Unduh Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK 2015

Laporan
2015

Akuntabilitas Kinerja

2015

Laporan
Akuntabilitas
Kinerja 2015

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

2

Akuntabilitas adalah
sebuah konsep etika yang
dekat dengan tata kelola

pemerintahan

Diterbitkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi
2016
Penyusun:
Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C1
Jakarta 12920
T. +62 21 2557 8300
F. +62 21 5289 2456
www.kpk.go.id

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

4


Proses penyusunan laporan
akuntabilitas ini berdasarkan pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.

kata

Pengantar

Dalam proses pengelolaan
manajemen kinerja dari tingkat
korporat sampai dengan individu,
KPK menggunakan perangkat

lunak dengan pendekatan
manajemen kinerja yang berbasis
balanced scorecard.

Laporan akuntabilitas kinerja KPK disusun
sebagai pertanggungjawaban organisasi kepada
pemangku kepentingan atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya. Proses penyusunan laporan
akuntabilitas ini berdasarkan pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban organisasi
dalam pemakaian sumber daya untuk menjalankan
misi organisasi.
Landasan penyusunan laporan ini adalah Rencana
Strategis KPK Tahun 2011-2015 dengan menyajikan
analisa antara target dan realisasi atas KPI yang

menjadi fokus kerja KPK pada tahun 2015. Dalam
proses pengelolaan manajemen kinerja dari
tingkat korporat sampai dengan individu, KPK
menggunakan perangkat lunak dengan pendekatan
manajemen kinerja yang berbasis balanced
scorecard. Sampai dengan Desember 2015, secara
umum kinerja KPK yang diukur dalam realisasi
KPI (Key Performance Indicator) telah memenuhi
target yang telah ditetapkan. KPK melihat, setiap
keberhasilan ataupun kegagalan dalam memenuhi
target KPI yang ada sebagai media evaluasi sebagai
pemicu peningkatan kinerja ke depan.
Kami berharap laporan ini memenuhi harapan
setiap pemangku kepentingan dan dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, Februari 2016
Sekretaris Jenderal

R. Bimo Gunung Abdul Kadir


Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

6

Kinerja Pimpinan 2015

Pimpinan
88,9%
-

Realisasi
Rencana
Index
Weight

ringkasan


Eksekutif
Perspektif Internal
Pimpinan 2015

Perspektif Pembelajaran &
Pertumbuhan Pimpinan 2015

Perspektif Keuangan
Pimpinan 2015

Pimpinan

Pimpinan

Pimpinan

Pimpinan

87,7%

40.00%

Realisasi
Rencana
Index
Weight

Realisasi
Rencana
Index
Weight

87,7%
30.00%

Realisasi
Rencana
Index
Weight


83,5%
15.00%

Realisasi
Rencana
Index
Weight

100.0%
15.00%

GAMBAR 1.
MATRIK CAPAIAN KINERJA KPK
TAHUN 2015
Dari kondisi di atas, selama tahun 2015, capaian
kinerja KPK dengan mengacu pada rumusan peta
strateginya mencapai 88,9%. Capaian kinerja 2015
ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
capaian kinerja tahun sebelumnya. Kondisi capaian
kinerja ini juga sejalan dengan kondisi serapan

anggaran yang ada. Pada tahun 2015, penyerapan
anggaran KPK hanya sebesar 81,02% yang
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
120

Angka capaian kinerja pada tahun 2015 merupakan
akumulasi capaian dari setiap perspektifnya yang
terdiri dari Perspektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholder) dengan bobot (weight) 30% dan
capaian kinerja 87,7%, Perspektif Internal dengan
bobot 40% dan capaian kinerja 87,7%, Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and
Growth) dengan bobot 15% dan capaian kinerja
83,5%, dan Perspektif Keuangan (Financial)
dengan bobot 15% dan capaian kinerja 100%. Dari
keseluruhan ukuran kinerja (KPI), ada beberapa KPI
yang mengalami peningkatan, cenderung stagnan
ataupun mengalami penurunan.


100

Apapun kondisi yang terjadi pada tahun ini, KPK
dengan setiap unit yang ada sudah berupaya
sepenuhnya. Setiap kondisi tersebut akan menjadi
bahan evaluasi untuk perbaikan organisasi ke depan.

80

60

0

81.02

88.9

89.52

105.6


66.57

107.8

20

50.76

40
111.9

Dalam rentang periode 2011 - 2015, tahun
2015 adalah tahun yang sulit bagi KPK.
Pada tahun ini KPK berada pada titik
terendah akibat kondisi internal yang tidak
kondusif yang disebabkan tekanan eksternal
yang cukup masif. Dan ditambah dengan
permasalahan klasik keterbatasan sumber
daya yang belum sepenuhnya terpenuhi
menjadi masalah yang dihadapi. Meskipun
dengan kondisi tersebut, KPK terus berupaya
memenuhi setiap tuntutan tanggungjawab
yang ada. Target setiap rumusan yang ada
pada Renstra KPK 2011 - 2015 sudah menjadi
tanggungjawab organisasi yang harus
dipenuhi.

Perspektif Pemangku
kepentingan Pimpinan 2015

Capaian Kinerja KPK
Serapan Anggaran KPK

2012

2013

2014

2015

GAMBAR 2.
DIAGRAM CAPAIAN KINERJA KPK TAHUN 2012 2015

MILESTONE
BEBERAPA CAPAIAN KPK 2011 -2015
PENINDAKAN
- Terdakwa MUHAMMAD NAZARUDIN sehubungan
pembangunan wisma atlit di Jaka Baring Sumatera Selatan
tahun 2010 – 2011
- Terdakwa MIRANDA SWARAY GOELTOM sehubungan
memberikan Travellers Cheque(TC) kepada Anggota DPR RI
Periode 1999 - 2004
- Terdakwa HARI SABARNO sehubungan dengan
pengadaan mobil pemadam kebakaran dengan
menggunakan pompa merk Tohatsu type V80ASM dan
Merk Moritadi beberapa Pemprov/Pemkab/Pemkot dengan
pembayaran bersumber dari APBD tahun 2002 sd 2005
- Dan Lain-lain

2012
CAPAIAN KINERJA

111,9%
PENYERAPAN ANGGARAN

50,76%

SEKJEN

• Program Indonesia Memanggil 7
• Dan Lain-lain
PENCEGAHAN

• Hari Anti Korupsi, Jakarta
• Dan Lain-lain

CAPAIAN KINERJA

107,8%
PENYERAPAN ANGGARAN

66,57%

2013

PENINDAKAN

INDA

- Perkara TPK atas nama terpidana RUDI RUBIANDINI sehubungan dengan
menerima hadiah atau janji terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh
Satuan Kerja Khusus
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada
Tahun 2012-2013 dan diduga melakukan tindak pidana pencucian uang
(TPPU)

• Enterprise Architectural KPK
• Dan Lain-lain

- TPK atas nama terdakwa LUTHFI HASAN ISHAAQ sehubungan dengan
menerima hadiah atau janji untuk Penyelenggara negara, terkait dengan
pengurusan Kuota
Impor Daging pada Kementerian Pertanian dan diduga melakukan tindak
pidana pencucian uang (TPPU) yang patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana.
Putusan MA: Pidana penjara 18 (delapan belas tahun) dan denda
Rp1.000.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
- ANGGORO WIDJOJO sehubungan dengan pemberian sejumlah uang
kepada
Anggota Komisi IV-DPR RI dan Pejabat Dep. Kehutanan RI, terkait dengan
proses pengajuan anggaran Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) pada
tahun 2007-2008.Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan denda
sebesar Rp250.000.000 subsidair 2 (dua) bulan
- Dan Lain-lain

2014
PENYERAPAN ANGGARAN

89,52%

• Hari Anti Korupsi, Jakarta
• Dan Lain-lain

• Hari Anti Korupsi Yogyakarta
• GN SDA Pencegahan
• Pilpres dan Pileg 2014
• Dan Lain-lain

- Perkara TPK atas nama terdakwa DJOKO SUSILO sehubungan
dengan pengadaan Driving Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat
(R4) pada Korps Lalu Lintas Mabes Polri TA 2011 dan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU)

• Pengangkatan SEKJEN baru
(Himawan A. Negoro)
• Dan Lain-lain

SEKJEN

• Program-Program Kegiatan Kesekjenan

- Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD FATHANAH sehubungan
dengan penerimaan hadiah atau janji untuk Penyelenggara Negara
terkait dengan pengurusan kuota impor daging pada Kementerian
Pertanian dan TPPU

SEKJEN

INDA

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
INDA

- Dan Lain-lain

PIPM

INDA

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
PIPM

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
INDA
PIPM

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
PIPM

PENCEGAHAN

• Hari Anti Korupsi Bandung
• Pilkada Serentak
• Dan Lain-lain
CAPAIAN KINERJA

88,9%
81,02%

PENCEGAHAN

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
PIPM

• Peresmian Smart Building KPK
• Pelantikan PLT Pimpinan Lama
• Pelantikan Pimpinan Jilid 4
• Pengangkatan Penyidik
• Dan Lain-lain

105,6%

PENINDAKAN

PIPM

SEKJEN

PENYERAPAN ANGGARAN

- Terdakwa ANGELINA PATRICIA PINGKAN SONDAKH sehubungan
dengan penerimaan hadiah atau janji padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya terkait
dengan pengurusan anggaran pada Kementerian Pemuda dan Olahraga
dan Kementerian Pendidikan Nasional antara tahun 2010 – 2011 atau
penerimaan janji yang berhubungan dengan jabatannya

• Program-Program Kegiatan Kedeputian
INDA

• Program Manajemen Risiko Terpadu (MRT)
• Dan Lain-lain

CAPAIAN KINERJA

PENCEGAHAN

INDA

PIPM

2015
PENINDAKAN
- Perkara TPK atas nama terpidana RATU ATUT CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Propinsi Banten
Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
- Perkara TPK atas nama terpidana M. AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah atau janji oleh Hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi RI; Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL MOCHTAR
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi Banten 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia; Perkara
TPK atas nama terdakwa M. AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan
dengan penanganan perkara yang berada di lingkup kewenangan Mahkamah Konstitusi RI untuk mengadili, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili, dan atau penerimaan gratifikasi; Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dalam jabatannya selaku Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab. Gunung Mas Prov. Kalimantan Tengah dan Kab.
Lebak Prov. Banten Tahun 2013 dan penanganan perkara lain yang berada di lingkup kewenangan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal patut diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan dan diduga melakukan tindak pidana pencucian uang
sehubungan dengan perbuatan menempatkan, mentransfer, mengubah bentuk, atau menyembunyikan/ menyamarkan
asal usul, sumber, lokasi, kepemilikan, atau perbuatan menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,
pembayaran, atau menggunakan harta kekayaan yang diketahui, atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
- Perkara TPK atas nama terpidana TUBAGUS CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan dengan memberi sesuatu
kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Propinsi Banten
Tahun 2013 di Makamah Konstitusi Republik Indonesia
- Perkara TPK atas nama terpidana ANAS URBANINGRUM sehubungan dengan perbuatan menempatkan,
mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang
diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan atau menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahui atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi
- Dan lain-lain

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

10

daftar

Isi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

10
10
11

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tugas dan Wewenang
Struktur Organisasi
Dasar Hukum
Sistematika Penyajian
Permasalahan Organisasi

14
15
15
16
17
17
18

BAB II PERENCANAAN KERJA
Manajemen Kinerja KPK
Roadmap KPK
Rencana Strategis KPK 2011 – 2015
Arah dan Kebijakan Pimpinan KPK 2015
Peta Strategi KPK 2015

20
21
22
24
25
25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian Perspektif Pemangku Kepentingan
Capaian Perspektif Proses Internal
Capaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Capaian Perspektif Keuangan
Capaian Lainnya

32
34
54
70
82
84

BAB IV PENUTUP

86

LAMPIRAN

99

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Fokus Area dan Sasaran Strategis
Tabel 2. Sasaran strategis, KPI dan Target
Tabel 3. Penegakah Hukum KPK Tahun 2015
Tabel 4. Nilai Indeks Penegakan Hukum Tahun 2015
Tabel 5. Indeks Penegakan Hukum 2014-2015
Tabel 6. Capaian Sasaran Strategis Tingkat Keberhasilan Pemberantasan Korupsi
oleh KPK Tahun 2015
Tabel 7. Indeks Kinerja Sektor Strategis Tahun 2013-2015
Tabel 8. Proses Penanganan Perkara KPK Tahun 2012 – 2015
Tabel 9. Perkara yang Disupervisi KPK dan yang Lanjut ke Tahap Berikutnya Tahun
2012 – 2015
Tabel 10. Rekomendasi yang Disarankan dan Dijalankan Tahun 2013 – 2015
Tabel 11. Tindak Lanjut Penerapan Reformasi Birokrasi KPK
Tabel 12. Hasil Rekruitmen dan Seleksi SDM sesuai Fokus Area

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Matrik Capaian Kinerja KPK Tahun 2015
Gambar 2.
Diagram Capaian Kinerja KPK Tahun 2012 – 2015
Gambar 3.
Struktur Organisasi KPK
Gambar 4.
Roadmap KPK
Gambar 5.
Peta Strategi KPK 2011-2015
Gambar 6.
Proses Monitoring Kinerja KPK
Gambar 7.
Komposisi PIC Manajemen Kinerja KPK
Gambar 8.
Diagram Capaian Kinerja KPK Tahun 2012 - 2015
Gambar 9.
Perkembangan Indek Penegakan Hukum Tahun 2012 - 2015
Gambar 10. Salah Satu Kegiatan Praperadilan
Gambar 11. Perkembangan Tingkat Keberhasilan Pemberantasan Korupsi oleh KPK
Tahun 2012 – 2015
Gambar 12. Diagram Perbandingan Kasus Grand Corruption Tahun 2012 – 2015
Gambar 13. Diagram Conviction Rate Kasus yang Disupervisi Tahun 2012 – 2015
Gambar 14. Diagram Perbandingan Indek Kinerja Sektor Strategis tahun 2012 2015
Gambar 15. Pencanangan Zona Integritas Ombudsman
Gambar 16. Diagram Pelembagaan SIN Tahun 2012 - 2015
Gambar 17. Salah Satu Dukungan KPK pada Kegiatan Pemilu
Gambar 18. Indek Pemahaman Masyarakat terhadap Integritas dalam Pemilu Tahun
2012 - 2015
Gambar 19. Diagram Penyusunan Konsep FCP Tahun 2012 - 2015
Gambar 20. Kerangka Pedoman FCP
Gambar 21. Diagram Conviction Rate Perkara yang Ditangani KPK Tahun 2012 –
2015
Gambar 22. Salah Satu Perkara dari Kegiatan Operasi Tangkap Tangan Tahun 2015
Gambar 23. Diagram Perkara yang Disupervisi KPK yang Lanjut ke Tahap
Berikutnya Tahun 2012 - 2015
Gambar 24. Diagram Implementasi atas Rekomendasi yang Diusulkan Tahun 2012 2015

24
24
35
35
36
38
45
55
57
57
73
75

6
6
17
20
22
29
30
33
36
37
38
40
44
46
47
48
50
50
51
52
54
55
56
58

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

12

Gambar 25.
Gambar 26.
Gambar 27.
Gambar 28.
Gambar 29.
Gambar 30.
Gambar 31.
Gambar 32.
Gambar 33.
Gambar 34.
Gambar 35.
Gambar 36.
Gambar 37.
Gambar 38.
Gambar 39.
Gambar 40.
Gambar 41.
Gambar 42.
Gambar 43.
Gambar 44.
Gambar 45.
Gambar 46.
Gambar 47.
Gambar 48.

Salah Satu Kegiatan KPK dengan Kementerian Tentang Sistem
Pengelolaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan Tahun 2015
Diagram Implementasi Sistem Integritas pada Fokus Area Tahun
2012 - 2015
Salah Satu Kegiatan Penerapan Zona Integritas Tahun 2015
Salah Satu Kegiatan Progran Pemilu Berintegritas Tahun 2015
Diagram Implementasi Program untuk Pemilu Berintegritas Tahun
2012 - 2015
KPK Enterprise Architecture
Diagram Perkembangan Pembangunan Sistem Informasi
Pemberantasan Korupsi 2012 - 2015
Peta Kepatuhan Propinsi
Diagram Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Fraud Control
Tahun 2012 - 2015
Diagram Kasus Grand Corruption Siap Lidik
KPK Whistleblower’s System Salah Satu Media KPK untuk
Menampung Pengaduan Masyarakat
Diagram Indek Kinerja Strategis Tahun 2012 - 2015
Matrik Pemetaan Integritas Organisasi
Diagram Pemenuhan RB KPK Tahun 2012 - 2015
Pelantikan Deputi KPK sebagai Bentuk Proses Rekruitmen Tahun
2015
Ketersediaan SDM sesuai Fokus Area Tahun 2012 - 2015
Pengangkatan Penyidik KPK Tahun 2015
Diagram Jumlah Penyidik yang Diangkat KPK Tahun 2012 - 2015
Perkembangan Ketersediaan Gedung Tahun 2012-2015
Smart building KPK
Peresmian Gedung Kpk Tahun 2015
Salah Satu Bentuk Infrastruktur Teknologi KPK
Perkembangan Indek Kepuasan TI Tahun 2012-2015
Diagram Perkembangan Ketersediaan Anggaran Tahun 2012 - 2015

59
60
61
62
63
65
66
67
67
68
69
70
71
74
75
76
76
77
78
79
80
81
82
84

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

14

I. LATAR BELAKANG

bab 1

Pendahuluan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dibentuk sebagai lembaga negara
yang bersifat independen yang dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya
bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk
sebagai lembaga negara yang bersifat independen
yang dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. UndangUndang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi
landasan legal bagi pelaksanaan tugas KPK dalam
mengkoordinasikan lembaga penegak hukum
lainnya melalui koordinasi dan supervisi, melakukan
penyelidikan,
penyidikan,
dan
penuntutan
(represive), mendorong pencegahan (preventive)
tindak pidana korupsi, serta melakukan pemantauan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
KPK memandang perlu untuk menyampaikan
laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) kepada
pemangku kepentingan. Hal ini sebagai bentuk
kepatuhan KPK terhadap Undang-Undang No.
8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja Instansi
pemerintah mengingat KPK merupakan Lembaga
Negara yang anggarannya menggunakan APBN. Hal
ini sebagai bentuk komitmen yang mengedepankan
prinsip transparansi dan akuntabilitas.

II. VISI, MISI, DAN WEWENANG KPK
Bedasarkan Rencana Strategis KPK 2011-2015,
visi KPK adalah “Menjadi lembaga penggerak
pemberantasan korupsi yang berintegritas, efektif,
dan efisien”. Penjelasan visi ini adalah sebagai berikut:
1. Lembaga penggerak pemberantasan korupsi:
selain sebagai pelaku, KPK juga berperan sebagai
pemicu dan pemberdayaan (trigger) lembaga lain
dalam pemberantasan korupsi;
2. Pemberantasan korupsi: serangkaian tindakan
untuk mencegah dan memberantas TPK
melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan
peran serta masyarakat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. Berintegritas: menjalankan organisasi secara
kompeten, transparan, dan akuntabel, dengan
tetap melakukan interaksi secara luas tanpa ada
penyimpangan (zero tolerance);
4. Efektif: semua elemen bangsa berperan
serta dalam pencapaian sasaran dan tujuan
pemberantasan korupsi;

5. Efisien: pemanfaatan sumber daya pemangku
kepentingan
(stakeholders)
pemberantasan
korupsi secara optimal.
Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju masa
depan. Sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan
KPK, misi KPK adalah:
1. Melakukan koordinasi dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan TPK;
2. Melakukan supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan TPK;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap TPK;
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK;
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK
berwenang:
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan TPK;
2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan
pemberantasan TPK;
3. Meminta
informasi
tentang
kegiatan
pemberantasan TPK kepada instansi terkait;
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan
dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan TPK; dan
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai
pencegahan TPK.
Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK
berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau
penelaahan terhadap instansi yang menjalankan
tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan
pemberantasan TPK serta terhadap instansi yang
melaksanakan pelayanan publik. Sementara dalam
melaksanakan wewenang supervisi, KPK berwenang
juga mengambil alih penyelidikan atau penuntutan
terhadap pelaku TPK yang sedang dilakukan oleh
kepolisian atau kejaksaan.
Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan, KPK berwenang melakukan
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan TPK yang:
1. Melibatkan
aparat
penegak
hukum,
penyelenggara negara, dan orang lain yang ada
kaitannya dengan TPK yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara;

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

16

2. Mendapat
perhatian
yang
meresahkan
masyarakat; dan/atau
3. Menyangkut kerugian negara paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Sementara itu, dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang melaksanakan langkah atau
upaya pecegahan sebagai berikut:
1. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan
terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara
negara;
2. Menerima laporan dan menetapkan status
gratifikasi;
3. Menyelenggarakan
program
pendidikan
antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan;
4. Merancang dan mendorong terlaksananya
program sosialisasi pemberantasan TPK;
5. Melakukan kampanye antikorupsi kepada
masyarakat umum;
6. Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral
dalam pemberantasan TPK.
Dalam melaksanakan tugas monitor, KPK berwenang:
1. Melakukan
pengkajian
terhadap
sistem
pengelolaan administrasi di semua lembaga
negara dan pemerintah;
2. Memberikan saran kepada pimpinan lembaga
negara dan pemerintah untuk melakukan
perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian,
sistem pengelolaan administrasi tersebut
berpotensi korupsi;
3. Melaporkan kepada Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan Badan Pemeriksa Keuangan, jika
saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut
tidak diindahkan.
Selain memiliki kewenangan yang luas, KPK juga
perlu memenuhi kewajibannya, antara lain:
1. Memberikan perlindungan terhadap saksi atau
pelapor yang menyampaikan laporan ataupun
memberikan keterangan mengenai terjadinya
TPK;
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang
memerlukan atau memberikan bantuan untuk
memperoleh data lain berkaitan dengan hasil
penuntutan TPK yang ditanganinya.

III. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemberantasan
Korupsi Nomor 01 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi,
struktur organisasi KPK terdiri atas:
1. Pimpinan, yang terdiri atas seorang Ketua
merangkap Anggota dan 4 (empat) orang Wakil
Ketua merangkap Anggota;
2. Tim Penasihat, yang terdiri atas 4 (empat) orang;
3. Deputi Bidang Pencegahan, yang terdiri atas:
a. Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (PP LHKPN);
b. Direktorat Gratifikasi;
c. Direktorat
Pendidikan
dan
Pelayanan
Masyarakat (Dikyanmas);
d. Direktorat Penelitian dan Pengembangan
(Litbang);
e. Unit Kerja Koordinasi dan Supervisi Bidang
Pencegahan;
f. Sekretariat Deputi Bidang Pencegahan.
4. Deputi Bidang Penindakan, yang terdiri atas:
a. Direktorat Penyelidikan;
b. Direktorat Penyidikan;
c. Direktorat Penuntutan;
d. Unit Kerja Pelacalakan Aset, Pengelolaan
Barang Bukti dan Eksekusi;
e. Unit Kerja Koordinasi dan Supervisi;
f. Sekretariat Deputi Bidang Penindakan.
5. Deputi Bidang Informasi dan Data (INDA), yang
terdiri atas:
a. Direktorat Pengolahan Informasi dan Data
(PINDA);
b. Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar
Komisi dan Instansi (PJKAKI);
c. Direktorat Monitor;
d. Sekretariat Deputi Bidang INDA.
6. Deputi Bidang Pengawasan Internal dan
Pengaduan Masyarakat (PIPM), yang terdiri atas:
a. Direktorat Pengawasan Internal;
b. Direktorat Pengaduan Masyarakat;
c. Sekretariat Deputi Bidang PIPM.
7. Sekretariat Jenderal, yang terdiri atas:
a. Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Biro Umum;
c. Biro Sumber Daya Manusia;
d. Biro Hukum;
e. Biro Hubungan Masyarakat;
f. Sekretariat Pimpinan.

Adapun struktur organisasi KPK adalah seperti pada
gambar di bawah ini.

PIMPINAN KPK

Penasihat

DEPUTI BIDANG
PENCEGAHAN

DEPUTI BIDANG
PENINDAKAN

DEPUTI BIDANG
INFORMASI DAN
DATA

DEPUTI PIPM

SEKRETARIAT
JENDRAL

GAMBAR 3.
STRUKTUR ORGANISASI KPK

IV. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja KPK Tahun 2015 antara lain adalah:
1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
5. Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi Nomor 124A/01-52/02/2012 tanggal
29 Februari 2012 tentang Road Map KPK dalam
Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun
2011-2023;
6. Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi Nomor 124B/01-52/02/2012 tanggal 29
Februari 2012 tentang Rencana Strategis Komisi
Pemberantasan Korupsi Tahun 2011-2015;
7. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor
02 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 03 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi
Pemberantasan Korupsi;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.

V. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian laporan kinerja KPK Tahun
2015 adalah sebagai berikut:
1. PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas
latar belakang, tugas dan wewenang, struktur
organisasi, dasar hukum, dan sistematika
penyajian;
2. PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan proses
pengelolaan kinerja KPK yang terdiri atas
kegiatan Perencanaan, Monitoring, Pelaporan
dan Evaluasi;
3. AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan setiap
capaian sasaran strategis pada setiap perspektif
yang tertuang pada peta strategi dan kinerja
lainnya;
4. PENUTUP, menjelaskan kesimpulan atas Laporan
Akuntabilitas Kinerja KPK.

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

18

VI. PERMASALAHAN ORGANISASI
Sampai dengan Desember 2015, KPK menghadapi 2
(dua) permasalahan besar yang berdampak langsung
terhadap capaian kinerjanya, permasalahan tersebut
adalah
1. Kondisi internal yang kurang kondusif sebagai
akibat hubungan antara KPK dan Polri yang
kurang harmonis.
Dengan diumumkannya Komjen Budi Gunawan
sebagai tersangka pada kasus gratifikasi di awal
tahun 2015 memberikan efek berkepanjangan
bagi internal KPK. Hal ini berdampak antara
lain kurang kondusifnya iklim organisasi bagi
pegawai KPK untuk bekerja dalam memenuhi
target yang telah ditetapkan.
2. Permasalahan klasik tentang keterbatasan
sumber daya manusia dan infrastruktur sebagai
enablers berjalannya operasional KPK.
Keterbatasan SDM KPK masih menjadi masalah
pada tahun 2015, dimana ada beberapa posisi
strategis yang masih belum terisi. Kondisi ini
menyebabkan kurang efektifnya operasional
pada unit kerja di KPK yang menghambat proses
kinerja berjalan. Atas permasalahan tersebut, KPK
terutama Biro SDM terus melakukan upaya untuk
merekrut pegawai yang berintegritas tinggi.

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

20

I. KEGIATAN PERENCANAAN

bab 11

Perencanaan
Kinerja
Pengelolaan kinerja KPK terdiri dari tiga
kegiatan utama yang dilakukan yaitu
Perencanaan, Monitoring, serta Pelaporan
dan Evaluasi.

Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan kinerja,
KPK mengacu ke beberapa dokumen yang menjadi
dasar tujuan eksistensi organisasi. Beberapa acuan
dalam merencanakan kegiatan di tahun 2015 adalah
sebagai berikut.
I.1. ROAD MAP KPK 2011 - 2023
Road Map KPK dimaksudkan untuk memberi arah
pemberantasan korupsi yang akan dilakukan KPK
dalam jangka panjang. Keberadaan Road Map KPK
menjadi penting karena dokumen perencanaan
yang ada terbatas hanya mencakup strategi jangka
menengah (Rencana Strategis yang berjangka
waktu lima tahunan) dan jangka pendek (Rencana
Kinerja dan Anggaran yang berjangka waktu
tahunan). Selain itu, Road Map KPK juga didasari
oleh karakteristik korupsi di Indonesia yang teramat
kompleks dan mengakar sehingga diperlukan upaya
pemberantasan korupsi secara sistematis, integratif,
dan fokus.

Penangan Grand Corruption,
penguatan APGAKUM,
perbaikan sektor strategis,
Pembangunan pondasi SIN.
Penguatan Sistem Politik dan
masyarakat paham Integritas.
Persiapan Fraud Control.

Pondasi Sistem
Integritas
Nasional

2011-2015
GAMBAR 4.
ROAD MAP KPK

Road Map KPK diwarnai oleh: (a) kompetensi inti
organisasi dan (b) fokus organisasi. Untuk memenuhi
tuntutan kompetensi inti organisasi, KPK senantiasa
mempersiapkan keunggulan di masa kini dan di masa
yang akan datang. Sedangkan untuk mewujudkan
fokus organisasi, KPK memilih atau menentukan
skala prioritas dalam merealisasikan visi dan misinya,
yaitu dengan memfokuskan pada penanganan grand
corruption dan yang menjadi kepentingan nasional
(national interest). KPK mewujudkan kompetensi
inti organisasi dengan mengambil peran sebagai
pionir dalam pembangunan Sistem Integritas
Nasional (SIN), kemudian dilanjutkan dengan
membangun kompetensi inti tahap berikutnya
melalui pembangunan Fraud Control Plan (Rencana
Pengendalian Kecurangan).
Secara ringkas, Roadmap KPK yang menggambarkan
hubungan antara sistem integritas nasional,
milestone, dan fokus area seperti pada gambar di
bawah ini.

Penangan Grand Corruption,
penguatan APGAKUM,
perbaikan sektor strategis,
Aksi Sistem Integritas Nasional
dan Implementasi Fraud Control

Sistem Integritas
Nasional

2015-2019

Optimasi Penangan
Sektor Strategis dan peran
Pilar-pilar Sistem Integritas
nasional, serta Penanganan Fraud

Budaya
Integritas

2019-2023

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

22

Rencana Strategis (Renstra) KPK Tahun 2011-2015
yang telah disahkan melalui Keputusan Pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor KEP124B/01-52/02/2012 tanggal 29 Februari 2012
secara garis besar memuat visi, misi, fokus area,
tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai
organisasi pada tahun 2011 s.d. 2015.

Pembangunan
Pondasi Sistem
Integritas
Nasional

Pembangunan Sistem
Politik berintegritas
dan Masyarakat
Paham
Berintegritas

Penanganan
Grand Corruption
dan Penguatan
APGAKUM

Persiapan

 


Civil Society Organization (CSO) dan K/L



Untuk menggambarkan sasaran strategis KPK
dengan menggunakan pendekatan balanced
scorecard maka dibuat Peta Strategi KPK. Peta
strategi tersebut menjabarkan sasaran strategis
KPK dalam 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif
Pemangku Kepentingan (Stakeholder), perspektif
Internal (Internal Process), perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan (Learning and Growth) dan
perspektif Keuangan (Financial). Secara lengkap,
Peta Strategi KPK dapat dilihat pada gambar berikut:

Perbaikan
Sektor Strategis
terkait kepentingan
Nasional

Koordinasi, Supervisi, Pencegahan, Penindakan, dan Monitoring Terintegrasi
Deputi
Penindakan
Penindakan
Terintegritas

Deputi
Pencegahan :
Pencegahan
Terintegrasi

Integritas
Lembaga

Peningkatan
Kapasitas
SDM sesuai
Fokus Area

Pengangkatan
Penyidik KPK

Deputi INDA :
Sistem Informasi
Pemberantasan
Korupsi

Gedung
KPK

Infrastuktur
IT

Deputi PIPM :
Pembangunan
Kasus 

 

Financial

I.2. RENCANA STRATEGIS KPK 2011-2015

Stake Holder

2. Fase II (2015-2019)
Fokus pada:
1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan
penguatan Aparat Penegak Hukum;
2. Perbaikan sektor strategis (melanjutkan fokus
pada kepentingan nasional);
3. Aksi Sistem Integritas Nasional (SIN), meliputi:
a. Eksekutif, legislatif, dan yudikatif;
b. Dunia usaha;
c. CSO (Civil Society Organization).
4. Implementasi Fraud Control Plan.

Efektivitas dan Efisiensi
Pemberantasan korupsi

Internal Process

1. Fase I (2011-2015)
Fokus area dalam fase ini adalah pada:
1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan
Penguatan Aparat Penegak Hukum.
Pengertian Grand Corruption adalah tindak
pidana korupsi yang memenuhi salah satu atau
lebih kriteria berikut:
a. Melibatkan pengambil keputusan terhadap
kebijakan atau regulasi;
b. Melibatkan aparat penegak hukum;
c. Berdampak luas terhadap kepentingan
nasional;
d. Kejahatan
sindikasi,
sistemik,
dan
terorganisir;
e. Penguatan APGAKUM dilakukan melalui
Koordinasi dan Supervisi.
2. Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan
nasional (national interest), meliputi:
a. Ketahanan pangan plus: pertanian, perikanan,
peternakan, plus pendidikan dan kesehatan;
b. Ketahanan energi dan lingkungan: energi,
migas, pertambangan, dan kehutanan;
c. Penerimaan: pajak, bea dan cukai, serta
PNBP;
d. Bidang infrastruktur.

3. Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional
(SIN);
4. Penguatan sistem politik berintegritas dan
masyarakat (CSO) paham integritas;
5. Persiapan Fraud Control Plan.

and G

Berdasarkan Road Map KPK pada tahun 2015
diharapkan
KPK
sudah
menyempurnakan
rumusan konsep sistem integritas nasional dan
konsep fraud control plan kemudian segera
mengimplementasikannya. Tahun 2015 adalah tahun
berakhir fase I dan tahun mulainya fase II dalam fokus
kegiatan pemberantasan korupsi. Adapun fokus area
dari kedua fase tersebut adalah sebagai berikut:

Ketersediaan
Anggaran

GAMBAR 5.
PETA STRATEGI KPK 2011-2015

Peta strategi 2011-2015 di atas menjelaskan bahwa,
pada tahun 2015 ultimate goal KPK adalah ”Efektivitas
dan Efisiensi Pemberantasan (Pencegahan dan
Penindakan) Korupsi”, yang diukur keberhasilannya
dengan 2 (dua) indikator, yaitu:
1. Indeks Penegakan Hukum (IPH) atau Law
Enforcement Index;
2. Tingkat Keberhasilan Pemberantasan Korupsi
oleh KPK (Skala 1-10).

KPK
menerjemahkan
tingkat
keberhasilan
pemberantasan korupsi melalui penentuan fokus
area untuk masing-masing sasaran strategis seperti
pada tabel di bawah ini.

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

24

TABEL 1.
FOKUS AREA DAN SASARAN STRATEGIS
NO

PERSPEKTIF

FOKUS AREA

SASARAN STRATEGIS

1

Penanganan Kasus Grand Corruption dan
Penguatan APGAKUM

1. Keberhasilan Penanganan Kasus Grand
Corruption
2. Efektivitas Penanganan Perkara Korupsi oleh
APGAKUM

2

Perbaikan Sektor Strategis terkait
Kepentingan Nasional

3. Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis

3

Pembangunan Pondasi Sistem Integritas
Nasional (SIN)

4. Terwujudnya Pelembagaan SIN secara Formal

4

Penguatan Sistem Politik Berintegritas dan
Masyarakat (CSO) Paham Integritas

5. Terbangunnya Integritas di Sektor Politik

5

Persiapan Fraud Control

6. Terbangunnya Konsep Fraud Control sebagai
Sistem Pemberantasan Korupsi yang
Terintegrasi

6

Pembangunan Kelembagaan KPK

7. Terwujudnya Integritas Organisasi KPK

Dalam upaya mewujudkan ultimate goal tersebut,
KPK harus memastikan setiap unit Penindakan,
Pencegahan,
INDA
dan
PIPM
bersinergi
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing
secara optimal. Hal ini tergambar pada perspektif
internal yang menitikberatkan pada terintegrasinya
upaya penindakan dan pencegahan korupsi. KPK
juga menentukan dukungan sumber daya yang
diperlukan setiap unit yang berupa sumber daya

Penanganan
Grand Corruption
dan Penguatan
APGAKUM

teknologi, sumber daya manusia, iklim organisasi
yang kondusif serta sumber daya anggaran seperti
yang tergambar pada perspektif learning and growth
dan financial pada peta strategi di atas.
Adapun secara detail Sasaran Strategis, KPI (Key
Performance Indicator) dan Target pada setiap
perspektif KPK pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut:

TABEL 2.
SASARAN STRATEGIS, KPI DAN TARGET
PERSPEKTIF
Pemangku
Kepentingan

SASARAN
STRATEGIS
Efektivitas
dan Efisiensi
Pemberantasan
(Pencegahan dan
Penindakan) Korupsi

SASARAN
STRATEGIS

KEY PERFORMANCE
INDICATOR
Indek Penegakkan
Hukum (IPH) atau Law
Enforcement Index

TARGET SUMBER PENGUKURAN
8

Penghitungan beberapa parameter
yang terdiri atas: (1) %Penyelesaian
Laporan Tipikor (10%), (2) %
Penyelidikan yang menjadi Penyidikan
(20%), (3) % Penyidikan yang menjadi
Tuntutan (30%), (4) % Conviction Rate
(30%) dan (5) % Execution Rate (10%)

Proses Internal

KEY PERFORMANCE
INDICATOR

TARGET SUMBER PENGUKURAN

Tingkat Keberhasilan
Pemberantasan Korupsi
oleh KPK (Skala 1-10)

9,0

Akumulasi dari capaian sasaran
strategis : (1) Penanganan Grand
Corruption dan Penguatan APGAKUM,
(2) Meningkatnya Kinerja pada Sektor
Strategis (termasuk APGAKUM), (3)
Terwujudnya Pelembagaan Sistem
Integritas Nasional (SIN) secara
Formal, (4) Terbangunnya Pemahaman
Pemilih terhadap Integritas, dan (5)
Terbangunnya Fraud Control sebagai
Sistem Pemberantasan Korupsi yang
Terintegrasi

# Kasus (Pokok Kasus)
Grand Corruption

4

Dihitung dari jumlah kasus solid
Grand Corruption (sesuai dengan
parameter) yang dapat dilanjutkan ke
tahap Penyidikan atau dilimpahkan ke
APGAKUM lain

% Conviction Rate Kasus
yang Disupervisi

70%

Perbandingan antara putusan PN
Tipikor yang menyatakan terdakwa
bersalah dengan perkara TPK yang
disupervisi KPK kepada APGAKUM
lain (Kejaksaan)

Meningkatnya
Kinerja pada Sektor
Strategis (termasuk
APGAKUM)

Indek Kinerja Sektor
Strategis

3,5

Pengukuran indek sektor strategis
oleh Dit. Litbang

Terwujudnya
Pelembagaan Sistem
Integritas Nasional
(SIN) secara Formal

% Pelembagaan SIN

100%

Akumulasi pelaksanaan kegiatan
dalam mengimplementasikan Sistem
Integritas Nasional

Terbangunnya
Pemahaman Pemilih
terhadap Integritas

Pemahaman Masyarakat
terhadap Integritas dalam
Pemilu

4

Survei Persepsi Masyarakat terhadap
Integritas Pemilu oleh Dit. Litbang

Terbangunnya
Fraud Control
sebagai Sistem
Pemberantasan
Korupsi yang
Terintegrasi

% Pembangunan Konsep
dan Disain Fraud Control

100%

Perbandingan pelaksanaan kegiatan
pembangunan konsep dan disain
fraud control dengan kegiatan yang
direncanakan

Penindakan yang
Terintegrasi

Conviction Rate Perkara
yang Ditangani KPK

90%

Perbandingan antara jumlah putusan
Pengadilan Negeri (PN) Tipikor
yang menyatakan terdakwa terbukti
bersalah dengan jumlah perkara yang
diputus oleh Pengadilan Tipikor

% Kasus yang Disupervisi
KPK Lanjut ke Tahap
Berikutnya

85%

Perbandingan antara jumlah kasus
yang disupervisi dengan kasus
supervisi yang lanjut ke tahap
berikutnya

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

26

PERSPEKTIF

SASARAN
STRATEGIS
Pencegahan yang
Terintegrasi

KEY PERFORMANCE
INDICATOR
% Implementasi atas
Rekomendasi yang
Diusulkan pada Sektor
Strategis
# Implementasi Sistem
Integritas pada Fokus Area
Sesuai Perkembangan
Pelembagaan SIN

Terbangunnya
Sistem Informasi
Pemberantasan
Korupsi

Pertumbuhan
dan Pembelajaran

Keuangan

TARGET SUMBER PENGUKURAN
100%

Perbandingan antara jumlah
keseluruhan rekomendasi dengan
jumlah rekomendasai yang
diimplementasikan

10

Jumlah KLOP yang
mengimplementasikan sistem
integritas berdasarkan kerangka
pelembagaan SIN yang direncanakan

% Implementasi
Program untuk Pemilu
Berintegritas

80%

Perbandingan pelaksanaan kegiatan
program pemilu berintegritas
dibandingkan dengan kegiatan yang
direncanakan

% Pembangunan Sistem
Informasi Pemberantasan
Korupsi

100%

Perbandingan pelaksanaan kegiatan
pembangunan sistem informasi
korupsi dibandingkan dengan
kegiatan yang direncanakan

% Pembangunan
Infrastruktur Fraud
Control

100%

Perbandingan pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur fraud
control dibandingkan dengan kegiatan
yang direncanakan

Terbangunnya Kasus
Grand Corruption
(dari Dumas)

# Kasus (Pokok Kasus)
Grand Corruption Siap
LIDIK

8

Jumlah kasus grand corruption
yang didapatkan Dumas yang
siap ditindklanjuti dalam kegiatan
penyelidikan

Terjaganya Integritas
Kelembagaan KPK

Indek Integritas KPK
(Survei, 1-5)

4

Survei integritas organisasi oleh Dit.
Litbang

# Pelanggaran Kode Etik
dan Kode Perilaku

0

Jumlah pelanggaran yang dilakukan
pegawai baik ringan, sedang dan barat
yang diproses melalui DPP

% Pemenuhan Komponen
Reformasi Birokrasi

100%

Pengukuran (assessment) kondisi
internal KPK dalam memenuhi setiap
komponen RB dari KemenPanRB

Meningkatnya
Kapasitas SDM
sesuai Fokus Area

% Ketersediaan SDM
sesuai Fokus Area

100%

Pengangkatan
Penyidik KPK

# Penyidik KPK yang
Diangkat

30

Jumlah penyidik KPK yang diangkat
baik dari Polri maupun independen

Pembangunan
Gedung KPK

% Ketersediaan Gedung
KPK

100%

Perbandingan realisasi tahapan
pembangunan gedung dengan yang
direncanakan

Tersedianya
Dukungan
Infrastruktur TI

Indek Kepuasan Layanan
TI (Survei)

78

Survei kepuasan layanan yang
diberikan Pinda dari setiap unit KPK

Ketersediaan
Anggaran

% Ketersediaan Anggaran
untuk Operasional KPK

100%

Jumlah keseluruhan SDM yang
direncanakan dan yang berhasil
direkrut

Ketepatan waktu dan ketepatan
jumlah anggaran yang didapatkan
KPK

Dalam upaya mengeksekusi setiap target dari setiap
sasaran strategis tersebut di atas, strategi yang
digunakan KPK pada tahun 2015 yaitu:
1. Pencegahan yang Terintegrasi
Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam
satu “paket Pencegahan KPK” yakni dalam rangka
membangun Sistem Integritas Nasional (SIN) sesuai
dengan fokus area pada masing-masing fase.
Pencegahan diawali dengan kajian komprehensif
terhadap sistem, peraturan atau prosedur pada
fokus area yang potensial/rawan terjadi korupsi,
kemudian diberikan rekomendasi/saran perbaikan,
dan dipantau implementasinya oleh KPK hingga
tuntas. Secara pararel dilakukan juga pendidikan
dan kampanye tentang SIN kepada K/L dan CSO
untuk mengubah cara berpikir dan perilaku. Selain
itu dilakukan internalisasi dan implementasi pondasi
dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area
secara bertahap (sesuai fase) untuk memperkuat SIN.
Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup
kegiatan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan
berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan
instansi
yang
melaksanakan
usaha-usaha
pencegahan korupsi serta supervisi layanan publik.
2. Penindakan yang Terintegrasi
Penindakan dilakukan terhadap Grand Corruption
sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase,
dengan pembangunan kasus (case building) yang
bersumber dari:
1. Pengaduan
masyarakat
yang
potensial
mengandung Grand Corruption;
2. Proaktif investigasi;
3. Penanganan kasus Non Grand Corruption bisa
dilakukan:
a. Ditangani oleh KPK sendiri, atau
b. Dilimpahkan kepada Instansi Penegak
Hukum lain, dengan mekanisme koordinasi
dan supervisi secara berjenjang.
3. Pencegahan dan Penindakan yang Terintegrasi
Terhadap fokus area yang telah dilakukan
Penindakan, akan dilakukan improvement (recovery)
melalui Pencegahan. Atau sebaliknya, akan dilakukan
Penindakan apabila Pencegahan yang dilakukan
terhadap fokus area tidak efektif (belum berhasil).

Rumusan target kinerja di tingkat korporat di peta
strategi tersebut ditetapkan oleh Pimpinan KPK.
Selanjutnya, secara berjenjang target kinerja KPK
dijabarkan ke tingkat Deputi/Setjen dan Direktorat/
Biro, sampai dengan tingkat individu/pegawai.
Manajemen kinerja di tingkat korporat dibantu
dengan software Actuate, sedangkan di tingkat
individu/pegawai dibantu dengan software PMS
SDM.

I.3. ARAH DAN KEBIJAKAN PIMPINAN KPK
2015
Dokumen
Arah
dan
Kebijakan
Pimpinan
menjabarkan kondisi internal dan eksternal,
Rencana Strategis KPK, Rencana Kerja Tahunan
dan hasil evaluasi capaian kinerja KPK pada tahun
sebelumnya. Berdasarkan Arjak tersebut, Pimpinan
KPK menetapkan Keputusan Pimpinan KPK
tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) KPK. Arjak
yang berisikan target kinerja tahunan juga menjadi
dasar dalam penyusunan Kontrak Kinerja Unit
di lingkungan KPK. Dalam penyusunan Kontrak
Kinerja Unit, dilakukan penyelarasan (alignment)
secara vertikal (cascading) dan horizontal untuk
memastikan bahwa strategi unit telah selaras dengan
strategi korporat. Kontrak Kinerja Unit terdiri dari
Surat Pernyataan, Peta Strategi, Target Kinerja, dan
Inisitatif Strategis dan ditetapkan oleh Unit Pemilik
IKU dengan persetujuan oleh atasan langsung secara
berjenjang. Kontrak Kinerja Unit tersebut selanjutnya
menjadi dasar untuk menyusun Kontrak Kinerja
Pegawai KPK.
Arah dan kebijakan tahun 2015 ditetapkan melalui
Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor: SE-16/01-52/12
Tahun 2014. Surat Edaran tersebut selain memuat
Kebijakan Umum dan Kebijakan Operasional, juga
menjelaskan kondisi analisis lingkungan yang
melatarbelakangi penyusunannya. Adapun kebijakan
umum yang dirumuskan pada arah kebijakan tahun
2015 adalah sebagai berikut:
1. Menuntaskan semua sasaran strategis dan target
kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra KPK
Tahun 2012-2015 yang belum tercapai;
2. Menyempurnakan kegiatan operasional rutin
KPK agar semaksimal mungkin dampaknya
dapat dirasakan oleh masyarakat luas terkait
(tiga) strategi KPK (Penindakan terintegrasi,

Laporan
Akuntabilitas Kinerja

2015

28

3.

4.
5.

6.
7.

Pencegahan terintegrasi, dan Pencegahan
Penindakan terintegrasi);
Mengantisipasi dan memanfaatkan kondisi
politik pasca tahun pemilih untuk memperkuat
KPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya;
Melanjutkan pembangunan grand design
arsitektur KPK;
Membangun
strategic
partnership
di
pemerintahan dan parlemen, mengkonsolidasikan
peran
lembaga
penegak
hukum
dan
pembangunan strategic alliances dengan CSO,
KLOPS dan international network;
Meningkatkan peran sebagai trigger mechanism
secara konsisten dan konsekuen;
Meningkatkan hubungan baik dengan semua
stakeholders secara kelembagaan (DPR, BPK,
Apgakum, Lembaga negara dan pemerintah)
walaupun beberapa pimpinan/kepala lembaga
tersebut berpotensi bermasalah dengan hukum
dengan tetap menjaga independensi, integritas,
dan akuntabilitas organisasi.

Selain kebijakan umum di atas, dalam arah kebijakan
tahun 2015 juga menekankan fokus area yang
menjadi prioritas KPK yaitu:
1. Peningkatan
kualitas
penanganan
Kasus
Grand Corruption dan Penguatan APGAKUM
dengan memperhatikan asas kepastian hukum,
keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum,
dan proporsionalitas:
a. Kasus Grand Corruption dan case building
serta Investigasi Proaktif:
Penanganan Kasus Grand Corruption pada
National Interest, khususnya yang berkaitan
dengan “Perubahan Peta Politik”
b. Penguatan Kelembagaan APGAKUM:
Pengembangan dan pembangunan program
dan sistem di Kelembagaan Apgakum serta
pembangunan Infrastruktur Kegiatan Korsup
Penindakan.
2. Perbaikan Sektor Strategis terkait Kepentingan
Nasional (National Interest):
a. Ketahanan pangan plus;
b. Ketahanan energi dan SDA termasuk
lingkungan (Energi, Migas, Hutan & Agraria);
c. Penerimaan negara (Pajak, Bea dan Cukai,
PNBP, Pengelolaan PHLN);
d. Bidang infrastruktur;
e. Bidang Apgakum.

3. Pembangunan Pondasi Sistem Integritas Nasional
(SIN):
a. Piloting SIN pada KLOPS;
b. Penyiapan Test Integrity & Design Index
Integrity.
4. Penguatan Sistem Politik Berintegritas dan
Masyarakat (CSO) Paham Integritas;
5. Persiapan Fraud Control:
Penyelesaian Disain Fraud Control dan melakukan
piloting sesuai KPK First.
Sedangkan rumusan arah kebijakan operasional
dalam arah kebijakan tahun 2015 yang menjadi dasar
bagi unit kerja di KPK untuk menyusun program dan
kegiatan secara lengkap tersaji pada Lampiran 2.

II. KEGIATAN MONITORING
Rencana kinerja yang dirumuskan dalam kontrak
kinerja korporat (level 0) diturunkan ke dalam
kontrak kinerja pada tingkat Deputi/Sekjen (level
1) dan Direktorat/Biro (level 2) hingga ke individu
pegawai KPK . Tentunya rumusan kegiatan yang
ada dalam kontrak kinerja tersebut perlu untuk
dimonitor setiap progres capaiannya. Proses monitor
sangat penting dilakukan, selain sebagai cara untuk
memastikan setiap unit KPK mengeksekusi setiap
rencana kerjanya, juga sebagai alat pembelajaran
organisasi atas setiap penyebab keberhasilan dan
kegagalan capaian dari setiap target yang ada.
Dalam
melaksanakan
kegiatan
monitoring
ini, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan
dan Keuangan (Renkeu) adalah unit yang
bertanggungjawab
memastikan
kegiatan
ini
dilakukan oleh setiap unit KPK secara berjenjang pada
level korporat hingga ke level direktorat/biro. Biro
Renkeu menelaah laporan kinerja yang disampaikan
oleh unit-unit di lingkungan KPK berdasarkan
kontrak kinerja unit yang telah ditetapkan di awal
tahun dan memonitor capaian kinerja tersebut
melalui Aplikasi Manajemen Kinerja, yaitu Actuate.
Hasil reviu atas capaian kinerja tersebut selanjutnya
disampaikan kepada Pimpinan KPK dan Pimpinan
Unit Kerja sebagai dashboard dalam pengambilan
keputusan untuk mengoptimalkan kinerja KPK.
Adapun mekanisme kegiatan monitoring yang
dilakukan selama setahun seperti pada gambar di
bawah ini.

PROSES MONITORING KINERJA KPK

SEMESTER 1

REVIEW Q1
(JAN - MAR)

REVIEW Q2
(APRIL - JUN)

REVIEW Q3
(JUL - SEPT)

REVIEW Q4
(OCT - DEC)

EVALUASI KINERJA UNIT

EVALUASI KINERJA UNIT

EVALUASI KINERJA UNIT

EVALUASI KINERJA UNIT

• Evaluasi Kinerja Unit
• Susunan LAKIP Unit

• Evaluasi Kinerja Unit
• Susunan LAKIP Unit

• Evaluasi Kinerja Unit
• Susunan LAKIP Unit

• Evaluasi Kinerja Unit
• Susunan LAKIP Unit

UPDATE CAPAIAN

W2 April LAKIP Terkumpul

UPDATE CAPAIAN

W2 Juli LAKIP Terkumpul

UPDATE CAPAIAN

W2 Oct LAKIP Terkumpul

UPDATE CAPAIAN

W2 Dec LAKIP Terkumpul

GAMBAR 6.
PROSES MONITORING KINERJA KPK

III. KEGIATAN PELAPORAN DAN EVALUASI
Proses pelaporan kinerja KPK dilakukan secara
bottom-up, dimulai dari pelaporan kinerja di tingkat
unit kerja Direktorat/Biro sampai dengan tingkat
korporat. Capaian Kinerja Unit dibahas dalam Rapat
Evaluasi Kinerja KPK yang dilakukan paling sedikit 2
(dua) kali dalam setahun dan dihadiri oleh Pimpinan
KPK serta para Pimpinan Unit Kerja. Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut, Laporan Kinerja Unit disusun
dan disampaikan kepada Sekretariat Jenderal c.q.
Biro Renkeu dan Direktorat Pengawasan Internal (PI).
Laporan Kinerja Unit memuat realisasi atas target
kinerja yang telah direncanakan dengan penjelasan
atas target kinerja yang tidak tercapai serta Action
Plan yang akan dilakukan di periode berikutnya.
Pada akhir tahun, Laporan Kinerja Unit dijadikan
sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) KPK. Biro Renkeu
melakukan koordinasi dengan unit-unit dalam
proses penyusunan LAKIP KPK yang memuat
analisis perbandingan antara realisasi kinerja di

akhir tahun