Karakteristik Penderita Hipertensi dengan Stroke yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2011-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hakekatnya pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dewasa ini telah terjadi transisi epidemiologi yang signifikan, penyakit tidak
menular telah menjadi beban utama, meskipun penyakit menular juga menjadi
beban yang berat. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular
utama meliputi Hipertensi, Diabetes Melitus, Kanker dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) (Kemenkes RI, 2015).
Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri, banyak
memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas dan gaya hidup yang pada
gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular (Bustan,
2007.
World Health Organisation (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun
2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, penderitanya lebih banyak pada
wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi
terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014). Menurut National
Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada
1
Universitas Sumatera Utara
2
orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012 adalah sekitar 39-51%. Data oleh
World Bank Income Group, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki
prevalensi
hipertensi
rendah
yaitu
35%
dibandingkan
negara-negara
berpenghasilan rendah yaitu 40% (WHO, 2013).
Hipertensi ditemukan satu dari setiap tiga orang atas laporan AHA
(America Heart Association ) di Amerika. Semua orang yang mengidap Hipertensi
hanya satu dari tiga orang yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi
(Shadine, 2010).
WHO menyatakan Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab
utama kematian secara menyeluruh. Berdasarkan data WHO South East Asia
2008, sebanyak 55% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular (WHO,
2008).
Global Status Report on Noncommunicable Diseases (2010) melaporkan
bahwa prevalensi penderita hipertensi pada umur lebih dari 25 tahun di Asia
Tenggara yaitu sebesar 36%, berdasarkan jenis kelamin prevalensi penderita
hipertensi pada pria sebesar 38% dan pada wanita sebesar 34% (WHO, 2013).
Data hasil Riskesdas tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis
individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia
menderita penyakit hipertensi yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18
tahun (Kemenkes RI, 2015).
Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas tahun 2007
menurut karakteristik responden yaitu pada kelompok umur tertinggi penderita
hipertensi umur 65-74 tahun sebesar 20,9% dan terendah pada umur 15-24 tahun
Universitas Sumatera Utara
3
(0,5%). Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi tertinggi pada perempuan
sebesar 6,5% dibanding laki-laki sebesar 4,9%. Berdasarkan status pekerjaan
prevalensi hipertensi paling tinggi yaitu tidak bekerja sebesar 9,7%, dan
berdasarkan tempat tinggal prevalensi hipertensi lebih tinggi di kota sebesar 5,9%
dibanding dengan pedesaan sebesar 5,6%.
Prevalensi hipertensi menurut kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara
pada Riskesdas tahun 2007 memiliki prevalensi paling tinggi di kota Padang
Sidempuan sebesar 9,5% dan terendah di Serdang Bedagai sebesar 2,4%. Laporan
Dinas Kabupaten Karo bahwa pada tahun 2012 terdapat prevalensi penderita
hipertensi sebesar 4,67% dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 6,93% (BPS
Kab.Karo).
Komplikasi dari penyakit hipertensi adalah Penyakit Jantung Koroner
(PJK), GagaI Ginjal dan Stroke. Ada 17 juta kematian per tahun di dunia yang
diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler, dari jumlah tersebut ada 9,4 juta
kematian pertahun akibat komplikasi hipertensi. Hipertensi menyebabkan
kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% penderita penyakit
Stroke (WHO, 2013).
AHA juga melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari
penderita stroke, dan 74% dari penderita gagal jantung mengidap hipertensi.
Hipertensi memang dapat menyebabkan konsekuensi yang besar (Shadine, 2010).
Prevalensi PJK akibat hipertensi umur ≥15 tahun berdasarkan wawancara
sebesar 1,5%. Prevalensi Gagal Ginjal Kronis ≥15 tahun berdasarkan diagnosis
dokter menurut provinsi yaitu prevalensi nasional penderita Gagal Ginjal Kronis
Universitas Sumatera Utara
4
sebesar 0,2%. Laporan data prevalensi Stroke per 1.000 penduduk yaitu 12,1%
pada tahun 2013. Untuk prevalensi Stroke per 1.000 penduduk di Sumatera Utara
pada tahun 2007 sebesar 6% dan pada tahun 2013 sebesar 10% (Kemenkes RI,
2015).
Penderita Penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung, dan Stroke banyak
ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun, dan 65-74 tahun.
Namun demikian, berdasarkan diagnosis gejala PJK, Gagal Jantung, dan Stroke
banyak ditemukan pada kelompok umur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Data hasil penelitian Agustina Sianipar (2014) di Puskesmas Tanjung
Balai Karimun, Kepulauan Riau didapat jumlah penderita Hipertensi dengan
komplikasi dari semua yang dirawat inap di puskesmas sebanyak 107 orang
dengan distribusi proporsi hipertensi dengan penyakit jantung sebanyak 81 orang
(75,7%), hipertensi dengan stroke sebanyak 22 orang (20,6%), hipertensi dengan
kerusakan ginjal sebanyak 4 orang (3,7%), serta jumlah kematian sebanyak 3
orang dengan CFR (2,8%).
Data hasil penelitian Sri Andriany Sinaga (2008) di Rumah Sakit Haji
Medan, didapat jumlah penderita stroke sebanyak 281 orang dengan distribusi
proporsi hemiparase dextra pada stroke sebesar 89 orang (31,7%), hemiparase
sinistra pada stroke sebesar 130 (46,3%), hemiparase duplex sebesar 22 (7,8%),
tidak tercatat 40 (14,2%), serta jumlah kematian 67 orang dengan CFR 23,8%.
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
didapat jumlah penderita hipertensi dengan stroke dari semua yang dirawat inap
tahun 2011-2015 adalah 115 orang.
Universitas Sumatera Utara
5
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.2
Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat
inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat
inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan keadaan sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, agama,
status pekerjaan, pekerjaan, dan status perkawinan
b.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan derajat Hipertensi
c.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan tipe stroke
d.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan letak kelumpuhan
e.
Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan stroke
f.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan keadaan sewaktu pulang
Universitas Sumatera Utara
6
g.
Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan derajat hipertensi
h.
Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan tipe stroke
i.
Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan derajat
hipertensi
j.
Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke
k.
Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan derajat hipertensi
l.
mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe
stroke
m.
Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan
sewaktu pulang
n.
Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan keadaan sewaktu
pulang
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit mengenai karakteristik penderita
hipertensi dengan stroke agar dapat meningkatkan program penyuluhan
pencegahan stroke akibat hipertensi.
1.4.2
Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
menerapkan ilmu yang di peroleh selama pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM).
1.4.3
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hakekatnya pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dewasa ini telah terjadi transisi epidemiologi yang signifikan, penyakit tidak
menular telah menjadi beban utama, meskipun penyakit menular juga menjadi
beban yang berat. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular
utama meliputi Hipertensi, Diabetes Melitus, Kanker dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) (Kemenkes RI, 2015).
Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri, banyak
memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas dan gaya hidup yang pada
gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular (Bustan,
2007.
World Health Organisation (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun
2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, penderitanya lebih banyak pada
wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi
terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014). Menurut National
Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada
1
Universitas Sumatera Utara
2
orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012 adalah sekitar 39-51%. Data oleh
World Bank Income Group, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki
prevalensi
hipertensi
rendah
yaitu
35%
dibandingkan
negara-negara
berpenghasilan rendah yaitu 40% (WHO, 2013).
Hipertensi ditemukan satu dari setiap tiga orang atas laporan AHA
(America Heart Association ) di Amerika. Semua orang yang mengidap Hipertensi
hanya satu dari tiga orang yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi
(Shadine, 2010).
WHO menyatakan Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab
utama kematian secara menyeluruh. Berdasarkan data WHO South East Asia
2008, sebanyak 55% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular (WHO,
2008).
Global Status Report on Noncommunicable Diseases (2010) melaporkan
bahwa prevalensi penderita hipertensi pada umur lebih dari 25 tahun di Asia
Tenggara yaitu sebesar 36%, berdasarkan jenis kelamin prevalensi penderita
hipertensi pada pria sebesar 38% dan pada wanita sebesar 34% (WHO, 2013).
Data hasil Riskesdas tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis
individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia
menderita penyakit hipertensi yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18
tahun (Kemenkes RI, 2015).
Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas tahun 2007
menurut karakteristik responden yaitu pada kelompok umur tertinggi penderita
hipertensi umur 65-74 tahun sebesar 20,9% dan terendah pada umur 15-24 tahun
Universitas Sumatera Utara
3
(0,5%). Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi tertinggi pada perempuan
sebesar 6,5% dibanding laki-laki sebesar 4,9%. Berdasarkan status pekerjaan
prevalensi hipertensi paling tinggi yaitu tidak bekerja sebesar 9,7%, dan
berdasarkan tempat tinggal prevalensi hipertensi lebih tinggi di kota sebesar 5,9%
dibanding dengan pedesaan sebesar 5,6%.
Prevalensi hipertensi menurut kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara
pada Riskesdas tahun 2007 memiliki prevalensi paling tinggi di kota Padang
Sidempuan sebesar 9,5% dan terendah di Serdang Bedagai sebesar 2,4%. Laporan
Dinas Kabupaten Karo bahwa pada tahun 2012 terdapat prevalensi penderita
hipertensi sebesar 4,67% dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 6,93% (BPS
Kab.Karo).
Komplikasi dari penyakit hipertensi adalah Penyakit Jantung Koroner
(PJK), GagaI Ginjal dan Stroke. Ada 17 juta kematian per tahun di dunia yang
diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler, dari jumlah tersebut ada 9,4 juta
kematian pertahun akibat komplikasi hipertensi. Hipertensi menyebabkan
kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% penderita penyakit
Stroke (WHO, 2013).
AHA juga melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari
penderita stroke, dan 74% dari penderita gagal jantung mengidap hipertensi.
Hipertensi memang dapat menyebabkan konsekuensi yang besar (Shadine, 2010).
Prevalensi PJK akibat hipertensi umur ≥15 tahun berdasarkan wawancara
sebesar 1,5%. Prevalensi Gagal Ginjal Kronis ≥15 tahun berdasarkan diagnosis
dokter menurut provinsi yaitu prevalensi nasional penderita Gagal Ginjal Kronis
Universitas Sumatera Utara
4
sebesar 0,2%. Laporan data prevalensi Stroke per 1.000 penduduk yaitu 12,1%
pada tahun 2013. Untuk prevalensi Stroke per 1.000 penduduk di Sumatera Utara
pada tahun 2007 sebesar 6% dan pada tahun 2013 sebesar 10% (Kemenkes RI,
2015).
Penderita Penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung, dan Stroke banyak
ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun, dan 65-74 tahun.
Namun demikian, berdasarkan diagnosis gejala PJK, Gagal Jantung, dan Stroke
banyak ditemukan pada kelompok umur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Data hasil penelitian Agustina Sianipar (2014) di Puskesmas Tanjung
Balai Karimun, Kepulauan Riau didapat jumlah penderita Hipertensi dengan
komplikasi dari semua yang dirawat inap di puskesmas sebanyak 107 orang
dengan distribusi proporsi hipertensi dengan penyakit jantung sebanyak 81 orang
(75,7%), hipertensi dengan stroke sebanyak 22 orang (20,6%), hipertensi dengan
kerusakan ginjal sebanyak 4 orang (3,7%), serta jumlah kematian sebanyak 3
orang dengan CFR (2,8%).
Data hasil penelitian Sri Andriany Sinaga (2008) di Rumah Sakit Haji
Medan, didapat jumlah penderita stroke sebanyak 281 orang dengan distribusi
proporsi hemiparase dextra pada stroke sebesar 89 orang (31,7%), hemiparase
sinistra pada stroke sebesar 130 (46,3%), hemiparase duplex sebesar 22 (7,8%),
tidak tercatat 40 (14,2%), serta jumlah kematian 67 orang dengan CFR 23,8%.
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
didapat jumlah penderita hipertensi dengan stroke dari semua yang dirawat inap
tahun 2011-2015 adalah 115 orang.
Universitas Sumatera Utara
5
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.2
Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat
inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat
inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015.
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan keadaan sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, agama,
status pekerjaan, pekerjaan, dan status perkawinan
b.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan derajat Hipertensi
c.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan tipe stroke
d.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan letak kelumpuhan
e.
Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan stroke
f.
Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan stroke
berdasarkan keadaan sewaktu pulang
Universitas Sumatera Utara
6
g.
Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan derajat hipertensi
h.
Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan tipe stroke
i.
Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan derajat
hipertensi
j.
Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke
k.
Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan derajat hipertensi
l.
mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe
stroke
m.
Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan
sewaktu pulang
n.
Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan keadaan sewaktu
pulang
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit mengenai karakteristik penderita
hipertensi dengan stroke agar dapat meningkatkan program penyuluhan
pencegahan stroke akibat hipertensi.
1.4.2
Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
menerapkan ilmu yang di peroleh selama pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM).
1.4.3
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara