelancaran mendeskripsikan prinsip dan teknik berkomunikasi dengan klien/ pengguna jasa/ pemberi kerja.
9.6.2 Kelancaran menerapkan satu jenis prinsip dan teknik berkomunikasi.
10. Menguasai bidang kewirausahaan pasangan bata.
10.1 Mengidentifikasi peluang berwirausaha.
10.1.1 Ketepatan dalam dapat membaca peluang usaha bidang pemasangan bata.
10.2 Membuat proposal penawaran pekerjaan pemasangan bata.
10.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan prinsipprinsip pemasaran.
10.2.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan konsep umum penyusunan RAB dan aplikasi KUK.
10.2.3 Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pekerjaan pemasangan bata.
(3)
10.5 Menguasai prinsipprinsip pelayanan prima
10.3.1 Ketepatan dalam membuat laporan penyelesaian pekerjaan pemasangan bata.
10.3.2 Ketepatan dalam menangani keluhan pelanggan.
Hak dan Tangung Jawab 11. Bertanggung
jawab pada
pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
11.1 Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pemasangan bata sesuai dengan gambar kerja dan mutu (spesifikasi teknis) dengan mengutamakan keselamatan kerja
11.1.1 Terlaksananya seluruh pekerjaan
pemasangan bata sesuai kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa/perusahaan tanpa adanya kecelakaan kerja.
12.1.1 Tersusunnya laporan kerja sesuai dengan standar laporan yang telah ditetapkan.
11.3 Mampu diberi tanggung jawab untuk membimbing,
mengarahkan, dan mengelola tenaga kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan pemasangan bata.
11.2.1 Melaksanakan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan, arahan dan pengelolaan terhadap tenaga kerja.
11.4 Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
11.3.1 Kelancaran berkomunikasi dengan teman sekerja dalam menjalankan tugasnya.
(4)
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
11.3.2 Kelancaran dan efektifitas komunikasi dengan pengguna jasa.
(5)
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal, informal, nonformal maupun secara otodidak.
RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah menunjukkan buktibukti unggul dalam keahlian atau kompetensi tertentu dan proses RPL hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara perguruan tinggi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kemenristekdikti.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lain:
1. mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum;
2. institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut;
3. menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada umumnya;
4. setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan; dan
5. penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan program RPL.
Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata, maka pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian pembelajaran khusus adalah: pengalaman kerja pasang bata, belajar mandiri mengenai pasang bata, atau mengikuti jenjang kursus dan pelatihan pemasangan bata resmi yang diakui oleh pemerintah.
Keterkaitan SKL Pemasangan Bata terhadap jenjang pendidikan selanjutnya dilakukan dengan mekanisme RPL pada perguruan tinggi.
(6)
III. PENUTUP
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negaranegara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negaranegara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badanbadan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lainlain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Posisi SKL Pemasangan Bata dalam KKNI di dunia industri konstruksi sangat penting peranannya untuk mendapatkan kualitas konstruksi pasang bata sesuai dengan standar.
Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dunia industri mengenai teknologi konstruksi bangunan masa depan. Teknologi konstruksi masa depan akan dikembangkan terutama bidang pasangan bata karena kemajuan teknologi bahan bata dan perekat bata. Oleh karena itu link and match tuntutan industri material pekerjaan bata dengan kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pasang bata harus sejalan dan up to date.