Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Wanita tidak dapat dipisahkan dari masalah pada alat reproduksinya. Hampir
setiap wanita pernah mengalami keluhan pada organ kewanitaannya tersebut dari
yang ringan hingga berat dan bahkan sampai mengancam nyawa. Di antara sekian
banyak masalah kesehatan yang dialami wanita, mioma uteri masih menjadi hal
yang menakutkan karena keluhan yang ditimbulkannya. Mioma uteri dianggap dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan wanita dan menimbulkan masalah pada persalinan
(Carol Livoti dan Elizabeth Topp, 2004).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpaginya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga dengan
istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid (Hanafi Wiknjosastro, 2008).
Sampai saat ini penyebab pasti dari mioma uteri belum diketahui secara pasti.
Namun

dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan

mioma uteri di stimulus oleh hormone estrogen dan siklus hormonal (Djuwantoni,
2001 yang dikutip dari Muzakir 2008).
Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti menarche dini, akan

meningkatkan kejadian mioma uteri. Menarche dini adalah menstruasi pertama kali
pada usia kurang dari 10 tahun. Hal ini dapat meningkatkan resiko kejadian mioma
uteri 1,24 kali lebih besar dari pada yang mengalami menache pada usia 10-16 tahun
(Atikah dan Siti, 2009).
Hampir separuh kasus dari mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu (Atikah, dkk, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Gajala yang sering menimbulkan keluhan bagi penderita mioma uteri
sehingga ia datang ke klinik atau rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan
reproduksinya berupa perdarahan yang lama dan banyak pada saat menstruasi
sehingga penderita dapat mengalami anemia (Atikah, dkk, 2009).
Menurut Outbu et al dalam Muzakir (2008) bahwa konsentrasi estrogen pada
jaringan mioma uteri lebih tinggi dibandingkan jaringan miometrium normal
terutama pada fese proliferasi dari siklus menstruasi.
Penelitian Bath Kumar di Hospital India dalam Muzakir (2008) mulai januari
2003 – desember 2004, menemukan menifestasi klinis yang sering muncul dan
dikeluhkan oleh penderita mioma uteri adalah gangguan menstruasi sebesar 80,5%
Menurut Fradhan et-al di Nepal dalam Muzakir (2008), gejala yang sering

dikeluhkan penderita mioma uteri berupa perdarahan pervaginam sebesar 73% dan
infertilitas 7,3%.
Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwartz, memperlihatkan
angka kejadian mioma uteri adalah 2 – 12,8 orang per 100 wanita tiap tahunnya,
Schwartz menunjukkan angka kejadian mioma uteri 2 – 3 kali lebih tinggi pada
wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. Penanganan yang dilakukan pada kasus
mioma uteri adalh dengan histerektomi sebesar 600.000 kasus setiap tahun,
sedangkan miomektomi sekitar 37.000 kasus (Victory et-al,2006 yang dikutip dari
Muzakir 2008).
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39% – 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat (Prawirohardjo, 2008). Ada sekitar 20% atau satu dari lima
wanita mengalami mioma uteri. Oleh sebab itu pemeriksaan ginekologi secara rutin
sangat penting bagi wanita usia reproduktif (Juniati, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2010 dilakukan penelitian oleh Syarif Emerlia di RSUP H. Adam
Malik Medan dengan judul hubungan paritas dengan mioma uteri dimana jumlah
sampel sebanyak 100 orang sebagai kasus dan sebanyak 100 orang lagi dijadikan
sebagai kontrol. Ditemukan kasus mioma uteri lebih sering pada usia 36 – 45 tahun

sekitar 43%, sedangkan kelompok usia menarche 13 – 15 tahun paling tinggi sekitar
57%.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, bahwa penderita
mioma uteri mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2011 penderita mioma uteri di
RSUP H. Adam Malik Medan sekitar 110 orang dan pada tahun 2012 penderita
mioma uteri sekitar 168 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian
mioma uteri”.

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan usia
menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam
Malik Medan tahun 2012.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan
kejadian mioma uteri.


Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2012.
2. Untuk mengetahui distribusi usia menarche pada kelompok kasus maupun
kontrol.
3. Untuk mengetahui distribusi siklus menstruasi pada kelompok kasus
maupun kontrol.
4. Untuk mengetahui hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri.
5. Untuk mengetahui hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma
uteri.

D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan di bidang kebidanan di
Rumah Sakit, tentang faktor-faktor penyebab mioma uteri dan cara
penanganannya.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi

mahasiswa kebidanan.
3. Bagi Peneliti Kebidanan
Hasil penelitian ini diharakapkan dapat digunakan sebagai data dasar
bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara