Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Arus Kas
2.1.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas
Terdapat lima komponen laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh
perusahaan setiap tahunnya. Diantaranya laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan arus kas dapat menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu.
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 laporan arus kas merupakan laporan
keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau
sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk (cash inflow)
merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami kenaikan.
Sedangkan arus kas keluar (cash

outflow)

merupakan kegiatan yang

mengakibatkan kas perusahaan mengalami pernurunan.

Menurut Kieso et al. (2011), definisi laporan arus kas adalah :
“The statement of cash flows is a primary statement that reports the cash
receipts, cash payment and net change resulting from the operating,
investing and financial activities of an enterprise during a period ”

Menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan suatu laporan yang
menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pengeluaran kas dan kas bersih

Universitas Sumatera Utara

hasil dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama
periode tertentu.
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2003) tujuan laporan arus kas
adalah untuk:
a. Menyediakan informasi yang relavan mengenai penerimaan kas dan
pengeluaran kas bagi investor dan kreditor.
b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan
perbedaan antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta
pengeluaran kas terkait dengan pendapatan tersebut.
c. Membantu menemukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari

aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu
entitas.
Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut SPAK No. 2 Tahun 2009
adalah :
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk :
1. Mengevaluasi perubahan aset neto entitas.
2. Struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
3. Kemampuannya mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka menyesuaian terhadap keadaan dan peluangan yang berubah.
2.1.2 Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam penyajian laporan arus kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas
dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu:
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas

Universitas Sumatera Utara


pendanaan. Karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.
b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan pemberian jasa.
c. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.
d. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta
investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi adalah
penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi
untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan. Beberapa contoh dari aktivitas investasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak terwujud dan aset
jangka panjang.
b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset
jangka panjang.
c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas
entitas lain.
d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang atau instrument ekuitas

entitas lain.

Universitas Sumatera Utara

3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aktivitas
pendanaan penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas
masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh dari aktivitas
pendanaan :
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain.
b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas.
c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
2.2. Aliran Kas Bebas
2.2.1. Pengertian Aliran Kas Bebas

Menurut Jensen (1986), free cash flow adalah kelebihan kas yang

diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif
setelah membagi dividen. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006), kas
yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan
modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang berjalan.
Menurut Ross et al. (2000) mendefinisikan bahwa free cash flow
merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada para kreditor atau
pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada
aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan

Universitas Sumatera Utara

pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasi lagi pada
proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan karena akan meningkatkan
insentif yang mereka terima, sedangkan pemegang saham mengharapkan sisa
dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka.
Menurut Penman (2001:310) menyatakan bahwa arus kas bebas
merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan
kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas.
Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2002:46) mendefinisikan arus

kas bebas sebagai berikut:
“free cash flow is the cash actually available for distribution to investors
after the company has made all the investment in fixed assets and working
capitals necessary to stain ongoing operations”

Menyatakan bahwa aliran kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk
dibagikan kepada para investor setelah perusahaan membiayai seluruh investasi
dalam aset tetap dan modal kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi yang
sedang berlangsung.
Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas
merupakan kelebihan atau sisa kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli
tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock dan membayar
dividen pada investor dengan dana yang tidak digunakan untuk modal kerja atau
investasi pada aset.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Perhitungan Aliran Kas Bebas
Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al (2000),
yaitu :


- Pengeluara
nModal
- Modal
KerjaBersih
AliranKasBebas= AliranKasOperasi
Ekuitas
Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston
(2006), yaitu:
Aliran Kas Bebas = Laba Operasi Bersih Setelah Pajak - Investasi bersih pada
modal operasi
Dimana :
Laba Operasi Bersih Setelah Pajak = Laba Sebelum Bunga Dan Pajak (1-Tarif pajak)

Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini – dengan total
modal operasi tahun sebelumnya.
2.3. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun
modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan,

sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham.
Menurut Kasmir (2010:6) keputusan pendanaan adalah sebagai berikut:
“Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan jumlah
dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri”.

Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan
menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka

Universitas Sumatera Utara

panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital struktur )
perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan
modal sendiri (I Made Sudana, 2011:3).
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt
to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara

pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas.
keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak
daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan
melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan (Wijaya dan

Wibawa, 2010).
2.4. Nilai Perusahaan
2.4.1.

Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang
saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena
nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai

Universitas Sumatera Utara


perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga
sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor,
karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho
(1998), Itturiaga

dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan

Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial
dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan nonmonotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan
adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk
melakukan persejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari
investasi meningkat. Wennerfield dkk (1998) di dalam Suranta dan Machfoedz
(2003) menyimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
menentukan kinerja perusahaan.

Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et al, (2006), nilai
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui

Universitas Sumatera Utara

indicator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
2.4.2.1.

Price Earning Ratio (PER)

a. Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Sedangkan menurut
Ang (1997: 24), "Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar
suatu saham dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan".
Price earning ratio merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan
earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai

panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison, 1998:788). Price earning
ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan

harga saham premium untuk perusahaan.
Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per
lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
a. Tingkat pertumbuhan laba
b. Dividend payout ratio
c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal

Universitas Sumatera Utara

b. Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio
Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar
menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya.
Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan
semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini
biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002:96).
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya
mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa
pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price
earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham

maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio
menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau
karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price
earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik

pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor
untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price
earning ratio adalah sebagai berikut (Arifin, 2002: 87):

PER HargaSaham
LabaPerSaham

Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2.

Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham yang

berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku yang
diperoleh dari harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Untuk mencari nilai book value, digunakan rumus sebagai berikut :

BV TotalEkuitasSuatuPerusahaa
JumlahSaham
YangBeredar
Selanjutnya, Arifin (2002:89) mendefinisikan nilai buku per lembar saham
sebagai rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku
(book value) sebenarnya. sementara Syamsudin (2007:75) menjelaskan bahwa

pengertian Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka
menunjukkan semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan
tersebut. Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai
diatas satu, yang menujukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari bukunya
(Jogiyanto, 2003:79). Rasio PBV dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham
dibagi dengan nilai buku dari ekuitas saat ini. Secara matematis PBV dapat
ditulis:

PBV Hargaperlembarsaham
Nilaibukuekuitasperlembar
Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book Value

tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung nilai
PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau murah dengan cut off 1 yang
berarti jika nilai PBV diatas 1 berarti nilai pasar saham lebih besar dari nilai

Universitas Sumatera Utara

bukunya (overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar
saham lebih kecil dari nilai buku (undervalued).
Penentuan ini berdasarkan pada teori yang diungkapkan Husnan (2003:27)
“Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini
mencapai diatas atau yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari
nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh
para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di
perusahaan.”. Tandeilin (2010:323) juga mengungkapkan hal serupa “idealnya,
harga pasar saham bank jika dibandingkan nilai buku asetnya akan mendekati 1.
Saham-saham yang mempunyai rasio harga/nilai buku yang rendah sebaiknya
dibeli untuk memperoleh tingkat return yang lebih besar pada tingkat harga risiko
tertentu”.
2.5. Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham
Yudianti (2005) menemukan bahwa aliran kas bebas positif dapat dipakai
sebagai determinan nilai pemegang saham dengan mempertimbangkan faktorfaktor kontekstual set kesempatan investasi, manajemen laba, leverage, dan
dividen. Set kesempatan investasi yang tinggi akan memperkuat hubungan aliran
kas bebas dan nilai pemegang saham; manajemen laba yang tinggi (menaikkan
maupun menurunkan) akan memperlemah hubungan aliran kas bebas dengan nilai
pemegang saham; peningkatan utang akan memperkuat hubungan aliran kas bebas
dengan nilai pemegang saham dan kebijakan pendistribusian dividen juga
memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham. Nilai arus
kas bebas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pemegang saham.

Universitas Sumatera Utara

Walaupun penelitian ini tidak berhasil membuktikan arus kas bebas memiliki
korelasi positif terhadap nilai pemegang saham, namun satu hal yang perlu
diperhatikan adalah penelitian ini tidak seluruhnya mendukung peneliti terdahulu
bahwa dividen memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham.
2.6. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham
Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010),
menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang
atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif
oleh pasar. Arie Afzal (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang
dilakukan perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan
tersebut adalah menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak
daripada menggunakan pendanaan melalui hutang. Implikasi bagi perusahaan
adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil keputusan pendanaan
yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan
melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih
banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) menunjukkan keputusan
pendanaan tidak berpengaruh siginifikan terhadap nilai pemegang saham. Secara
teori hutang mengendalikan manager untuk mengurangi tindakan keuntungan dan
kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga investor terhadap perusahaan
akan meningkat. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian disebabkan adanya
kekhawatiran dari investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan resiko kebangkrutan.
Sedangkan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri (2006)
dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan
mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
2.7. Nilai Pemegang Saham
Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang
saham. Nilai pemegang saham merupakan nilai ekuitas yang menjadi bagian dari
nilai perusahaan. Nilai pemegang saham merupakan nilai perusahaan dikurangi
hutang. Penman (2004:43) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui dividen dan
meningkatkan harga saham. Selanjutnya dalam rangka untuk pembatasan pada
studi ini, maka nilai pemegang saham merupakan peningkatan atau penurunan
harga pasar saham yang beredar dibandingkan dengan nilai buku per lembar
saham.
Dalam rangka untuk kepentingan studi ini batasan nilai pemegang saham
mengikuti Brigham (1999) dalam Tarjo (2008), yaitu nilai yang diberikan oleh
pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut merupakan
apresiasi pasar saham jika harga saham di atas nilai buku per lembar saham.
Sebaliknya nilai tersebut merupakan depresiasi pasar saham jika harga saham di
bawah nilai buku per lembar saham.
Dalam studi ini ukuran nilai pemegang saham dengan menggunakan nilai
pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai perusahaan yang juga nilai
pemegang saham dalam bentuk harga saham. Harga saham perusahaan merupakan

Universitas Sumatera Utara

reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi perusahaan yang juga merupakan
sebagai cerminan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk harga
saham.
2.8. Penelitian Pendahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
1 Dini Rosdini
(2009)

Judul
Pengaruh Free Cash
Flow Terhadap
Dividend Payout Ratio

2

Hendro Sasongko
(2012)

Analisis Pengaruh
Aliran Kas Bebas
Terhadap Nilai
Pemegang Saham

3

Niken Nurdiana
(2007)

Analisis Pengaruh
Variabel Free Cah
Flow, Kepemilikan
Manajerial dan Return
on Asset Terhadap
Kebijakan Deviden

4

Michael C. Jensen Agency Cost of Free
(1986)
Cash Flow, Corporate
Finance, And Take
Overs

Hasil Penelitian
Free cash flow
berpengaruh
Terhadap dividend payout
ratio
Aliran kas bebas positif
tidak berpengaruh
terhadap penciptaan nilai
pemegang saham,
sedangkan aliran kas
bebas negatif memberikan
pengaruh signifikan
terhadap nilai pemegang
saham
Variabel Free Cash Flow,
Kepemilikan Manajerial
dan Return on Asset
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap deviden. Secara
parsial, hanya variabel
free cash flow yang
berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan
deviden.
Ketika Perusahaan
Memiliki kelebihan kas
maka yang dibutuhkan
adalah mendanai proyek
yang memiliki NPV
positif. Tetapi, lebih baik
bagi manajer untuk
mengembalikan kelebihan
kas kepada pemegang
saham dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

5

Metha Arieska
dan Barbara
Gunawan
(2010)

Pengaruh Aliran Kas
Bebas dan Keputusan
Pendanaan Terhadap
Nilai Pemegang Saham
dengan Set Kesempatan
Investasi dan Dividen
Sebagai Variabel
Moderasi

dividen guna
memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Hal
tersebut menunjukkan
bahwa dividen dapat
mengurangi agency cost
karena mengurangi free
cash flow yang tersedia
bagi manajer.
1) Aliran kas bebas
berpengaruh negatif
terhadap nilai pemegang
saham, 2) Keputusan
pendanaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap nilai pemegang
saham, 3) Aliran kas
bebas dan keputusan
pendanaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai pemegang
saham.

Sumber :berbagai peneliti

2.9. Kerangka Konseptual
Untuk alasan-alasan yang jelas, karakteristik perusahaan terutama
karakteristik keuangan dan operasinya selalu merupakan dasar penting untuk
pengambilan keputusan pendanaan. Karakteristik keuangan perusahaan biasanya
dapat dilihat dalam empat kategori yaitu, karakteristik likuiditas, karakteristik
leverage, karakteristik profibilitas dan karakteristik aktivitas (Agnes Sawir
2004:101).
Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi
tertentu, perilaku ini mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan. Ukuran kinerja
keuangan yang dihitung sebagai aliran kas operasional dikurangi belanja modal.
Arus kas bebas menggambarkan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah

Universitas Sumatera Utara

mengeluarkan sejumlah uang untuk menjaga atau mengembangkan asetnya. Arus
kas bebas penting karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang
bisa meningkatkan nilai pemegang saham.
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di massa
yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan
direspon secara positif oleh pasar.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar.
Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Faktor-faktor
terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut :
Faktor Pasar:
1. Kondisi ekonomi
2. Peraturan pemerintah
3. Persaingan (domestik dan

Faktor Perusahaan :
1. Operasi (pendapatan dan
beban)
2. Keputusan pendanaan
3. Keputusan investasi
4. Kebijakan deviden

Faktor Investor :
1. Pendapatan/tabungan
2. Usia/gaya hidup
3. Tingkat bunga
4. Preferensi risiko

Tingkat imbal hasil

Arus kas bersih

Rumus nilai perusahaan
Gambar 2.1.
Terbentuknya Nilai Perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,
peraturan pemerintah dan iklim persaingan (baik domestik maupun asing).
Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahan secara internal
dan juga tanggapan para investor. Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kinerja operasi, pendanaan, investasi dan kebijakan dividen yang menentukan
besarnya arus kas yang dihasilkan.
X1= Aliran Kas Bebas
Y = Nilai Pemegang Saham
X2 = Keputusan Pendanaan

Gambar 2.2.
Kerangka Konseptual
2.10. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hasil penelitian Yudianti (2003) dalam Wardani dan Siregar (2009)
menyatakan bahwa aliran kas bebas positif berpengaruh positif terhadap nilai
pemegang saham secara signifikan. Namun, aliran kas bebas negatif tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Penelitian Wardani dan
Siregar (2009) juga menyatakan bahwa aliran kas bebas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai pemegang saham. Tujuan dari organisasi komersial
adalah memaksimalkan nilai pemegang saham melalui dividen dan kenaikan
harga saham. Aliran kas bebas yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan
yang tinggi. Aliran kas bebas yang tinggi juga menggambarkan akan adanya
pertumbuhan penciptaan kas di masa depan. Kinerja perusahaan yang tinggi akan

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk return yang
lebih tinggi melalui dividen, harga saham, atau laba ditahan untuk diinvestasikan
dimasa yang akan datang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Aliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Peningkatan pendanaan melalui utang merupakan salah satu alternatif
untuk mengurangi biaya keagenan. Hutang dapat mengendalikan manajer untuk
mengurangi tindakan keuntungan dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien
sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat. Penelitian yang
dilakukan De Angelo & Masulis (1980); (Stulz 1990); McConnel dan Servaes
(1995), Jung, Kim, Stulz (1996), Chen (2002) dalam Haruman (2008) serta
Wijaya dkk.

(2010) menyimpulkan bahwa

financing

berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Hipotesis penelitian ini adalah:
Ha2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap
nilai pemegang saham. Hal ini mengindikasikan bahwa aliran kas bebas dan
keputusan pendanaan memiliki peranan dalam mengukur kinerja perusahaan.
Pengaruh postif aliran kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai
pemegang saham dalam penelitian ini disebabkan tidak adanya kekhawatiran dari
pemegang saham bahwa aliran kas bebas perusahaan digunakan untuk
kesejahteraan bersama dan keputusan pendanaan di perusahaan mampu dijalankan
oleh manajemen perusahaan dengan baik. Berdasarkan pembahasan tersebut, hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Metha dan barbara (2010) yang

Universitas Sumatera Utara

menyatakan bahwa aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai pemegang saham. Hipotesis penelitian ini adalah:
Ha3 : Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai
pemegang saham secara simultan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 3 68

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15

Pengaruh aliran kas bebas dan keputusan Pendanaan terhadap nilai pemegang saham | Makalah Dan Jurnal Gratis

0 0 28

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 4

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 4

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 3

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12