Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana
posyandu lansia (ruang pemeriksaan, alat kesehatan dan laboratorium sederhana) dan
pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian
Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan dengan
pertimbangan hanya 11,2% lanjut usia yang memanfaatkan posyandu lansia
(Puskesmas Helvetia Kota Medan, 2011). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari sampai Agustus 2012.

3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdaftar dalam data
posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan yang berjumlah
1962 jiwa (Puskesmas Helvetia Kota Medan, 2011). Sampel dalam penelitian ini
adalah lansia yang terdaftar dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota

Medan, berjumlah 131 orang lansia. Besar sampel (menurut Lemeshow) yang dikutip
Hidayat (2007), sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

n

= besar sampel minimal

Z1-α/2 = nilai deviasi standar pada α 5% sebesar 1, 96
Z1-β
Po

= nilai deviasi standar pada β 10% sebesar = 1, 28
= proporsi lansia yang memanfaatkan posyandu lansia = 0,112 ( Puskesmas
Helvetia, 2011)

Pa

= proporsi lansia yang diharapkan memanfaatkan posyandu lansia= 0,212


Pa-Po = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi
0, 212-0,112 = 0,10

n= 131 orang
Untuk pengambil sampel dari masing-masing posyandu dilakukan secara
proporsional sebanding dengan populasi yang tersebar di 10 posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan. Distribusi besar sampel dari masingmasing posyandu lansia seperti terlihat pada tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Distribusi Besar Sampel Berdasarkan Posyandu
No

Posyandu Lansia

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mawar
Mekar Sari
Seroja Indah
Melati Putih
Akasia
Kenanga
Sei Sikambing CII
Santo Paulus
Melati VIII
Melati VII

Jumlah Lansia


150/1962x131
199/1962x131
202/1962x131
242/1962x131
153/1962x131
146/1962x131
325/1962x131
247/1962x131
153/1962x131
145/1962x131
Total sampel

Lansia yang
hadir pada
saat posyandu

45 orang
45 orang
55 orang
55 orang

43 orang
45 orang
65 orang
178 orang
40 orang
40 orang

Besar sampel

10
13
13
16
10
10
22
17
10
10
131


Metode penarikan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling yaitu
pengambilan sampel dari lanjut usia yang datang memanfaatkan posyandu lansia
yang memenuhi syarat penelitian yaitu umur lansia 60 tahun keatas pada tempat
pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Helvetia kota Medan yaitu 131
orang lanjut usia.

3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung terhadap
responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah disusun dan
mengacu pada variabel yang diteliti .

Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas dan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan, seperti (nama, umur, pendidikan dan pekerjaan
lansia).


3.4.3 Uji validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu diuji coba pada lansia yang
mempunyai karakteristik yang sama dengan responden di posyandu lansia di wilayah
Puskesmas Sei Agul. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu
ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat
ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total
variabel yang ditunjukkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation masingmasing butir pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas variabel terlihat hasil korelasi diketahui bahwa
semua item mempunyai Corrected Item-Total Correlation > 0,361 maka dapat
dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam
pengumpulan data penelitian, dapat dilihat pada Tabel 3.2

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan dan Sikap Lansia terhadap
Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kota Medan
No
1


2

Variabel
Pengetahuan
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10
Sikap
Item1
Item2
Item3
Item4

Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

0,872
0,480
0,748
0,713
0,502
0,685
0,798
0,736
0,917

0,479

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,884
0,885
0,463
0,547
0,885
0,468
0,651

0,519
0,913
0,527

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi jawaban. Pertanyaan
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu kewaktu. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks
reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui
reliabilitas dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60 (Riduwan, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel perilaku lanjut usia (pengetahuan,
sikap) terlihat nilai Cronbach’s Alpha > 0,361 (r tabel) maka kuesioner tersebut
dikatakan reliabel, dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan dan Sikap lanjut Usia
terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan
No
1
2

Variabel
Pengetahuan
Sikap

Cronbach’s Alpha
0,773
0,771

Keterangan
Reliabel
Reliabel

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada pengetahuan, sikap lanjut usia di
wilayah kerja Puskesmas Sei-Agul Kota Medan sebanyak 30 orang.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1

Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan posyandu lansia.

3.5.2

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah ketersediaan sarana dan perilaku lansia.

3.5.3

Defenisi Operasional

1. Pemanfaatan posyandu lansia adalah tindakan lansia dalam memanfaatkan
posyandu lansia setiap bulan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
0. Memanfaatkan : Bila responden memanfaatkan posyandu lansia
( ≥ 4 kali) dalam 1 tahun terakhir.
1. Tidak memanfatkan: Bila responden memanfaatkan posyandu lansia < 4
kali dalam 1 tahun terakhir

Universitas Sumatera Utara

2. Ketersediaan Sarana Puskesmas
a. Ruang pemeriksaan : persepsi lansia tentang ada tidaknya tersedia ruang
pemeriksaan fisik bagi lansia saat pelayanan posyandu lansia dilaksanakan.
Kategori ruang pemeriksaan:
1. Tersedia lengkap bila, terdapat tempat atau pun ruangan khusus (meja,
kursi, timbangan berat badan, tensi meter beserta alat tulis yang
diperlukan
2. Tidak tersedia lengkap bila, tidak ada ruangan khusus (meja, kursi
timbangan berat badan, tensi meter beserta alat tulis yang diperlukan)
3. Alat kesehatan adalah : persepsi lansia tentang ada tidaknya alat-alat kesehatan
yang di pergunakan oleh tenaga kesehatan pada posyandu lansia untuk memeriksa
keadaan fisik dan mengobati penyakit yang diderita lansia saat posyandu lansia
berlangsung
Kategori alat kesehatan :
1.

Tersedia lengkap

bila, ada tensimeter, Hb sahli, timbangan berat

badan, alat periksa gula darah, alat periksa asam urat,alat periksa
kolesterol, KMS lansia dan obat- obatan.
2. Tidak tersedia lengkap bila, tidak ada salah satu alat kesehatan berupa
tensimeter, Hb sahli, timbangan berat badan, alat periksa gula darah,
alat periksa asam urat, alat periksa kolesterol, KMS lansia dan obat obatan.

Universitas Sumatera Utara

b. Laboratorium sederhana adalah : persepsi lansia tentang ada tidaknya tersedianya
tempat, ruangan dan alat laboratorium (pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
asam urat, pemeriksaan kolesterol) yang dipergunakan untuk mendeteksi adanya
penyakit degeneratif pada lansia.
Kategori laboratorium sederhana :
1. Tersedia lengkap bila, ada alat periksa gula, alat periksa asam urat dan
alat periksa kolesterol.
2. Tidak tersedia lengkap bila, tidak ada alat periksa gula, alat periksa
asam urat dan alat periksa kolesterol.
4. Pengetahuan lansia adalah tingkat pengetahuan lansia tentang pemanfaatan
posyandu lansia yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
meliputi sasaran, kegiatan dan jenis pelayanan yang dielenggarakan di posyandu
lansia. Pengetahuan diukur dengan 10 pertanyaan, jawaban yang benar diberi
nilai 1 dan yang salah di beri nilai 0. Tingkat pengetahuan di bagi atas:
(Nursalam, 2008)
Kategori pengetahuan :
1. Baik apabila bobot nilai yang dicapai ≥ 76% total jawaban (skor 8-10)
2. Kurang apabila bobot nilai yang dicapai < 76% total jawaban (skor 0-7)
5. Sikap lansia adalah reaksi lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia yang
tersedia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan.
Kategori sikap :
1. Negatif

Universitas Sumatera Utara

2. Positif
Menurut Arikunto (2000) Untuk mengukur sikap lansia tentang pemanfaatan
posyandu disusun sebanyak 10 pertanyaan dimana skor tertinggi nilai 1 dan skor
terendah nilai 0, maka total skor untuk variabel sikap adalah 10, jadi :
1. Positif, jika jawaban responden memiliki total skor > 50% total skor (6-10)
2. Negatif, jika jawaban responden memiliki total skor ≤ 50 % total skor (0-5)

3.6. Metode Pengukuran
Tabel 3.4 Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur
Variabel
Pemanfaatan
posyandu lansia

Defenisi Operasional

Kategori

Tindakan lansia datang ke 0. Memanfaatkan ( 4 kali
posyandu
lansia
secara
dalam 1 tahun terakhir)
teratur untuk memperoleh 1. Tidak memanfaatkan (< 4
pelayanan kesehatan
Kali dalam 1 tahun
Terakhir

Ketersediaan
Sarana Puskesmas
a. Ruang
Tersedia
ruang/tempat 0. Tersedia lengkap, bila ter
pemeriksaan
pemeriksaan fisik bagi lansia
dapat ruang pemeriksaan
yang
memanfaatkan
fisik bagi lansia
posyandu lansia
1. Tidak tersedia lengkap bila,
tidak
ada
ruangan
pemeriksaan
b. Alat
kesehatan

Tersedianya alat kesehatan
yang dipergunakan oleh
tenaga kesehatan pada
posyandu lansia untuk
memeriksa keadaan fisik dan
mengobati penyakit yang di
derita lansia saat posyandu
lansia berlangsung

0. Tersedia lengkap, bila ada
tensi meter, Hb sahli,
timbang an berat badan,
alat periksa
kolesterol,
periksa asam urat,
KMS
lansia dan obat-obatan
1. Tidak tersedia lengkap bila,
tidak ada alat periksa
gula,alat periksa asam urat,
dan alat kolesterol

Skala
Ukur
Ordinal

Ordinal

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

c. Laboratorium

Tersedia tempat, ruangan 0. Tersedia lengkap bila, ada
dan alat laboratorium
alat periksa gula, alat periksa
(pemeriksaan gula darah,
asam urat dan alat periksa
pemeriksaan asam urat,
kolesterol
pemeriksaan kolesterol) yang 1. Tidak tersedia lengkap bila,
digunakan untuk mendeteksi
Hb sahli, timbangan berat
adanya penyakit degeneratif
badan, alat periksa
gula,
pada lansia
periksa asam
urat periksa
kolesterol, KMS lansia dan
obat- obatan.

Ordinal

Pengetahuan

Tingkat pengetahuan lansia
tentang pemanfaatan
posyandu lansia meliputi
sasaran, kegiatan dan jenis
pelayanan yang di
selenggarakan di posyandu

0. Baik, jika ≥ 76%
1. Kurang, jika < 76%

Ordinal

Sikap

Reaksi lansia terhadap
pemanfaatan posyandu
lansia yang tersedia di
wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Kota Medan

0. Positif (>50 %)
1. Negatif (≤ 50%)

Ordinal

3.7 Metode Analisis Data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran masing-masing
variabel, yang meliputi variabel independen (ketersediaan sarana: ruang pemeriksaan,
alat kesehatan, laboratorium sederhana), pengetahuan dan sikap serta variabel
dependen (pemanfaatan posyandu lansia)
2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan ketersediaan sarana
puskesmas (ruang pemeriksaan, alat kesehatan dan laboratorium sederhana),

Universitas Sumatera Utara

pengetahuan dan sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan dengan menggunakan statistik uji chi-square.

3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk menguji pengaruh ketersediaan sarana
puskesmas (ruang pemeriksaan, alat kesehatan dan laboratorium sederhana),
pengetahuan dan sikap terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan dengan menggunakan uji statistik Regresi Logistik
Ganda.
Alasan pemilihan uji statistik dengan menggunakan uji Regresi Logistik
Ganda dengan pertimbangan teknik analisis ini dapat memberikan jawaban mengenai
besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang berupa data
kategori dikotomi dengan taraf kepercayaan 95 %.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Helvetia terletak di Jl. Kemuning Medan Helvetia Kota Medan,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang

2. Sebelah Selatan

: Berbatasan dengan Kabupaten Medan Sunggal

3. Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah

4. Sebelah Barat

: Berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang

4.1.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Menurut Kelurahan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Pukesmas Helvetia Kota Medan adalah
Kelurahan Helvetia sebanyak 16.213 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 3.541,
Kelurahan Helvetia Tengah sebanyak 37.336 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
8.442 dan Kelurahan Helvetia Timur sebanyak 25.510 jiwa dengan jumlah KK
sebanyak 5.722, dan Kelurahan Sei Sikambing CII sebanyak 23.411 jiwa dengan
jumlah KK sebanyak4.339, Kelurahan Tanjung Gusta sebanyak 23.142 jiwa dengan
jumlah KK sebanyak 4.317 dan Kelurahan Cinta Damai

sebanyak 20.398 jiwa

dengan jumlah KK sebanyak 5.084, dan Kelurahan Dwi Kora sebanyak 23.411 jiwa
dengan jumlah KK sebanyak 3.588, seperti pada Tabel 4.1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1

Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan Menurut Kelurahan

No Kelurahan

Jumlah Penduduk (jiwa)

1
2
3
4
5
6
7

Helvetia
Helvetia Tengah
Helvetia Timur
Sei Sikambing C II
Tanjung Gusta
Cinta Damai
Dwi Kora
Jumlah
Sumber: Puskesmas Helvetia, 2011

Jumlah KK (jiwa)

16.213
37.336
25.510
23.411
20.398
23.142
16.242
162.252

3.541
8.442
5.722
4.339
4.317
5.084
3.588
35.033

4.1.2 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan
Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Swasta

: 4 buah

2. Rumah Bersalin

: 8 buah

3. Apotik

: 16 buah

4. Puskesmas Pembantu

: 2 buah

5. Praktik Dokter umum dan swasta

: 41 buah

6. Praktik Dokter gigi swasta

: 14 buah

7. Praktik Bidan

: 13 buah

4.1.3 Sarana Pendukung Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Kota Medan
Sarana pendukung kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Kota Medan adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Posyandu balita

: 55 buah

2. Posyandu Lansia

: 10 buah

3. Kader

: 275 orang

4. Kader patroli kesehatan

: 7 buah

4.1.4 Fasilitas di Puskesmas Helvetia Kota Medan
Puskesmas Helvetia dalam menjalankan semua program didukung oleh
berbagai fasilitas fisik, yang meliputi :
1. Gedung puskesmas permanen
2. Sumber daya manusia
3. Obat-obatan
4. Alat-alat kesehatan
5. Administrasi
6. Imunisasi
7. Sumber keuangan
4.1.5 Fasilitas Gedung Puskesmas Helvetia
Puskesmas Helvetia memiliki fasilitas gedung yang terdiri atas :
1. Ruang kamar dokter

: 1 buah

2. Poli gigi

: 1 buah

3. Ruang suntik

: 1 buah

4. Ruang obat

: 1 buah

5. Ruang KIA/KB dan imunisasi

: 1 buah

6. Ruang persalinan

: 1 buah

Universitas Sumatera Utara

7. Ruang kartu/loket

: 1 buah

8. Ruang rapat

: 1 buah

9. Ruang kapus

: 1 buah

10. Ruang tata usaha

: 1 buah

11. Ruang sanitasi

: 1 buah

12. Ruang Gizi

: 1 buah

13. Ruang P2P

: 1 buah

14. Laboratorium

: 1 buah

15. Ruang penyimpanan vaksin

: 1 buah

16. Kamar mandi

: 2 buah

17. Ruangan dapur

: 1 buah

4.1.6 Fasilitas Sumber Daya Manusia
Tenaga Medis/Non Medis di Puskesmas Helvetia Kota Medan jumlahnya 36
orang dengan rincian sebagai berikut :
1. Dokter umum

: 4 orang

2. Dokter gigi

: 2 orang

3. Bidan

: 6 orang

4. Perawat

: 10 orang

5. Perawat gigi

: 2 orang

6. Asisten apoteker

: 2 orang

7. Gizi

: 2 orang

8. Kesling

: 1 orang

Universitas Sumatera Utara

9. Analis

: 2 orang

10. SKM

: 5 orang

4.1.7

Distribusi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Menurut Kelurahan
Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan menurut

tempat posyandu adalah Posyandu Mawar sebanyak 150 orang, Posyandu Mekar Sari
sebanyak 199 orang, Posyandu Seroja Indah 202 orang, Melati Putih 242 orang,
Posyandu Akasia 153 orang, Posyandu Kenanga 146 orang, Posyandu Sei Sikambing
C II 325 orang, Posyandu Santo Paulus 247 orang, Posyandu Melati VIII 153 orang
dan Posyandu Melati VII sebanyak 145 orang seperti pada Tabel 4.2:
Tabel 4.2 Distribusi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Menurut Tempat Posyandu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Posyandu Lansia
Mawar
Mekar Sari
Seroja Indah
Melati putih
Akasia
Kenanga
Sei Sikambing C II
Santo Paulus
Melati VIII
Melati VII
Jumlah
Sumber :Puskesmas Helvetia,2011

Jumlah Lansia (orang)
150
199
202
242
153
146
325
247
153
145
1962

Universitas Sumatera Utara

4.1.8 Program yang Dilakukan Untuk Lansia di Puskesmas Helvetia Kota
Medan
Berdasarkan buku pedoman pembinaan kesehatan lansia bagi petugas
kesehatandan lanjut usia adalah:
1.

Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan kesehatan lanjut usia

2.

Melaksanakan penjaringan lansia resiko tinggi, pemeriksaan berkala lansia
dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikologis dan
bahaya yang dapat terjadi pada lansia

3

Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan perawatan bagi lansia.

4

Melaksanakan rujukan medis ke RS untuk pengobatan dan perawatan bagi
lansia.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lansia di Puskesmas

Helvetia terkait program lansia antara lain, pemeriksaan tekanan darah, pengobatan
umum, penyuluhan terkait penyakit yang dideritanya dan senam lansia.

4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Pemanfaatan Posyandu
Untuk melihat umur Lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
dapat dilihat pada Tabel 4.3 :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
No Pemanfaatan Posyandu Lansia
1 Memanfaatkan ≥ 4 kali
2 Tidak memanfaatkan
Jumlah

f
15
111
131

%
11,5
88,5
100,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pemanfaatan posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia

Kota Medan mayoritas

dengan tidak

memanfaatkan sebanyak 111 orang (88,5%) dan minoritas dengan memanfaatkan
posyandu lansia ≥ 4 kali sebanyak 15 orang (11,5%).
4.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi : umur,
pendidikan dan pekerjaan, dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan
No Variabel
Umur
1 60-74 tahun
2 ≥ 75 tahun
Pendidikan
1 SD
2 SMP
3 SMA
1
2
3

Pekerjaan
IRT
Pensiunan PNS
Dll (tidak mampu bekerja lagi)

f

%

121
10
f
26
62
43

92,4
7,6
%
19,9
47,3
32,8

f
42
14
75

%
32,1
10,7
57,3

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan mayoritas dengan umur 60-74 tahun sebanyak 121

Universitas Sumatera Utara

orang (92,4%) dan minoritas dengan umur ≥ 75 tahun sebanyak 10 orang (7,6%),
pendidikan lansia mayoritas dengan pendidikan SMP sebanyak 62 orang(47,3%) dan
minoritas dengan pendidikan SD sebanyak 26 orang (19,8%) dan pekerjaan lansia
dengan mayoritas dengan tidak mampu bekerja lagi sebanyak 75 orang (57,3%) dan
minoritas dengan pensiunan PNS sebanyak 14 orang ( 10,7%)
4.2.3 Ketersediaan Sarana Kesehatan
Ketersediaan sarana yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: ruang
pemeriksaan, alat kesehatan, laboratorium sederhana dapat dilihat pada tabel 4.5 :
Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

No Variabel
Ruangan Pemeriksaan
1 Tersedia lengkap
2 Tidak tersedia lengkap
Alat Kesehatan
1 Tersedia lengkap
2 Tidak tersedia lengkap
Laboratorium sederhana
1 Tersedia lengkap
2 Tidak tersedia lengkap

f

%

20
111

15,3
84,7

22
109

16,8
83,2

21
110

16,0
84,0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ruang pemeriksaan di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan mayoritas dengan tidak tersedia sebanyak 111
orang ( 84,7 %) dan minoritas dengan tersedia sebanyak 20 orang ( 15,3 %) dengan
alat kesehatan mayoritas dengan tidak tersedia sebanyak 109 orang (83,2%) dan
minoritas dengan tidak tersedia sebanyak 22 orang ( 16,8%). Laboratorium sederhana

Universitas Sumatera Utara

mayoritas dengan tidak tersedia sebanyak 110 orang ( 84,0%) dan minoritas dengan
tersedia sebanyak 21 orang (16,0%).
4.2.4 Pengetahuan Lansia
Perilaku lansia yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan dan
sikap.
4.2.4.1 Pengetahuan
Untuk melihat pengetahuan lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6 :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pertanyaan Pengetahuan Lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

No
1

2

3

Pengetahuan Lansia
Posyandu lansia adalah pelayanan terpadu untuk
lanjut usia dalam
mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan
kesehatan
bagi
lansia
di
selenggarakan melalui program puskesmas
dengan melibatkan peran serta lansia dan
keluarga.
Tujuan posyandu lansia adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia

Jawaban
Ya
Tidak
n
%
n
%
44 33,6
87
66,4

30

22,9

101

77,1

31

23,7

100

76,3

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4 (Lanjutan)

4

5

6
7
8

9
10

Posyandu lansia bertujuan untuk mencapai masa
tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat
Posyandu lansia berguna untuk meningkatkan
kemauan dan kesadaran lanjut usia untuk
membina sendiri kesehatannya
Posyandu lansia bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan dan peran keluarga serta masyarakat
Posyandu lansia membantu untuk mengatasi
masalah kesehatan lanjut usia
Posyandu lansia bermanfaat untuk meningkatkan
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
lanjut usia
Posyandu lansia dilakukan sekali dalam sebulan
KMS lansia adalah alat untuk memantau dan
menilai kemajuan kesehatan pribadi lanjut usia

38

29,0

93

71,0

38

29,0

93

71,0

40

30,5

91

69,5

31

23,7

100

76,3

37

28,2

94

71,8

45
42

34,4
32,1

86
89

65,6
67,9

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui
bahwa posyandu lansia adalah pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 44 orang (33,6%), pelayanan
kesehatan bagi lansia di selenggarakan melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta lansia dan

keluarga sebanyak 30 orang (22,9%), tujuan

posyandu lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut
usia sebanyak 31 orang (23,7%), posyandu lansia bertujuan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sebanyak
38 orang (29,05), posyandu lansia berguna untuk meningkatkan kemauan dan
kesadaran lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya sebanyak 38 orang
(29,0%), posyandu lansia bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan peran
keluarga serta masyarakat sebanyak 40 orang (30,5%), posyandu lansia membantu

Universitas Sumatera Utara

untuk mengatasi masalah kesehatan lanjut usia sebanyak 31 orang (30,5%), posyandu
lansia bermanfaat untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
lanjut usia sebanyak 45 orang (34,4%), posyandu lansia dilakukan sekali dalam
sebulan sebanyak 42 orang (32,1%), KMS lansia adalah alat untuk memantau dan
menilai kemajuan kesehatan pribadi lanjut usia sebanyak 42 orang (32,1%).
Hasil pengukuran pengetahuan lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Kota Medan kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan
No Pengetahuan
1 Baik
2 Buruk
Jumlah

f
64
67
131

%
48,9
51,1
100,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kategori pengetahuan lansia di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan mayoritas dengan pengetahuan buruk
sebanyak 67 orang (51,1%) dan minoritas dengan pengetahuan baik sebanyak 64
orang (48,9%).
4.2.4.2 Sikap
Untuk melihat sikap lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
dapat dilihat pada Tabel 4.8 :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pertanyaan Sikap Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

No

Sikap Lansia

1

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah
melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia
Pemeriksaan ke posyandu lansia tidak penting,
hanya mengganggu pekerjaan saya saja.
Posyandu lansia dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia.
Saya tidak mendukung kegiatan-kegiatan yang
ada di posyandu lansia.
Pemeriksaan di posyandu tidak penting
dilakukan karena saya hidup sehat.
Lebih senang berkunjung ke Balai Pengobatan
lain di banding datang ke posyandu lansia.
Keberadaan posyandu tidak ada manfaat bagi
saya.
Posyandu lansia dapat meningkatkan jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia.
Posyandu lansia sebaiknya dilakukan sekali
dalam sebulan.
KMS lansia dapat memantau dan menilai
kemajuan kesehatan pribadi lanjut usia, sebagai
bahan informasi bagi lanjut usia

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jawaban
Ya
Tidak
n
%
n
%
49 37,4
82
62,6

53

40,5

78

59,5

50

38,2

81

61,8

40

30,5

91

69,5

56

42,7

75

57,3

48

36,6

83

63,4

43

32,8

88

67,2

48

36,6

83

63,4

53

40,5

78

59,5

50

38,2

81

59,5

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang setuju bahwa
posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan

kesehatan

bagi lansia sebanyak 49 orang (37,4%), pemeriksaan ke

posyandu lansia tidak penting, hanya mengganggu pekerjaan saya saja sebanyak 53
orang (40,5%), posyandu lansia dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan lanjut usia sebanyak 50 orang (38,2%), saya tidak mendukung kegiatankegiatan yang ada di posyandu lansia sebanyak 40 orang (30,5%), pemeriksaan di

Universitas Sumatera Utara

posyandu tidak penting dilakukan karena saya hidup sehat sebanyak 56 orang
(42,7%), lebih senang berkunjung ke Balai Pengobatan lain dari pada ke posyandu
lansia sebanyak 48 orang (36,6%), keberadaan posyandu tidak ada manfaat bagi saya
sebanyak 43 orang (32,8%), posyandu lansia dapat meningkatkan jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia sebanyak 48 orang (36,6%), posyandu lansia
sebaiknya dilakukan sekali dalam sebulan sebanyak 53 orang (40,5%), KMS lansia
dapat memantau dan menilai kemajuan kesehatan pribadi lanjut usia, sebagai bahan
informasi bagi lanjut usia sebanyak 50 orang (38,2%).
Hasil pengukuran sikap lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan

No Sikap
1 Positif
2 Negatif
Jumlah

f
54
77
131

%
41,2
58,8
100,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sikap lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan mayoritas dengan sikap negatif sebanyak 77 orang
(58,8%) dan minoritas dengan sikap positif sebanyak 54 orang (41,2%).

4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan ketersediaan
sarana puskesmas (ruang pemeriksaan, alat kesehatan dan laboratorium sederhana)

Universitas Sumatera Utara

dan perilaku (pengetahuan dan sikap) dengan pemanfaatan posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan.
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel ketersediaan sarana
puskesmas dan perilaku dengan pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan ditemukan bahwa :
a. Hasil analisis hubungan antara ruangan pemeriksaan dengan pemanfaatan
posyandu lansia diperoleh bahwa ada sebanyak 13 dari 20 orang (65,0%) lansia
yang menyatakan ruangan pemeriksaan tersedia, datang untuk memanfaatkan
posyandu lansia. Sedangkan diantara lansia yang menyatakan ruangan
pemeriksaan tidak tersedia ada 2 dari 111 orang (1,8%) yang datang untuk
memanfaatkan posyandu lansia. Hasil uji statistik chi square

menunjukkan

bahwa diperoleh nilai p=0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi pemanfaatan posyandu lansia antara lansia yang menyatakan ruangan
pemeriksaan lansia tersedia dengan tidak tersedia (ada hubungan yang signifikan
antara ruangan pemeriksaan dengan pemanfaatan posyandu lansia).
b. Hasil analisis hubungan antara alat kesehatan dengan pemanfaatan posyandu
lansia diperoleh bahwa ada sebanyak 14 dari 22 orang (63,6%) lansia yang
menyatakan alat kesehatan tersedia, datang untuk memanfaatkan posyandu lansia.
Sedangkan diantara lansia yang menyatakan alat kesehatan tidak tersedia ada 1
dari 109 orang (0,9%) yang datang untuk memanfaatkan posyandu lansia. Hasil
uji statistik chi square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p=0,001 < 0,05 maka
dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi pemanfaatan posyandu lansia antara

Universitas Sumatera Utara

lansia yang menyatakan alat kesehatan tersedia dengan tidak tersedia (ada
hubungan yang signifikan antara alat kesehatan dengan pemanfaatan posyandu
lansia).
c. Hasil analisis hubungan antara laboratorium dengan pemanfaatan posyandu lansia
diperoleh bahwa ada sebanyak 8 dari 21 orang (38,1%) lansia yang menyatakan
laboratorium tersedia, yang datang untuk memanfaatkan posyandu lansia.
Sedangkan diantara lansia yang menyatakan laboratorium tidak tersedia ada 7 dari
110 orang (6,4%) yang datang untutk memanfaatkan posyandu lansia. Hasil uji
statistik chi square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p=0,001 < 0,05 maka
dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi pemanfaatan posyandu lansia antara
lansia yang menyatakan laboratorium tersedia dengan tidak tersedia (ada
hubungan yang signifikan antara laboratorium dengan pemanfaatan posyandu
lansia.
d. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia
diperoleh bahwa ada sebanyak 13 dari 64 orang (20,3%) lansia dengan
berpengetahuan baik, datang untuk memanfaatkan posyandu lansia. Sedangkan
diantara lansia dengan pengetahuan buruk ada sebanyak 2 dari 67 orang (3,0%)
lansia yang datang untuk memanfaatkan posyandu lansia. Hasil uji statistik chi
square

menunjukkan bahwa diperoleh nilai p=0,005 < 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan proporsi pemanfaatan posyandu lansia antara lansia
berpengetahuan baik dengan berpengetahuan buruk (ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia.

Universitas Sumatera Utara

e. Hasil analisis hubungan antara sikap lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia
diperoleh bahwa ada sebanyak 13 dari 54 orang (24,1%) lansia yang bersikap
positif, datang untuk memanfaatkan posyandu lansia. Sedangkan diantara lansia
yang bersikap negatif ada 2 dari 77 orang (2,6%) yang datang untuk
memanfaatkan posyandu lansia. Hasil uji statistik chi square

menunjukkan

bahwa diperoleh nilai p=0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi pemanfaatan posyandu lansia antara lansia yang bersikap positif dengan
bersikap negatif (ada hubungan yang signifikan antara sikap lansia dengan
pemanfaatan posyandu lansia.
Tabel 4.10. Hubungan Ketersediaan Sarana Puskesmas, Pengetahuan dan
Sikap dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan
Pemanfaatan Posyandu
No

1
a

b

c

Variabel

Memanfaatkan

Tidak
Memanfaatkan
n
%

n

%

Tersedia lengkap

13

65,0

7

Tersedia

2

1,8

Tersedia lengkap

14

Tersedia

1

Tersedia lengkap

8

Tersedia

7

Total
n

%

35,0

20

100,0

109

98,2

111

100,0

63,6

8

36,4

22

100,0

0,9

108

99,1

109

100,0

38,1

13

61,9

21

100,0

6,4

103

93,6

110

100,0

P
value

χ²

OR
(95% CI)

0,001

66,75

101,21

Ketersediaan
Sarana
Ruang Pemeriksaan
18,90-539,49

Alat Kesehatan
0,001

71,02

189,00
21,97-1625,97

Laboratorium
0,001

17,51

9,05
2,82-29,09

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10 (Lanjutan)
2

Perilaku

a

Pengetahuan

b

Baik

13

20,3

51

79,7

64

100,0

Buruk

2

3,0

65

97,0

67

100,0

Positif

13

24,1

41

75,9

54

100,0

Negatif

2

2,6

75

97,4

77

100,0

0,005

9,69

8,28
1,78-38,38

Sikap
0,001

14,44

11,89
2,55-55,27

4.4 Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui seluruh variabel (lima) yaitu
ruangan pemeriksaan, alat kesehatan, laboratorium, pengetahuan dan sikap
berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia, sehingga semua variabel dapat
dilanjutkan ke analisis multivariat (semua menimbulkan p < 0,25). Analisis
multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(ketersediaan sarana dan perilaku) terhadap variabel dependen (pemanfaatan
posyandu lansia) serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhinya.
Untuk melihat pengaruh ketersediaan sarana, pengetahuan dan sikap terhadap
pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
dapat dilihat pada Tabel 4.11 :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11 Pengaruh Ketersediaan Sarana Puskesmas,Pengetahuan dan Sikap
terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan
Variabel Independen

Alat kesehatan
Pengetahuan
Sikap
Constant

Nilai
B
5,884
2,787
2,810
-2,605

Exp (B) 95% C.l.for Exp (B)

359,392
16,239
16,602
0,074

Lower
22,899
1,249
1,321

Upper
5640,488
211,139
208,692

Nilai
p
0,001
0,033
0,030
0,014

Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa ketersediaan sarana puskesmas
(alat kesehatan), pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu
lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan, nilai signifikansi masingmasing variabel < 0,05. Sedangkan variabel ruangan pemeriksaan dan laboratorium
tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang
paling dominan memengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan adalah variabel alat kesehatan yaitu pada nilai
koefisien regresi B 5,884. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Kota Medan. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa pemanfaatan
posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan akan meningkat
jauh lebih baik apabila alat kesehatan puskesmas lansia tersedia.
Pada Tabel 4.11 juga terlihat bahwa variabel pengetahuan dan sikap
mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja

Universitas Sumatera Utara

Puskesmas Helvetia Kota Medan, yaitu variabel pengetahuan pada nilai koefisien
regresi B 2,787 dan variabel sikap pada nilai koefisien regresi B 2,810.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, variabel alat kesehatan
diperoleh nilai Exp (B) atau Odds Ratio (OR) sebesar 359,39 pada Confidence
Interval 95% yaitu antara 22,89 sampai 5640,48, sehingga dapat disimpulkan bahwa
lansia yang menyatakan alat kesehatan puskesmas yang tersedia mempunyai
kemungkinan 359,39 kali akan memanfaatkan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan dibandingkan lansia yang menyatakan alat
kesehatan puskesmas yang tidak tersedia, variabel pengetahuan diperoleh nilai Exp
(B) atau Odds Ratio (OR) sebesar 16,23 pada Confidence Interval 95% yaitu antara
1,24 sampai 211,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia yang berpengetahuan
baik mempunyai kemungkinan 16,23 kali akan memanfaatkan posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan dibandingkan lansia yang
berpengetahuan buruk, variabel sikap diperoleh nilai Exp (B) atau Odds Ratio (OR)
sebesar 16,60 pada Confidence Interval 95% yaitu antara 1,32 sampai 208,69,
sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia yang bersikap positif mempunyai
kemungkinan 16,60 kali akan memanfaatkan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan dibandingkan lansia yang bersikap negatif.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan
model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan faktor ketersediaan
sarana puskesmas (alat kesehatan) dan faktor pengetahuan dan sikap yang
memengaruhi variabel dependen (pemanfaatan posyandu lansia) di wilayah kerja
Puskesmas Helvetia Kota Medan adalah sebagai berikut:
1
f (Z) =

1 + e –(-2,605 + 5,884 (X1) + 2,787 (X2) + 2,810 (X3)

f(Z) = Probabilitas pemanfaatan posyandu lansia
α

= Konstanta

ß1- ß4 = Koefisien regresi
X1

= Alat kesehatan

X2

= Pengetahuan

X3

= Sikap

E

= Error (tingkat kesalahan)
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 95,4 % yang artinya variabel

pengetahuan lansia bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap pemanfaatan posyandu
lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan sebesar 95,4 %, sedangkan
sisanya sebesar 4,6 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1

Pengaruh Ketersediaan Sarana Puskesmas terhadap Pemanfaatan
Posyandu Lansia

5.1.1

Pengaruh Ruangan Pemeriksaan terhadap Pemanfaatan Posyandu
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Hasil penelitian tentang variabel ruangan pemeriksaan ditemukan lansia yang

menyatakan tersedia lengkap masih banyak yang tidak memanfaatkan posyandu
lansia dengan persentase sebesar 35,0%. Uji statistik menunjukkan variabel ruangan
pemeriksaan puskesmas tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan walaupun persepsi lansia terhadap
ruangan pemeriksaan tersedia lengkap di puskesmas tidak mempengaruhi
peningkatan pemanfaatan posyandu lansia. Walaupun demikian pemanfaatan
posyandu lansia perlu memperhatikan keadaan dan kondisi ruang pemeriksaan karena
dengan tersedianya ruang pemeriksaan merupakan salah satu faktor pendorong untuk
memanfaatkan posyandu.
Menurut Depkes RI (2003), untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di
Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan
kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi
meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS)
lansia.

Universitas Sumatera Utara

Ketersediaan

ruangan pemeriksaan pukesmas merupakan salah satu faktor

yang memengaruhi lansia untuk memanfaatkan posyandu, mereka yang yang
berpersepsi ruang pemeriksaan lengkap mempunyai peluang lebih besar untuk
memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan ruang pemeriksaan yang tidak
lengkap. Ketersediaan ruangan pemeriksaan puskesmas yang semakin lengkap
menjadi alasan utama lansia untuk memanfaatkan posyandu lansia.
5.1.2

Pengaruh Alat Kesehatan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Hasil penelitian tentang variabel alat kesehatan ditemukan lansia yang

menyatakan tersedia lengkap lebih banyak memanfaatkan posyandu lansia dengan
persentase sebesar 63,6%. Uji statistik menunjukkan variabel alat kesehatan
puskesmas berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Mengacu pada hasil
uji tersebut dapat dijelaskan persepsi lansia terhadap alat kesehatan yang tersedia
lengkap di puskesmas sangat memengaruhi pemanfaatan posyandu lansia. Namun
demikian lansia yang berpersepsi alat kesehatan puskesmas tersedia lengkap masih
ada yang tidak memanfaatkan posyandu lansia sebesar 36,4%. Hal ini menunjukkan
bukan ketersediaan alat kesehatan yang ada di puskesmas yang memengaruhi lansia
memanfaatkan posyandu.
Hal penelitian ini sejalan dengan menurut Depkes RI (2003), bahwa untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan di posyandu lansia dibutuhkan sarana dan prasarana
kesehatan posyandu lansia di puskesmas yaitu: tersedianya meja, kursi, alat tulis,
buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan,

Universitas Sumatera Utara

stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer dan Kartu
Menuju Sehat (KMS) lansia.
Menurut Rochmah dalam Hutauruk (2006), yang berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan posyandu adalah faktor operasional yaitu ketersediaan sarana
dan prasarana baik segi kualitas maupun kuantitas. Suatu pelayanan hanya bisa
digunakan

apabila

prasarana

tersebut

tersedia

atau

bisa

didapat

tanpa

mempertimbangkan sulit atau mudahnya penggunaannya.
Penelitian Hutauruk (2006) juga mengatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara ketersediaan alat kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia
(p=0,001).
5.1.3

Pengaruh Laboratorium terhadap Pemanfaatan Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

Lansia di

Hasil penelitian tentang variabel laboratorium ditemukan lansia yang
menyatakan tersedia lengkap lebih banyak yang tidak memanfaatkan posyandu lansia
dengan persentase sebesar 61,9%. Uji statistik menunjukkan variabel laboratorium
pemeriksaan di puskesmas tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan walaupun persepsi lansia terhadap
laboratorium tersedia lengkap di puskesmas tidak mempengaruhi peningkatan
pemanfaatan posyandu lansia.
Walaupun demikian pemanfaatan posyandu lansia perlu memperhatikan
tersedia tempat, ruangan dan alat laboratorium berupa alat pemeriksaan gula darah,

Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan asam urat, pemeriksaan kolosterol,

karena dengan tersedianya alat

laboratorium berguna untuk mendeteksi adanya penyakit degeneratif pada lansia.
Lansia yang berpersepsi alat laboratorium tersedia lengkap namun tidak
memanfaatkan posyandu, disebabkan lansia tidak ingin memeriksakan kesehatannya
di posyandu. Sedangkan lansia yang memanfaatkan posyandu disebabkan lansia ingin
mengetahui keadaan kesehatan dan memeriksakan kesehatannya.

Hal ini sesuai

dengan tujuan posyandu lansia salah satu diantaranya adalah untuk melaksanakan
pemeriksaan kesehatan lansia (Depkes RI, 2006)
Menurut Depkes RI (2003), untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di
posyandu lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan
kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi
meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS)
lansia.
Ketersediaan laboratorium pukesmas tidak merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi lansia untuk memanfaatkan posyandu, yang dibuktikan mereka yang
berpersepsi ketersediaan laboratorium tersedia lengkap tidak mempunyai peluang
lebih besar untuk memanfaatkan posyandu lansia. Hal ini terjadi karena lansia tidak
mempertimbangkan kelengkapan alat laboratorium untuk datang memanfatkan lansia,
mungkin faktor lain yang lebih berpengaruh lansia memanfaatkan posyandu lansia.

Universitas Sumatera Utara

Ketersediaan alat laboratorium terwujud dalam bentuk fisik, tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana laboratorium. Untuk dapat dipergunakan laboratorium,
pertama kali alat laboratorium harus tersedia dan dapat dipergunakan di puskesmas.

5.2

Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia

5.2.1

Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

Lansia di

Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan ditemukan lansia dengan
pengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan
lansia dengan pengetahuan sedang dan kurang. Malah lansia yang berpengetahuan
yang kurang semuanya tidak memanfaatkan posyandu lansia. Uji statistik
menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu
lansia. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan
berbanding lurus dengan pemanfaatan posyandu lansia, artinya semakin rendah
pengetahuan responden maka pemanfaatan posyandu lansia juga rendah. Demikian
juga sebaliknya semakin tinggi pengetahuan responden maka pemanfaatan posyandu
lansia juga akan meningkat.
Pengetahuan lansia yang baik tentang hakekat posyandu lansia akan
memengaruhi mereka dalam memanfaatkan posyandu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Blum yang dikutip oleh Notatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa
tindakan seseorang individu termasuk kemandirian dan tanggung jawabnya dalam
berperilaku sangat dipengaruhi oleh domain kognitif atau pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

Lansia mayoritas berpengetahuan baik tentang pemanfaatkan posyandu lansia,
hal ini membuktikan bahwa lansia mengetahui tujuan posyandu lansia yaitu
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia, mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat,
meningkatkan kemauan dan kesadaran lanjut usia untuk membina sendiri
kesehatannya dan membantu untuk mengatasi masalah kesehatan lanjut usia. Bagi
lansia yang belum mengetahui posyandu lansia perlu ditingkatkan pengetahuan
mereka dengan jalan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota
Medan memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemanfaatan posyandu pada
lansia.
Menurut

penelitian Yamin (2003) tentang pemanfaatan posyandu di

Puskesmas Limus Nuggal, Baros, dan Cikundul Kota Sukabumi menemukan bahwa
semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia maka tingkat pemanfaatan posyandu juga
akan semakin tinggi.
5.2.2 Pengaruh Sikap terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan
Hasil penelitian tentang variabel sikap ditemukan lansia dengan sikap positif
lebih banyak memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan lansia dengan
sikap negatif.

Uji statistik menunjukkan variabel sikap berpengaruh terhadap

pemanfaatan posyandu lansia. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan
bahwa sikap berbanding lurus dengan pemanfaatan posyandu lansia, artinya semakin
negatif sikap responden maka pemanfaatan posyandu lansia juga rendah. Demikian

Universitas Sumatera Utara

juga sebaliknya semakin positif sikap responden maka pemanfaatan posyandu lansia
juga akan meningkat.
Sikap lansia yang positif tentang posyandu lansia merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Sikap lansia
terhadap posyandu lansia merupakan kesiapan atau kesediaan lansia untuk
memanfaatkan posyandu. Hal ini sesuai dengan pendapat Blum yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa tindakan sesorang individu termasuk
kemandirian dan tanggung jawabnya dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh
domain sikap.
Lansia yang bersifat positif masih banyak yang tidak memanfaatkan
posyandu, hal ini membuktikan bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku. Hal ini sesuai
dengan Gerungan (2004) bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Berdasarkan hasil penelitian lansia tidak memanfaatkan posyandu karena
lansia lebih senang berkunjung ke balai pengobatan lain untuk memantau
kesehatannya di banding datang ke posyandu lansia, keberadaan posyandu tidak ada
manfaatnya, posyandu lansia tidak dapat meningkatkan jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan lanjut usia.

Universitas Sumatera Utara

Hal inilah perlu dilaksanakan pendekatan atau pemahaman kepada lansia oleh
petugas kesehatan bahwa memanfaatkan posyandu lansia sangat berguna bagi lansia
karena melalui posyandu lansia dapat memantau dan menilai kemajuan kesehatan
pribadi lanjut usia dan sebagai bahan informasi bagi lanjut usia dan keluarganya
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

5.3 Keterbatasan Penelitian
1.

Berdasarkan jenis penelitian survei deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional, untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana
posyandu lansia (ruang pemeriksaan, alat kesehatan dan laboratorium
sederhana) dan pengetahuan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu
lansia di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan dimana penelitian
cross sectional ini “hanya sesaat” dimana variable independen dan
dependen diambil secara bersamaan untuk itu diperlukan penelitian yang
berkelanjutan untuk melihat hasil penelitian ini lebih lanjut.

2.

Pengambilan sampel yang relatif terbatas sebagai sumber informasi
diperkirakan “ tidak akurat 100 %” terhadap seluruh anggota populasi di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

3.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibuat peneliti sendiri,
sehingga belum dapat mengungkapkan data tentang variabel yang diteliti
secara lengkap, upaya untuk meminimalisir bias dari kuesioner dimana
sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu menguji coba kuesioner

Universitas Sumatera Utara

yang telah disusun, apakah responden sudah paham atau belum maksud
dari setiap item pertanyaan dari kuesioner tersebut.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1.

Kondisi ruangan pemeriksaan posyandu lansia yang tersedia merupakan salah
satu faktor pendorong lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia

2.

Ketersediaan alat kesehatan di posyandu lansia pada Puskesmas Helvetia baik
dari segi kualitas maupun kuantitas sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan
posyandu lansia

3.

Ketersediaan laboratorium Puskesmas Helvetia tidak merupakan salah satu faktor
yang memengaruhi lansia dalam memanfaatkan posyandu. Hal ini terjadi karena
lansia tidak mempertimbangkan kelengkapan alat laboratorium untuk datang
memanfaatkan posyandu lansia

4.

Pengetahuan lansia yang baik akan memengaruhi mereka dalam memanfaatkan
posyandu lansia artinya, semakin rendah pengetahuan responden maka
pemanfaatan

posyandu lansia juga rend

Dokumen yang terkait

Persepsi Keluarga Lansia Tentang Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia

4 86 100

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KEBUGARAN LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA TEGALSARI DAN POSYANDU Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kebugaran Lansia Di Posyandu Lanjut Usia Tegalsari Dan Posyandu Lanjut Usia Lodalang Siswodipuran Boyolali.

3 9 21

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 18

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 8

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 26

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 3

Dukungan Keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli Chapter III VI

0 0 26

Persepsi Keluarga Lansia Tentang Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia

0 1 29

Persepsi Keluarga Lansia tentang Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia

0 0 12