Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, perkembangan informasi menjadi sangat cepat.

Informasi dapat dijadikan sebagai bahan analisis dalam pengambilan keputusan oleh
pengguna informasi tersebut. Semakin banyak informasi yang relevan dan dapat
dipercaya akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan. Oleh karena
itu,

stakeholders

perusahaan

khususnya

pemegang

saham


berharap

akan

mendapatkan informasi penting perusahaan dengan tingkat keandalan yang tinggi
dan dalam jumlah yang banyak sehingga dapat meningkatkan kualitas keputusan
investasinya. Keandalan informasi yang dihasilkan bergantung dari pihak yang
memberikan informasi tersebut yang mana dalam perusahaan adalah pihak
manajemen. Oleh karena itu sangat diharapkan adanya transparansi dari pihak
manajemen

dalam

memberikan

informasi

yang


andal

dapat

dapat

dipertanggungjawabkan sehingga dapat dipercaya oleh pengguna informasi seperti
investor.
Laporan keuangan tahunan perusahaan merupakan salah satu media yang
biasa digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi perusahaan kepada
pihak di luar perusahaan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan
ada dua jenis: pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Penulis fokus hanya
kepada pengungkapan sukarela perusahaan.

1

Universitas Sumatera Utara

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang melebihi apa
yang ditetapkan oleh Bapepam (Arifin, 2004). Oleh karena itu, pengungkapan

sukarela dianggap sebagai sesuatu yang bersifat pilihan bagi manajemen. Manajemen
perusahaan dapat memilih informasi mana yang akan diungkapkan. Peraturan
pengungkapan dan keterbukaan yang dikeluarkan Bapepam mengharuskan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengumumkan
informasi-informasi tertentu kepada publik, terutama investor dan kreditur.
Perusahaan yang melakukan pengungkapan lebih luas dapat menarik perhatian analis
dan mengurangi ketidakseimbangan informasi di pasar (Lundolm,1996).
Pengungkapan sukarela masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti.
Pengungkapan sukarela erat kaitannya dengan agency problems (Jensen dan
Meckling, 1976). Agency problems timbul karena adanya ketidakseimbangan hak
pemegang saham. Di dalam perusahaan terdapat dua jenis pemegang saham yaitu
controlling shareholders dan minority shareholders. Controlling shareholders
memiliki lebih banyak kepemilikan saham dibanding minority shareholders sehingga
seringnya manajemen dalam mengambil kebijakan lebih memihak kepada
kepentingan controlling shareholders dengan mengikutsertakan biaya dari minority
shareholders (Claessens, Djankov, Fan, dan Lang, 2002; Claessens, Djankov, dan
Lang, 2000; Lemmon dan Lins, 2003; Morck, Shleifer, dan Vishny, 1988; Shleifer
dan Vishny, 1997). Kondisi ini mendorong minority shareholders untuk meminta
pengungkapan yang lebih banyak terhadap informasi penting perusahaan
(transparansi) baik keuangan maupun non keuangan untuk menghindari adanya

assymetric information.
2

Universitas Sumatera Utara

Pengungkapan erat pula kaitannya dengan jenis kepemilikan perusahaan.
Dalam penelitian tersebut dikatakan kontrol perusahaan paling baik adalah pada
individu atau keluarga. Namun hal tersebut dapat menjadi berbeda apabila adanya
pihak luar yang memiliki kepemilikan di dalam perusahaan. Pengaruh kepemilikan
dari pihak luar ternyata terdapat di dalam perusahaan keluarga di Hongkong (Chau
and Gray, 2002). Bagaimana dengan di Indonesia? Sama halnya dengan Hongkong,
di Indonesia juga banyak terdapat perusahaan keluarga. Kepemilikan pihak luar juga
banyak terdapat dalam struktur kepemilikan dalam perusahaan keluarga di Indonesia.
Oleh karena itu banyak terdapat agency problems di Indonesia karena adanya
perbedaan komposisi kepemilikan antara controlling dan minority shareholders yang
berpengaruh terhadap keputusan manajerial perusahaan. Keputusan manajerial
seringnya mendukung kepentingan pihak controlling shareholders saja. Oleh karena
itu, tuntutan minority shareholders akan adanya pengungkapan yang lebih banyak
lagi (transparansi) dari pihak manajemen semakin meningkat.
Kebijakan pengungkapan sukarela juga erat kaitannya dengan struktur tata

kelola perusahaan. Thomsen

dan Pedersen

(2000) menyatakan bahwa struktur

kepemilikan memiliki dampak terhadap tata kelola dan kinerja perusahaan. Siregar
dan Utama (2008) menyatakan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi
mekanisme pengawasan yang digunakan oleh perusahaan. Indonesia menganut
sistem two-tier yang mana ada terdapat dua dewan (board) dalam perusahaan yaitu
dewan pengawas (supervisory board) dan dewan pelaksana (executive board).
Dewan pengawas (supervisory board) terdiri dari non-eksekutif independen dan
direktur non-eksekutif tidak independen (connected), sedangkan dewan pelaksana
3

Universitas Sumatera Utara

(executive board) terdiri dari semua direktur pelaksana seperti CEO, CFO, COO,
CIO (C-level management). Peneliti terdahulu banyak meneliti mengenai kaitan
independent chairman terhadap pengungkapan sukarela (Chau dan Gray,2006). Dari

hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa ada kaitan diantara keduanya. Di Indonesia
tidak mengenal yang namanya independent chairman. Chau dan Gray mengambil
indikator terhadap independent chairman yaitu ada atau tidaknya independent
chairman dalam perusahaan, kemudian melihat komposisi independent chairman
terhadap keseluruhan chairman yang ada dalam perusahaan.
Kehadiran dari independent directors diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pengawasan (Pincus, Rusbarsky, dan Wong, 1989) dan akan meningkatkan
kualitas informasi pengungkapan dan dapat menahan informasi yang tidak sesuai
untuk diterbitkan ke luar perusahaan (Forker,1992).
Pengungkapan sukarela sangat berpengaruh terhadap pasar dan pesaing.
Informasi tersebut dapat meningkatkan harga pasar (Wagenhofer, 2002). Meek et al
(1995) membagi pengungkapan ke dalam 3 dimensi yaitu strategik, informasi
finansial dan informasi non-finansial. Penelitian (Chau dan Gray,2006) menilai
disclosure melalui tingkat profitabilitas, (ROE), ukuran perusahaan, likuiditas,
leverage, status auditor (big4), pertumbuhan perusahaan, status listing dan jenis
industri. Penelitian (Muliyani, 2010) juga menghasilkan kesimpulan bahwa leverage
berbanding positif dengan pengungkapan sukarela, likuiditas berpengaruh negatif
dengan

pengungkapan


sukarela,

profitabilitas

berbanding

positif

dengan

pengungkapan sukarela pada perusahaan non keuangan. Tristanti

(2012) juga

melakukan

kelengkapan

penelitian


tentang

signifikansi

perbedaan

tingkat

4

Universitas Sumatera Utara

pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mencoba meneliti hubungan antara
struktur

kepemilikan


keluarga

dan

efektivitas

dewan

komisaris

terhadap

pengungkapan sukarela. Peneliti memodifikasi hasil penelitian dari (Chau dan
Gray,2006) dengan melakukan penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia dan
melakukan penambahan beberapa variabel: (1) yang berkaitan dengan struktur
kepemilikan: proporsi kepemilikan keluarga dalam perusahaan; (2) yang berkaitan
dengan independence chairman, penulis mengubah variabel tersebut menjadi
efektivitas dewan komisaris karena di Indonesia tidak mengenal adanya
independence chairman. Kemudian penambahan indikator terkait efektivitas dewan
komisaris adalah adalah intensitas pertemuan/rapat yang diadakan dewan komisaris

dalam setahun dan latar belakang pendidikan dewan komisaris apakah berlatar
belakang pendidikan ekonomi atau bukan ekonomi. Kemudian untuk penilaian
pengungkapan, penulis ingin menambahkan variabel ROE, Net Profit Margin dan
auditor sebagai variabel kontrol.
Perbedaan lain yaitu peneliti (Muliyani, 2010) menggunakan sampel
perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 dan 2008 dan sampel hanya non
keuangan. Penulis mengambil sampel perusahaan keluarga yang terdaftar di BEI.
Kemudian data yang dipergunakan adalah laporan tahunan dan laporan keuangan
perusahaan keluarga tahun 2010.

5

Universitas Sumatera Utara

Atas dasar uraian, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul
“Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Efektivitas Dewan Komisaris
Terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela Perusahaan Keluarga Non
Keuangan Yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011 ”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka perumusan masalah pada

penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan keluarga non
keuangan di Indonesia?
2. Apakah struktur kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan keluarga nonkeuangan di Indonesia ?
3. Apakah efektivitas dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan keluarga nonkeuangan di Indonesia?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan
keluarga non keuangan di Indonesia

6

Universitas Sumatera Utara

2. Mengetahui apakah struktur kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap
tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan keluarga nonkeuangan di Indonesia ?
3. Mengetahui apakah efektivitas dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan keluarga non-keuangan
di Indonesia?
1.4

Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian mengenai analisis pengaruh struktur

kepemilikan keluarga dan efektivitas dewan komisaris terhadap pengungkapan
sukarela dalam perusahaan keluarga, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak antara lain;
1. Bagi Regulator
Membantu

regulator

dalam

mengevaluasi

dan

menetapkan

standar

pengungkapan sukarela dengan efektif dalam laporan keuangan dan laporan
tahunan.
2. Bagi Investor
Membantu investor dan pemakai keuangan lainnya dalam menilai keandalan
informasi yang disediakan oleh manajemen perusahaan sehingga dapat
digunakan nantinya dalam mengambil keputusan ekonomi
3. Bagi penelitian berikutnya.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dan referensi awal dalam
melakukan penelitian–penelitian berikutnya, terutama penelitian yang terkait
dengan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
7

Universitas Sumatera Utara

1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan awal dari penelitian ini. Bab ini disusun dengan menjelaskan halhal yang berhubungan dengan latar belang penelitian, perumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematika penulisan yang dilakukan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan menjadi dasar penelitian dan
penulisan beserta hipotesis yang diajukan oleh penulis
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas mengenai model penelitian, operasionalisasi variabel, dan teknik
analisis data yang digunakan.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan kriteria pemilihan sampel, hasil pengujian statistik, hasil
pengujian hipotesis, dan analisis atas pengujian hipotesis.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan kesimpulan berdasarkan penelitian, keterbatasan penelitian, dan
saran untuk penelitian selanjutnya.

8

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Al-Anasir Al-Dakhiliyah Al-Banaiyah Fi Qishah Al-Qoshiroh Al-Hamamah Al-Muthawwaqoh li Abdullah Bin Muqaffa' fi Kitab Kalilah wa dimnah : dirosah tahliliyah binaiyah

1 16 66

Qishshah As-Saih wa Ash-Shaigh Al-Qoshirah Fi Kitab Kalilah Wa Dimnah Li 'Abdullah Bin Al-Muqofa' Wa Anashiruha Al-Dakhiliyah

2 18 71

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” /Al-Qirdu Wa Al-Gailamu/ Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 4 90

Nilai kebalaghahan al-Qur'an: kajian metafora dalam kitab tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Shari’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuhaili.

0 6 123

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 10

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 2

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 15

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 4

Analisis Nilai Intrinsik Dalam Fabel “أ مٌشد ٚ أ غٌ ١ٍُ ” Al-Qirdu Wa Al-Gailamu Dalam Kitab „Kalilah Wa Daminah‟ Karya Ibnu Al-Muqaffa

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Nilai Ekstrinsik Dalam Cerita Anak القنبرة و الفيل / Al-Qunburatu Wa Al-Fīlu/ “Burung Dan Gajah” Pada Kitab Kalilah Wa Dimnah Li Al-AṬfᾹlkarya Ibnu MuqaffaNilai Ekstrinsik Dalam Cerita Anak القنبرة و الفيل / Al-Qunburatu Wa Al-Fīlu/ “B

0 0 5