Nelayan Jepang Nihon No Ryoushi Chapter III IV

BAB III
KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN JEPANG

3.1 Pentingnya Nelayan Bagi Masyarakat Jepang
Nelayan sangatlah penting bagi masyarakat di Jepang. Tidak hanya di Jepang saja,
tetapi dinegara lain pun sama. Mengapa para nelayan dikatakan penting bagi masyarakat di
Jepang, itu dikarenakan masyarakat di Jepang hampir 90 % mengkonsumsi ikan.
Salah satu kota nelayan di Jepang adalah pulau Sugashima. Pulau Sugashima
hanyalah sebuah pulau kecil yang luasnya 4,5 km2, termasuk dalam bagian kota Toba,
Perfecture Mie. Orang Jepang yang bukam berasal dari Perfecture Mie pun awam dengan
daerah ini. Mereka hanya mengunjungi kota Toba yang terkenal dengan penghasil mutiara
Mikimoto dan mengunjungi kuil Shinto Ise, yang tersohor salah satu tempat lahirnya Tuhan
versi kepercayaan Shinto.
Pulau Sugashima ini terkenal sebagai tempat penghasil Ise Ebi, udang lobster dan
rumput laut. Begitu turun dari ferry di dermaga, dari sini cerita bermula. Kita hanya bias
menyusuri pulau Sugashima hanya sekitar 2 jam dengan berjalan kaki. Hanya kira – kira 30
% saja dari wilayah pulau Sugashima yang didirikan rumah.Selebihnya, dimanfaatkan
sebagai tempat untuk mengelolah hasil laut, ikan dan rumput laut.Dan si bagian perbukitan
dimanfaatkan sebagai ladang.

Universitas Sumatera Utara


Sebagi kota nelayan yang hanya berpenduduk 1145 jiwa (224 KK) , ada 650 sektor
jiwa berusia lanjut. Sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan. Yang bukan
sebagai nelayan, bekerja sebagai pekerja kantoran dipusat kota Toba.

3.2 Aktivitas Kerja Dalam Penangkapan Ikan
Jepang memiliki cara penangkapan ikan yaitu model penangkapannya itu pakai
kuota. Pemerintah jepang mempunyai log book dan sistem untuk memonitoring hasil
penangkapan.Berikut adalah alat – alat dan kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan.
a) Pancingan (Long Line)
Pancingan adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari sejumlah utas tali dan
pancing.Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa umpan, baik umpan dan alami
maupun umpan buatan.Alat penangkap ini termasuk kedalam klasifikasi pancing, yaitu
rawai (long line) dan pancing.
b) Perangkap
Perangkap adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang terbuat darijaring,
bambu, kayu dan besi yang dipasang secara tetap di dasar perairan atau secara portable
(dapat dipindahkan)selama jangka waktu tertentu. Umumnya ikan demersal terperangkap
atau tertangkap secara alami tanpa cara penangkapan khusus.
c) Penangkapan ikan dengan pecuk


Universitas Sumatera Utara

Praktek ini memanfaatkan burung pecuk (cormorant) yang memiliki naluri
menangkap ikan. Burung ini dipelihara dan dilatih utuk menangkap ikan.Cincin besi
diletakkan dileher agar burung tidak memakan ikan besar, namum bisa memakan ikan
kecil.Ikan yang besar dikumpulkan nelayan. Namum praktek ini sudah sangat jarang , dan
kini diberdayakan sebagai warisan budaya dan daya tarik wisata.
d) Lift Net (jaring angkat)
Jaring angkat dioperasikan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal.
Jaring ini bisasanya dibuat dengan bahan jaring nilon yang menyerupai kelambu, karena
ukuran mata jaringnya yang kecil (sekitar 0,5 cm). Jaring kelambu kemudian diikatkan
pada bingkai bambu atau kayu yang berbentuk bujur sangkar.
Dalam penggunaannya jaring angkat sering menggunakan lampu atau umpan untuk
mengundang ikan. Biasanya dioperasikan dari perahu, rakit,bangunan tetap, atau langsung.
Dari bentuk dan cara penggunaannya, jaring angkat dapat mencakup bagan perahu, bagan
perahu, bagan tancap (termasuk kelong) dan serok
e) Gill nets
Gill nets atau jaring insang merupakan salah satu jenis alat tangkap. Pada umumnya,
Gill nets ialah jaring berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama

ukurannya pada seluruh jaring, lebarnya lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya. Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian

Universitas Sumatera Utara

bawah diletakkan pemberat (sinker). Jaring bisa terlentang didalam air karena adanya gaya
berat (dari pemberat) dan gaya apung (dari pelampung).
Tertangkapnya ikan – ikan dengan gill nets ialah dengan caraikan – ikan tersebut
terjerat (gilled) disekitar opurculumnya pada mata jaring ataupun terbelit (etangled) pada
tubuh jaring. Pada umumnya ikan – ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah jenis ikan
yang horizontal migration dan vertical migration yang tidak seberapa aktif.
f)Purse saine (pukat cincin)
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan
cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan
tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan
adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap
akhir penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu
gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan
demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil

ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya
tertangkap.Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan
sebagai pengerat ikan. Kapal purse saine Jepang dilengkapi dengan berbagai macam mesin
hidrolik untuk memperlancar proses penangkapan ikan, sehingga tidak membutuhkan
banyak waktu dan tenaga untuk sekali proses penangkapan ikan.

Universitas Sumatera Utara

Kapal yang digunakan adalah kapal Kapal jaring (Hon Sen).Kapal ini adalah kapal
utama yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan, kapal ini mempunyai ukuran
90-100 GT dan menangkap ikan dengan jarak 30 mil dari permukaan laut.Untuk
menempuh jarak 30 mil ke tempat fishing ground, kapal ini membutuhkan waktu 2-3 jam
dengan kecepatan 11 knot. Kapal jaring (Hon Sen) akan menangkap ikan setelah
menemukan gerombolan ikan yang sedang terdeteksi fish finder (gyogun tanchiki) dan siap
untuk ditangkap dan membutuhkan waktu 2 jam sekali untuk operasi penangkapan ikan. Di
Jepang mempunyai 2 daerah penangkapan ikan yaitu, Laut timur (Taiheiyo) dan Laut barat
(Nihon Kai). Penangkapan di Laut timur (Taiheiyo) dilarang menggunakan lampu deck,
alat yang digunakan adalah fish finder (gyogun tanchiki) dan dibantu dengan soona (lampu
yang dimasukkan ke dalam air laut dengan kedalaman 120 meter untuk menerangi ikan
supaya ikan tidak mudah lepas dari lingkaran jaring) dan bagian Laut barat (Nihon Kai) alat

bantu yang digunakan yaitu lampu dek seperti kapal purse shine (makiami) lainnya
menggunakan lampu dek untuk mengumpulkan gerombolan ikan.
Dalam satu hari keseluruhan kapal purse shine (makiami) hanya diperbolehkan
menangkap ikan 2000 ton ikan, apabila penangkapan ikan lebih dari 2000 ton maka hari
selanjutnya semua kapal purse shine (makiami) Jepang libur (renkyu).
Untuk jenis ikan saba (ikan kembung), inada (ikan ekor kuning), yarika (cumicumi) biasanya ditangkap pada bulan agustus sampai bulan desember, karena dibulan
tersebut adalah bulan yang mana pertemuan arus panas (kuroshio) karena arus tersebut
menghasilakan arus yang hangat dan jenis ikan ini selalu hidup diperairan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Penangkapan ikan jenis ini ada batas waktu yang telah ditentukan oleh koperasi
perikanan (kumiai) supaya kelestarian ikan tidak cepat punah, dimusim ikan jenis ini dalam
sekali operasi bisa menangkap ikan kurang lebih 300 ton (per kapal) waktu penangkapan
ikan pukul 06:00PM-05:00AM dan waktu tersebut telah dipatuhi oleh semua nelayan kapal
purse shine (makiami) Jepang.
Untuk jenis ikan iwashi (ikan sarden), aji (ikan layang), sawara (ikan tenggiri)
,biasanya ditangkap pada bulan januari sampai bulan april, jenis ikan ini sangat sulit
dideteksi fish finder (gyogun tanchiki) dan sulit untuk ditangkap, dalam sehari pendapatan
ikan hanya mencapai 100-150 ton dan batas waktu pengkapan ikannya juga terbatas,

dimulai dari pukul 02:00AM-09:00AM.
Ada juga Kapal pencari ikan ( Tansaku Sen ). Kapal ini berukuran 70 GT, kapal ini
digunakan untuk membantu kapal jaring (hon sen) agar lebih cepat mendapatkan
gerombolan ikan, tugas utama yang dilakukan adalah memancing ikan yang terdeteksi fish
finder (gyogun tanchiki), hanya untuk mengetahui ikan jenis apa yang terdeteksi fish finder
(gyogun tanchiki), disaat operasi penangkapan ikan berlangsung, kapal ini digunakan untuk
menarik lambung kiri kapal jaring (hon sen) supaya kapal jaring (hon sen) menjadi lebih
seimbang saat melakukan holling (proses pengakatan jaring).
Target fish ground atau daerah penangkapan berkisar didaerah garis katulistiwa
perairan Jepang.
g) Set Net ( Otoshi Ami, Trap Net )

Universitas Sumatera Utara

Set net merupakan alat tangkap ikan jenis perangkap yang ramah lingkungan,
dipasang secara menetap di daerah penangkapan secara terus menerus siang dan malam,
bersifat pasif dan menghadang ruaya ikan. Penerapan teknologi set net sejalan dengan
kebijakan perikanan tangkap untuk pengelolaan perairan pantai (jalur penangkapan 1 sejauh
6 mil) yang diarahkan pada penggunaan alat tangkap pasif.
Teknologi penangkapan ikan dengan menggunakan Set net merupakan suatu

teknologi penangkapan yang sangat hemat bahan bakar, hemat biaya operasi, waktu yang
dibutuhkan dan mulai mulai pergi ke tempat Set net dipasang kemudian mengambil hasil
hanya memakan waktu sekitar tiga sampai empat jam, hasil tangkapan dalam keadaan
hidup, ikan yang belum layak tangkap dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bisa
dilepaskakn kembali ke habitatnya atau dibudidayakan dan hasil tangkapan sampingan
yang tidak diinginkan atau habitat perairan yang dilindungi bisa dengan cepat dilepaskan
kembali kehabitatnya.
Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap terjaga, Set net juga
menciptakan kerja sama antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang timbul akibat
perebutan wilayah penangkapan. Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil
tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi.
Dalam pembuatan alat tangkap Set net umumnya dibuat perbagian (panel) kemudian
dirangkai menurut bagiannya. Untuk bagian yang tidak dapat dirangkai didarat seperti
untuk bagian penaju dan serambi, perangkaiannya dilakukan di daerah penangkapan

Universitas Sumatera Utara

bersamaan dengan pemasangan bagian lain secara keseluruhan setelah rangka Set net
terpasang. Dengan system pembuatan per bagian, maka akan dimudahkan untuk
pemasangan di daerah penangkapan, pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain, dari

darat ke laut atau sebaliknya.
Secara garis besar bagian – bagian dari Set net jenis Trap net adalah sebagai berikut :
1) Penaju (berupa pagar),
2) Daun pintu, terdiri dari daun pintu bagian serambi, dan jaring menaik,
3) Serambi (jaring pengurung) terdiri dari serambi membujur, serambi
bagian laut, serambi bagian darat, dan seraambi bagian ujung,
4) Jaring menaik, terdiri dari jaring menaik bagian luar dan jaring menaik
bagian dalam. Jaring menaik bagian luar terdiri dari jaring menaik
bagian laut, bagian darat, dan jaring menaik bagian bawah. Jaring
menaik bagian dalam terdiri dari jaring menaik bagian laut, jaring
menaik bagian darat dan jaring menaik bagian bawah,
5) Kantong, terdiri dari kantong bagian laut, darat, bawah, pangkal dan
kantong bagian ujung,
6) Kantong tambahan, terdiri dari kantong bagian ujung, dan kantong
bagian pangkal,
7) Pelampung,
8) Pelampung rangka utama,
9) Pelampung rangka,

Universitas Sumatera Utara


10) Pemberat rangka, dan
11) Pemberat rangka.

3.3 Rahasia Makmurnya Nelayan Jepang
Rahasia makmurnya masyarakat nelayan Jepang dikarenakan tidak adanya illegal
fishing (pencurian ikan).Selain itu kebutuhan produksi dijamin oleh pemerintah.Nelayan
punya kapal sendiri.Illegal fishing tidak ada dijepang karena regulasi diterapkan dengan
baik. Dan aturan ditegakkan dengan baik karena para nelayannya yang disiplin.
Diperairan Jepang tidak banyak ikan yang tersedia dalam beberapa dekade
ini.Sehingga nelayan harus melaut dalam waktu yang sangat lama. Hal ini menjadi masalah
karena ikan yang sampai kepada konsumen tidak segar sedangkan orang Jepang menyukai
ikan segar. Untuk mengatasi masalah tersebut para perusahaan ikan mulai menggunakan
freezeragar ikan yang sampai ke konsumen masih segar. Namun, orang Jepang dapat
merasakan perbedaan antara ikan segar dan beku.
Kemudian perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpanan ikan di
kapal mereka dan langsung menjejalkan ikan ke dalam tangki hingga berdempet dempetan.Hal ini dimaksudkan agar ikan-ikan tersebut agar berhenti bergerak karena
kelelahan dan lemar tetapi mereka masih hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat
merasakan perbedaan antara ikan segar dan ikan yang lemas.


Universitas Sumatera Utara

Untuk menjaga agar ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan jepang
memasukkan seekor ikan hiu kecil dan masing - masing tangki. Memang ikan hiu memakan
sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi yang sangat hidup. Sehingga
ikan masih tetap segar ketika sampai ke konsumen. Jepang merupakan salah satu pasar ikan
terbesar duniatuna dari seluruh dunia masuk kesana begitu juga dengan udang.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari beberapa penjelasan tugas akhir ini maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
1) Masyarakat nelayan di Jepang memiliki dua cara dalam penangkapan ikannya. Ada yang
menggunakan cara tradisional dan ada juga yang menggunakan cara modern.
2) Nelayan di Jepang ada banyak yang masih menggunakan cara tradisonal dalam
penangkapan ikan. Contohnya adalah ipponzuri (pancingan). Dalam hal ini ipponzuri
adalah alat yang sering digunaka oleh para nelayan tradisional di Jepang, tetapi alat ini

bukanlah jala. Ada pancingan, alat ini hanya menggunakan bambu dan seutas tali. Ada
perangkap, ini terbuat dari bambu, kayudan

besi. Kemudian ada yang menggunakan

burung pecuk ini dikarenakan pecuk memiliki naruli dalam menangkap ikan.Begitu juga
denganSet Net, alat ini adalah alat tangkap yang pengoprasiannya mirip dengan perangkap
bambu.
3) Ada juga nelayan yang menggunakancara modern dalam penangkapan ikan. Ada
teknologi canggih yang digunakan yaitu Sonar, Sonar adalah alat yang memanfaatkan
gelombang suara dan dipasang dibagian bawah perahu.Ada juga alat penerima satelit
(GPS). Alat ini yang akan memandu kapal dalam berlayar. Kemudian ada Satelit

Universitas Sumatera Utara

Oceanografi, alat ini hampir sama dengan sonar tetapi alat ini lebih lengkap lagi
dibandingkan dengan Sonar.
4) Perusahaan perikanan Jepang memasukkan seekor ikan hiu kecil ke setiap tangki ikan
agar ikan tetap segar ketika sampai ke konsumen.
5) Dalam undang-undang perikanan Jepang, seluruh kapal Purse Shine (makiami) hanya
diperbolehkan menangkap 2000 ton ikan, apabila penangkapan ikan lebih dari 2000 ton
maka hari selanjutnya kapal Purse Shine (makiami) libur.
6) Pemerintah Jepang memberikan kebijakan pada para nelayan dalam berlayar.Pada bulan
agustus sampai desember adalah bulan pertemuan arus panas (kuroshio), dalam sekali
operasi bisa menangkap ikan kurang lebih 300 ton (per kapal). Pada bulan januari sampai
bulan april ada ikan-ikan yang sulit untuk ditangkap dikarenakan sulitnya dideteksi oleh
fish finder, maka dalam sekali beroperasi dalam sehari pendapatan ikan hanya mencapai
100-150 ton.
4.2 Saran
1) Sebaiknya Indonesia menerapakan kebijakan para nelayan dalam penangkapan ikan.
2)Membeli alat – alat yang canggih dalam penangkapan ikan, tetapi yang tidak
membahayakan ikan dan alam lautnya.
3) Menyediakan sumber daya manusia yang handal di bidang perikanan.

Universitas Sumatera Utara