T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin T1 BAB I

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk negara republik yang terdiri
dari provinsi-provinsi dan kabupaten, kota yang merupakan daerah otonom yang
memiliki hak otonomi daerah. Sebagai daerah otonom yang memiliki kewenangan untuk
mengatur, mengurusi urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat dengan
menyusun Peraturan daerah (Perda) sesuai dengan kebutuhan . Perda merupakan bentuk
peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibahas dengan
kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan .1
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ), daerah berwenang
mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahan, menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui pelayanan, peran serta masyarakat dan pemerintah untuk peningkatan daya saing
daerah dengan memberikan hak setiap anak agar mendapatkan pendidikan yang bermutu
guna untuk menciptakan kesejahteran dengan melihat penjelasan yang sudah diatur dalam
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4301) yang menjelaskan :


1

Pasal 1 ayat( 7 )Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Pembentukan Perundangundangan

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya ,
masyarakat , bangsa dan negara “.
Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan
pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan global dalam
kehidupan baik itu masalah ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan pendidikan ini pula
harkat dan martabat seseorang akan terangkat. Semakin rendah tingkat pendidikan
seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki
pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut. Hal ini juga
akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata
dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan penduduknya. Negara/bangsa yang pendidikan
penduduknya rata-rata rendah maka dimata dunia martabat bangsa tersebut juga rendah.
Dilihat dari Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 jo UndangUndang Nomor 35 tahun 2014 yang memberikan penjelasan mengenai Perlindungan anak

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup , tumbuh berkembang , dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera .
Sesuai dengan Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2008 tentang Wajib Belajar ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 2009 ) dalam peraturan perundang-undangan ini dijelaskan bahwa wajib belajar
adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Fungsinya diadakannya wajib belajar

9 tahun ini guna untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara demi kesuksesan suatu
negara dalam menciptakan suatu produk yang berkualitas. Dimensi pemerataan
pendidikan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat dan
masyarakat yang tidak mampu khusunya untuk mendapatkan pendidikan dasar.2
Masalah pemerataan pendidikan mencakup tiga aspek yang sangat pokok yaitu
persamaan kesempatan (equality of opportunity ), aksebilitas(accessibility) dan keadilan
atau kewajaran (equity) mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan
pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Sebagaimana

diatur dalam Pembukaan UUD’45 pada Alinea ke-4 jelas dikatakan bahwa salah satu citacita kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . Kemudian dalam 31
UUD NKRI Tahun 1945 Ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap
warga negara dan dijelaskan di dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (
1) UU Nomor 35 Tahun 2014 (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5606 ) sudah diatur jelas dalam tentang perlindungan anak menjelaskan :
“ setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesaui dengan minat

bakatnya.” 3
Sehingga di dalam Pasal 56 ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003, pada salah satu
misinya dijelaskan agar memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berbasis otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik

2
3

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar

Pasal 9 ayat ( 1) UU Nomor 35 tentang Perlindungan Anak Tahun 2014

Indonesia (NKRI), kemudian masyarakat berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan melalui dewan pendidikan atau Komite Sekolah .4
Menanggapi permasalahan pendidikan tersebut, pemerintah gencar mensosialisasikan
pendidikan dasar gratis sembilan tahun mulai 2009 yang disebut dengan Bantuan Siswa
Miskin, Sekolah tidak boleh lagi memungut biaya pendidikan untuk jenjang Sekolah
Dasar, sehingga diharapkan seluruh warga Indonesia mendapatkan pendidikan yang
layak dan terjadinya pemerataan pendidikan berkualitas di seluruh Indonesia, hal ini
sangat bagus untuk mendongkrak prestasi pendidikan indonesia di mata dunia, serta
banyak lagi keuntungan yang dapat dirasakan, karena besar kecilnya biaya pendidikan
terutama pada tingkat satuan pendidikan berhubungan langsung dengan berbagai
indikator mutu pendidikan, seperti angka partisipasi, angka putus sekolah, angka tinggal
kelas, dan prestasi belajar siswa.
Seperti yang di ketahui bahwa pemerintah Kabupaten Kendal merupakan salah
satu Kabupaten yang termasuk daerah otonom dan mempunyai daerah yang luas. Oleh
sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai ketrampilan
untuk memajukan daerah itu sendiri. Dalam melaksanakan pembangunan daerah melalui
pendidikan untuk menyongsong masa depan daerah, sehingga diperlukan pendidikan

agar menjadi generasi muda yang tangguh dan bertanggung jawab.
Dinas daerah yang selama ini melaksanakan tugas yang telah diserahkan oleh
pemerintah semakin memiliki wewenang yang sangat penting dalam memajukan
pemerintahan daerah. Seperti halnya Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal yang memiliki
tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten
Kendal Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
4

Pasal 56 ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Kabupaten Kendal yang menjelaskan mengenai Dinas Pendidikan mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pendidikan.5
Di dalam itu dinas pendidikan juga memiliki fungsi namun belum tercantum didalam
Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah di Kabupaten Kendal. Sesuai dengan penjelasaan Pasal 59 Peraturan Daerah
Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Kabupaten
Kendal . 6
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa peran dinas pendidikan sangat penting

bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan pendidikan di daerah yang tertinggal
maupun di daerah perkotaan agar tidak adanya kesenjangan antara masyarakat kota dan
masyarakat tertinggal. Sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak
memerlukan perhatian dan perlindungan yang khusus dari orang tua, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Pemerintah mengeluarkan Program Bantuan Siswa
Miskin untuk menanggulangi angka putusnya sekolah dengan adanya BSM diharapkan
tidak ada lagi pemungut biaya operasional sekolah terhadap peserta didik terutama siswa
sekolah dasar yang kurang mampu. Pemenuhan pendidikan yang gratis adalah kewajiban
negara, sesuai dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia (DUHAM) yaitu bahwa “Setiap
orang berhak atas pendidikan. Pendidikan gratis mestinya diberikan pada tingkat dasar
atau fundamental dan dilindungi hukum.” Negara yang ikut menandatangani Deklarasi
tersebut memiliki kewajiban dalam pemenuhan hak tersebut. Hak pendidikan yang

5

Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kabupaten Kendal
6
Pasal 8 Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di
Kabupaten Kendal.


didapat tiap warganegara sesuai dengan UUD 1945, Pasal 31 tentang pendidikan, bahwa
“Setiap warga negara berhak mendapatkan Pendidikan yang layak”.

7

Pemerintah tidak melaksanakan kewajiban yang diberikan kewenangan oleh Undangundang untuk menyediakan sarana prasarana serta pembiayaan penampungan,
pendidikan bagi anak-anak yang dalam kondisi kemiskinan, penelantaran, kebuta
hurufan dan pendidikan. sesuai dengan Undang-Undang No.23 Tahun 2003 Jo UU
nomr 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.8
Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Hal ini memberikan Pengertian bahwa
penyelenggaraan pendidikan dasar harus dapat dinikmati oleh setiap anak tanpa adanya
diskriminasi serta dapat diakses secara cuma-cuma oleh setiap golongan masyarakat,
tidak terkecuali masyarakat miskin.9
Tindak lanjut dari UUD NKRI Tahun 1945 tersebut, diundangkan didalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pada
bagian Konsideran butir (a) :
“bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini

kemudian dijabarkan melalui tujuan pendidikan nasional, baik yang tercantum dalam
UUD NKRI Tahun 1945 maupun UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Keberadaan dari tujuan pendidikan nasional sesuai dengan tujuan tentang
pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

7

.Abdussalam dan adri desasfuryanto..Hukum Perlindungan Anak.PTIK. JAKARTA, 2016.cetakan ke-7.. hal.12-15
.Loc.cit
9
International Covenant on Economic Social and Cultural Rights atau Kovenan Internasional tentang Hak-hak
Ekonomi Sosial dan Budaya yang selanjutnya akan disingkat ICESCR, disahkan pada 3 Januari 1976. Kovenan
ini terdiri dari 5 Bagian dan 31 Pasal
8

mengembangkan potensi dirinya unuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara, Sejalan dengan Undang undang No :
20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional, Udang Undang Dasar 1945 BAB

XXIII Pendidikan Pasal 31 juga mengamanatkan :
(1)

Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan

(2).

Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan Dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

(3).

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang
undang.10

Sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 17 Tahun 2011
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal menjelaskan bahwa
Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan.
Melihat penjelasan pada Pasal 5 mengenai tugas pokok dinas pendidikan adalah Dinas
pendidikan memiliki tanggung jawab atas pendidikan di kabupaten kendal untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin melalui bantuan siswa miskin yang sudah
direncanakan oleh pemerintahan, melalui Data Pokok Pendidik adalah sistem pendataan skala
nasional yang terpadu, dan merupakan sumber data utama pendidikan nasional, yang
10

Tujuan pendidikan nasional dalam penjabaran UUD NKRI Tahun 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 disebutkan,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab

merupakan bagian dari Program perancanaan pendidikan nasional dalam mewujudkan insan
Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif yang melakukan pendataan melalui Data Pokok
Pendidikan ( DaPodik ) yang berupa suatu aplikasi oleh kepala sekolah dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Kendal melakukan pengawasan terhadap pemberian bantuan.

Sesuai dengan hasil penelitian di Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal pada tanggal
25 September 2016 Dinas Pendidikan menjelaskan bahwa bantuan dana untuk siswa yang
dikategorikan miskin sudah sepenuhnya diberikan oleh pemerintahan pusat dengan jumlah
kuota 18.565 siswa se-Kabupaten Kendal dan sudah sesuai dengan kuota yang ditetapkan
oleh setiap sekolah dengan bentuk pendana melalui tabungan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah agar setiap siswa menerima dana dengan sejumlah 225.000 suatu saat nanti
penerima kuota dapat mencairkan dengan menujukan kartu identitas yang sudah diterbitkan
melalui Kartu Indonesia Pintar .
Namun, fakta telah membuktikan masih banyak siswa miskin yang tidak
mendapatkan bantuan yang seharusnya mereka terima dengan melihat kuota yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan hanya sebagian yang menerima bantuan bagi siswa
miskin guna untuk mengurangi angka drop out, buta huruf. sesuai dengan kenyataannya
bahwa Dinas pendidikan hanya menerima data saja yang diberikan oleh pemerintah dan
Dinas pendidikan yang ada di setiap kecamatan mengenai jumlah siswa yang didaftarkan dan
yang menerima dari kuota 18.565 siswa sekolah dasar yang masing-masing per sekolah
mangajukan maksimal 50 siswa sekolah dasar. Namun sudah ditentukan oleh pemerintah
pusat hanya 3.248 siswa sekolah dasar yang menerima dana bantuan siswa miskin itu pula
mereka masih dibebani dengan pungutan yang diberikan oleh sekolah.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang organisasi dan tata
kerja dinas daerah dikabupaten kendal bahwa tugas pokok dinas pendidikan adalah
melakukan tugas pembantuan dalam bidang pendidikan sesuai dengan asas-asas otonomi

daerah. Yang dimaksud dalam tugas pembantuan disini seharusnya Dinas pendidikan harus
melakukan pengawasan kembali atas bantuan siswa miskin yang sudah diberikan dan
dicairkan kepada semua siswa yang membutuhkan sesuai dengan kuota yang ditetapkan dari
sekolah atau tidak dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan dasar untuk meningkatkan taraf
kehidupan yang layak dan dinas penidikan juga harus melakukan sosialisasi kembali
mengenai adanya bantuan untuk siswa miskin guna untuk pemenuhan haknya dalam
mendapatkan pendidikan minimal sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu
9tahun .11
Seperti halnya di Kecamatan Patean dan Kecematan Limbangan contohnya, ada
sejumlah 1.059 anak siswa sekolah dasar yang diajukan oleh Kecamatan Patean dan ada
sejumlah 714 anak siswa sekolah dasar yang diajukan oleh Kecamatan Limbanganguna
menerima bantuan biaya sekolah dalam program yang telah diadakan pemerintah seperti
halnya BOS maupun Program Indonesia Pintar atau Bantuan Siswa Miskin guna untuk
menyejahterakan dan mengurangi angka kebutaan huruf didaerah Kecamatan Patean, dan ada
juga di Kecamatan Limbanganada sejumlah anak yang diajukan oleh dinas kecamatan namun
hanya beberapa sekolah saja yang menerima bantuan yang sudah diberikan kepada
pemerintah untuk mengurangi biaya sekolah yang begitu mahalnya.

A. RUMUSAN MASALAH
Menurut Soerjono Soekamto , masalah merupakan suatu proses yang mengalami
halangan dalam mencapai tujuannya. Biasanya halangan tersebut hendak diatasi dan inilah
yang antara lain menjadi tujuan suatu penelitian yang memuaskan12

11

Hasil wawancara dengan bapak joko pratikno dengan jabatan kepala bidang pendidikan sekolah dasar pada
tanggal 25 September 2016
12
Soerjono,soekanto,Pengantar Hukum Penelitian, Jakarta :Penerbit Ui,1986,hal.106

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan permasalahn sebagai berikut.
1. Bagaimana Peran Dinas Pendidikan dalam melaksanakan program bantuan siswa
miskin dikabupaten kendal ?
2. Apakah yang menjadi hambatan Dinas Pendidikan dalam melaksanakan program
bantuan siswa miskin dikabupaten Kendal?

B. TUJUAN PENELITIAN
Perumusan tujuan penelitian merupakan pencerminan arah dan penjabaran strategi
terhadap fenomena yang muncul dalam penelitian, sekaligus agar penelitian yang sedang
dilaksanakan tidak menyimpang dari tujuan semula.
Mengacu pada latar belakang penelitian dan beberapa rumusan masalah yang telah
penulis kemukakan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan mengenai adanya peran dinas pendidikan dalam melaksanakan
program bantuan siswa miskin di Kabupaten Kendal.
2. Untuk menjelaskan hambatan-hambatan yang muncul dalam melaksanakan progam
bantuan siswa miskin oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.

C. MANFAAT PENELITIAN
Selain tujuan penelitian tersebut, dalam penulisan hukum ini juga dapat
memperoleh manfaat. Penulis yang baik adalah jika dapat memberikan manfaat yang baik
dan maksimal, demikian juga dalam penulisan. Dari penulisan, ini diharapkan dapat
berguna bagi penulis maupun pihak-pihak lain. Adapun kegunaan yang diharapkan dapat
diperoleh dari penulisan hukum ini adalah :
1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat ilmiah dalam pembangunan tentang kebijakan
hukum adiministrasi negara dalam upaya pelaksanaan bantuan siswa miskin,
sehingga dari hasil penelitian dan penulisan ini akan membantu menjadi sarana
pengembangan ilmu dan pengetahuan khususnya dalam ilmu hukum administrasi
negara yang berkaitan dengan hak anak untuk medapatkan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pelaksana
otonomi daerah dalam program pemberian bantuan bagi siswa sekolah dasar yang
miskin, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat
pada umumnya atau masyarakat luas akan arti pentingnya pendidikan , terutama
bagi masyarakat miskin .

b. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran
kepada Dinas Kabupaten Kendal dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, serta diharapkan dan menjadi acuan Dinas Pendidikan dalam
menyelesaikan masalah yang sama yaitu pemberian bantuan kepada siswa
sekolah dasar yang dikategorikan masyarakat miskin.

D. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam

masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena.

b. Pendekatan Masalah
Sehubung dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis sosiologis maka pendekatan masalah yang digunakan adalah sosiologis yang
berarti mengkaitkan antara hubungan lembaga negara dengan masyarakat .

c. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
i. Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia.
ii.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

iii.

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Peraturan

Pembentukan Perundang-undangan.
iv.

Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

v.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Pendanaan Pendidikan.

vi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008
tentang Wajib Belajar.

vii.

Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program
Penanggulangan Kemiskinan.

viii.

Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal.

ix.

Peraturan daerah Nomor 10 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupten Kendal.

b. Bahan hukum Sekunder
Bahan Hukum sekunder yang diperoleh dari literature bukum hukum,
jurnal hukum, pendapat para sarjana yang terkait dengan hak anak atas
pendidikan guna tumbuh kembang anak.

c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum yang memberikan petunjuk serta penjelasan rinci mengenai
bahan hukum primer dan tersier, berupa
ensiclopedia dan Blacks Law Dictionary
d. Data Primer
1. Hasil wawancara dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dengan narasumber
bapak joko pratikno selaku ketua bidang pendidikan sekolah dasar pada tanggal 25
September 2016.
2. Hasil wawancara dengan Dinas Pendidikan Kecamatan Limbangan dan Dinas
Kecamatan Patean

e. Prosedur Pengumpulan Bahan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi
yaitu Penelitian Korelasional bertujuan untuk mengungkapkan hubungan Korelatif antar
Variabel walaupun TIDAK diketahui apakah hubungan tersebut merupakan hubungan
Sebab – Akibat atau bukan.Yang dimaksud Hubungan Korelatif adalah Hubungan yang
menyatakan adanya adanya perubahan pada satu variabel yang diikuti oleh perubahan pada

variabel yang lain. Dalam hubungan korelatif dilihat keeratan hubungan antara kedua
veriabel, oleh karenanya dalam penelitian ini Harus Melibatkan paling sedikit Dua
Variabel. Dalam study hubungan menunjukkan menunjukkan hubungan sebab akibat,
tetapi menunjukkan hubungan kesejajaran. Study hubungan tidak hanya dapat dilakukan
dua variable, tetapi juga dapat terhadap lebih dari dua variable.

d. Prosedur Pengolahan dan Analisis Bahan
Keseluruhan Data yang telah diperoleh, baik dari kepustakaan maupun penelitian
lapangan kemudian diproses, diteliti kembali dan disusun kembali secara seksama.
Proses analisis adalah merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
perihal pembinaan dan hal-hal yang diperoleh dari suatu penelitian. Dalam proses
analisis rangkaian data yang telah disusun secara sistematis dan menurut
klasifikasinya, diuraikan, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan cara merumuskan
dalam bentuk uraian kalimat, sehingga merupakan jawaban. Sedangkan dalam
pengambilan kesimpulan dan hasil analisis tersebut penulis berpedoman pada cara
berfikir induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan atas fakta-fakta
yang bersifat khusus lalu diambil kesimpulan secara umum.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan hukum ini disusun dengan sistematika yang terbagi didalam empat bab.
Masing– masing bab memuat penjelasan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti.
Urutan tata letak masing-masing bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai
berikut :
1. Bab I (PENDAHULUAN), berisi tentang latar belakang permasalahan yang akan
dibahas. Dalam lata belakang ini, akan dijelaskan mengenai isu hukum serta

problematika peran Dinas Pendidikan dalam memberikan batuan siswa miskin
untuk mendapatkan haknya atas pendidikan. Selain itu, dalam bab ini juga akan
dibahas mengenai tujuan dan manfaat disusunnya tulisan ini. Dalam metode
penelitian, akan diuraikan bagaimana pendekatan masalah dan isu hukum yang
diangkat, serta prosedur pengumpulan bahan hukum, dan bahan hukum apa saja
yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini.
2.

Bab II ( Kajian teori, Hasil Penelitian & Analisis) akan diuraikan secara lebih
mendalam mengenai Peran Dinas Pendidikan terhadap tumbuh kembang anak
dalam pemenuhan hak atas pendidikan . Terdiri dari hak yang harus di dapat anak
dalam pendidikan , adanya pemerataan, pentingnya peran dinas pendidikan
tehadap tumbuh kembang anak dalam hak atas pendidikan yang harus didapatkan
sehingga terpenuhinya hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.

3. Bab III ( Kesimpulan dan Saran) akan menghubungkan antara isu hukum yang ada
dengan teori serta pembahasan yang telah dianalisis. Sehingga memunculkan
sebuah kesimpulan mengenaiperan dinas pendidikan terhadap tumbuh kembang
anak untuk mendapatkan pendidikan bagi orang yang tidak mampu khusus.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15