T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB V
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Seluruh hasil proses pembuatan video dari proses pra produksi, produksi, hingga pasca
produksi, penulis menarik kesimpulan bahwa video promosi pariwisata yang dibuat untuk
menyampaikan pesan berupa iklan Pariwisata Kabupaten Boyolali harus menarik dan persuasif
sehingga para penonton dari video ini dapat tertarik dan berkunjung ke Boyolali.
Proses riset atau pra produksi harus benar-benar matang dan dilakukan sebaik mungkin
agar pada proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik karena proses pra produksi menjadi
dasar dalam pembuatan video ini. Observasi sangat perlu dilakukan untuk melihat kondisi
obyek wisata agar nantinya memiliki gambaran untuk melakukan proses produksi. Oberservasi
juga diperlukan untuk mendata peralatan yang akan dibawa, seperti pencahayaan, alat bantu
kamera, kabel, dan lain-lain. Proses produksi dalam pengambilan gambar tidak hanya
memerlukan waktu sekali, namun berulang-ulang untuk mendapatkan gambar yang dirasa
cocok. Dalam melakukan review pengambilan video juga sangat penting karena beberapa
adegan atau pengambilan gambar terdapat kesalahan sehingga dapat ditangani dengan mudah.
Penyusunan, pemilihan warna dan memilih backsound dalam proses editing juga sangat
penting untuk memberikan rasa dalam video dan harus dilakukan review berulang-ulang agar
tidak ada kesalahan yang terjadi. Penggunaan perangkat keras yang baik juga sangat
mendukung kinerja produksi dan editing agar dapat maksimal dan mempersingkat waktu.
Video ini menampilkan beberapa obyek wisata di Boyolali yang dikemas secara
menarik. Beberapa tempat dengan keindahan alam tersendiri, menjadikan Boyolali kaya akan
obyek wisata yang menarik. Video ini menggambarkan bahwa Boyolali memiliki tempat
wisata yang tidak kalah menarik untuk para keluarga atau kawula muda untuk berlibur di akhir
pekan. Calon wisatawan dapat melihat video promosi ini untuk mendapat gambaran wisata
mana saja yang akan dikunjungi, mulai dari pagi hari, hingga sepulang nanti membawa oleholeh khas Boyolali. Sehingga penulis sebagai pembuat video ini, memiliki tujuan membujuk
calon wisatawan atau target agar berwisata ke Boyolali yang memiliki obyek wisata cukup
menarik. Kloter (2005) mengungkapkan bahwa video yang menarik merupakan video yang
dapat mempersuasif. Teori-teori dalam perikalanan seperti Teori ELM, konsep AIDDA,
62
komunikasi persuasif yang diaplikasikan dalam video promosi ini, dalam kenyataanya dapat
mempersuasif para penonton dengan dilakukanya uji publik yang sebagian besar responden
menjawab bagus dan sangat bagus.
5.2. Saran
1. Bagi karya tugas akhir selanjutnya, dapat mengangkat tema yang lebih spesifik yang
merupakan ciri khas Boyolali, keunggulan Boyolali seperti kenyamanan atau
mengusung slogan Boyolali, atau lebih spesifik ke daerah tertentu seperti wisata di
daerah Selo atau daerah Kota Boyolali.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengusung Pariwisata Boyolali, dapat
menggunakan segmentasi yang lebih luas menjadi umum atau semua kalangan serta
dapat mengangkat tugas akhir Pariwisata Boyolali yang dikhususkan untuk wisatawan
asing, karena dari data yang diperoleh oleh penulis, wisatawan asing yang berkunjung
ke Boyolali sangatlah sedikit. Diharapkan agar pembuat karya tugas akhir selanjutnya
dapat memproduksi Video Promosi Pariwisata Boyolali bagi wisatawan asing.
3. Bagi pembuat karya tugas akhir video yang mengusung tema apapun, bahwa
mematangkan proses pra produksi sangatlah membantu bagi proses-proses selanjutnya
kedepan. Jika proses pra produski sedikit terkendala akan sulit untuk melanjutkan ke
proses selanjutnya. Sehingga penulis berahap bagi pembuat karya tugas akhir agar
memperhatikan dengan cermat proses pra produksi. Pembuatan naskah cerita alur
dalam video juga perlu diperhatikan agar alur cerita dapat lebih mengalir.
63
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Seluruh hasil proses pembuatan video dari proses pra produksi, produksi, hingga pasca
produksi, penulis menarik kesimpulan bahwa video promosi pariwisata yang dibuat untuk
menyampaikan pesan berupa iklan Pariwisata Kabupaten Boyolali harus menarik dan persuasif
sehingga para penonton dari video ini dapat tertarik dan berkunjung ke Boyolali.
Proses riset atau pra produksi harus benar-benar matang dan dilakukan sebaik mungkin
agar pada proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik karena proses pra produksi menjadi
dasar dalam pembuatan video ini. Observasi sangat perlu dilakukan untuk melihat kondisi
obyek wisata agar nantinya memiliki gambaran untuk melakukan proses produksi. Oberservasi
juga diperlukan untuk mendata peralatan yang akan dibawa, seperti pencahayaan, alat bantu
kamera, kabel, dan lain-lain. Proses produksi dalam pengambilan gambar tidak hanya
memerlukan waktu sekali, namun berulang-ulang untuk mendapatkan gambar yang dirasa
cocok. Dalam melakukan review pengambilan video juga sangat penting karena beberapa
adegan atau pengambilan gambar terdapat kesalahan sehingga dapat ditangani dengan mudah.
Penyusunan, pemilihan warna dan memilih backsound dalam proses editing juga sangat
penting untuk memberikan rasa dalam video dan harus dilakukan review berulang-ulang agar
tidak ada kesalahan yang terjadi. Penggunaan perangkat keras yang baik juga sangat
mendukung kinerja produksi dan editing agar dapat maksimal dan mempersingkat waktu.
Video ini menampilkan beberapa obyek wisata di Boyolali yang dikemas secara
menarik. Beberapa tempat dengan keindahan alam tersendiri, menjadikan Boyolali kaya akan
obyek wisata yang menarik. Video ini menggambarkan bahwa Boyolali memiliki tempat
wisata yang tidak kalah menarik untuk para keluarga atau kawula muda untuk berlibur di akhir
pekan. Calon wisatawan dapat melihat video promosi ini untuk mendapat gambaran wisata
mana saja yang akan dikunjungi, mulai dari pagi hari, hingga sepulang nanti membawa oleholeh khas Boyolali. Sehingga penulis sebagai pembuat video ini, memiliki tujuan membujuk
calon wisatawan atau target agar berwisata ke Boyolali yang memiliki obyek wisata cukup
menarik. Kloter (2005) mengungkapkan bahwa video yang menarik merupakan video yang
dapat mempersuasif. Teori-teori dalam perikalanan seperti Teori ELM, konsep AIDDA,
62
komunikasi persuasif yang diaplikasikan dalam video promosi ini, dalam kenyataanya dapat
mempersuasif para penonton dengan dilakukanya uji publik yang sebagian besar responden
menjawab bagus dan sangat bagus.
5.2. Saran
1. Bagi karya tugas akhir selanjutnya, dapat mengangkat tema yang lebih spesifik yang
merupakan ciri khas Boyolali, keunggulan Boyolali seperti kenyamanan atau
mengusung slogan Boyolali, atau lebih spesifik ke daerah tertentu seperti wisata di
daerah Selo atau daerah Kota Boyolali.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengusung Pariwisata Boyolali, dapat
menggunakan segmentasi yang lebih luas menjadi umum atau semua kalangan serta
dapat mengangkat tugas akhir Pariwisata Boyolali yang dikhususkan untuk wisatawan
asing, karena dari data yang diperoleh oleh penulis, wisatawan asing yang berkunjung
ke Boyolali sangatlah sedikit. Diharapkan agar pembuat karya tugas akhir selanjutnya
dapat memproduksi Video Promosi Pariwisata Boyolali bagi wisatawan asing.
3. Bagi pembuat karya tugas akhir video yang mengusung tema apapun, bahwa
mematangkan proses pra produksi sangatlah membantu bagi proses-proses selanjutnya
kedepan. Jika proses pra produski sedikit terkendala akan sulit untuk melanjutkan ke
proses selanjutnya. Sehingga penulis berahap bagi pembuat karya tugas akhir agar
memperhatikan dengan cermat proses pra produksi. Pembuatan naskah cerita alur
dalam video juga perlu diperhatikan agar alur cerita dapat lebih mengalir.
63