T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic ISIT Business Value T1 Full text

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat
Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value
Artikel Ilmiah

Peneliti :
Setiawan Adhi Nugroho
NIM : 682010082

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2015

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat
Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti :
Setiawan Adhi Nugroho
NIM : 682010082

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2015

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat
Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value
1)

Setiawan Adhi Nugroho, 2)Johan J.C. Tambotoh
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail :1) 682010082@student.uksw.edu, 2) johan.tambotoh@staff.uksw.edu
Abstrak
Desa Melung, kecamatan Kedungbanteng, telah berhasil membangun
infrastruktur jaringan internet, tidak hanya itu saja desa Melung juga telah
mengembangkan portal desa serta memanfaatkan aplikasi Mitra Desa untuk
kepentingan administrasi desa. Selama ini belum pernah dilakukan pengukuran manfaat
dari teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung. Salah satu kerangka yang
digunakan untuk mengukur peran atau manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi
adalah Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Ranti’s Generic IS/IT Business Value
merupakan kerangka yang terdiri dari 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis
teknologi informasi.Penelitian ini diperoleh dari analisa peran teknologi informasi dan
komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value yang menunjukan teknologi informasi dan komunikasi terbukti dapat
memberikan peran terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan
peningkatan ekonomi.
Kata Kunci : Ranti’s Generic IS/IT Business Value, administrasi desa, pendidikan,
jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi.
Abstract
Melung village, Kedungbanteng sub-district has managed to build an internet

infrastructure network, furthermore Melung village has also developing district portal
and utilizing Mitra Desa application for the sake of district administration.
Measurement of the information and communication technology benefit in Melung
village has not been done. Measurement of the information and communication
technology benefit can be measured by using Ranti’s Generic IS/IT Business
Value framework. Ranti’s Generic IS/IT Business Value framework consisting of 13
categories and 73 sub-categories of information technology business value. This study
obtained from the analysis toward information communication and technology role
which are assembled with Ranti’s Generic IS/IT Business Value. It shows information
communication and technology is proven to provide a role for village administration,
education, citizen journalism and economic improvement.
Keywords : Ranti’s Generic IS/IT Business Value, village administrative,education,
citizen journalism and economic improvement.

1.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. E-Choupal merupakan

salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk daerah di
pedesaan di India. E-Choupal mampu membantu petani di 29.500 desa menggunakan
4.200 kios di enam negara bagian di India [1]. E-Choupal memiliki keuntungan secara
ekonomi dan secara sosial bagi petani. Secara ekonomis, para petani mampu
mendapatkan harga yang lebih baik dari produk mereka baik dijual melalui teknologi
informasi dan komunikasi ataupun sanchalaks. Sedangkan keuntungan dari sisi
sosialnya adalah petani dapat mengambil keputusan dari informasi yang diberikan oleh
kios [1]. Melalui manfaat yang diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi,
banyak dari pedesaan sudah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menunjang kegiatan mereka sehari-hari.
Selain aspek manfaat ekonomis dan manfaat sosial, keberadaan teknologi
informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai media jurnalisme warga. Aktivitas
bermedia yang dilakukan oleh warga desa kini sudah merambah masuk sampai dengan
pelosok desa di sebagian wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa desa di kabupaten
Banyumas sudah dapat mengakses internet sebagai jembatan masuk kedalam dunia
maya. Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh beberapa desa di dalam lingkungan
kabupaten Banyumas adalah menulis berita secara online. Bentuk paling konkrit adalah
dengan mengelola portal desa yang merupakan bagian dari Gerakan Desa Membangun
(GDM). Penilitian yang dilakukan oleh Lisa Lindawati ini menunjukkan bahwa adanya
media baru memungkinkan berbagai komunitas akar rumput kesempatan untuk

berbicara, termasuk desa [2]. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan adanya
teknologi informasi dan komunikasi memberikan wadah bagi jurnalisme warga,
khususnya bagi warga desa.
Desa Melung, kecamatan Kedungbanteng telah berhasil membangun
infrastruktur jaringan internet untuk memfasilitasi masyarakat desa dan perangkat desa
untuk mengakses internet. Tidak hanya memfasilitasi warga dan perangkat desa desa
Melung memanfaatkan website ataupun portal desa yang dikembangkan bersama
dengan Gerakan Desa Membangun. Selain mengembangkan portal desa, Gerakan Desa
Membangun juga mengembangkan aplikasi Mitra Desa yang dapat digunakan oleh desa
dengan syarat mencapai taget jumlah minimal berita yang dimuat dalam portal dalam
kurun waktu satu bulan. Bersama dengan organisasi Pager Gunung warga juga
mengembangkan pertanian organik. Pada tahun 2013 bulan Agustus pemerintah desa
Melung menerima bantuan berupa tujuh unit komputer dari Kementerian Komunikasi
dan Informasi yang kemudian diresmikan sebagai CAP (Community Acces Point) di
desa Melung1.
1

Hasil wawancara dengan Bapak Khoerudin, Kepala desa Melung yang masih aktif

Keberadaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung

membuat desa ini dikenal sebagai desa internet karena berhasil dalam memfasilitasi
warga serta perangkat desa dalam mengakses internet sebagai sarana untuk mencari
informasi serta pengetahuan. Beberapa media nasional telah meliput keberhasilan desa
Melung dalam membangun infrastruktur serta pengembangan jaringan internet di desa
Melung. Keberadaan portal desa dapat membantu meningkatkan hasil penjualan dari
madu hutan yang dikembangkan oleh warga, banyak warga dari luar desa yang
mengetahui madu hutan yang dikembangkan dari warga melalui internet [3]. Tidak
hanya puas dengan pemanfaatan teknologi informasi warga juga mengembangkan
aplikasi khusus telepon pintar yang digunakan untuk mengenalkan secara luas produk
yang mereka tawarkan [4]. Namun, dalam pratiknya masih ditemui beberapa peranan
teknologi informasi dan komunikasi yang kurang sesusai dengan apa yang disampaikan
oleh beberapa media nasional tersebut.
Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang tentang desa, disebutkan bahwa
desa berhak menerima dana desa yang merupakan dana perimbangan pada setiap
kabupaten atau kota. Selain itu, dalam pasal 86 ayat ketiga setiap desa juga diwajibkan
memiliki sistem informasi desa yang meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat
lunak, jaringan, serta sumber daya manusia [5]. Penelitian untuk mengukur manfaat
teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan belum banyak dilakukan sebelumnya.
Salah satu kerangka yang dikembangkan dalam mengukur manfaat teknologi informasi
dan komunikasi adalah Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Ranti’s Generic IS/IT

Business Value terdiri dari 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis teknologi
informasi, dimana masing-masing menunjukan tujuan dilakukannya investasi teknologi
informasi pada organisasi maupun perusahaan [6]. Penggunaan kerangka Ranti’s
Generic IS/IT Business Value dimaksudkan untuk mempermudah pengukuran manfaat
dari investasi teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan, selain itu penggunaan
kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value tidak mempermasalahkan manfaat
tangible ataupun intangible dari teknologi informasi dan komunikasi. Bedasarkan hal
tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai peran dari teknologi informasi dan
komunikasi di pedesaan, sehingga luaran dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
gambaran ataupun bahan evaluasi mengenai teknologi informasi dan komunikasi di
pedesaan oleh pihak terkait.
2.

Kajian Pustaka

Penelitian di Ghana menunujukan bahwa teknologi informasi berpotensi sangat
besar dalam percepatan pembangunan pada wilayah pedesaan. Selain itu M.S Boateng
dalam penelitiannya menemukan bahwa teknologi informasi dan komunikasi
memainkan peran utama dalam pengembangan sosial ekonomi daerah pedesaan.
Teknologi informasi dan komunikasi juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan

komunikasi, memperdalam desentralisasi, menarik usaha mikro dan kecil, serta
memberi kontribusi dalam otomatisasi Rural Banks, jaringan, berbagi informasi serta
meningkatkan pelayanan pembelajaran jarak jauh di daerah pedesaan di Ghana. Adapun
tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan listrik, angka buta huruf, penerimaan

pengguna dan konten lokal harus diperhatikan terlebih dahulu agar nantinya dapat
memperoleh potensi yang dimiliki oleh teknologi informasi dan komunikasi [7].
Marthinus C Breitenbach dalam sebuah kajian mengenai evaluasi kualitatif studi
kasus yang memberikan paparan bagaimana telecenter dapat membantu meningkatkan
kehidupan masyarakat pedesaan khususnya di Thabina. Dalam ulasanya Marthinus C
Breitenbach memamparkan bahwa telecenter merupakan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pembangunan ekonomi. Makalahnya dimaksudkan untuk
menginformasikan kepada pemangku kepentingan bahwa teknologi informasi dan
komunikasi dapat mengubah kehidupan di negara berkembang dengan menggunakan
aplikasi telecenter [8].
Hubungan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan ini
adalah memiliki kesamaan objek penelitian, yaitu meneliti pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di pedesaan. Hal yang membedakan adalah pada penelitian
yang pertama dilakukan oleh M.S. Boateng ditemukan beberapa kontribusi yang
diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan, diantaranya

meningkatkan komunikasi, memperdalam desentralisasi, menarik usaha mikro dan
kecil, serta memberi kontribusi dalam otomatisasi Rural Banks, jaringan, berbagi
informasi serta meningkatkan pelayanan pembelajaran jarak jauh di daerah pedesaan.
Selain itu dalam penelitiannya M.S. Boateng menyajikan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi secara luas serta menggunakan data primer maupun
menggunakan data sekunder. Sedangkan dalam penelitian yang kedua merupakan
evaluasi kualitatif studi kasus yang menunjukan bagaimana telecenter dapat membantu
meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan khususnya di Thabina dan data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa media. Sedangkan
dalam penelitian ini dilakukan analisa manfaat teknologi informasi dan komunikasi di
pedesaan serta membahas beberapa aspek manfaat dari teknologi informasi dan
komunikasi yang dirangkai melalui kerangkaRanti’s Generic IS/IT Business Value.
Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan hasil penelitian Ranti yang
menggunakan metode Hermeneutik bedasarkan 60 kasus implementasi teknologi
informasi berbagai aplikasi perangkat lunak serta sistem informasi dari berbagai sektor
di Indonesia. Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan kerangka yang
digunakan untuk mengidentifikasi manfaat-manfaat dari suatu investasi teknologi
informasi tanpa membedakan manfaat intangible serta manfaat intangible yang selama
ini sering menjadi penghambat dalam proses pengkuantifikasi manfaat dari teknologi
informasi. Ranti’s Generic IS/IT Business Value terdiri dari 13 kategori dan 73 subkategori manfaat bisnis teknologi informasi, dimana masing-masing menunjukan tujuan

dilakukannya investasi teknologi informasi pada organisasi maupun perusahaan yang di
tunjukan pada tabel I berikut ini :

Tabel 1 : Ranti’s Generic IS/IT Business Value [6]
Kategori
Mengurangi Biaya/ Reducing Cost Of (RCO)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Meningkatkan Produktivitas / Increasing Productivity by

(IPR)

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Mempercepat Proses / Accelerating Process of (APR)

20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

Mengurangi Resiko / Reducing Risk of (RRI)

28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.

Meningkatkan Pendapatan /Increasing Revenue caused by
(IRE)

40.
41.
42.
43.
44.

Sub-Kategori
Biaya Telekomunikasi (Telecomunications Cost of
certain activity)
Biaya Perjalanan (Travelling cost)
Biaya SDM (Staff/operator/employee)
Biaya Rapat (Meeting cost)
Biaya Kegagalan Layanan (Service failure cost)
Biaya Pengiriman (Delivery cost)
Biaya Pelatihan (Training cost per employee)
Biaya Pengiriman Kembali Barang yang Salah
Kirim (Returning cost for incorrect delivery)
Biaya Pinjaman Uang (Cost of money)
Biaya ATK (Office supplies and printing cost)
Biaya Berlangganan (Subscription cost of certain
reading materials)
Biaya Sewa Ruangan (Space rental cost)
Biaya Sewa Peralatan (Device rental cost)
Biaya Inventori (Inventory cost)
Biaya Kegagalan Penelitian (Research failure cost)
Restrukturisasi Fungsi Pekerjaan (Restructuring
job function)
Mempercepat Pemahaman Produk (Accelerating
mastering product knowledge)
MempermudahAnalisis (Ease of analysis)
Meningkatkan Kepuasaan Karyawan (Increasing
employee satisfaction)
Proses Produksi (Production process)
Proses Pengadaan Stok (Stock procurement
process)
Proses Pembuatan Laporan (Report making
process)
Proses Persiapan Data (Data preparation process)
Proses Pemeriksaan Permohonan (Request/Order
checking process)
Proses Pembayaran Hutang (Debt payment
process)
Proses Transaksi (Transaction process)
Proses Pembuatan Keputusan (Decision making
process)
Kesalahan
Perhitungan
Harga
(Price
miscalculation)
Klaim yang tidak bias Dipulihkan (Unrecoverable
claim)
Kehilangan Inventori (Inventory lost)
Barang yang Ditolak (Rejected goods)
Kehilangan Data (Data lost)
Data yang Salah (Incorrect data)
Denda (Penalty)
Kehilangan Karyawan Potensial (Losing potential
employee)
Pemalsuan (Forgery)
Kecurangan Administrasi (Administration fraud)
Pembayaran yang Salah (Incorrect payment)
Kesalahan
Pengelolaan
Aset
(Asset
mismanagement)
Peningkatan Kapasitas Bisnis (Increasing business
capacity)
Peningkatan Kualitas Laporan (Increasing report
quality)
PeningkatanKepercayaan Pelanggan (Increasing
customer trust)
Perluasan Pasar (Widening market segment)
Peningkatan Pendapatan lain-lain (Increasing other

Meningkatkan Keakuratan / Increasing Accuracy of
(IAC)

Mempercepat Pemasukan Uang / Accelerating Cash-in
caused
by
(ACI)
Meningkatkan
Layanan
Eksternal
/
Increasing
External
Services
of
(IES)

Meningkatkan Citra / Increasing Image caused by (IIM)

Meningkatkan
Increasing Quality of (IQU)

Meningkatkan
Increasing
(IIS)

Kualitas

Layanan
Internal

/

Internal
Services

Meningkatkan Keunggulan Bersaing
Competitive Advantage caused by (ICA)

/

Menghindari Biaya / Avoiding Cost of (ACO)

/
of

Increasing

45.
46.
47.
48.
49.
50.

incomes)
Tagihan (Billing)
Analisis (Analysis)
Data
Perencanaan (Planning)
Keputusan (Decision)
Percepatan Pengiriman Tagihan (Accelerating
billing dispatching)

51. Mengurangi Pembatalan Order (Reducing order
cancellation)
52. Mengetahui Permasalahan Pelanggan (Knowing
customer’s problems)
53. Menambah Titik Layanan (Adding point of
services)
54. Layanan yang Dipersonalisasi (Personalized
services)
55. Kepuasan Pelanggan (Customer satisfaction)
56. Meningkatan Kualitas Layanan (Increasing service
quality)
57. Menawarkan Diskon yang Besar (Offering
substantial discounts)
58. Mematuhi Regulasi (Complying with regulations)
59. Menggunakan SistemB ermerek (Using branded
systems)
Pemasok
(Supplier/vendor
60. Manajemen
management)
61. Hasil Pekerjaan (Work result)
62. Layanan (Services)
63. Produk (Products)
64. Layanan Bersama (Shared services)
65. Memadukan Hak dan Kewajiban Karyawan
(Matching employee’s right and responsibility)
66. Layanan Terhadap Karyawan (Employee services)
67. Jadwal dan Materi Pelatihan yang Tepat (Proper
schedule and training material)
68. Membentuk Aliansi Bisnis (Forming business
alliances)
69. Mempercepat Pelaksanaan Peluang Bisnis Baru
(Accelerating the execution of new business
opportunities)
70. Meningkatan Biaya Perpindahan Pelanggan
(Increasing switching cost)
71. Dana Cadangan (Reserved fund)
72. Biaya Pemeliharaan (Maintenance cost)
73. Biaya KehilangandanKeterlambatan (Lost and
delay cost)

Fasilitas internet di desa Melung dibangun secara swadaya dan bekerjasama
dengan melibatkan Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng. Terbatasnya
infrastruktur layanan penyedia internet yang hanya sampai gerumbul Melung. Adanya
keterbatasan ini, membuat pihak desa mengembangkan jaringan dengan menganggarkan
dana untuk membeli antenna Omni dan radio TP link yang digunakan sebagai penerima
sinyal sekaligus digunakan sebagai hotspot. Server routing serta bandwith manajemen
terletak di rumah Agung Budi Satrio di gerumbul Melung, di sini terpasang radio TP
link yang digunakan sebagai gerbang awal distribusi sinyal kebeberapa titik akses
internet yang terletak di gerumbul Melung, Kaliputra dan Depok atas. Ke arah timur
sekitar 50 meter dari rumah Agung Budi Satrio, di rumah Narwin yang merupakan salah
satu perangkat desa Melung, terdapat radio TP link yang di gunakan sebagai hotspot

area bagi warga sekitar. Kemudian sekitar 130 meter ke arah selatan dari rumah Agung
Budi Satrio antenna Omni terpasang di rumah Margino yang juga merupakan perangkat
desa, yang digunakan sebagai penerima sekaligus hotspot area atau area titik akses
internet. Antenna Omni juga tepasang di balai desa yang digunakan sebagai penerima
sekaligus hotspot area atau area titik akses internet yang didistribusikan ke beberapa
unit komputer yang ada di balai desa melung serta CAP (Comunity Acces Point).
Hotspot area atau titik akses internet juga terdapat di dua titik di gerumbul Kaliputra,
dengan menggunakan radio TP link dua titik akses internet berada di rumah Khoerudin
yang berada di sekitar masjid dan di rumah Sulastri yang terletak sekitar 50 meter arah
selatan dari rumah Khoerudin. Titik akses internet lainnya terdapat di gerumbul Depok
atas yang berada di rumah Timbul Yulianto. Gerumbul Salarendeng belum mempunyai
titik akses internet dikarenakan letaknya cukup jauh serta terhalang bukit sehingga
belum dapat dijangkau dengan infrastruktur yang ada. Sekolah Menengah Pertama 3
Kedungbanteng sudah tidak lagi memanfaatkan akses internet yang ada di desa Melung,
karena dianggap kurang memadai dalam aktivitas internet di sekolah tersebut. Untuk
mengenal dan mengetahui titik-titik akses internet desa Melung dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1 Peta Wilayah Administrasi dan Titik Akses Internet Desa Melung [9]

3.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Metode penelitian kualitatif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti objek alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
triangulasi, analisis bersifat induktif dan lebih menekankan makna daripada generalisasi

[10]. Pendekatan deskriptif kualitatif didasarkan pada pemikiran bahwa penelitian ini
bersifat mendeskripsikan fenomena apa adanya secara urut dan sistematis. Dengan kata
lain, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan sifat sesuatu
yang tengah berlangsung pada saat ini yaitu, peran teknologi informasi dan komunikasi
di pedesaan yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value di desa Melung kecamatan Kedungbanteng kabupaten Banyumas. Sumber data
dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder. Data Primer
diperoleh melalui pertanyaan lisan dengan menggunakan metode wawancara,
sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui data dari portal berita
ataupun video yang diperoleh dari internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan
wawancara. Adapun penentuan dari subjek penelitian ini didasarkan pada purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu [10]. Wawancara dilakukan kepada informan kunci yang
dipilih dan dianggap cukup representatif mewakili pihak yang terlibat ataupun objek
dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung. Adapun
informan kunci dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Data Informan Kunci
No

Nama

Jabatan / pekerjaan

1
2

Agung Budi
Satrio
Khoerudin

3

Margino

4

Suwarjo

5

Timbul
Yulianto

Warga /
Mantan kepala desa
Kepala desa
Melung Aktif
Operator Web Desa
(Kaur
Keuangan
Desa)
Petani organik (tidak
aktif)
Kasi Pembanguanan
desa

6

Darkam

7

Adi
Nur
Cahyo

Petani / Penjual madu
hutan
Warga desa Melung/
wiraswasta

Usia
(Tahun)

Pendidikan
Terakhir

Pengalaman
Menggunakan
Komputer
(Tahun)
>10

49

S1 Peternakan

41

S1 Sosiologi

>10

40

Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama
(SLTP)
Sekolah Rakyat
(SR)
Sekolah Lanjutan
Tingkat
Atas
(SLTA)
Sekolah
Dasar
(SD)
S1 Kependidikan

>5

67
38
38
25

>3
>5

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini, tahapan
penelitian dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Tahapan Penelitian

4.

Hasil dan Pembahasan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan satu hal yang
tidak dapat dihindari oleh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi
informasi sudah banyak digunakan sebagai pendukung untuk mencari informasi ataupun
sebagai alat untuk memberikan informasi. Munculnya rasa ketertinggalan desa dalam
memperoleh informasi serta munculnya kesadaran akan pentingnya teknologi informasi
dan komunikasi yang merupakan suatu kebutuhan mendasar dimasa depan membuat
Agung Budi Satrio mengembangkan desa Melung sebagai desa internet serta
membangun infrastruktur jaringan internet untuk memfasilitasi masyarakat desa dan
perangkat desa untuk mengakses internet. Tidak hanya berhenti di situ, desa Melung
juga mengembangkan portal desa atau website desa yang berisi tentang potensi-potensi
yang dimiliki oleh desa. Keberhasilan ini membuat beberapa media, baik media online
ataupun televisi memuat berita tentang keberhasilan desa Melung dalam membangun
infrastruktur serta pengembangan jaringan internet. Bahkan salah satu media berita
nasional menyebutkan, dengan adanya portal desa dapat membantu meningkatkan hasil
penjualan dari madu hutan yang dikembangkan oleh warga, banyak warga dari luar desa
yang mengetahui madu hutan yang dikembangkan dari warga melalui internet [3].
Tidak hanya puas dengan pemanfaatan teknologi informasi warga juga mengembangkan
aplikasi khusus telepon pintar yang digunakan untuk mengenalkan secara luas produk
yang mereka tawarkan [4]. Namun dalam pratiknya masih ditemui beberapa peranan

teknologi informasi dan komunikasi yang kurang sesusai dengan apa yang disampaikan
oleh beberapa media nasional tersebut.
Untuk melakukan pengukuran terhadap peran teknologi informasi dan
komunikasi di pedesaan maka peneliti menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT
Business Value. Salah satu alasan menggunakan metode ini adalah dalam pengukuran
manfaat teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan Ranti’s Generic
IS/IT Business Value tidak mempermasalahkan manfaat tangible ataupun manfaat
intangible dari teknologi informasi. Adapun dalam penelitian ini tidak dilakukan proses
kuantifikasi atau perhitungan terhadap suatu manfaat dari teknologi informasi,
melainkan hanya memberikan deskripsi serta menggambarkan peran dari teknologi
informasi dan komunikasi di pedesaan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT
Business Value. Berikut ini merupakan pembahasan peran teknologi informasi dan
komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business
Value :
1.

Administrasi desa

Teknologi informasi dan komunikasi bukan merupakan suatu hal yang baru lagi
bagi desa Melung. Sejak tahun 2003 balai desa Melung sudah menggunakan satu
perangkat komputer yang digunakan untuk melakukan proses pembuatan suratmenyurat ataupun kepentingan administrasi desa lainnya. Hanya saja pada saat itu
penggunaan belum maksimal, penggunaaan untuk kepentingan pelayanan suratmenyurat masih lebih banyak menggunakan mesin ketik jika dibandingkan dengan
menggunakan komputer. Agung Budi Satrio merupakan penggagas digunakannya
komputer sebagai alat untuk membantu efiesiensi serta efektifitas dalam bekerja,
lulusan S1 peternakan dari salah satu universitas di Jakata ini menjelaskan bahwa
penggunaan teknologi informasi ini merupakan suatu kebutuhan di masa depan, Agung
Budi Satrio menuturkan “...terus yang ke empat ee sebenarnya teknologi informasi ini
menjadi sebuah kebutuhan dimasa depan, dimana apabila desa tidak mengikuti dengan
ee dengan apa yang kita ee perkembangan teknologi ini saya yakin nanti desa itu akan
jauh ketinggalan dalam hal sisi informasi maupun sisi teknologi yang lain...”. Dari
pernyataan inilah Agung Budi Satrio memberikan pelayanan kepada pemerintah desa
untuk belajar dalam penggunaan komputer khususnya. Kesulitan dalam segi sumber
daya manusia bukan suatu halangan dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, hal yang paling ditekankan oleh Agung Budi Satrio adalah komputer
mampu memberikan efisiensi serta efektifitas dalam bekerja, seperti dalam
pernyataannya “dari segi sdm memang ee kalau mas melihat tidak seperti sekarang,
artinya bagaimana perangkat itu sudah lihai mempergunakan komputer memang ee
kami menekankan kepada khususnya kepada temen-temen perangkat bahwa komputer
menjadi alat mendasar untuk kecanggihan bekerja, karena dengan menganggap bisa
komputer ini efektif kerja, efisiensi kerja itu dapat dapat dilakukan”.
Tidak hanya menggunakan komputer saja, desa Melung juga menggunakan
aplikasi khusus dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat dengan menggunakan
aplikasi Mitra Desa yang merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Gerakan Desa

Membangun sebagai imbalan telah mencapai mencapai target jumlah minimal berita
yang dimuat dalam portal dalam kurun waktu satu bulan serta aplikasi SMARD yang
merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah. Aplikasi Mitra Desa lebih
dulu digunakan daripada aplikasi SMARD yang dikembangkan oleh pemerintah.
Kemudahan yang diberikan oleh aplikasi Mitra Desa salah satunya adalah terkait
dengan permintaan surat-menyurat. Kedua aplikasi ini merupakan aplikasi pengelolaan
basis data penduduk berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan).
Bedasarkan berapa temuan dan penyataan yang diperoleh melalui hasil
wawancara maka peran teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi desa
yang dirangkai dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value
adalah sebagai berikut :

Mengurangi Resiko Kehilangan Data (RRI )
Arsip desa merupakan data penting yang dimiliki oleh pemerintah desa Melung,
penyimpanan arsip atau berkas desa yang masih acak-acakan, kondisi alam yang
lembab, rawan kehujanan, serta kemungkinan berkas atau arsip yang dimakan rayap
menjadikan resiko kehilangan data atau berkas fisik berupa kertas. Keberadaan fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer menjadikan resiko kehilangan
data atapun arsip desa dapat ditekan. Hal ini disampaikan oleh Margino yang
merupakan salah satu perangkat desa Melung “kita lagi membangun sebuah tata kelola
pemerintah yang baik, karena selama ini sebelum ada teknologi masuk desa ini, kita
dalam pengarsipan surat-surat katakan itu masih acak-acakan, kalau mau mencari
berkas itu kita harus bongkar semua dan agak ribet juga, rawannya atau bahayanya, ya
namanya barang kertas kadang-kadang dimakan rayap terus kemudian kehujanan
apalagi dengan kondisi desa melung yang agak lembab sangat berpengaruh dengan
rusaknya...”. Dari pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya teknologi
informasi dan komunikasi berperan sebagai media penyimpanan arsip desa ataupun
berkas desa sehingga resiko kerusakan ataupun kehilangan dapat berkurang.


Mempercepat Proses Persiapan Data (APR)

Teknologi informasi dan komunikasi khsususnya komputer mampu melakukan
efisiensi dalam bekerja, sehingga hal ini dapat membantu mempercepat proses
persiapan data. Peran teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai alat
atau sarana yang digunakan untuk menyimpan data-data yang terdahulu sehingga jika
data tersebut dibutuhkan sebagai alat pengambilan keputusan misalnya, maka teknologi
informasi berperan sebagai alat yang digunakan untuk membantu persiapan data yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. “misalnya begini kita ambil contoh ya
bagaimana komputer bisa melakukan efisiensi bekerja sehingga file-file data yang
dahulu bisa kita keluarkan dengan cepat”. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan
Agung Budi Satrio tentang bagaimana komputer dapat melakukan efisiensi dalam
bekerja sehingga proses persiapan data dapat ditampilkan secara cepat.



Meningkatkan Kualitas Layanan (IQU)

Aplikasi Mitra Desa membantu proses pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan surat-menyurat sehingga masyarakat mendapatkan kualitas pelayanan
yang lebih baik, misalnya dari segi kecepatan pelayanan dan format yang lebih bagus.
Hanya saja penggunaan aplikasi Mitra Desa ini sangat bergantung pada kondisi jaringan
internet di desa Melung, selain itu dengan sering berubahnya format surat dari
pemerintah daerah membuat penggunaan aplikasi ini sedikit terkendala. Ketika
penelitian dilakukan penggunaan aplikasi Mitra Desa hanya sebatas digunakan sebagai
sarana pengelolaan basis data penduduk. Pelayanan terhadap permintaan surat-menyurat
selama penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer menggunakan
aplikasi pengolahan kata. Namun hal tersebut tidak mengurangi kualitas layanan yang
didapatkan oleh warga. Agung Budi Satrio menuturkan “iya, itu sudah pasti artinya ee
dari sisi pemanfaatan teknologi ini berdampak jelas pada pelayanan masyarakat,
misalnya ee yang dulunya kami bisa ee melayani misalnya sekian menit, mungkin
dengan dengan dengan komputer ini bisa melayani lebih cepat, memang ada kendala
yang sangat vital ketika kita sudah semua mempergunakan teknologi ini, yang pertama
adalah mati lampu misalnya, nah itu kita akan pasti vakum untuk melakukan pelayanan
kepada masyarakat...”. Selain itu dengan adanya internet masyarakat yang
membutuhkan surat keterengan kependudukan dari desa dapat mendapatkannya melalui
e-mail, hal tersebut disampaikan oleh Adi Nurcahyo yang merupakan salah satu warga
desa Melung “kemudian misalkan ada warga desa melung yang mau mengurus surat
kependudukan itu bisa via e-mail, terutama yang ada di jakarta bisa kirim e-mail kesini
ke e-mail desa melung bisa berhubungan langsung dengan perangkat desanya...”.Dari
beberapa pernyataan tersebut peran teknologi informasi dan komunikasi dapat
meningkatkan kualitas layanan, baik dari segi kecepatan pelayanan dan pelayanan dari
jarak jauh, hanya saja masih perlu antisipasi pada saat terjadi mati lampu.
2.

Pendidikan

Pada tahun 2013 tepatnya pada bulan Agustus pemerintah Desa Melung
mendapat hibah peralatan komputer dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
sebanyak 7 unit komputer. Kemudian hal itu diresmikan sebagai CAP (Community
Acces Point). Hibah tersebut turun setelah banyak media yang memuat keberhasilan
desa Melung dalam membangun jaringan internet serta berhasil dalam mengelola portal
desa secara baik. Adapun salah satu aktifitas yang dilakukan di CAP adalah
memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga tentang bagaimana cara membuat email, pelajaran mengetik, dan pelajaran lainnya tentang penggunaan komputer. Dalam
segi pendidikan lainnya pemerintah desa juga memberikan fasilitas teknologi informasi
dan komunikasi kepada pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng
untuk menggunakan komputer yang berada di CAP.

Pada tahun 2007 internet digunakan didalam pemerintahan desa Melung dengan
menggunakan penyedia layanan internet telkom flexy, guna memberikan fasilitas di
dalam lingkup pemerintahan desa saja. Pada tahun 2011 pihak pemerintah desa
bekerjasama dengan pihak Sekolah Menengah Negeri 3 Kedungbanteng membangun
infrastruktur internet, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan jangkauan
infrastruktur penyedia layanan internet yang hanya sampai gerumbul Melung. Pada
awalnya titik layanan internet hanya dapat di akses di 3 titik, yaitu di rumah Agung
Budi Satrio, balai desa, serta Sekolah Menengah Negeri 3 Kedungbanteng. Hal yang
mendasari dibangunnya infrastruktur internet ini adalah memberikan pelayanan kepada
pemerintahan desa serta pihak sekolah. Agung Budi Satrio menuturkan “nah, ee
memang ee apa kendala-kendala yang kami hadapi tidak begitu banyak karena memang
masayarakat masih belum banyak, belum banyak mengenal ee pemanfaatan teknologi
karena memang pada saat itu saya, kami fokus hanya kepada perangkat desa dan pihak
sekolah karena, kenapa pihak sekolah, karena ee di sana ada murid-murid yang lebih
banyak adalah ee warga kami sehingga pemanfaatan teknologi informasi ini ee hanya
mata pelajaran tik ini yang juga bisa diberikan kepada siswa-siswi smp ee dan juga
diberikan juga ee lengkap untuk mata pelajaran tik nya ada komputernya ada internet
seperti itu”. Infrastruktur internet dibangun bekerjasama dengan melibatkan pihak
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng dikarenakan di sekolah tersebut
lebih banyak siswa dan siswinya merupakan warga desa Melung, selain itu latar
belakang infrastruktur internet dibangun adalah sebagai sarana pendukung pembelajaran
mata pelajaran TIK di sekolah tersebut.
Keberadaan internet memberikan fasilitas kepada perangkat desa untuk mencari
pengetahuan guna mendukung kegiatannya sebagai perangkat desa.Khoerudin kepala
desa yang masih aktif menegaskan “bahwa harapannya dengan dikenalnya desa melung
sebagai desa internet, ee sebuah gagasan yang dirintis oleh beliau kepala desa
sebelum saya, bahwa ini akan memberikan kesempatan bagi warga desa kami dan
terutama bagi aparatur pemerintahan desa kami mampu menggunakan teknologi
utamanya adalah teknologi komputer untuk pelayanan maupun internet sebagai tambah
pengetahuan, karena dengan dunia internet itu e kita juga bisa mencari berbagai
informasi baik terkait dengan ee pendidikan, kesehatan ataupun yang terkait dengan ee
pekerjaan ee misalnya aparatur desa kami”.
Bertambahnya titik layanan akses internet membuat warga dapat mengakses
internet di titik-titik yang memiliki akses internet. Internet juga digunakan warga
sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, Adi Nurcahyo menambahkan dalam
pernyataannya “kalau saya sendiri yang sering diakses itu mengenai ee media sosial itu
rutin untuk kontak dengan teman-teman saya, kemudian juga dengan berbagai macam
ee berita-berita terbaru selain itu juga misalkan artikel-artikel ilmiah, dan juga yang
ringan-ringan misalkan seperti apa namanya ya tentang seperti tutorial-tutorial dan
tentang ilmu pengetahuan masih update , tentang kewirausahaan”.
Bedasarkan beberapa pernyataan dan berapa temuan di atas maka peran
teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan di desa Melung yang dirangkai

dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value adalah sebagai
berikut :


Meningkatkan Layanan Internal Layanan Bersama (ISS)

Infrastruktur jaringan internet yang dibangun bersama dengan pihak Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng merupakan bentuk suatu layanan bersama
yang dibangun antara pihak pemerintah desa dan pihak sekolah. Layanan bersama yang
didapatkan oleh pemerintahan desa adalah akses internet yang digunakan oleh
perangkatnya sebagai sarana untuk menambah pengetahuan ataupun sebagai sarana
untuk mendukung kegiatannya sebagai perangkat desa. Pihak sekolah mendapatkan
fasilitas berupa layanan akses internet guna mendukung pembelajaran mata pelajaran
TIK di sekolah tersebut, dengan demikian layanan internal bersama dapat ditingkatkan.
Pada kunjungan kedua ke desa Melung ditemui bahwa pihak sekolah sudah tidak
menggunakan layanan internet yang dibangun bersama dengan pihak desa, karena
dianggap kurang memadai dalam aktivitas internet di sekolah tersebut. Namun pihak
pemerintah desa menyediakan tempat untuk sekolah untuk memanfaatkan fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi yang terletak di CAP.


Meningkatkan Layanan Internal Layanan Terhadap Pegawai (ISS)

Pelayanan internal terhadap pegawai dalam konteks desa Melung merupakan
bentuk layanan yang ditujukan kepada perangkat desa dan lebih kepada masyarakat
desa. Layanan terhadap masyarakat desa berupa layanan mendapatkan akses internet
sebagai sarana untuk tambah pengetahuan ataupun internet sebagai sarana untuk akses
sosial media. Penggunaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi di CAP sebagai
sarana pembelajaran warga, sehingga warga mendapat pengetahuan baru tentang
teknologi informasi dan komunikasi khususnya pengetahuan tentang komputer sehingga
dapat memingkatkan layanan terhadap masyarakat.
3.

Jurnalisme Warga dan Peningkatan Ekonomi

Aktivitas bermedia yang dilakukan oleh warga desa kini sudah merambah masuk
sampai dengan pelosok desa di sebagian wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa desa
di kabupaten Banyumas sudah dapat mengakses internet sebagai jembatan masuk
kedalam dunia maya. Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh beberapa desa di dalam
lingkungan kabupaten Banyumas adalah menulis berita secara online. Bentuk paling
konkrit adalah dengan mengelola portal desa yang merupakan bagian dari Gerakan Desa
Membangun (GDM). Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Lindawati ini menunjukkan
bahwa adanya media baru memungkinkan berbagai komunitas akar rumput kesempatan
untuk berbicara, termasuk desa [2]. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan adanya
teknologi informasi dan komunikasi memberikan wadah bagi jurnalisme warga,
khususnya bagi warga desa.

Latar belakang dikembangnya Melung sebagai desa internet didasari dengan
adanya sumber informasi yang dirasa sangat kurang, serta kurang berimbangnya media
arus utama dalam memuat berita tentang desa. Agung budi satrio menuturkan “e
awalnya sih bagaimana desa itu dalam dalam suatu informasi itu sangat ketinggalan
itu yang pertama, yang kedua suara-suara di media mainstream, media arus utama itu
e bicara tentang desa itu sesuatu hal yang seolah-olah negatif dan sesuatu hal desa itu
tidak berdaya, nah dari situ itu makanya kami mencoba bagaimana desa itu sebenarnya
punya pengalaman-pengalaman unik yang harus kita publikasikan dan masyarakat
umum itu harus tau...”.Teknologi informasi dan komunikasi khsususnya internet
dianggap berperan dalam mencari pengetahuan serta sarana dalam berbagi pengetahuan.
Masih dalam penuturan Agung budi satrio, dalam penuturannya “...sehingga e gagasan
itu muncul bagaimana desa itu e dengan memanfaatkan internet itu untuk tidak saja
mencari pengetahuan tetapi juga memberikan pengetahuan kepada orang lain”.Portal
desa atau website desa melung digunakan untuk memuat potensi, sosial budaya, serta
suatu kejadian yang dimiliki oleh desa.
Berita yang dipublikasikan merupakan berita yang sebelumnya berita yang
sudah dilakukan cek silang antara narasumber dan fakta-fakta yang terjadi dilapangan.
Kontributor sangat selektif dalam melakukan pemilahan berita yang akan
dipublikasikan di portal desa. Dengan adanya portal desa mampu mengangkat potensi
yang dimiliki oleh desa, hal ini dirasakan oleh Darkam salah satu warga desa yang
menjual serta mengelola produk dari madu hutan. Darkam menuturkan “ada ya, setelah
waktu itu dari pihak desa memasukan nama saya di internet, ternyata orang-orang kota
yang membuka internet sedangkan membuka itu tujuan untuk mencari madu yang asli
ternyata menemukan alamat di Desa Melung nama saya, terus dicari-cari sampai kesini
ya sampai sini sekarang dari kota itu bisa untuk langganan setelah mengetahui sendiri
sehingga terus saya minta alamatnya, terus sekarang kalau membutuhkan minta
dikirim”. Hal serupa juga dirasakan oleh Suwarjo yang merupakan salah satu petani
organik di desa Melung, menurut Suwarjo dengan dimuatnya potensi sayur organik
memberikan kesempatan untuk mengenalkan sayur organik yang dikembangkan oleh
desa secara luas kepada masyarakat di luar desa Melung. Suwarjo menuturkan “ya
sempat karena, sedapatnya sempat banyak yang kesini nyari sayuran organik karena
ulahnya pak budi waktu memang, lewat-lewat internet.... jadi banyak waktu itu”.
Bedasarkan beberapa pernyataan dan berapa temuan di atas maka peran
teknologi informasi dan komunikasi dalam jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi
di desa Melung yang dirangkai dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT
Business Value adalah sebagai berikut :


Meningkatkan Pendapatan disebabkan oleh Perluasan Pasar (IRE)

Portal desa ataupun website desa yang digunakan sebagai sarana jurnalisme
warga, secara tidak langsung dapat membantu memasarkan potensi yang dimiliki oleh
warga desa melung, dengan banyaknya orang yang mengunjungi portal desa
memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengakses berita ataupun konten yang

dimuat di dalam portal desa Melung. Dengan demikian bukan suatu yang tidak mungkin
banyak dari pengunjung portal desa yang tertarik dengan potensi yang dimuat di dalam
portal desa. Meskipun tidak secara lansung memasarkan potensi yang dimiliki oleh desa
hal ini sangat membantu dalam perluasan pasar potensi yang dimiliki oleh warga desa
Melung, hal ini terbukti dengan banyaknya kunjungan dari warga luar desa Melung
yang mencari potensi yang dimiliki desa. Hal tersebut memberikan peluang untuk
meningkatkan pendapatan yang disebabkan oleh perluasan pasar melalui teknologi
informasi dan komunikasi. Namun dalam pratiknya masih ditemui beberapa kendala,
diantaranya kurang siapnya sumber daya manusia yang mengelola serta kurang siapnya
produksi untuk memenuhi permintaan.
Analisa Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Berdasarkan beberapa temuan di atas teknologi informasi dan komunikasi
berperan dalam beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat di pedesaan, khususnya di
desa Melung, peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai menggunakan
kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value, tebukti dapat memberikan peran
terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan peningkatan
ekonomi. Keberadaan komputer dan aplikasi yang telah dikembangkan mampu
mengurangi resiko kehilangan data, membantu proses persiapan data bahkan mampu
meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, dengan adanya internet mampu
memberikan sarana bagi warga desa serta perangkat desa untuk menambah
pengetahuan, hal tersebut mampu meningkatkan pelayanan internal terhadap pelayanan
bersama dan layanan terhadap pegawai. Selain itu dengan adanya portal desa mampu
mengangkat potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa sehingga dapat digunakan
sebagai media perluasan pasar. Berikut ini merupakan tabel peran teknologi informasi
dan komunikasi di desa Melung bedasarkan analisa menggunakan kerangka Ranti’s
Generic IS/IT Business Value :
Tabel 3 Tabel Peran Teknologi Informasi desa Melung
Ranti’s IS/IT Business Value

Peran Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Administrasi Desa

Kategori
-

Sub-Kategori

Mengurangi Resiko

-

Kehilangan data

(RRI)

-

Persiapan Data

Mempercepat

-

Layanan

-

Layanan

Proses (APR)
-

Meningkatkan
Kualitas (IQU)

Pendidikan

-

Meningkatkan
Layanan Internal

Bersama

(ISS)

-

Layanan
Terhadap
Pegawai

Jurnalisme Warga dan Peningkatan
Ekonomi

-

Meningkatkan

-

Perluasan Pasar

Pendapatan
disebabkan oleh
(IRE)

5.

Simpulan

Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat dijadikan sebagai kerangka
penelitian untuk mengidentifikasi peran tekmologi informasi dan komunikasi di
pedesaan, khususnya di desa Melung. Temuan yang diperoleh dari hasil analisis,
menunjukan bahwa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai
menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value, tebukti dapat
memberikan peran terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan
peningkatan ekonomi. Keberadaan komputer dan aplikasi yang telah dikembangkan
mampu mengurangi resiko kehilangan data, membantu proses persiapan data bahkan
mampu meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, dengan adanya internet mampu
memberikan sarana bagi warga desa serta perangkat desa untuk menambah pengetahuan
hal tersebut mampu meningkatkan pelayanan internal terhadap pelayanan bersama dan
layanan terhadap pegawai. Selain itu dengan adanya portal desa mampu mengangkat
potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa sehingga dapat digunakan sebagai media
perluasan pasar. Kurang siapnya sumber daya manusia yang mengelola serta kurang
siapnya produksi masih menjadi kendala dalam memenuhi permintaan, sehingga hal ini
menghambat peningkatan pendapatan.
6.

Daftar Pustaka
[1] Brewer, E., Demmer, M., et al. (2005). The case for technology in developing
regions. IEEE Computer, 25–38.
[2] Lindawati Lisa., 2013. Jurnalisme Warga (Desa) (Analisis Isi Kualitatif Produk
Jurnalisme Warga (Desa) dalam Gerakan Desa Membangun tahun 2011-2013).
LAPORAN HIBAH RISET PRODI S2 ILMU KOMUNIKASI T.A. 2013.
http://goo.gl/Mldw8E. Diakses tanggal 12 April 2015.
[3] Liputan6. (2013). Teknologi Internet Majukan Desa Melung. [Video File].
Video diposkan pada http://m.liputan6.com/video/tv/teknologi-internetmajukan-desa-melung-2042265. Diakses tanggal 1 April 2015.Desa id. (20
Oktober 2013).
[4] Melung Desa Internet | @Tiga_60 @MetroTVNews. [Video File]. Video
diposkan pada : https://www.youtube.com/watch?v=uCcgD7QyXSg.

[5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-Undang-Undang-Nomor-6Tahun-2014-tentang-Desa-1421724948.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
[6] Ranti, B., (2008). Identification of Information System/Information Technology
Business Value With Hermeneutic Approach: Case in Indonesia. Disertation,
Faculty Of Computer science, Universitas Indonesia.
[7] Boateng, M.S., (2012). The Role of Information and Communication
Technology in Ghana’s Rural Development. Library Philosophy and Practice,
pp 871.
[8] Breitenbach, M.C., (2013). Telecentres for sustainable rural development:
Review and case study of a South African rural telecentre.Development Soutern
Africa Vol. 30, No. 2, 262-278.
[9] Peta
Wilayah
Administratif
Desa
Melung.
http://www.slideshare.net/desamelung/lppd-2011. Diakses 12 April 2015.
[10] Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45