Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perdagangan komoditas bahan pangan dan hasil pertanian serta kehutanan
pada umumnya memungkinkan terjadinya perpindahan atau penyebaran hama
penyakit dan hama tanaman dari suatu daerah atau negara ke negara lain, maka
setiap negara memberlakukan peraturan karantina yang ketat agar masuknya hama
penyakit dan hama tanaman baru dari luar wilayah teritorialnya dapat dicegah,
baik yang melalui darat, laut maupun udara (Maha, 1997).
Fumigasi merupakan cara yang digunakan dalam upaya pemberantasan
hama, baik pada produk segar seperti buah dan sayuran, maupun pada produk
yang dapat disimpan lama seperti biji-bijian. Sejak fumigasi dengan etilen
dibromida (EDB) dilarang oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika
(USEPA) pada tahun 1984 dan oleh Departemen Pertanian Jepang pada tahun
1984, kemudian diikuti pula oleh negara-negara lain karena ternyata berbahaya
bagi kesehatan pekerja, konsumen dan lingkungan, maka saat ini tinggal dua
macam bahan kimia utama untuk fumigasi komoditas pertanian, yaitu metil
bromida dan fosfin (Maha, 1997).
Sampai saat ini fumigasi dengan metil bromida merupakan salah satu
standar perlakuan yang digunakan untuk keperluan karantina dan pra pengapalan
karena dapat membunuh hama dalam berbagai stadia hingga 100%.
Metil bromida memang perusak ozon, tetapi perlu tindakan perlakuan

karantina dan perlakuan pra-pengapalan. Tujuannya adalah untuk membebaskan
media pembawa, orang, alat angkut, peralatan, dan pembungkus dari Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

Universitas Sumatera Utara

(OPTK). Karena dapat merusak ozon, maka penggunaan metil bromida pada
tindakan perlakuan karantina harus dilakukan oleh Pengguna dengan keahlian,
keterampilan khusus serta bersertifikat. metil bromida masih digunakan
dikarenakan belum adanya zat pengganti seefektif metil bromida. OPTK adalah
semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan
kematian tumbuhan karenanya perlu dicegah pemasukan dan penyebarannya
didalam wilayah Negara Republik Indonesia (Badan Karantina Pertanian, 2006).
Di Indonesia, selain untuk konsumsi lokal, pinang merupakan salah satu
komoditas ekspor yang produksinya meningkat setiap tahun. Indonesia menjadi
produsen utama pinang dunia pada tahun 2006 dengan ekspor mencapai 100.000
ton. Permintaan ekspor biji pinang muda lebih besar daripada permintaan untuk
biji pinang tua. Harga jual biji pinang muda juga lebih mahal dibanding harga jual
biji pinang tua (Sinulingga, 2010).
Pinang sebagai salah satu tanaman palma cukup potensial dan memiliki

nilai ekonomi sebagai bahan baku industri kimia dan farmasi. Pemanfaatannya
terutama untuk acara seperti ramuan sirih pinang, pada upacara adat, atau untuk
keperluan rumah tangga. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pemanfaatan tanaman pinang untuk keperluan farmasi dan industri makin
berkembang. Disamping prospektif untuk ekspor, pinang juga dapat dikategorikan
sebagai tanaman perkebunan serbaguna. Di pasar internasional dikenal sebagai
areca nut atau batt nut yang dapat diekspor dalam bentuk biji atau buah utuh.
Bagian lain dari tanaman pinang yang bermanfaat, antara lain sebagai bahan
bangunan, tanaman hias, dan banyak digunakan dalam acara adat yang
melambangkan hubungan sosial dan budaya (Mustika, dkk, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Serangga yang sering dilaporkan berada dalam penyimpanan dan sering
menimbulkan kerusakan serius adalah Araecerus fasciculatus (Coleoptera :
Anthribidae). Serangga ini merupakan hama primer yang sangat banyak
ditemukan

pada


penyimpanan

pengelolaan/pengendalian

untuk

biji

kakao

mengurangi

sehingga

infestasi

perlu

hama


upaya

selama

di

penyimpanan. Pengelolaan/pengendalian A. fasciculatus sebagai hama primer
yang sangat penting karena akan mengurangi infestasi dari hama- hama sekunder
(Sulaeha, dkk, 2007).
A. fasciculatus merupakan hama primer yang sangat banyak ditemukan
pada penyimpanan buah pinang

sehingga perlu upaya pengendalian untuk

mengurangi hama selama penyimpanan. Akibat dari serangan hama ini
pemerintah masih merekomendasikan penggunaan bahan fumigan metil bromida
sebagai salah satu bentuk perlakuan untuk buah pinang yang akan diekspor
(Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian
Pertanian, 2011).
Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui konsentrasi metil bromida dalam pengendalian hama
A. fasciculatus pada berbagai dosis dan waktu pemaparan.
Hipotesis Penelitian
- Ditemukan konsentrasi dosis dan waktu pemaparan fumigasi metil bromida
yang efektif dan efisien terhadap pengendalian hama A. fasciculatus De Geer
pada biji pinang yang akan di ekspor.

Universitas Sumatera Utara

- Ada pengaruh antara dosis dan waktu pemaparan serta interaksi antara
keduanya terhadap mortalitas A. fasciculatus pada buah pinang akibat fumigasi
dengan metil bromida
- Tidak ditemukan efek residu akibat perlakuan fumigasi metil bromida terhadap
morfologi biji pinang yang akan diekspor.
Kegunaan Penelitian
-

Untuk memberikan informasi mengenai dosis dan waktu pemapaparan secara
tepat untuk melakukan fumigasi dengan menggunakan metil bromida pada
komoditas biji pinang yang akan diekspor dengan standar Badan Karantina

Pertanian.

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Agrekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Fumigan Metil Bromida (CH3Br) Untuk Pemberantasan Tikus Di Kapal Dengan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem Penguapan Di Pelabuhan Tanjung Pinang Tahun 2009

4 57 76

Status Resistensi Tribolium Castaneum Herbst Dan Araecerus Fasciculatus De Geer Asal Gudang Biji Kakao Di Makassar Sulawesi Selatan Terhadap Fosfin

5 79 74

Aplikasi Energi Gelombang Mikro untuk Pengendalian Hama Gudang Araecerus fasciculatus De Geer pada Biji Kakao

0 4 36

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

4 18 62

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

0 0 12

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

0 0 2

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

0 2 11

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

0 0 2

Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil (Araecerus fasciculatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang

0 0 10

Pengujian Ekstrak Tumbuhan Vitex trifolia L., Acorus colomus L., dan Andropogon nardus L. terhadap Hama Pasca Panen Araecerus fasciculatus De Geer (Coleoptera: Anthribidae) pada Biji Kakao

0 0 8