Dukungan Keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang Dukungan
keluarga dengan mengkategorikan dukungan keluarga dalam tiga tingkatan yaitu rendah,
sedang dan tinggi dalam pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli .
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dukungan keluarga yang diberikan
oleh keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli. Adapun
kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Dukungan keluarga
dalam pemanfaatan
posyandu lansia
1. Dukungan
informasional
2. Dukungan
emosional
3. Dukungan
instrumental
4. Dukungan

penilaian

Rendah
Sedang
Tinggi

22

Universitas Sumatera Utara

3.2 Defenisi Operasional

No

1

Defenisi
Alat Ukur
Operasional
Dukungan Dukungan

Kuesioner
keluarga
yang
dalam
diberikan
pemanfaata
oleh pihak
n posyandu
keluarga
lansia
kepada
lansia
dalam
pemanfaata
n posyandu
lansia
sehingga
lansia
merasa
nyaman,

diperhatikan
dan
dihargai,
berupa
dukungan
informasion
al,
penilaian,
instrumental
,dan
emosional
Variabel

a.Dukungan
informasion
l yang
diberikan
oleh
keluarga
berupa

pemberian
informasi
terkait
dengan

Kuesiner

Cara Ukur
Kuesioner
tentang
dukungan
keluarga yang
terdiri dari 24
pernyataan
dalam bentuk
skala
likert
yaitu selalu=
4, sering = 3,
jarang = 2,

dan
tidak
pernah = 1

Kuesioner
tentang
dukungan
keluarga yang
terdiri dari 24
pernyataan
dalam bentuk
skala
likert
yaitu selalu=
4, sering = 3,
jarang = 2,

Hasil
Skala
Ukur

Ordinal
Rendah
= 32- 53
Sedang
= 54 - 75
Tinggi =
76 – 96

Rendah
= 8 - 13

Ordinal

Sedang
= 14 - 19
Tinggi =
20 – 24
Rendah
= 8 - 13
Sedang


Universitas Sumatera Utara

2

3

pemanfaata
n posyandu
lansia

dan
tidak = 14 - 19
pernah = 1
Tinggi =
20 – 24

Kuesioner
b.
Dukungan

penilian
dukungan
yang
diberikan
oleh
keluarga
berupa
penghargaa
n
seperti
membantu
meningkatk
an strategi
koping
lansia
dengan
strategistrategi
alternatif
berdasarkan
pengalaman

yang
berfokus
pada aspekaspek yang
positif

Kuesioner
tentang
dukungan
keluarga yang
terdiri dari 24
pernyataan
dalam bentuk
skala
likert
yaitu selalu=
4, sering = 3,
jarang = 2,
dan
tidak
pernah = 1


Rendah
= 8 - 13

Kuesioner
c.
Dukungan
instrumental
dukungan
yang
diberikan
oleh
keluarga
berupa
pemenuhan

Kuesioner
tentang
dukungan
keluarga yang

terdiri dari 24
pernyataan
dalam bentuk
skala
likert
yaitu selalu=
4, sering = 3,

Rendah
= 8 - 13

Ordinal

Sedang
= 14 - 19
Tinggi =
20 – 24

Ordinal

Sedang
= 14 - 19
Tinggi =
20 – 24

Universitas Sumatera Utara

fasilitas
yang
mendukung
untuk
meningkata
n kesehatan
lansia
seperti
membantu
pekerjaan
sehari-hari,
menyampai
kan pesan,
menyediaka
n
transportasi,
menjaga
dan
merawat
saat
sakit
ataupun
mengalami
depresi
yang dapat
membantu
memecahka
n masalah

4

d.
Dukungan
emosional
dukungan
yang
diberikan
oleh
keluarga
berupa
perhatian,
kasih
sayang dan
cinta
kepada

jarang = 2,
dan
tidak
pernah = 1

Kuesioer

Kuesioner
tentang
dukungan
keluarga yang
terdiri dari 24
pernyataan
dalam bentuk
skala
likert
yaitu selalu=
4, sering = 3,
jarang = 2,
dan
tidak
pernah = 1

Rendah
= 8 - 13

Ordinal

Sedang
= 14 - 19
Tinggi =
20 – 24

Universitas Sumatera Utara

lansia
tentang
pemanfaata
n psoyandu
lansia

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian
Pada penelitian

ini menggunakan

metode

penelitian

deskriptif kuantitatif.

Notoatmodjo (2012) memaparkan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu metode
penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan yang terjadi di dalam
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dukungan keluarga tentang
pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli.
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah keluarga
dari lanjut usia yang dibina di posyandu lansia Puskesmas Medan Deli. Penentuan populasi
diambil berdasarkan data yang diperoleh dari petugas posyandu lansia dengan jumlah lansia
sebanyak 240 lansia di Puskesmas Medan Deli.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel yang dijadikan
sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi
kecil atau lebih kecil dari 10.000 yang dikutip dari Notoatmodjo (2012), adalah sebagai
berikut:
n=
Keterangan :
N = Besar populasi

Universitas Sumatera Utara

n = Besar sampel
d = tingkat ketepatan/kepercayaan yang diinginkan (0,1)
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
n=
n=
n=

= 70,588 di bulatkan menjadi 71 orang.
4.2.3 Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Accidental

sampling dengan penetapan memilih respoden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
tempat sesuai dengan konteks penelitian . (Notoatmodjo, 2012)
Kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti adalah keluarga yang memiliki atau
merawat lansia, keluarga yang bersedia mengisi kuesioner dan menjadi responden.
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Puskesmas Medan Deli. Adapun alasan
memilih Puskesmas Medan Deli sebagai lokasi penelitian yaitu karena program Puskesmas
Medan Deli bagi lansia berjalan rutin setiap bulannya dan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Medan Deli

mayoritas berusia lanjut. Jumlah lansia yang aktif mengikuti

program posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli lebih dari 60 orang. Penelitian ini
dilaksanakan selama sepuluh bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober tahun 2016 sampai
dengan bulan Juli tahun 2017. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai bulan
Mei 2017.
4.4 Pertimbangan Etik
Pertimbangan etik dimulai dari proses administrasi penelitian yaitu setelah mendapat
persetujuan dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan izin dari Dinas

Universitas Sumatera Utara

Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli, selanjutnya
peneliti melakukan beberapa langkah-langkah penelitian mulai dari pertimbangan etik
penelitian yang meliputi: persetujuan dari responden penelitian (Informed Consent), lembar
persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang sesuai dengan kriteria
inklusi yang telah ditetapkan dan disertai judul penelitian, bila responden tidak bersedia
menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden.
Penelitian dilakukan dengan rahasia (Anomity), dan untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden, maka waktu penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi
lembar tersebut diberikan kode penelitian (Confidentiality), kerahasian informasi responden
dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian. Penelitian ini tidak menyakiti aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual dari
responden.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun sendiri
oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang berisikan pernyataan yang harus dijawab
responden. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu instrumen pertama tentang data
demografi, instrumen kedua adalah kuesioner tentang dukungan

keluarga tentang

pemanfaatan posyandu lansia.
Instrumen data demografi berisi pertanyaan tentang usia, hubungan dengan lansia, jenis
kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan riwayat penyakit lansia.
Instrumen penelitian tentang dukungan keluarga pada lansia tentang pemafaatan
posyandu lansia

dari 24 pernyataan dengan pembagian 6 pernyataan pada kuesioner

dukungan keluarga penilaian dimana keseluruhannya merupakan pernyataan positif; 6
pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga instrumental dimana terdapat 6 pernyataan
yang merupakan pernyataan positif; 6 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga

Universitas Sumatera Utara

informasional dimana terdapat 6 pernyataan yang merupakan pernyataan positif; 6 pernyataan
pada kuesioner dukungan keluarga emosional dimana keseluruhannya 6 pernyataan
merupakan pernyataan positif

yaitu Kuesioner dukungan keluarga diidentifikasikan

berdasarkan konsep dari Caplan pada tahun 1976 dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Penelitian dengan menggunakan skala likert yaitu untuk penilaian dukungan
keluarga yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang meliputi empat komponen dukungan
keluarga yang diterima oleh lansia berupa dukungan emosional, dukungan informasi,
dukungan instrumental, dan dukungan penilaian. Kuesioner ini disusun dalam bentuk
pernyataan positif dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari selalu (SL), sering (SR),
kadang-kadang (KD), tidak pernah (TD). Pertanyaan-pertanyaan positif terdapat pada nomor
1-24. Skor nilai yang diberikan untuk setiap pertanyaan 1 sampai 4, dimana jawaban selalu
(SL) nilai 4, sering (SR) nilai 3, kadang-kadang (KD) nilai 2, tidak pernah (TD) nilai 1.
Dengan total skor 32-96. Semakin tinggi jumlah skor maka dukungan keluarga semakin baik.
Dukungan keluarga terhadap lansia akan dikategorikan berdasarkan rumus
statistika menurut Hidayat (2009).

Rentang kelas
Panjang kelas (i) =
Banyak Kelas

Dimana i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah). Dan hasil skoring dukungan keluarga nilai tertinggi 96
dan nilai terendah adalah 32, maka rentang kelas adalah 64 dengan 3 kategori banyak kelas,
sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 21. Data untuk kuesioner dukungan keluarga

Universitas Sumatera Utara

(KDK) dikategorikan sebagai berikut: 32-53 adalah dukungan keluarga rendah, 54-75 adalah
dukungan keluarga sedang dan 76-96 adalah dukungan keluarga tinggi.
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
4.6.1

Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur atau instrumen itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas yang
digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana instrumen penelitian
memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu.
Uji validitas dilakukan dengan cara mengoreksi instrumen penelitian oleh orang yang
berkompeten di bidang komunitas.Uji validitas dilakukan oleh dosen yang ahli dalam
bidang keperawatan komunitas di Fakultas Keperawatan USU yaitu ibu Evi Karota S.Kp.
MNS. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang
lebih efektif untuk mempermudah responden memahami kalimat dalam instrumen
tersebut. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan nilai CVI adalah 1. Hal ini
berarti instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah valid.
4.6.2

Reliabilitas
Reliabilitas sebagai pemeriksaan pendahuluan sebelum melakukan penelitian,

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat ukur yang
baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali
pada kelompok sampel yang sama.
Uji realibilitas ini dilakukan pada 30 responden yang berbeda dari Puskesmas
Medan Deli. Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji reliabilitas

Universitas Sumatera Utara

instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang
sama. Jika hasil yang diperoleh dianalisa melalui program komputerisasi dengan
menggunakan formula cronbach’s alpha. Maka hasil uji reliabilitas dengan cronbach alpha
didapat

0,916.

Kuesioner

dikatakan

reliabel

jika

hasil

uji

reliabilitasnya

>0,7

(Arikunto,2005).
4.7 Pengumpulan data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal peneliti
mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas
Keperawatan USU) kemudian mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk meneliti di Posyandu Lansia Puskesmas Medan
Deli. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria insklusi yang telah
ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada
responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi
calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani informed consent. Pengisian
kuesioner dilakukan dengan cara peneliti membacakan isi kuesioner kepada responden dan
responden menjawab pernytaan. Jawaban yang diberikan oleh responden juga disesuaikan
peneliti dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat pengisian kuesioner
berlangsung dan selanjutnya peneliti menandai jawaban yang diberikan responden di lembar
kuesioner. Selesai pengisian, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika data yang kurang
lengkap, data dapat langsung dilengkapi selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.
4.8 Analisa data
Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan melalui
beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data
yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan
analisa data. Kemudian memasukkan (entry) data ke dalam komputer dan dilakukan

Universitas Sumatera Utara

pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Dilakukan dengan pengolahan data
dengan menggunakan program komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara
univariat, dimana data univariat untuk menampilkan data demografi yang terdiri dari tentang
usia, hubungan dengan lansia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan riwayat
penyakit lansia, dan dukungan keluarga dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengambarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dari 26
April 2017- 18 Mei 2017 dengan jumlah responden sebanyak 71 orang. Penyajian data
meliputi karakteristik data demografi responden dan deskripsi dukungan keluarga dalam
pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas Medan deli.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik data demografi dukungan keluarga dalam pemanfaatan
posyandu di puskesmas Medan Deli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
hubungan responden dengan lansia adalah anak kandung sebanyak 41 orang ( 57,7%),
Mayoritas usia responden ada pada kelompok usia 22-32 tahun sebanyak 36 orang (50,7 %) ,
responden wanita lebih banyak sebanyak 47 orang (66,2%) daripada pria sebanyak 24 orang
(33,8%). Mayoritas suku terbanyak adalah suku jawa sebanyak 28 orang (39,4%).
Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan terakhir respoden terbanyak adalah
pendidikan SMA sebanyak 29 orang (40,8%) dan mayoritas pekerjaan responden ialah
wiraswasta sebanyak 42 orang (59,2%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1.1 distribusi frekuensi karakteristik data demografi dukungan keluarga
dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli tahun 2017(n=71).
Variabel

Jumlah (n)

Persentase (%)

12-22 tahun

15

21,1

23- 32 tahun

36

50,7

33-42 tahun

9

12,7

>43 tahun

11

15,5

Laki-laki

24

33,8

Perempuan

47

66,2

Anak kandung

41

57,7

Menantu

16

22,5

Cucu

9

12,7

Suami/istri

5

7,0

Batak

3

4,2

Melayu

23

32,4

Jawa

28

39,4

Padang

6

8,5

11

15,5

SD

13

18,3

SMP

26

36,6

Umur

Jenis kelamin

Hubungan dengan lansia

Suku

Dll

Tingkat Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

SMA

29

40,8

PT

3

4,2

PNS

3

4,2

WIRASWASTA

42

59,2

Tidak bekerja/IRT

26

36,6

Ada

42

59,2

Tidak ada

29

40,8

Pekerjaan

Riwayat penyakit lansia

5.1.2 Gambaran Dukungan keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas
Medan Deli
Berdasarkan dari71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan keluarga
yang diberikan oleh keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
dikategorikan pada kategori sedang, yaitu sebanyak 37 responden (52.1%).
Gambaran umum dari komponen dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada
lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dijelaskan seperti berikut ini.
a. Dukungan Informasional Keluarga
Berdasarkan

71 responden

yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan

informasionalyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
dikategorikan sedang sebanyak 52 responden (73,2%).

Universitas Sumatera Utara

b. Dukungan Emosional Keluarga
Berdasarkan

71

responden

yang

diteliti

menunjukkan

bahwa

dukungan

emosionalyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia sudah
baik dikategorikan tinggi sebanyak 34 responden (47,9%).
c. Dukungan Instrumental Keluarga
Berdasarkan

71 responden

yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan

instrumentalyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 43 responden (60,6%).

d. Dukungan Penilaian Keluarga
Berdasarkan 71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan penilaianyang
diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dikategorikan sedang
sebanyak 35 responden (49,3%).
Untuk lebih lengkap, hasil dari dukungan keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Dalam
Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Rendah

1

1,4

Sedang

37

Tinggi

33

46,5

Total

71

100

52,1

Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Gambaran Dukungan Informasional Keluarga pada Lansia dalam pemanfaatan
posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan informasional yang
diberikan oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 56 responden (78,9%)
menjawab bahwa keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap mengikuti kegiatan
posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohanidan sebanyak 54 responden (76,1%)
menjawab bahwa ketika lansia mengeluhkan keinginan untuk tidak mau mengikuti kegiatan
di posyandu lansia, maka keluarga sering memberikan nasehat agar lansia tetap mau
mengikuti kegiatan di posyandu lansia Puskesmas Medan Deli.
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang
Dukungan Informasional Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
informasional

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Rendah

8

11,3

Sedang

52

Tinggi

11

15,5

Total

71

100

73,2

Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Gambaran Dukungan Emosional Keluarga pada Lansia dalam pemanfaatan posyandu
lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan emosional yang diberikan
oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 61 responden (85,9%) menjawab
ketika lansia mulai bosan mengikuti posyandu lansia maka keluarga sering memberikan
semangat agar lansia tetap mengikuti posyandu lansia dan sebanyak 50 responden (70,4%)
menjawab saat lansia takut mengikuti pemeriksaan rutin di posyandu lansia maka keluarga
sering mendampingi agar lansia tetap nyaman di dalam melakukan pemeriksaan rutin di
posyandu lansia Puskesmas Medan Deli.
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang
Dukungan Emosional Keluarga Pada lansia dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
emosional

Frekuensi (n)

Rendah

4

5,6

Sedang

33

46,5

Tinggi

34

47,9

Total

71

Persentase (%)

100

5.1.5 Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga pada Lansia dalam Pemanfaatan Posyandu
Lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan instrumentalyang diberikan
oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 40 responden (56,3%) menjawab

Universitas Sumatera Utara

bahwa saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering membawa lansung lansia berobat,
dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah sesuai dengan kesehatan lansia saat
setelah melakukan pemeriksaan rutin dan sebanyak 39 responden (54,9%) menjawab
keluarga menemani lansia saat lansia melakukan kegiatan olahraga pagi, seperti jalan pagi,
jogging, dan melakuka pekerjaan rumah.
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang
Dukungan Instrumental Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
instrumental

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Rendah

3

4,2

Sedang

43

Tinggi

25

35,2

Total

71

100

60,6

5.1.6 Gambaran Dukungan Penilaian Keluarga pada Lansia dalam PemanfaatanPosyandu
Lansia Di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan penilaian yang diberikan
oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 50 responden (70,4%) menjawab
keluarga merasa senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan sebanyak 42
responden (59,2%) menjawab bahwa keluarga sering menganggap pentingnya lansia
mengikuti kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang
Dukungan Penilaian Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
penilaian

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Rendah

2

2,8

Sedang

35

Tinggi

34

47,9

Total

71

100

49,3

5.2 Pembahasan
5.2.1 Dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas Medan deli
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga dalam
pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli adalah sedang yaitu sebanyak 37
responden (52.1%).Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan dian puspita dkk
(2014), dimana lansia yang mendapatkan dukungan dalam pemanfaatan posyandu lansia di
kategorikan sedang. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa keluarga sudah memberikan
dukungan pada lansia dalam memanfaatan posyandu lansia seperti sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggotanya, walaupun beberapa keluarga lansia masih bekerja
dan sering tidak mengantarkan lansia ke posyandu lansia. Anggota keluarga dipandang
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan, dalam hal ini dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam

Universitas Sumatera Utara

pemanfaatan posyandu lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia serta membantu
keberhasilan suatu tindakan pengobatan (Setiadi, 2008). Hal ini sesuai dengan dukungan
yang diberikan oleh keluarga lansia dengan hasil responden usia keluarga lansia sebanyak 36
keluarga lansia yang berada pada masa remaja akhir ke tingkat masa dewasa awal (
Departemen Kesehatan, 2009)
5.2.2 Dukungan Keluarga Informasional dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga informasional
adalah sedang sebanyak 52 respoden (73,2%). Dan hasil menunjukkan bahwa 56 responden
(78,9%) menjawab bahwa keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap mengikuti
kegiatan posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohani dan sebanyak 54 responden
(76,1%) menjawab bahwa ketika lansia mengeluhkan keinginan untuk tidak mau mengikuti
kegiatan di posyandu lansia, maka keluarga sering memberikan nasehat agar lansia tetap mau
mengikuti kegiatan di posyandu lansia, dan sebanyak 47 responden (66,2%) mengatakan
Keluarga memberikan informasi pada lansia bahwa manfaat dari posyandu lansia adalah
untuk mendeteksi dini penyakit atau ancaman kesehatan yang diderita. Dari hasil diatas nilai
tertinggi terdapat pada pernyaatan keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap
mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohani. Hal ini dapat
diartikan bahwa keluarga turut memberikan komunikasi dan tanggung jawab bersama,
termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan,
saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh lansia (friedman, 2010).
5.2.3 Dukungan Keluarga Emosional dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga Emosional adalah
tinggi sebanyak 34 respoden (47,9%). Dan hasil menunjukkan bahwa 61 responden (85,9%)
menjawab ketika lansia mulai bosan mengikuti posyandu lansia maka keluarga sering
memberikan semangat agar lansia tetap mengikuti posyandu lansia dan sebanyak 50

Universitas Sumatera Utara

responden (70,4%) menjawab saat lansia takut mengikuti pemeriksaan rutin di posyandu
lansia maka keluarga sering mendampingi agar lansia tetap nyaman di dalam melakukan
pemeriksaan rutin di posyandu lansia, sebanyak 46 responden ( 64,8%) mengatakan sering
mendengarkan lansia saat lansia berbicara tentang kegiatannya selama mengikuti posyandu
lansia, sebanyka 43 responden (60,6%) mengatakan keluarga sering memberikan rasa percaya
pada lansia saat lansia mulai tidak percaya diri dalam berkomunikasi saat mengikuti
posyandu lansia, 39 responden (54,9%) mengatakan keluarga memberikan semangat dan
motivasi dalam membuat hasil keterampilan di posyandu lansia, dan sebanyak 30 responden
(42,3%) mengatakan keluarga sering memberikan rasa senang saat lansia dapat membuat
kerajinan atau keterampilan. Dari hasil diatas didapat nilai tertinggi ketika lansia mulai bosan
mengikuti posyandu lansia maka keluarga sering memberikan semangat agar lansia tetap
mengikuti posyandu lansia, hal ini berkaitan dengan Dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk
semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa
berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan
memberikan semangat (friedman, 2010).
5.2.4 Dukungan Keluarga Instrumental dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga instrumental adalah
sedang sebanyak 43 respoden (60,6%). Dan hasil menunjukkan bahwa hasil menunjukkan 40
responden (56,3%) menjawab bahwa saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering
membawa langsung lansia berobat, dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah
sesuai dengan kesehatan lansia saat setelah melakukan pemeriksaan rutin dan sebanyak 39
responden (54,9%) menjawab keluarga menemani lansia saat lansia melakukan kegiatan
olahraga pagi, seperti jalan pagi, jogging, dan melakuka pekerjaan rumah, 28 responden
(39,4%) mengatakan keluarga sering mengingatkan jadwal kegiatan lansia dalam mengikuti

Universitas Sumatera Utara

kegiatan posyandu lansia, dan sebanyak 24 responden (33,8%) mengatakan keluarga sering
menemani lansia dalam kegiatan rekreasi yang diadakan posyandu lansia. Dari hasil diatas
didapat nilai tertinggi keluarga mengatakan saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering
membawa langsung lansia berobat, dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah
sesuai dengan kesehatan lansia saat setelah melakukan pemeriksaan rutin. Hal ini berkaitan
dengan keluarga yang segera membawa lansia berobat serta menjaga pola makan lansia
dirumah sesuai kesehatan lansia maka dukungan yang diberikan keluarga pada lansia dalam
merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah memberikan pelayanan dengan sikap
menerima kondisinya. (Kuntjoro, 2002).
5.2.5 Dukungan Keluarga penilaian dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga penilaian adalah
sedang sebanyak 35 respoden (49,3%). Dan hasil menunjukkan bahwa bahwa 50 responden
(70,4%) menjawab keluarga merasa senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu
lansia dan sebanyak 42 responden (59,2%) menjawab bahwa keluarga sering menganggap
pentingnya lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia, 41 responden (57,7%) mengatakan
keluarga sering memberikan dukangan pada lansia untuk tetap mengikuti penyuluhan yang
diadakan di puskesmas, 39 responden (54,9%) mengatakan keluarga menginginkan lansia
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia dan keluarga sering
mendiskusikan hasil kerajinan tangan lansia saat diposyandu lansia, dan sebanyak 36
responden (50,7%) keluarga mengatakan senang saat lansia melakukan pemeriksaan rutin di
posyandu lansia. Dari hasil diatas didapat nilai tertinggi adalah keluarga keluarga merasa
senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, hal ini berkaitan dengan
keluarga memberikan feedbackyang baik pada kegiatan lansia di posyandu lansia saat lansia
aktif mengikuti kegiatan dan dapat memberikan koping yang baik bagi kesehatan lansia.

Universitas Sumatera Utara

Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang
positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang
masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,
penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif
seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu ( Friedman, 2010).

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dukungan yang diberikan keluarga
dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli dengan jumlah responden 71
orang.
Hasil penelitian untuk dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada lansia
dalam pemanfaatan posyandu lansia dikategorikan sedang (52,1%). Sementara untuk
komponen dukungan keluarga yang paling tinggi adalah dukungan emosional yang
dikategorikan tinggi (47,9%) dan ketiga dukungan lainnya seperti dukungan informasional,
dukungan instrumental dan dukungan penilaian dikategorikan sedang, namun dari hasil
persentasenya di dapatkan dukungan penilaian merupakan dukungan keluarga yang terendah
yaitu masih dalam kategori sedang (49,3%). Hasil ini tidak dipengaruhi dari hasil
karakteristik responden penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah anak
kandung dari lansia, yang berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia 23-32 tahun,
berasal dari suku jawa, berpendidikan SMA, anggota keluarga bekerja dan lansia mempunyai
penyakit. Dan dari hasil perbincangan dengan beberapa keluarga lansia mengatakan sangat
senang adanya program yang diadakan di posyandu lansia, karena dapat memberikan
informasi yang baik tentang kesehatan lansia dirumah.
6.2 Saran
6.2.1 Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pelayanan keperawatan lansia di
Puskesmas Medan Deli dalam memberikan dan mengoptimalkan kegiatan- kegiatan dalam
posyandu lansia agar keluarga semakin mendukung adanya pemanfaatan posyandu lansia.
6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Saran untuk pendidikan keperawatan, khususnya perawat komunitas yang bertugas di
Puskesmas, diharapkan dapat melakukan lebih banyak penyuluhan kesehatan kepada
keluarga maupun lansianya agar mereka mengetahui banyak informasi terkait kesehatan
khususnya di kegiatan posyandu lansia. Selain itu, diharapkan perawat komunitas dapat terus
mengaktifkan puskesmas dan kegiatan-kegiatannya menjadi semakin baik, karena ketika
proses pengumpulan data, sebagian besar lansia sudah sering ke puskesmas namun masih ada
beberapa keluarga yang jarang mengetahui tentang kegiatan yang dilakukan di posyandu
lansia Padahal, kegiatan-kegiatan di posyandu maupun pemeriksaan kesehatan dapat
meningkatkan derajat kesehatan, tak terkecuali bagi lansia yang sudah mengalami penurunan
fungsi organ tubuh.
6.2.3 Peneliti Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya, karena keterbatasan peneliti dalam penentuan
responden dalam mengisi kuesioner sehingga mengurangi kejujuran responden dalam
menjawab kuesioner maka diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan kesempatan
langsung pada lansia dalam mengisi kuesioner dan dapat meneliti mengenai hubungan
dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia agar menjadi lebih spesifik lagi.

Universitas Sumatera Utara