Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Kementerian
Kesehatan RI (2010) mengatakan bahwa untuk mewujudkan remaja yang sehat,
tangguh, dan produktif serta mampu bersaing, tentunya diperlukan upaya-upaya
untuk meningkatkan dan membina kesehatan remaja yang melibatkan semua
pihak termasuk orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Salah satu upaya
yang dilakukan pemerintah yang dimotori oleh Departemen Kesehatan RI adalah
memperkenalkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang diadopsi dari
WHO sejak tahun 2003 yang berbasis di Puskesmas. Pada akhir 2015 tercatat
33,33% Puskesmas diseluruh Indonesia telah melaksanakan PKPR. Di Provinsi
Sumatera Utara terdapat 570 puskesmas dan baru 171 Puskesmas yang
menyelenggarakan PKPR (Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
Program PKPR merupakan model pelayanan kesehatan baik fisik
maupun mental, yang ditujukan dan akan dapat dijangkau oleh remaja,
menyenangkan, dan memenuhi kebutuhan sesuai selera remaja. Jenis kegiatan
dalam PKPR adalah pemberian informasi dan edukasi, pelayanan klinis medis

termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup
sehat, pelatihan Peer Counselor/Konselor sebaya dan pelayanan rujukan sosial dan
medis.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Program PKPR ini sangat strategis karena sesuai kebutuhan dan hak
remaja untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. PKPR dapat
dilaksanakan di Puskesmas, Rumah Sakit atau tempat-tempat dimana remaja
berkumpul termasuk di Sekolah atau lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut
WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010,
batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah

(Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial (DKJM, 2001).
Remaja Indonesia sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang mengubah normanorma, nilai-nilai, dan gaya hidup mereka. Kesehatan remaja sebagian besar
ditentukan oleh perilaku mereka. Hal terpenting dan kompleks menyangkut
perilaku kesehatan remaja adalah masalah seksual (Suryoputro,dkk, 2006).
Masalah kesehatan pada remaja merupakan masalah yang serius,
terutama banyaknya kasus-kasus akibat perilaku seks yang menyimpang atau seks
pra nikah seperti yang diberitakan di media masa. Angka kriminalitas yang tinggi
terkait dengan perkosaan, pornografi, dan pacaran yang mengkhawatirkan.

Universitas Sumatera Utara

3

Perilaku seks pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual dengan lawan jenisnya, melalui perbuatan yang tercermin dalam
bentuk-bentuk perilaku seks pranikah dari tahap yang paling ringan hingga tahap
yang paling berat yang dilakukan sebelum pernikahan resmi menurut hukum dan

agama (Irianto, 2015).
Menurut Sarwono (2006), ada beberapa faktor yang dianggap berperan
dalam munculnya permasalahan perilaku seks pranikah pada remaja, diantaranya
perubahan hormonal yang dapat meningkatkan hasrat seksual, penyebaran
informasi yang salah misalkan dari buku dan VCD porno, rasa ingin tahu yang
sangat besar serta kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua maupun
sekolah. Terdapat juga beberapa alasan lain yang menyebabkan remaja melakukan
seks pranikah diantaranya sebagai bukti cinta dan sangat mencintai pacar,
dijanjikan akan menikah, takut mengecewakan pacar, dan takut diputusin pacar.
Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs
(UNDESA, 2010), Indonesia termasuk negara tertinggi kedua di ASEAN yang
memiliki persentase yang tinggi pada kasus pernikahan usia muda dan seks
pranikah pada remaja. Dari survei yang sama didapatkan alasan hubungan seks
pranikah tersebut sebagian besar karena penasaran dan ingin tahu (57,5% pria),
terjadi begitu saja (38% perempuan), dan dipaksa oleh pasangan (12,6%
perempuan) (PUSDATIN Kementerian Kesehatan , 2015).
Hasil survei BKKBN 2010 menunjukkan kejadian seks pranikah di
Medan merupakan peringkat kedua tertinggi di Indonesia. Hasil survei

Universitas Sumatera Utara


4

menunjukkan kejadian seks pranikah di Surabaya sebanyak 54%, Medan 52%,
JABODETABEK 51%, dan Bandung 47%.
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012
komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI 2012 KRR) bahwa secara
nasional terjadi peningkatan angka remaja yang pernah melakukan hubungan seks
pranikah dibandingkan dengan data SDKI 2007. Hasil survei SDKI 2012 KRR
menunjukkan bahwa sekitar 5,2% remaja usia 15-19 tahun dan 16,4% remaja usia
20-24 tahun menyatakan pernah melakukan hubungan seks pranikah, sedangkan
hasil SDKI 2007 hanya sekitar 5% remaja usia 15-19 tahun dan 11,9% remaja
usia 20-24 tahun pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sehingga selama
periode tahun 2007 sampai 2012 terjadi peningkatan kasus remaja yang pernah
melakukan hubungan seks pranikah sebanyak 4,7%.
Perilaku seks pranikah di kalangan remaja akan berdampak pada kasus
penularan penyakit kelamin seperti infeksi seksual menular seperti trikomoniasis,
klamidiasis, sifilis atau gonore, dan HIV/AIDS yang cenderung berkembang di
Indonesia. Secara global kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 20-29 tahun
dengan persentase kasus sebanyak 31,8%. Jumlah kasus HIV positif yang

dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 30.935 kasus sedangkan jumlah kasus
AIDS yang dilaporkan sebanyak 6.081 kasus. Secara kumulatif kasus AIDS
sampai dengan 2015 sebesar 77.112 kasus (Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2016).
Dampak lain dari perilaku seks pranikah pada tahap yang paling berat
adalah banyaknya kasus aborsi. Menurut survei yang dilakukan Yayasan
Kesehatan Perempuan tahun 2010 ditemukan sebanyak 1.446 kasus aborsi di Kota

Universitas Sumatera Utara

5

Medan dan delapan kota besar lainnya, yaitu Batam, Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram dan Manado. Lebih kurang secara
nasional ditemukan 2,5 juta pertahun. Persentase pada tahun 2010, usia
melakukan aborsi yakni usia 30 tahun sebesar 58%, 20-30 tahun sebesar 39%, dan
usia dibawah 20 tahun sebesar 3%.
Secara umum, remaja laki-laki lebih banyak yang menyatakan pernah
melakukan seks pranikah dibandingkan perempuan. Tingginya kasus seks
pranikah terjadi karena rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) dan median usia kawin pertama perempuan relatif

rendah yaitu 19.8 tahun (SDKI, 2007). Selain itu, kenaikan jumlah kasus seks
pranikah juga muncul akibat dari program penyuluhan kesehatan peduli remaja
yang kurang efektif dan efisien.
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin merupakan salah satu sekolah negeri
unggulan yang menjadi target pelaksanaan pelayanan kesehatan peduli remaja
(PKPR) oleh tim Puskesmas dan sudah dibina sejak tahun 2013. Lokasi sekolah
terletak di dusun 15, desa Pekan Tanjung Beringin, yang memiliki luas wilayah
yang sempit namun dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Tanjung
Beringin. Anggota PKPR di SMA Negeri 1 berjumlah 20 orang siswa yang terdiri
dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri kelas X dan XI.
Berdasarkan keterangan dari salah satu kader puskesmas, kegiatan PKPR
di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin masih terbatas pada penyuluhan dan
pembinaan kader PKPR. Kurangnya fokusnya kegiatan yang dilaksanakan
dikarenakan minimnya biaya yang dianggarkan oleh pemerintah dan ruang

Universitas Sumatera Utara

6

presentasi yang kurang memadai. Selama tahun 2016 tercatat sudah dilakukan 12

kali penyuluhan oleh pihak Puskesmas mengenai kesehatan reproduksi remaja,
HIV/AIDS, dan napza. Dengan persentase materi kesehatan reproduksi remaja
sebanyak 50% dari keseluruhan materi yang disampaikan pada setiap
pertemuannya.
Berdasarkan data yang didapatkan melalui survei pendahuluan pada akhir
bulan Januari 2017 yang dilakukan pada 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang
siswa perempuan bertempat di perpustakaan SMA Negeri 1 Tanjung Beringin,
ditemukan sebanyak 35% siswa yang terdaftar sebagai anggota PKPR di SMA
Negeri 1 Tanjung Beringin sudah melakukan beberapa bentuk dari perilaku seks
pranikah. Adapun bentuk perilaku seks pranikah yang dilakukan seperti
berpelukan, berciuman, hingga menyentuh bagian sensitif (alat kelamin). Selain
itu adanya program PKPR yang dikembangkan disekolah sebagai salah satu
layanan bagi remaja tetapi belum memperlihatkan hasil yang optimal.
Berdasarkan uraian diatas, untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam, khususnya mengenai faktor penyebab terjadinya perilaku seks
pranikah, maka penulis bermaksud mengadakan suatu penelitian yang berkaitan
dengan analisis faktor penyebab perilaku seks pranikah pada anggota PKPR di
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Tahun 2017.

1.2 Perumusan Masalah

Sebanyak 35% siswa anggota PKPR di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin
sudah melakukan beberapa bentuk dari perilaku seks pranikah. Adanya program

Universitas Sumatera Utara

7

PKPR yang dikembangkan disekolah sebagai salah satu layanan bagi remaja
tetapi belum memperlihatkan hasil yang optimal. Masalah penelitian ini adalah
belum diketahui determinan penyebab perilaku seks pranikah pada anggota
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor penyebab siswa
anggota PKPR melakukan perilaku seks pranikah di SMA Negeri 1 Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik individu anggota PKPR di SMA

Negeri 1 Tanjung Beringin yang melakukan perilaku seks pranikah.
2.

Untuk mengetahui faktor internal (hubungan dalam

keluarga,

pendidikan agama dalam keluarga, pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan reproduksi) penyebab siswa melakukan perilaku seks
pranikah.
3.

Untuk mengetahui faktor eksternal (pengaruh teman sebaya, pengaruh
media massa, dan peran program PKPR disekolah) penyebab siswa
melakukan perilaku seks pranikah.

4.

Untuk mengetahui bentuk perilaku seks pranikah yang dilakukan
anggota PKPR SMA Negeri 1 Tanjung Beringin.


Universitas Sumatera Utara

8

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pihak Sekolah
Menjadi bahan referensi sejauh mana perilaku seks pranikah anggota pelayanan
kesehatan peduli remaja (PKPR) dan menjadi acuan dalam pencegahan dan
mengatasi masalah remaja.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya yang berkaitan
langsung dengan program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dalam
upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa anggota
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) terhadap seks pranikah dan
mengatasi berbagai masalah remaja yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN.

0 0 12

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN abstrak. TESIS lutfia

0 10 137

Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Kabupaten Tegal Hal depan

0 1 19

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

0 5 18

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

0 0 2

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

0 0 23

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 64

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

0 2 3

Analisis Faktor Penyebab Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Anggota Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai) Tahun 2017

0 1 17

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA NEGERI 5 PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015

0 1 16