Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN SIKLUS MENSTRUASI
DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2012
RASKITA SARAGIH 125102008
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2013
(2)
(3)
Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Mlik Medan Tahun 2012
Abstrak Raskita Saragih
Latar belakang : Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39% – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Namun, sampai saat ini penyebab pasti dari mioma uteri belum diketahui secara pasti.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri.
Metodologi : penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang , baik kelompok kasus maupun kontrol. Sampel diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan di ruang rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chisquare.
Hasil penelitian: Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri, dengan nilai p-value = 0.022, dan rasio odds = 2,679 (CI 1.210-5,932). Hal ini berarti bahwa usia menarche < 10 tahun meningkatkan risiko kejadian mioma uteri 2,7 kali lebih tinggi. Ada hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri, dengan p-value = 0.002, dan rasio odds = 0,346 (CI 0.183-0.654). Hal ini berarti menunjukkan bahwa siklus menstruasi bukan merupakan faktor risiko kejadian mioma uteri melainkan merupakan gejala yang sering dikeluhkan oleh penderita mioma uteri.
Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri. Usia menarche dini meningkatakan risiko kejadian mioma uteri, namun siklus menstruasi bukan merupakan faktor resiko melainkan merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh penderita mioma uteri, keluhan yang sering di keluhkan berupa siklus yang terganggu seperti hipermenore dan menorargia. Saran: diharapka petugas kesehatan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat mengenai kesehatan reproduksinya agar masyarakat dapat mengenali tanda dan gejala penyakit yang sedang dideritanya sehingga dapat melakukan pencegahan sedini mungkin
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu melimpahkan Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan judul “Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012”.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Sebagimana penulis menyadari bahwa tuntasnya karya
tulis ilmiah ini berkat adanya bantuan dan dorongan dari beberapa pihak tertentu.
Pada kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya ditujukan kepada yang
terhormat:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakukatas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S,Kep,Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku
penguji I.
3. Bapak Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, M.ked (OG), SpOG-K selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengajari penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked selaku penguji III.
5. Seluruh Staff Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
telah banyak memberikan ilmu melalui pengajaran dan didikan yang sangat
(5)
6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberi izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.
7. Kepala instalasi rekam medik serta seluruh staff di RSUP H. Adam Malik Medan
yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data dalam penelitian ini
8. Kedua orang tua tersayang yaitu ayahanda B. Saragih dan ibunda K. Purba serta
seluruh keluarga tercinta adik dan kakak tersayang yang selalu ada disetiap
langkah dan perjuangan penulis dalam menyelasaikan karya tulis ilmiah ini.
9. Seluruh teman – teman yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada
penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah penelitian ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan karya tulis ilmiah
ini dimasa yang akan datang.
Medan, Juni 2013
Hormat saya,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR SKEMA ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 4
2. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 4
3. Bagi Peneliti Kebidanan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mioma Uteri ... 5
1. Defenisi ... 5
2. Patogenesis dan Etiologi ... 5
3. Patologi dan Anatomi ... 6
(7)
5. Diagnosis ... 8
6. Perubahan Sekunder ... 9
7. Komplikasi ... 10
8. Penanganan ... 10
B. Usia Menarche ... 12
C. Siklus Menstruasi ... 13
D. Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri 1. Hubungan Usia Menarce dengan Mioma Uteri ... 14
2. Hubungan Siklus Menstruasi dengan Mioma Uteri ... 15
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep ... 16
B. Hipotesis ... 16
C. Definisi Operasional ... 17
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 20
2. Sampel ... 21
C. Tempat Penelitian ... 22
D. Waktu Penelitian ... 22
E. Pertimbingan Etik Penelitian ... 23
F. Alat Pengumpulan Data ... 23
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 23
(8)
1. Pengolahan Data ... 24
2. Analisis Data ... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat ... 27
2. Analisa Bivariat ... 29
B. Pembahasan
1. Hasil interpretasi dan diskusi hasil ... 30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 34
B. Saran ... 35
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Defenisi operasinal ... 17
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi tumor jinak kandungan di RSUP H.
Adam Malik Medan tahun 2012 ………. 27 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan
kejadian usia Menarche di RSUP H. Adam Malik tahun
2012………. 28
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan
kejadian siklus Menstruasi di RSUP H. Adam Malik tahun
2012………. 28
Tabel 5.4 Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012………. 29
Tabel 5.5 Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma
(10)
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian……….. 16
(11)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Master Data
Lampiran 3 : Hasil Out Put Data
Lampiran 4 : Surat Izin Survey Pendahuluan
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari RSUP H. Adam Malik Medan
(12)
DAFTAR SINGKATAN
GnRHa : Gonadotropin Realising Hormone agonist
FSH : Folikel Stimulating Hormone
LH : Luthenizing Hormone
RSUP H. Adam Malik Medan: Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
RSUD Wates : Rumah Sakit Umum Daerah Wates
OR : Odds Ratio
CI : Confidient Interval
(13)
Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Mlik Medan Tahun 2012
Abstrak Raskita Saragih
Latar belakang : Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39% – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Namun, sampai saat ini penyebab pasti dari mioma uteri belum diketahui secara pasti.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri.
Metodologi : penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 orang , baik kelompok kasus maupun kontrol. Sampel diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan di ruang rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chisquare.
Hasil penelitian: Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri, dengan nilai p-value = 0.022, dan rasio odds = 2,679 (CI 1.210-5,932). Hal ini berarti bahwa usia menarche < 10 tahun meningkatkan risiko kejadian mioma uteri 2,7 kali lebih tinggi. Ada hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri, dengan p-value = 0.002, dan rasio odds = 0,346 (CI 0.183-0.654). Hal ini berarti menunjukkan bahwa siklus menstruasi bukan merupakan faktor risiko kejadian mioma uteri melainkan merupakan gejala yang sering dikeluhkan oleh penderita mioma uteri.
Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri. Usia menarche dini meningkatakan risiko kejadian mioma uteri, namun siklus menstruasi bukan merupakan faktor resiko melainkan merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh penderita mioma uteri, keluhan yang sering di keluhkan berupa siklus yang terganggu seperti hipermenore dan menorargia. Saran: diharapka petugas kesehatan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat mengenai kesehatan reproduksinya agar masyarakat dapat mengenali tanda dan gejala penyakit yang sedang dideritanya sehingga dapat melakukan pencegahan sedini mungkin
(14)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Wanita tidak dapat dipisahkan dari masalah pada alat reproduksinya. Hampir
setiap wanita pernah mengalami keluhan pada organ kewanitaannya tersebut dari
yang ringan hingga berat dan bahkan sampai mengancam nyawa. Di antara sekian
banyak masalah kesehatan yang dialami wanita, mioma uteri masih menjadi hal
yang menakutkan karena keluhan yang ditimbulkannya. Mioma uteri dianggap dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan wanita dan menimbulkan masalah pada persalinan
(Carol Livoti dan Elizabeth Topp, 2004).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpaginya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga dengan
istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid (Hanafi Wiknjosastro, 2008).
Sampai saat ini penyebab pasti dari mioma uteri belum diketahui secara pasti.
Namun dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan
mioma uteri di stimulus oleh hormone estrogen dan siklus hormonal (Djuwantoni,
2001 yang dikutip dari Muzakir 2008).
Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti menarche dini, akan
meningkatkan kejadian mioma uteri. Menarche dini adalah menstruasi pertama kali
pada usia kurang dari 10 tahun. Hal ini dapat meningkatkan resiko kejadian mioma
uteri 1,24 kali lebih besar dari pada yang mengalami menache pada usia 10-16 tahun
(Atikah dan Siti, 2009).
Hampir separuh kasus dari mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat
(15)
Gajala yang sering menimbulkan keluhan bagi penderita mioma uteri
sehingga ia datang ke klinik atau rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan
reproduksinya berupa perdarahan yang lama dan banyak pada saat menstruasi
sehingga penderita dapat mengalami anemia (Atikah, dkk, 2009).
Menurut Outbu et al dalam Muzakir (2008) bahwa konsentrasi estrogen pada
jaringan mioma uteri lebih tinggi dibandingkan jaringan miometrium normal
terutama pada fese proliferasi dari siklus menstruasi.
Penelitian Bath Kumar di Hospital India dalam Muzakir (2008) mulai januari
2003 – desember 2004, menemukan menifestasi klinis yang sering muncul dan
dikeluhkan oleh penderita mioma uteri adalah gangguan menstruasi sebesar 80,5%
Menurut Fradhan et-al di Nepal dalam Muzakir (2008), gejala yang sering
dikeluhkan penderita mioma uteri berupa perdarahan pervaginam sebesar 73% dan
infertilitas 7,3%.
Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwartz, memperlihatkan
angka kejadian mioma uteri adalah 2 – 12,8 orang per 100 wanita tiap tahunnya,
Schwartz menunjukkan angka kejadian mioma uteri 2 – 3 kali lebih tinggi pada
wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. Penanganan yang dilakukan pada kasus
mioma uteri adalh dengan histerektomi sebesar 600.000 kasus setiap tahun,
sedangkan miomektomi sekitar 37.000 kasus (Victory et-al,2006 yang dikutip dari
Muzakir 2008).
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39% – 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat (Prawirohardjo, 2008). Ada sekitar 20% atau satu dari lima
wanita mengalami mioma uteri. Oleh sebab itu pemeriksaan ginekologi secara rutin
(16)
Pada tahun 2010 dilakukan penelitian oleh Syarif Emerlia di RSUP H. Adam
Malik Medan dengan judul hubungan paritas dengan mioma uteri dimana jumlah
sampel sebanyak 100 orang sebagai kasus dan sebanyak 100 orang lagi dijadikan
sebagai kontrol. Ditemukan kasus mioma uteri lebih sering pada usia 36 – 45 tahun
sekitar 43%, sedangkan kelompok usia menarche 13 – 15 tahun paling tinggi sekitar
57%.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, bahwa penderita
mioma uteri mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2011 penderita mioma uteri di
RSUP H. Adam Malik Medan sekitar 110 orang dan pada tahun 2012 penderita
mioma uteri sekitar 168 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian
mioma uteri”.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan usia
menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam
Malik Medan tahun 2012.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan
(17)
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2012.
2. Untuk mengetahui distribusi usia menarche pada kelompok kasus maupun
kontrol.
3. Untuk mengetahui distribusi siklus menstruasi pada kelompok kasus
maupun kontrol.
4. Untuk mengetahui hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri.
5. Untuk mengetahui hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma
uteri.
D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Kebidanan
Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan di bidang kebidanan di
Rumah Sakit, tentang faktor-faktor penyebab mioma uteri dan cara
penanganannya.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi
mahasiswa kebidanan.
3. Bagi Peneliti Kebidanan
Hasil penelitian ini diharakapkan dapat digunakan sebagai data dasar
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. MIOMA UTERI
1. Defenisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan mioma uterus
dan jaringan yang menumpanginya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, atau pun fibroid (Hanafi Wiknjosastro, 2008).
2. Patogenesis dan Etiologi
Meyer dan de Snoo menunjukan teori Cell nest atau teori genitoblast.
Percobaan Lipschutz yang meberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata
menimbulkan tumor fibromatik baik pada permukaan maupun pada tempat lain
dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
progesterone atau testosterone. Puukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa
reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium normal.
Menurut Meyer asal mioma uteri adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang
matur (Hanafi Wiknjosastro, 2008).
Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab
mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma
terdiri dari reseptor estrogen dengan konsetrasi lebih tinggi dibandingkan dari
miometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah di dinding endometrium.
Hormone progesterone meningkatkan mitotik mioma pada wanita muda namun
mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara pasti.
Progesterone memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation
aptosis dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan
(19)
menyebabkan terjadi proliferasi uterus sehingga menyebabkan perkembangan yang
berlebihan dari garis endometrium sehingga terjadi pertumbuhan mioma uteri
(Hadibroto, 2005).
3. Patologi anatomi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1 – 3%,
sisanya adalah dari korpus uterus.
Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:
a. Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam
rongga uterus. Mioma ini dapat menyebabkan menstruasi yang berat, lama, dan
hebat menyebabkan anemia yang berlangsung terus. Mioma submukosum yang
tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks
disebut myomgemburt.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium. Jenis ini dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong
kandung kemih ke uterus, sehingga dapat menimbulkan miksi
c. Mioma sebserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum yang tumbuh di
antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mima intraligamenter. Mioma
subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke
ligamantum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus,
sehingga disebut wandering/parasitic fibroid. Apabila mioma dibelah maka
tampak bahwa mioma terdiri dari atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang
tersusun seperti konde/pusaran air (whole like pattern), dengan pseudocapsule
yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang
(20)
4. Gejala dan Tanda
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang
dikeluhkan tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (seviks, intramural,
submukosum, sub serosum), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Gejala tersebut digolongkan sebagai berikut:
a. Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenorea, menorargia,
dan dapat juga terjadi metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini, antara lain adalah:
1) Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
2) Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
3) Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
4) Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di
antara serabut miomauteri, sehingga tidak dpat menjepit pembuluh darah yang
melaluinya dengan baik (Hanafi Wiknjosastro, 2008).
b. Rasa nyeri
` Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan
peradangan (Hanafi Wiknjosastro, 2008)
c. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari tempat dan besar mioma uteri. Penekanan pada
kandung kemih dapat menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan
(21)
rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh limfe di
panggul dapat menyebabkan oedema tungkai dan nyeri panggul (Hanafi
Wiknjosastro, 2008).
5. Diagnosis a. Anamnesis
1) Keluhan utama yang ditemukan:
a) Penderita sering mengeluhkan adanya benjolan dan rasa berat pada
perut bagian bawah
b) Terdapat gangguan siklus menstruasi berupa menorargia-metrorargia
disertai gumpalan darah, perdarahan yang berkepanjangan dan
dismenorea (nyeri haid)
2) Keluhan sekunder:
a) Penderita mengatakan sering mengalami abortus, persalinan
premature, infertilitas dan keluhan anemia.
3) Jarang ditemukan keluhan komplikasi
Keluhan datang mendadak akibat terjadi torsi mioma bertangkai intra
abdominal atau transvaginal.
b. Pemeriksaan fisik
1) Palpasi abdomen
Teraba tumor pada bagian bawah abdomen, padat atau padat kenyal, dapat
mobile atau terfiksir
2) Pemeriksaan dalam
Teraba uterus membesar, mungkin berbenjol-benjol. Pada inspekulo sonde
(22)
mikrokuretase umtuk pemeriksaanpatologi anatomi kemungkinan
kombinasi daengan endometrial karsinoma.
c. Pemeriksaan penunjang
1) USG abdominal/transvaginal
Dengan pemeriksaan ini maka terlihat uterus membesar
2) CT Scan untuk konfirmasi lebih jelas (Ida ayu, ida bagus gede fajar, ida
bagus gede, 2010).
6. Perubahan sekunder a. Atrofi
Sesudah menopause ataupu sesudah kehamilan mioma uteri akan menjadi
kecil.
b. Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi pada penderita yang berusia lanjut. Tumor
kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian atau
hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok
serabutotot dari kelompok lainnya.
c. Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerh kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi
cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seprti
agar-agar, dapat terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan yang menyerupai
limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari
kista ovarium atau suatu kehamilan.
(23)
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan
dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam dapur pada mioma maka
mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto Rontgen
e. Degenerasi merah (carneous degeneration)
Perubahan ini biasany terjadi pada kehamilan dan nifas. Pathogenesis:
diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi.
Pada pembelaha dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwana
merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin.
f. Degenerasi lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan dari degenerai hialin (Hanafi
Wiknjosastro, 2008).
7. Komplikasi
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari
seluruh mioma. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi
Sehingga menalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut
(Hanafi Wiknjosastro, 2008).
8. Penanganan
a. Pengobatan operatif
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan
(24)
myoma gemburt denga cara ekstirpasi lewat vagina. Apabila miomektomi
dilakuakn karena ingin punya anak , maka kemungkinan akan terjadi
kehamilan adalah 30 – 50%.
1) 25 – 35% dari penderita mioma uteri masih memerlukan histerektomi.
Histerektomi adalah pengangkatan uterus. Histerektomi total umumnya
dilakukan dengan alasan mencegah timbulnya karsinoma serviks uteri.
histerktomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran
teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.
2) Radioterapi bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopause. Dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk
tindakan opratif dan tidak ada keganasan pada uterus.
b. Pengobatan konservatif
1) Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua
mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun,
terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan
atau keluhan. Walupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan
setiap 3 – 6 bulan.
2) Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uteri dengan
GnRH agonist (GnRHa). Hal ini didasrkan atas pemikiran leiomioma
uterus terdiri dari sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen.
GnRH yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi
sekresi gonadotropin yang mempngaruhi leiomioma.
3) Pemberian GnRHa (buseriline acetat) selam 16 minggu pada mioma uteri
mengahasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam
(25)
GnRHa, dihentikan leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah
pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengndung reseptor
estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita
mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.
B. Usia menarche
Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia
10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki
masa reproduksi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya usiA menarche
seseorang antara lain yaitu faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Wanita yang mengalami menstruasi pertama kali pada usia 16 tahun atau
disebut amenorea sekunder. Bila hal ini terjadi, perlu dilakukan pemeriksaan medis
untuk mengetahui penyebabnya. Biasanya penyebabnya adalah karena tidak terdapat
lubang aliran menstruasi pada selaput dara.
Menstruasi pada usi dini disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor
internal karena ketidak seimbangan hormone bawaan lahir. Faktor eksternal seprti
asupan gizi dan makanan yang dikonsumsi belum memenuhi atau masih kurang
(26)
C.Siklus Mensrtuasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari ada pula
setiap 21 hari dan 35 hari
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersama dengan dinding endometrium yang robek. Dapat juga diakibatkan
karena berhentinya sekresi hormone dalam darah menjadi tidak ada.
b. Fase proliferasi/fasefolikuler ditandai dengan menurunnya hormone
progesterone sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan
merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de graff yang masak
menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding
endonetrium yang robek.
c. Fase ovulasi/fase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi korpus
luteum. Korpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesterone
yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan
pembuluh darah.
d. Fase pasca ovulasi/fase sekresi ditandai dengan korpus luteumyang mengecil
dan menghilang dan berubah menjadi korpus albikans yang berfungsi untuk
menghambat sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesterone maka
(27)
endometrium mongering dan robek. Terjadilah fase perdarahan/menstruasi
(Atikah, 2009)
Lamanya siklus menstruasi berkisar antara 21 – 35 hari. Lamanya menstruasi
antara 3 – 7 hari . Ada juga wanita yang mengalami menstruasi 1 – 2 hari, kemudian
diikuti dengan perdarahan sedikit-sedikit. Sebagian lagi mengalami menstruasi yang
lama, yaitu 7 – 10 hari. Jumlah darah haid yang dikeluarkan selama menstruasi
sekitar 35 cc (2 – 3 kali ganti pembalut perhari) ( Atikah, dkk, 2009)
Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas hingga
masa reproduksi sebagai reaksi terhadap variasi-variasi gerak hormon.
D. Hubungan Usia Menarche dan Siklus Mentruasi dengan Kejadian Mioma Uteri
1. Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri
Statistik menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor
keturunan, keadaan gizi, kesehatan umum yang membaik dan berkurangnya
penyakit menahun (Prawirohardjo, 2007). Peningkatan pertumbuhan mioma
uteri merupakan respon dari stimulus estrogen (Victory, et al 2006 yang dikutip
dari Muzakir 2008). Marshall dan Faerstein mengemukakan insidensi mioma
uteri meningkat signifikan pada wanita yang mengalami menarche sebelum
umur 11 tahun. Paparan estrogen yang semakin lama akan meningkatkan
insidensi mioma uteri. Menarche dini (<10 tahun) ditemukan meningkatkan
resiko relatif mioma uteri, dan menarche lambat (>16 tahun) menurunkan resiko
(28)
2. Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri
Siklus menstruasi dalam hubungannya dengan mioma uteri masih belum
diketahui secara pasti. Dalam hal ini gejala yang ditimbulkan mioma uteri yang
berhubungan dengan siklus haid adalah pengaruh dari hormon estrogen
Umumnya mioma uteri tidak menimbulkan gejala jika besarnya
masih kecil. Gejala akan muncul jika telah terjadi desaka
perdarahan haid yang berlangsung lama dan lebih banyak dari normal dengan
siklus yang normal atau terarur setiap bulannya (Atikah, dkk, 2009).
(29)
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL
A.Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan dependen.
Variabel indenpendent dalam penelitian ini adalah usia menarche dan siklus
menstruasi, variabel dependen dalam penelitian ini adalah mioma uteri
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis
1. Ada Hubungan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri
2. Ada hubungan siklus menstruasi dengan mioma uteri usia menarche
siklus menstruasi
Mioma uteri
(30)
C. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi operasional Hubungan Usia Menarche dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Mioma Uteri
No Variabel Defenisi operasional
Alat ukur
Cara ukur
Hasil ukur Skala ukur 1 Usia
menarche Usia pertama sekali seorang wanita mendapatkan menstruasi Rekam medik
observasi 1= < 10 tahun 2= > 10 tahun
Nominal
2 Siklus menstruasi
Periode menstruasi yang dialami wanta setiap bulannya
Rekam medik
observasi 1=tidak terganggu: Lamanya siklus 21 – 35 hari, lamanya
menstruasi 3 – 7 hari, ganti pembalut 2 – 3 kali perhari 2=Terganggu Polimenore (lamanya siklus <21 hari) Oligomenore (lamanya siklus menstruasi >35 hari) Amenorea (tidak datang haid) Hipermenorea (menorargia): Nominal
(31)
interval
mensruasi yang normal dengan banyak atau lamanya
berlebihan Hipomenore (perdarahan
yang sangat sedikit pada interval normal 3 Mioma
Uteri
Tumor jinak pada rahim yang dialami wanita di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Rekam
medik
observasi 1= Ya 2=Tidak
(32)
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan case
control. Pada studi kasus case control terdapat kasus dan kontrol dengan usia
menarche dan siklus menstruasi sebagai variabel independen dan mioma uteri
sebagai variabel dependen. Variable tersebut diperoleh dari rekam medis pasien,
yang kemudian dilihat apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut.
Usia menarche < 10 tahun
Usia menarche > 10 tahun
Mioma uteri (+)
Usia menarche > 10 tahun
Mioma uteri (-) Usia menarche
(33)
Skema 4.1 studi kasus kontrol
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yangmempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Siklus
menstruasi terganggu
Mioma uteri (+)
Siklus menstruasi
terganggu
Mioma uteri (-) Siklus
menstruasi tidak terganggu
Sikulus menstruasi tidak
(34)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang didiagnosa mengalami
tumor jinak kandungan dirawat di ruang kebidanan di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2012.
Sebanyak 168 orang penderita mioma uteri dijadikan sebagai kelompok kasus
dan 120 orang yang bukan penderita mioma uteri dijadiakan sebagai kelompok
kontrol.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Dalam Pada penelitian ini
dilakukan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Penghitungan
besar sampel dengan menggunkan rumus besar sampel menurut Lemeshow:
(
)
(
)
( )( )
( )( ) ( )( )
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
(
)
(
)
81 04 , 0 25 , 3 04 , 0 803 , 1 04 , 0 63 , 0 84 , 0 65 , 0 96 , 1 2 , 0 24 , 0 16 , 0 84 , 0 21 , 0 2 96 , 1 6 , 0 8 , 0 4 , 0 6 , 0 2 , 0 8 , 0 84 , 0 3 , 0 7 , 0 2 96 , 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 = = = + = + + = − + + = − + + = x x P P Q P Q P Z PQ Zn α β
Keterangan: n = besar sampel
Z� = nilai derajat kepercayaan 5% = 1,96 Z� = nilai derajat kepercayaan 20% = 0,84
P2 = proporsi pajanan pada kelompok kasus sebesar 0,6 4 , 0 6 , 0 1− = =
(35)
P1 – P2 = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar 0,2
P1 = P2 + 0,2 = 0,6 + 0,2 = 0,8
Q1 = 1 – 0,8 = 0,2
P = 0,7
Q = 1 – 0,7 = 0,3
Sampel yang diteliti memiliki kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Sampel pada kelompok kasus
a. Menderita mioma uteri
b. Usia > 20 tahun
c. Tidak ada keluarga riwayat penderita mioma uteri
2. Sampel pada kelompk kontrol
a. Tidak menderita mioma uteri (kista ovarium, polip, dan tumor jinak
kandungan lainnya)
b. Usia > 20 tahun
c. Tidak ada keluarga yang menderita mioma uteri
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan karena rumah
sakit tersebut memiliki data-data lengkap yang diperlukan oleh peneliti untuk
dilakukan penelitian dan merupakan rumah sakit pendidikan .
D. Waktu Penelitian
(36)
E. Pertimbangan etik Penelitian
Penelitian ini menggunakan manusia sebagai objek penelitian, untuk itu
hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pertimbangan etik yaitu:
1. Peneliti harus menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. Kerahasiaan
informasi dijamin oleh peneliti dengan menyajikan kelompok data tertentu pada
hasil.
2. Peneliti harus mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi.
Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
resiko yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh
membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dilakukan peneliti dalam melakukan pengumpulan data berupa lembar
ceklist sebagai alat bantu peneliti mengkategorikan data apa saja yang akan diambil
dari status pasien yang mendukung penelitian dan status pasien yang diperoleh dari
data rekam medik pasien di RSUP H. Adam Malik Medan.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data ini adalah :
1. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada direktur RSUP H.
Adam Malik Medan.
2. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengumpulan data dengan
(37)
pada kelompok kasus adalah penderita mioma uteri dan pada kelompok
kontrol adalah penderita kista ovarium selanjutnya data yang ingin diperoleh
dilihat dari status pasien melalui catatan rekam medik pasien kemudian
memasukkan data ke dalam lembar ceklist.
3. Selanjutnya data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. Dan
nantinya akan diolah sesuai dengan tujuan penelitian.
H. Analisis Data 1. Pengolahan Data
a. Editing (pengumpulan data)
Pengumpulan data yang dilakukan diperoleh dari data rekam medik
pasien. Dimana penulis akan melakukan pemeriksaan terhadap kekeliruan
atau tidak dalam penelitian.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terdapat
pada data yang terdiri atas beberapa kategori .
c. Data Entry
Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel
kontigensi .
d. Tabulasi
Yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
(38)
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik setiap
variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,2010).
Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan disribusi dan frekuensi
dari variabel independent (usia menarche dan siklus menstruasi), variabel
dependent (mioma uteri). Data disajikan dalam bentuk tabel.
b. Analisis Bivariat
Analisi ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent
yang meliputi (usia menarche dan siklus menstruasi) dengan variabel
dependent (mioma uteri) apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang
signifikan atau hubungan secara kebetulan. Dalam analisis ini uji statistik
yang digunakan adalah uji chi square (x2) taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%., dengan catatan jika α < 0,05 maka H0 ditolak, sedangkan bila α > 0,05 maka H0 gagal ditolak (Dahlan, 2009), analisis yang digunakan adalah analisis continuity correction. Sedangkan untuk
mengetahui besarnya faktor risiko maka digunakan analisis Odds Ratio/OR
dengan interpretasi sebagai berikut:
1. Bila nilai OR = 1, berarti variable diduga merupakan faktor risiko tidak
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya efek, atau dengan kata lain
bersifat netral.
2. Bila nilai OR > 1, berarti variable diduga merupakan faktor risiko
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya efek, atau dengan kata lain
(39)
3. Bila nilai OR < 1, berarti variable yang diteliti diduga dapat mengurangi
(40)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai hubungan usia menarche
dan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2012.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di instalasi rekam medis
menggunakan data sekunder dengan cara observasi analitik. Penelitian dimulai
dari tanggal 20 Maret sampai dengan tanggal 19 April tahun 2013. Hasil
penelitian hubungan usia menarche dan siklus menstruasi dengan kejadian
mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi penderita tumor jinak kandungan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Kejadian f Persentase
Mioma uteri 168 58
Bukan mioma uteri 120 42
Jumlah 288 100
Berdasarkan tabel 5.1 kejadian penderita tumor jinak kandungan pada
periode 2012 sebanyak 288 penderita yang terdiri dari mioma uteri (kasus)
sebanyak 168 penderita (58%) diambil subjek sebagai sampel sesuai dengan kriteria
peneliti, sedangkan kejadian tumor jinak kandungan yang bukan mioma uteri
sebanyak 120 penderita (42%) yang diambil sebanyak 82 subjek sebagai sampel
(41)
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan usia menarche di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
No Usia menarche
kejadian Mioma Uteri Mioma Uteri (Kasus) Bukan Mioma Uteri (Kontrol) Jum lah
f % f % f %
1 < 10 Tahun 24 30 11 14 35 22 2 > 10 Tahun 57 70 70 86 127 78 Jumlah 81 100 81 100 162 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa mayoritas kelompok
kasus mengalami usia menarche > 10 tahun sebanyak 57 orang (70%). Sedangkan
pada kelompok kontrol mayoritas mengalami usia menarche > 10 tahun sebanyak 70
orang (86%).
Tabel 5.3
Disrtibusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan siklus menstruasi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
N o
Siklus Menstruaasi
Kejadian Mioma Uteri Mioma Uteri (Kasus) Bukan Mioma Uteri (Kontrol) Jum lah
f % f % f %
1 Tidak terganggu
31 38 52 64 83 51
2 Terganggu 50 62 29 36 79 49 Jumlah 81 100 81 100 162 100
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa pada kelompok kasus mayorita mengalami
gangguan siklus menstruasi sebanyak 50 orang (62%), sedangkan pada kelompok
(42)
2. Analisis bivariat
Tabel 5.4
Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
No Usia menarche
Kejadian Mioma Uteri
Kasus Kontrol P OR CI 95 %
f % f %
1 < 10 Tahun 24 30 11 14
2 > 10 Tahun 57 70 70 86 0.022 2.679 1.210-5.932 Jumlah 81 100 81 100
Tabel 5.4 menunjukkan hasil penelitian yang dianalisis dengan bantuan
komputerisasi. Terlihat hasil bahwa p-value = 0.022, berarti ada hubungan antara
usia menarche dengan kejadian mioma uteri. Odds Ratio 2,679 (CI 1.210 – 5.932),
artinya wanita dengan usia dengan < 10 tahun memiliki peluang menderita mima
uteri 2,679 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan usia menarche > 10 tahun.
Confident Interval 1.210 – 5.932 menunjang rentang nilai Odds ratio hubungan usia
menarche dengan mioma uteri.
Tabel 5.5
Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
No Siklus Menstruasi
kejadian Mioma Uteri
Kasus Kontrol P OR CI 95
%
f % f %
1 Tidak terganggu
31 38 52 64
2 Terganggu 50 62 29 36 0.002 0.346 0.183-0.654 Jumlah 81 100 81 100
Tabel 5.5 menunjukkan hasil penelitian yang dianalisis dengan bantuan
(43)
menstruasi dengan kejadian mioma uteri. Odds Ratio 0,346 (CI 0.183 – 0.654),
artinya wanita dengan siklus menstruasi yang terganggu memiliki peluang menderita
mioma uteri 0,364 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan siklus menstruasi
terganggu. Confident Interval 0.183 – 0.654 menunjukkan rentang nilai Odds ratio
hubungan siklus menstruasi dengan mioma uteri.
B. Pembahasan
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Distribusi frekuensi tumor jinak kandungan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Jumlah kasus penderita mioma uteri di RSUP H. Adam malik medan tahun 2012 sebanyak 168 orang. Jumlah ini memperlihatkan peningkatan
kejadian mioma uteri bila dilihat data pada tahun 2011 yaitu 110 orang.
Dari seluruh pasien yang menderita tumor jinak yang dirawat di
RSUP H. Adam malik medan bahwa jenis tumor jinak yang dominan adalah
mioma uteri sebanyak 168 orang (58%) dan jenis tumor jinak lainnya seperti
kista ovarium sebesar 120 orang (42%).
Di RSUD Wates tahun 2007-2010 kasus tumor jinak jenis mioma
uteri juga lebih dominan sebanyak 182 orang (56%) dibanding jenis tumor
jinak lainnya seperti kista ovarium sebanyak 143 orang (44%) (Kirana Dewi
(44)
b. Distribusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan kejadian usia menarche di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Pada penelitian ini jumlah kasus penderita mioma uteri mayoritas mengalami usia menarche > 10 tahun sebesar 57 orang (70%). Dan yang
mengalami usia menarche pada kelompok kontrol(bukan mioma uteri)
mayoritas mengalami usia menarche > 10 tahun sebesar 70 orang (80%).
Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian Kirana Dewi Pertiwi,
dkk (2010) di RSUD Wates, dimana usia menarche yang lebih dominan yaitu
usia > 10 tahun baik pada kelompok kasus maupun kontrol. Pada kelompok
kasus 83 0rang (47,7%) dan pada kelompok kontrol 91 orang (52,3%).
c. Distribusi frekuensi kejadian mioma uteri berdasarkan kejadian siklus menstruasi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus menstruasi penderita mioma uteri(kasus) mayoritas mengalami gangguan sebanyak 50 orang (62%)
sedangkan pada kelompok kontrol (bukan mioma uteri) mayoritas tidak
mengalami gangguan saat menstruasi sebanyak 52 orang (64%).
Wanita yang mengalami mioma uteri biasanya mempunyai keluhan
tentang siklus menstruasinya berupa perdarahan yang abnormal seperti
hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia (Hanafi, 2008).
d. Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri. Risiko kejadian mioma uteri meningkat 2, 7
kali lebih besar pada wanita dengan riwayat usia menarche < 10 tahun
(45)
tumbuh meningkat pada wanita dengan paparan estrogen yang lebih awal dan
lama seperti pada wanita dengan menarche dini. Banyaknya estrogen dalam
darah wanita yang terkena mioma dan tidak terkena mioma sebenarnya sama,
tetapi banyaknya estradiol pada wanita dengan mioma lebih tinggi daripada
wanita yang tidak terkena mioma. Hal ini disebabkan karena pada wanita
dengan mioma uteri memiliki sedikit enzim yang dapat mengubah senyawa
estradiol ke estrone sehingga tumpukan senyawa estradiol lebih banyak dan
akan meningkatkan pertumbuhan mioma. Pendapat tersebut sesuai dengan
penelitian Victory dkk. (2006) yang mengemukakan bahwa peningkatan
pertumbuhan mioma uteri merupakan respon dari stimulus estrogen. Selain
itu, Marshall dkk (1998) dan Faerstein (2001) mengemukakan insidensi
mioma uteri meningkat signifikan pada wanita yang mengalami menarche
sebelum umur 11 tahun. Paparan estrogen yang semakin lama akan
meningkatkan insidensi mioma uteri. Menarche dini (<10 tahun) ditemukan
meningkatkan risiko relatif mioma uteri, dan menarche lambat (>16 tahun)
menurunkan resiko relatif mioma uteri (Parker, 2007) (dikutip dari kirana
dewi pertiwi, dkk, 2010)
e. Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012
Hasil penelitan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan kejadian mioma uteri dengan siklus menstruasi. OR kejadian mioma uteri
terhadap sikus menstruasi sebesar 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa mioma
uteri bukan faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian mioma uteri
namun hanya menunjukkan suatu faktor yang sering menjadi keluhan pasien
(46)
mengeluhkan mengalami gangguan siklus menstruasi seperti perdarahan yang
banyak dan lama bahkan bisa sampai membuat pasien mengalami anemia.
Mioma tumbuh meningkat pada wanita dengan paparan hormon ovarium
seperti estrogen yang lebih awal dan lama seperti pada wanita dengan
menarche dini. Sebaliknya, hal-hal yang menurunkan paparan estrogen pada
wanita berarti akan menurunkan risiko kejadian mioma uteri.
Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus
perdarahan haid yang teratur dan tidak teratur. Menorrhagia atau metrorargia
sering terjadi pada penderita mioma uteri. patofisiologi perdarahan uterus
yang abnormalyang berhubungan dengan miom uteri masih belum diketahui
secara pasti . Beberapa penelitian menerangkan disregulasi dari beberapa
faktor pertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek langsung
pada fungsi vaskuler dan angiogenesis. Perubahan-perubahan ini
menyebabkan kelainan vaskularisasi akibat disregulasi struktur vaskuler
didalam uterus (Hadibroto, 2005).
Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien ditemukan
44% gejala perdarahan, yang paling sering adalah jenis mioma submukosa,
sekitar 65 % wanita dengan mioma mengeluh dismeneroe, nyeri perut bagian
(47)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah kasus tumor jinak kandunga di RSUP
H. Adam malik medan tahun 2012 sebanyak 288 orang, dimana terdapat 168
orang (58%) yang mengalami tumor jinak sejenis mioma uteri (kasus) dan
120 orang (42%) yang mengalami tumor jinak sejenis kista ovarium
(kontrol).
2. Jumlah kasus penderita mioma uteri (kasus) mayoritas mengalami usia
menarche > 10 tahun sebesar 57 orang (70%) sedangkan pada kelompok
kontrol (bukan mioma uteri) mayoritas mengalami usia menarche > 10 tahun
sebesar 70 orang (80%)
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus menstruasi pada penderita mioma
uteri (kasus) mayoritas mengalami gangguan sebanyak 50 orang (62%)
sedangkan pada kelompok kontrol (bukan mioma uteri) mayoritas tidak
mengalami gangguan saat menstruasi sebanyak 52 orang (64%).
4. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia menarche dengan
kejadian mioma uteri. Hal ini ditunjukkan dari p-value = 0,022, odds ratio
=2,679 (CI 1,210 – 5,932). Hal ini berarti risiko kejadian mioma uteri
meningkat 2, 7 kali lebih besar pada wanita dengan riwayat usia menarche ≤ 10 tahun daripada wanita yang mengalami menarche setelah umur 10 tahun.
5. Hasil penelitan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan kejadian
mioma uteri dengan siklus menstruasi. Hal ini ditunjukkan dari p-value =
0,002, odds ratio = 0,346 (CI 0,183 – 0,654). Dari hasil penelitian terlihat
(48)
B. Saran
1. Bagi responden
Kepada wanita yang mempunyai faktor risiko terhadap kejadian mioma uteri
agar lebih waspada dan langsung memeriksakan kesehatannya ke petugas
kesehatan yang terdekat jika mengalami keluhan gangguan terhadap siklus
menstruasinya.
2. Bagi petugas kesehatan dan tempat pelayanan kesehatan
a. Diperlukannya upaya pelayanan preventif dengan mengadakan deteksi
dini/ pemeriksaan intensif secara dini kepada wanita yang dicurigai
menderita mioma uteri.
b. Memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat mengenai
kesehatan reproduksinya agar masyarakat dapat mengenali tanda dan
gejala penyakit yang sedang dideritanya sehingga dapat melakukan
pencegahan sedini mungkin.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor resiko lainnya
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E.(2001). Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC
Dahlan, M.S.(2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta : Salemba Medika
Edmonds, D. K. (2009). Dewhurst’s Textbook of Obstetrics and Gynecology_7th.
London: Blackwell
Budiarto, E.(2001). Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC
Emerlia, S. (2010). Hubungan Paritas dengan Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Tahun
2011
Hadibroto, B.R. (2005).Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 3.
September 2005
Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Impey, L & Child, T. (2009). Obstetrics & Gynaecology. London: Blackwell
Indarti, J. (2004). Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta: Puspa Swara
Livoti, C dan Topp, E. (2006). Menyingkap Tabir yang Selam Ini Tersembunyi tantang Vagina.Jakarta: PT. Indeks
Manuaba, I.A.C, Manuaba, I.B.G.F, Manuaba, I.B.G. (2010). Buku Ajar Penuntun
Kuliah Ginekologi. Jakarta: Trans Info Medika
Manuaba I. B.G. (2001).Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta: EGC
(2005). Dasar-Dasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta: EGC
Moore, J. G. (2001). Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi kedua.Jakarta: Hipokrates
(50)
Muzakir. (2008). Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 1 Januari-31 Desember 2006. Faculty of Medicine – University Riau From http://www.
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Belibis17.tk
Pertiwi, K. D, Wiyati. N, Sumarah, Tyastuti. S.(2010). Hubungan Usia Menarche dan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri RSUD Wates Kulonprogo Tahun 2007-2010. Juranal penelitian kesehatan suara forikes, vol 3, hal 89-94
Proverawati, A dan Misaroh, S. (2009). Menarche Menstruasi Pertama. Yogyakarta:
Muha medika
Tim Penyusun USU.(2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Medan Tidak di
Publikasikan
Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kandungan Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Pustaka
(51)
MASTER DATA
No No. rekam medik
Usia menarche Siklus menstruasi Mioma uteri
1 50.19.94 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 2 50.20.24 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 3 50.05.42 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 4 50.65.32 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 5 50.59.23 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 6 51.23.47 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 7 51.13.40 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 8 51.13.41 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 9 51.72.24 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 10 51.60.57 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 11 51.74.21 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 12 51.08.20 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 13 51.17.07 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 14 52.46.34 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 15 52.60.68 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 16 52.47.17 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 17 52.56.98 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 18 52.61.19 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 19 52.72.00 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 20 52.63.46 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 21 52.59.24 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 22 52.75.76 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 23 51.75.48 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 24 51.04.99 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 25 51.37.17 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 26 51.20.74 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 27 51.75.57 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 28 51.66.46 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 29 51.22.71 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 30 51.28.43 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 31 51.49.96 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 32 51.32.96 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 33 50.34.12 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 34 51.03.99 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 35 51.54.91 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 36 50.77.20 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 37 50.48.54 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 38 50.07.56 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 39 50.99.21 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 40 51.95.23 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 41 49.51.69 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 42 42.51.59 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri
(52)
44 52.13.45 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 45 52.36.60 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 46 52.97.44 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 47 53.25.18 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 48 53.02.85 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 49 52.50.47 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 50 52.61.58 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 51 49.98.37 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 52 52.55.96 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 53 52.68.95 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 54 52.42.19 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 55 52.23.10 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 56 50.93.79 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 57 50.67.73 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 58 50.13.80 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 59 50.46.66 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 60 50.92.81 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 61 50.17.00 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 62 37.94.11 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 63 51.59.37 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 64 51.68.69 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 65 51.57.44 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 66 51.37.65 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 67 50.74.18 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 68 50.16.46 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 69 50.42.38 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 70 50.37.52 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 71 49.67.95 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 72 49.84.97 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 73 49.78.60 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 74 49.96.60 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 75 49.99.38 < 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 76 49.61.26 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 77 50.99.10 > 10 tahun Terganggu Mioma uteri 78 50.01.22 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 79 50.24.03 > 10 tahun Tidak terganggu Mioma uteri 80 50.06.30 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 81 51.81.64 < 10 tahun Terganggu Mioma uteri 82 51.57.08 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 83 53.64.83 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 84 53.24.62 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 85 53.17.87 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 86 53.94.88 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 87 53.22.82 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 88 53.33.69 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 89 53.30.19 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 90 53.67.18 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 91 53.34.50 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri
(53)
92 51.31.71 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 93 53.19.56 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 94 50.60.67 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 95 52.22.22 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 96 52.95.28 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 97 51.62.34 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 98 51.31.71 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 99 53.48.42 < 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 100 53.70.05 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 101 53.06.78 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 102 51.32.35 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 103 51.09.47 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 104 51.11.83 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 105 50.94.81 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 106 51.87.94 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 107 51.07.01 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 108 52.46.19 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 109 50.00.79 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 110 54.06.09 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 111 07.52.00 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 112 09.63.05 < 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 113 30.97.07 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 114 50.45.79 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 115 50.89.88 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 116 50.24.89 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 117 50.46.80 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 118 50.08.55 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 119 38.04.54 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 120 40.16.20 < 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 121 33.74.05 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 122 40.33.23 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 123 34.97.10 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 124 50.42.30 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 125 50.36.12 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 126 49.92.90 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 127 51.59.23 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 128 51.34.78 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 129 52.34.78 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 130 53.89.87 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 131 49.95.60 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 132 49.95.40 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 133 52.78.51 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 134 52.59.40 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 135 53.55.39 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 136 49.99.25 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 137 49.99.45 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 138 51.30.92 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 139 50.73.80 < 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri
(54)
140 50.34.20 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 141 51.88.40 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 142 51.28.49 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 143 51.63.29 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 144 51.33.48 < 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 145 51.50.88 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 146 50.29.80 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 147 50.76.10 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 148 50.04.34 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 149 50.01.45 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 150 50.26.03 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 151 50.34.20 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 152 50.60.27 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 153 52.33.04 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 154 52.22.06 > 10 tahun Terganggu Tidak mioma uteri 155 52.38.09 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 156 53. 17.90 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 157 53.08.45 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 158 53.19.45 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 159 53.20.23 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 160 53.55.89 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 161 53.07.63 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri 162 53.56.17 > 10 tahun Tidak terganggu Tidak mioma uteri
(55)
Frequency Table
usia menarche
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid < 10 tahun 35 21.6 21.6 21.6
> 10 tahun 127 78.4 78.4 100.0 Total 162 100.0 100.0
siklus menstruasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid tidak terganggu 83 51.2 51.2 51.2
terganggu 79 48.8 48.8 100.0 Total 162 100.0 100.0
mioma uteri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Ya 81 50.0 50.0 50.0
Tidak 81 50.0 50.0 100.0 Total 162 100.0 100.0
(56)
Crosstabs
Hubungan usia menarche * mioma uteri
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent usia menarche *
mioma uteri
162 100.0% 0 .0% 162 100.0%
usia menarche * mioma uteri Crosstabulation Count
mioma uteri
Total ya tidak
usia menarche < 10 tahun 24 11 35 > 10 tahun 57 70 127
(57)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.159a 1 .013
Continuity Correctionb 5.248 1 .022 Likelihood Ratio 6.279 1 .012
Fisher's Exact Test .021 .011
Linear-by-Linear Association
6.121 1 .013
N of Valid Cases 162
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.50. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for usia
menarche (< 10 tahun / > 10 tahun)
2.679 1.210 5.932
For cohort mioma uteri = ya
1.528 1.137 2.054
For cohort mioma uteri = tidak
.570 .341 .953
(58)
Crosstabs
Hubungan siklus menstruasi * mioma uteri
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent siklus menstruasi * mioma
uteri
162 100.0% 0 .0% 162 100.0%
siklus menstruasi * mioma uteri Crosstabulation Count
mioma uteri
Total ya tidak
siklus menstruasi tidak terganggu 31 52 83 terganggu 50 29 79
Total 81 81 162
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 10.896a 1 .001
Continuity Correctionb 9.883 1 .002 Likelihood Ratio 11.021 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association
10.828 1 .001
N of Valid Cases 162
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39.50. b. Computed only for a 2x2 table
(59)
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for siklus
menstruasi (tidak terganggu / terganggu)
.346 .183 .654
For cohort mioma uteri = ya
.590 .426 .817
For cohort mioma uteri = tidak
1.707 1.222 2.383
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Raskita Saragih
Tempat/Tanggal Lahir : Sinar gunung, 06 - 12 - 1989 Agama : Kristen khatolik
Alamat : JL. Pasar 6 Sampali Riwayat Pendidikan :
1995 – 2001 : SD GKPS SINAR GUNUNG
2001 – 2004 : SLTP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN 2004 – 2007 : SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
2008 - 2011 : AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN 2012 - 2013 : D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Raskita Saragih
Tempat/Tanggal Lahir : Sinar gunung, 06 - 12 - 1989 Agama : Kristen khatolik
Alamat : JL. Pasar 6 Sampali
Riwayat Pendidikan :
1995 – 2001 : SD GKPS SINAR GUNUNG
2001 – 2004 : SLTP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN 2004 – 2007 : SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
2008 - 2011 : AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN
2012 - 2013 : D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN USU