Studi Penerapan Perubahan Temperature, Tekanan, Dan Kecepatan Pada Mesin Pengolahan Green Tea Berdasarkan Hasil Response Surface Methodology
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
Perusahaan didirikan dengan nama PT. Perkebunan Mitra Kerinci pada
tanggal 17 Juli 1990 berdasarkan SK Mentan dan Menkeu tentang persetujuan
usaha patungan antara PTP. VIII (sekarang PTP. Nusantara IV) dengan PT. PPEN
Rajawali Nusantara Indonesia yaitu BUMN dibawah departemen keuangan. Sejak
tanggal 24 Juli 1996 disepakati pengalihan permodalan PT. Mitra Kerinci menjadi
100% milik PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia dan disahkan dalam
RUPSLB tanggal 1 desember 1998.
PT Mitra Kerinci ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan teh berikut pengolahan teh pada pabriknya, dengan kapasitas produksi
mencapai 20.000 ton pucuk teh basah atau 4.000 ton produk teh jadi per tahun. PT
Mitra Kerinci memproduksi teh hitam dengan kapasitas pabrik 25.000 kg pucuk
basah per hari dan teh hijau dengan kapasitas pabrik 35.000 kg pucuk basah per
harinya. PT. Mitra Kerinci memproduksi 2 jenis teh yaitu:
1.
Black Tea (Teh Hitam)
2.
Green Tea (Teh Hijau)
2.2.
Lokasi Perusahaan
Kegiatan operasional perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan
administrasi yang terletak di kantor pusat Jalan Patimura No. 8 Padang, Sumatra
Universitas Sumatera Utara
Barat dan kegiatan produksi teh yang terletak di Kebun Liki yang lokasinya di
Desa Sei Lambai, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat.
2.3.
Visi dan Misi PT Mitra Kerinci
Sebuah perusahaan sudah pasti memiliki arah dan tujuan yang ingin
dicapai sejak awal berdirinya. Arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
diterjemahkan ke dalam visi perusahaan, sedangkan cara untuk mencapai tujuan
perusahaan rangkum menjadi misi perusahaan.
PT Mitra Kerinci merupakan salah satu anak perusahaan dari sebuah
BUMN besar PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Perusahaan ini
memiliki visi ”Sebagai perusahaan terbaik dalam industri teh, serta siap
menghadapi tantangan dan unggul dalam kompetisi lokal maupun global dengan
bertumpu pada kemampuan sendiri dan mau memenuhi harapan Stakeholder”.
Sedangkan misi PT Mitra Kerinci adalah ”Menjadi badan usaha yang professional
di bidang industri teh yang mandiri, produktif, berdaya saing tinggi dan
menguntungkan (provit motive)”.
Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dan menunjang program pemerintah dalam bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta membangun sektor
industri teh pada khususnya.Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan
menjalankan usaha di bidang industri teh secara profesional agar dapat menunjang
kelangsungan hidup perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawan, dan
pengembalian kepada pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2007 level eksekutif menyusun strategi PT Mitra Kerinci
berfokus pada usaha penekanan harga pokok produksi, efisiensi bahan bakar
minyak dengan penggunaan alternatif bahan bakar dari cangkang kelapa sawit,
mekanisasi pemetikan serta investasi pembangkit tenaga listrik tenaga hydro.
Sedangkan pada tahun 2008 dengan level eksekutif yang berbeda, strategi PT
Mitra Kerinci fokus pada penekanan harga pokok produksi, peningkatan kualitas
(grade) teh, penerapan program lay off karyawan yaitu penggantian karyawan
tetap menjadi karyawan kontrak serta alternatif bahan bakar hasil forestry utuk
strategi jangka menengah
2.4.
Daerah Pemasaran
PT. Mitra Kerinci memiliki daerah pemasaran yang meliputi wilayah
dalam negeri dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Taiwan, Moroko,
Malaysia Singapura, dan sebagian ke daerah Eropa.
2.5.
Struktur Orgnisasi Perusahaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Universitas Sumatera Utara
Struktur Organisasi pada PT. Mitra Kerinci adalah struktur organisasi
fungsional. Gambar struktur organisasi PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
DIREKTUR
SITE MANAGER
KEPALA
TANAMAN
KEPALA TEKNIK
KEPALA TATA
USAHA
Kepala QUALITY
CONTROL
KEPALA
PRODUKSI
ASISTEN
TANAMAN
ASISTEN
MANAGER
TEKNIK
TATA USAHA
UMUM
ASISTEN
QUALITY
CONTROL
ASISTEN
PENGOLAHAN
MANDOR
MANDOR SENIOR
TEKNIK
KARYAWAN
KANTOR
KARYAWAN LAB
MANDOR
KERANI
TANAMAN
KERANI
PRODUKSI
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mitra Kerinci
2.5.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab masing-masing pimpinan yang tercantum
dalam struktur perusahaan adalah sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
1.
Direktur
a. Merencanakan strategi perusahaan dan melaksanakannya untuk mencapai
tujuan perusahaan.
b. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan sehingga para karyawan
dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.
c. Memimpin, mendidik, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan rencana
yang telah ditetapan.
d. Memberikan kekuasan kepada para manager dan kepala bagian yang
ditunjuk.
e. Bertanggung jawab penuh atas kondisi dan kemajuan perusahaan.
2.
Manager
a. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
b. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan
kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional)
c. Menyusun program kerja di kebun dan pabrik
d. Memberikan bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai
tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan
mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku di perusahaan.
3.
Kepala Tanaman
a. Menetapkan jadwal pemberian pupuk
Universitas Sumatera Utara
b. Menetapkan jadwal pangkas pada tanaman teh.
c. Mempelajari dan berusaha meningkatkan kualitas tanaman teh agar lebih
sehat.
4.
Kepala Teknik
a. Melakukan replacement study terhadap fasilitas dibagian produksi.
b. Memberikan laporan tentang batas waktu dan pergantian ataupun
perbaikan fasilitas produksi.
5.
Kepala TU
a. Membuat draft rancangan kerja pabrik
b. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan
mitra kerja
c. Mengendalikan cash flow unit pabrik
d. Menyiapkan pengajuan permintaan barang ke kantor pusat sesuai
permintaan unit pabrik
e. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik
f. Menyiapkan laporan manajemen
6.
Kepala Quality Control
a. Membuat draft rencana kerja bagian quality control
b. Melakukan rencana dan pembelajaran dalam peningkatan kualitas teh
7.
Kepala pengolahan
a. Menandatangani bon permintaan barang setelah dibuat oleh asisten
pengoahan
b. Memeriksa/menyetujui buku asisten LM-62 dan LM-68C
Universitas Sumatera Utara
c. Mengawasi dan koordinasi dengan bagian terkait prihal pekerjaan
penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar
8.
Asisten Tanaman
a. Memberikan tugas terhadap Mandor dan divisi kebun
b. Mengendalikan kegiatan operasional kebun
c. Mengontrol pelaksanaan setiap kegiatan pada tanaman kebun
9.
Asisten Manager Teknik
a. Melakukan tindakan perbaikan dan pergantian terhadap fasilitas produksi
sesuai dengan hasil replacement study.
b. Bertanggung jawab kepada kepala produksi atas kelayakan fasilitas
produksi
10. TU Umum
a. Membantu KTU dalam membuat laporan administrasi dan laporan
manajemen
b. Membantu KTU membuat laporan bulanan
c. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja
d. Menentukan jadwal pembayaran yang akan dilakukan perusahaan terhadap
pekerja
11. Asisten Quality Control
a.
Memberikan pembagian tugas kepada karyawan lab
b.
Mengumpulkan semua data pengujian kualitas dari karyawan lab
c.
Membantu kepala quality control dalam membuat laporan bulanan
Universitas Sumatera Utara
12. Asisten pengolahan
a. Membuat bon permintaan barang dan menerima barang sesuai dengan
permintaan
b. Memeriksa dan menyetujui buku absen pekerja dan jurnal mandor
c. Memeriksa dan menandatangani buku PB-20, AU 26-C, LM-62 dan
membubuhkan paraf LM-RNI
d. Membuat buku asisten
e. Mengawasi pekerjaan penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar
13. Mandor Tanaman
a. Melaporkan kondisi tanaman kepada asisten tanaman.
b. Mengawasi pekerjaan kerani tanaman dalam hal pemberian pupuk,
pangkas dan kesehatan tanaman.
14. Mandor Teknik
a. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan.
b. Mengontrol dan melaksanakan perawatan mesin sesuai dengan perawatan
mesin yang telah ditetapkan.
15. Karyawan Kantor
a. Membantu KTU dalam membuat laporan keuangan pabrik mulai dari
produksi, laboratorium dan kantor
b. Membantu KTU dalam melakukan administrasi
16. Mandor Pengolahan
a. Mempersiapkan tenaga kerja dan alat-alat pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
b. Menerima barang yang sudah diminta dari kerani upah/kerani produksi
atau asisten pengolahan
c. Membuat absensi pekerja pada buku mandor
d. Membuat buku jurnal dan memberikan tanda tangan
e. Membuat buku pintar mandor yang berisi
1) Nama anggota dan absensi
2) Jumlah pucuk yang diolah
3) WT yang digunakan, nomo WT, dan jam bongkar WT
17. Kerani Tanaman
a. Memangkas tanaman sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Melakukan pengendalian gulma secara manual
c. Melakukan pengendalian hama
d. Memberikan pupuk secara berkala
18. Karyawan Lab
a. Melakukan pengujian kualitas teh secara langsung
b. Mencatat hasil setiappengujian pada teh
19. Kerani Produksi
a. Membantu asisten pengolahan dalam proses pengambilan barang di
gudang sentral
b. Membuat laporan sesuai dengan laporan jurnal mandor senior
c. Mengirim laporan ke kantor sentral
d. Mengarsipkan dokumen-dokumen dengan baik dan rapi
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada PT. Mitra Kerinci dibagi menjadi 2 yaitu tenaga kerja
tidak tetapdan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tidak tetapdikhususkan untuk area
tanaman dan tenaga kerja tetap untuk kantor dan daerah produksi. Jumlah tenaga
kerja pada PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mitra Kerinci
Bagian Kerja
Kantor
Teknik
Quality Control
Pabrik Pengolahan
Tanaman
Tenaga Kerja Tetap
40
18
41
287
20
Tenaga Kerja Tidak Tetap
28
1077
Sumber: PT. Mitra Kerinci
Pengaturan jam kerja pada PT. Mitra Kerinci adalah:
1.
Bagian Kantor
Untuk seluruh tenaga kerja bagian kantor, hari kerja adalah senin sampai
sabtu dengan jam kerja sebagai berikut:
2.
a.
08.00 – 11.30 WIB Waktu Kerja
b.
11.30 – 13.00 WIB Waktu Istirahat
c.
13.00 – 17.00 WIB Waktu Kerja
Bagian Teknik
a.
Kepala Teknik dan Asisten Teknik
Hari kerja untuk kepala teknik dan asisten teknik adalah senin – sabtu
dengan jam kerja sebagai berikut.
1) 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
2) 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
Universitas Sumatera Utara
3) 13.00 – 17.00 WIB
b.
Waktu Kerja
Mandor Tenik
Hari kerja untuk kepala mandor teknik adalah senin – minggu dengan
jam kerja sebagai berikut.
3.
1) 08.00 – 16.00 WIB
Shiff I
2) 16.00 – 24.00 WIB
Shiff II
3) 24.00 – 08.00 WIB
Shiff III
Quality Control
a.
Kepala Quality Control dan Asisten Quality Control
Hari kerja untuk kepala quality control dan asisten quality control adalah
senin – sabtu dengan jam kerja sebagai berikut.
b.
1) 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
2) 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
3) 13.00 – 17.00 WIB
Waktu Kerja
Karyawan Lab
Hari kerja untuk karyawan lab adalah senin – minggu dengan jam kerja
sebagai berikut.
4.
1) 08.00 – 16.00 WIB
Shiff I
2) 16.00 – 24.00 WIB
Shiff II
3) 24.00 – 08.00 WIB
Shiff III
Pabrik Pengolahan
a.
08.00 – 16.00 WIB Shiff I
b.
16.00 – 24.00 WIB Shiff II
Universitas Sumatera Utara
c.
5.
24.00 – 08.00 WIB Shiff III
Bagian Tanaman
Untuk seluruh tenaga kerja bagian tanaman, hari kerja adalah senin sampai
sabtu dengan jam kerja sebagai berikut:
a. 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
b. 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
c. 13.00 – 17.00 WIB
Waktu Kerja
2.6.
Proses Produksi
Proses produksi untuk pengolahan yang dilakukan oleh PT. Mitra Kerinci
ada 2 yaitu pengolahan black tea dan green tea. Proses pengolahan black tea
dimulai dari proses penimbangan, pelayuan, penggulungan, pengeringan,
mydelton, vibro, sortir, winover, colour seperator, dan selanjutnya menjadi teh
jadi. Proses pengolahan green tea dilakukan dari proses penimbangan, pelayuan
cepat, penggulungan, pengeringan I, pengeringan II, chota, mydelton, stalk
seperator, winower, dan selanjutnya menjadi teh jadi. Rincian dari kedua proses
pengolahan teh adalah:
1.
Black Tea (Teh Hitam)
Tahapan proses pengolahan teh hitam adalah:
a.
Penimbangan
Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI
PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan
dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun
Universitas Sumatera Utara
teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada
jembatan timbang.
b.
Penerimaan daun teh segar
Pada stasiun penerimaan pucuk daun teh segar dilakukan pembongkoran
pucuk dan kemudian pucuk daun teh dibawa ke WT (Whitering Trought)
menggunakan monorail. Kapasitas angkut monorail adalah satu fishing
net atau setara dengan 25-35 Kg per monorail
c.
Pelayuan
Pucuk daun teh dibawa ke ruang WT (Whitering Trought) menggunakan
monorail. Proses pelayuan dilakukan dengan menggunakan udara segar
yang bersumber dari blower. Lama proses pelayuan adalah 16-20 jam
dengan kriteria pucuk bila digenggam lemas dan tidak patah serta bila
dibuat kepalan dan dilempar tidak buyar. Proses pelayuan dilakukan
dengan pembalikan pucuk kurang lebih 4 – 6 jam setelah dialiri udara
segar. Pembalikan pucuk dilakuakan mulai dari ujung WT ke arah blower
dan serentak di kedua sisi. Proses selanjutnya adalah turun layu dimana
pucuk daun teh yang telah layu dengan kadar air 43 % di masukkan ke
dalam keranjang dan dibawa ke mesin OTR (Open Top Roller)
menggunakan monorail.
d.
Penggilingan
Proses penggilingan pertama dilakukan menggunakan mesin OTR (Open
Top roller) selama 90 menit selanjutnya dilakukan sortasi basah (ayak)
dengan mesin DIBN selama 12 menit. Hasil ayakan I (bubuk I)
Universitas Sumatera Utara
ditampung dalam baki aluminium dan diangkut menggunakan trolley dan
dibawa ke ruang fermentasi (oksidasi enzimatis). Sisa ayakan I akan
dilakukan penggilingan II pada mesin PCR selama 30 menit dan
selanjutnya diayak dengan mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk II.
Sisa ayakan II akan dilakukan penggilingan III pada mesin rotorvane 15
dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk III.
Sisa ayakan III akan dilakukan penggilingan IV pada mesin rotorvane 8
dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk mengasilkan bubuk IV.
bubuk II, III, dan IV selanjutnya akan dibawa ke ruang fermentasi
menggunakan trolley.
e.
Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan di atas tambir dengan kelembaban ruangan
92-98 % yang diatur menggunakan humidifier dengan suhu 23-25 0C.
Waktu proses fermentasi 100-150 menit.
f.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin TSD (Two Stage Drier) dengan
sumber energi yang diteruskan dari mesin HE (Heat exchanger).
Pengeringan dilakukan dengan suhu 50 – 55 0C mesin TSD dan 90 – 115
0C mesin HE. Kadar air dari proses pengeringan adalah 4 %. Bubuk
kering yang keluar dari mesin TSD didinginkan dan dihamparkan dilantai
dan selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan ditimbang kemudian
dibawa ke ruang sortasi.
g.
Sortasi
Universitas Sumatera Utara
Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan
pada mesin mydelton. Hasil bubuk dari mesin TSD dituangkan ke bak
conveyor untuk di ayak pada mesin mydelton. Hasil dari mesin mydelton
di bawa ke mesin vibro menggunakan bak conveyor untuk dilakukan
pembersihan serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke
mesin indian sortir menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin
indian sortir akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar
melalui corong mesin indian sortir akan diteruskan malalui bak conveyor
ke mesin chota shiefer. Hasil pada mesin chota shiefer akan keluar
melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin chota
shiefer akan diteruskan ke mesin winower melalui bak conveyor. Hasil
pada mesin winower yang sesuai berat jenisnya akan keluar melalui
corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin winower akan
diteruskan kes mesin Colour Separator melalui bak conveyor. Hasil pada
mesin Colour Separator akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang
tidak keluar melalui corong mesin Colour Separator akan diteruskan kes
mesin Cutter melalui bak conveyor. Hasil pada mesin Cutter akan keluar
melalui corong.
h.
Pengepakan
Pengepakan bubuk teh dilakuakan dengan menggunakan karung plastik
dan paper sack yang telah diberi marka standar. Pengepakan dilakukan
berdasarkan grade bubuk teh.
2.
Green Tea (Teh Hijau)
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pengolahan teh hijau adalah:
a.
Penimbangan
Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI
PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan
dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun
teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada
jembatan timbang.
b.
Pembongkaran Pucuk
Pucuk daun teh yang telah ditimbang diturunkan dari truk pengangkut
dan selanjutnya dinaikkan ke monorail dan dibawa ke WT. Dalam WT
pucuk daun teh akan dikirim keblower.
c.
Pelayuan dan Pendinginan
Pucuk daun teh yang telah dikirab ke arah blower selanjutnya akan
dinaikkan ke conveyor untuk masuk ke mesin Rotary paner (RP). Mesin
bekerja dengan bantuan tungku kayu bakar untuk memutar silinder
mesin. Kriteria hasil pelayuan yang baik adalah:
1) Pucuk matang (layu) bewarna hijau kekuningan
2) Apabila diremas saling melengket
3) Ujung pucuk muda jika dipatahkan lemas dan lentur
4) Aroma segar dan tidak berbau asap
5) Apabila pucuk layu saling digosokkan tidak mengeluarkan cairan
Proses
pendinginan
dilakukan
setelah
proses
pelayuan
dengan
menggunakan mesin pendingin (glebeg/colling conveyor).
Universitas Sumatera Utara
d.
Penggulungan Pucuk Layu
Pucuk layu yang telah dingin dimasukkan ke dalam mesin OTR (Open
Top Roller) untuk dilakuakn proses penggulungan pucuk. Pengisian
gilingan dilakukan dalam kondisi diam dan diisi sepertiga dari volume
gilingan, kemudian mesin diputar.
e. Pengeringan
Pengeringan pertama dilakukan dengan mesin Endless Chain Pressure
(ECP) dengan pemanas dari mesin HE (Heat Exchanger). Hasil
penggulungan dimasukkan ke mesin ECP secara kontinu dan teratur
sampai penuh. Pengeringan dilakuakn hasil kadar air 38 – 42 %. Hasil
ECP akan diangkut ke mesin Boll tea dengan berat 200-600 Kg,
selanjutnya mesin boll tea akan berputar untuk melakukan proses
pengeringan selama 14 jam sampai kadar air 5 %.
f. Sortasi
Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan
pada mesin chota shifter. Hasil bubuk dari mesin boll tea dituangkan ke
karung dan dibawa menggunakan trolley ke conveyor input mesin chota
shifter. Hasil dari mesin chota shifter di bawa ke mesin mydelton
ekstraktor menggunakan bak conveyor untuk dilakukan pembersihan
serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke mesin stalk
seperator menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin indian sortir
akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong
mesin stalk seperator akan diteruskan malalui bak conveyor ke mesin
Universitas Sumatera Utara
suction winower. Hasil pada mesin suction winower akan keluar melalui
corong.
g. Pengepakan
Pengepakan bubuk teh dilakukan dengan menggunakan karung plastik
dan paper sack yang telah diberi maka standar. Pengepakan dilakukan
berdasarkan grade bubuk teh.
Aliran proses pengolahan green tea dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Penimbangan
Kadar air 74%
Pembongkaran
Pucuk
Pelayuan
Kadar air 60%
Pendinginan
Kadar air 60%
Penggulungan
Kadar air 50%
Pengeringan 1
Kadar air 40%
Pengeringan 2
Kadar air 5%
Sortasi
Pengepakan
Gambar 2.2. Aliran Proses Pengolahan Green Tea
Universitas Sumatera Utara
Material balance berdasarkan dari proses pengolahan dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2.Material Balance
Stasiun Kerja
Kadar
Air
Pelayuan
Penggulungan
Pengeringan I
Pengeringan II
60%
50%
40%
5%
Kapasitas
Mesin
(Kg)
100
350
500
600
Waktu
Kerja Mesin
(menit)
30
30
60
840
Jumlah
Mesin
8
3
3
14
Total
Produksi/Ja
m
1600
2100
1500
600
Output
Mesin
(Kg/Jam)
1376
1890
1350
390
Sumber: Hasil Penelitian
Green tea dibagi menjadi 6 kualitas yaitu kualitas strength, fruity, sour,
dry, smoky, dan overfire.Dasar yang digunakan untuk menentukan kualitas green
teaadalahsifat luar dan sifat dalam dari teh hijau. Karakteristik sifat luar yaitu
warna tehkering hijau muda dan hijau kehitaman, ukuran homogen dan tidak
tercampurremukan, bentuk tergulung dan terpilin, aroma wangi sampai kurang
wangi,dan tidak apek. Sedangkan karakteristik sifat dalam yaitu air seduhan
jernih,sedikit berwarna hijau atau kekuning – kuningan. Warna tersebut
tetapwalaupun seduhannya sudah menjadi dingin. Rasa khas green tea sedikit
pahitdan lebih sepat dibanding teh hitam. Karakteristik dari masing-masing
kualitas dapat dilihat pada tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Karakteristik Kualitas Green Tea
Kualitas
Karakteristik
Warna
Bentuk
Strenght
Fruity
Sour
Hijau
Kehitaman
Tergulung
Sempurna
Hitam
Kehijauan
Hijau
Kekuningan
Kurang
Tergulung
Tergulung
Dry
Smoky
Kekuningan
Kehitaman
Terpilin
Bau
Normal
Normal
Normal
Kurang
Normal
Tekstur
Padat
Padat
Kurang
Padat
Tidak Padat
Rasa
Sepat yang
kuat
Sepat
Asam
Pahit
Overfire
Kuning
Kecoklatan
Bubuk,
Batang Serat
Tidak
Terpilin
Kurang
Normal
Tidak
Padat
Tidak Normal
Pahit
Sangat pahit
Sangat Rapuh
Sumber: PT. Mitra Kerinci
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
Perusahaan didirikan dengan nama PT. Perkebunan Mitra Kerinci pada
tanggal 17 Juli 1990 berdasarkan SK Mentan dan Menkeu tentang persetujuan
usaha patungan antara PTP. VIII (sekarang PTP. Nusantara IV) dengan PT. PPEN
Rajawali Nusantara Indonesia yaitu BUMN dibawah departemen keuangan. Sejak
tanggal 24 Juli 1996 disepakati pengalihan permodalan PT. Mitra Kerinci menjadi
100% milik PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia dan disahkan dalam
RUPSLB tanggal 1 desember 1998.
PT Mitra Kerinci ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan teh berikut pengolahan teh pada pabriknya, dengan kapasitas produksi
mencapai 20.000 ton pucuk teh basah atau 4.000 ton produk teh jadi per tahun. PT
Mitra Kerinci memproduksi teh hitam dengan kapasitas pabrik 25.000 kg pucuk
basah per hari dan teh hijau dengan kapasitas pabrik 35.000 kg pucuk basah per
harinya. PT. Mitra Kerinci memproduksi 2 jenis teh yaitu:
1.
Black Tea (Teh Hitam)
2.
Green Tea (Teh Hijau)
2.2.
Lokasi Perusahaan
Kegiatan operasional perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan
administrasi yang terletak di kantor pusat Jalan Patimura No. 8 Padang, Sumatra
Universitas Sumatera Utara
Barat dan kegiatan produksi teh yang terletak di Kebun Liki yang lokasinya di
Desa Sei Lambai, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat.
2.3.
Visi dan Misi PT Mitra Kerinci
Sebuah perusahaan sudah pasti memiliki arah dan tujuan yang ingin
dicapai sejak awal berdirinya. Arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
diterjemahkan ke dalam visi perusahaan, sedangkan cara untuk mencapai tujuan
perusahaan rangkum menjadi misi perusahaan.
PT Mitra Kerinci merupakan salah satu anak perusahaan dari sebuah
BUMN besar PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Perusahaan ini
memiliki visi ”Sebagai perusahaan terbaik dalam industri teh, serta siap
menghadapi tantangan dan unggul dalam kompetisi lokal maupun global dengan
bertumpu pada kemampuan sendiri dan mau memenuhi harapan Stakeholder”.
Sedangkan misi PT Mitra Kerinci adalah ”Menjadi badan usaha yang professional
di bidang industri teh yang mandiri, produktif, berdaya saing tinggi dan
menguntungkan (provit motive)”.
Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dan menunjang program pemerintah dalam bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta membangun sektor
industri teh pada khususnya.Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan
menjalankan usaha di bidang industri teh secara profesional agar dapat menunjang
kelangsungan hidup perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawan, dan
pengembalian kepada pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2007 level eksekutif menyusun strategi PT Mitra Kerinci
berfokus pada usaha penekanan harga pokok produksi, efisiensi bahan bakar
minyak dengan penggunaan alternatif bahan bakar dari cangkang kelapa sawit,
mekanisasi pemetikan serta investasi pembangkit tenaga listrik tenaga hydro.
Sedangkan pada tahun 2008 dengan level eksekutif yang berbeda, strategi PT
Mitra Kerinci fokus pada penekanan harga pokok produksi, peningkatan kualitas
(grade) teh, penerapan program lay off karyawan yaitu penggantian karyawan
tetap menjadi karyawan kontrak serta alternatif bahan bakar hasil forestry utuk
strategi jangka menengah
2.4.
Daerah Pemasaran
PT. Mitra Kerinci memiliki daerah pemasaran yang meliputi wilayah
dalam negeri dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Taiwan, Moroko,
Malaysia Singapura, dan sebagian ke daerah Eropa.
2.5.
Struktur Orgnisasi Perusahaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Universitas Sumatera Utara
Struktur Organisasi pada PT. Mitra Kerinci adalah struktur organisasi
fungsional. Gambar struktur organisasi PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
DIREKTUR
SITE MANAGER
KEPALA
TANAMAN
KEPALA TEKNIK
KEPALA TATA
USAHA
Kepala QUALITY
CONTROL
KEPALA
PRODUKSI
ASISTEN
TANAMAN
ASISTEN
MANAGER
TEKNIK
TATA USAHA
UMUM
ASISTEN
QUALITY
CONTROL
ASISTEN
PENGOLAHAN
MANDOR
MANDOR SENIOR
TEKNIK
KARYAWAN
KANTOR
KARYAWAN LAB
MANDOR
KERANI
TANAMAN
KERANI
PRODUKSI
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mitra Kerinci
2.5.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab masing-masing pimpinan yang tercantum
dalam struktur perusahaan adalah sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
1.
Direktur
a. Merencanakan strategi perusahaan dan melaksanakannya untuk mencapai
tujuan perusahaan.
b. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan sehingga para karyawan
dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.
c. Memimpin, mendidik, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan rencana
yang telah ditetapan.
d. Memberikan kekuasan kepada para manager dan kepala bagian yang
ditunjuk.
e. Bertanggung jawab penuh atas kondisi dan kemajuan perusahaan.
2.
Manager
a. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
b. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan
kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan (nasional maupun internasional)
c. Menyusun program kerja di kebun dan pabrik
d. Memberikan bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai
tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan
mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku di perusahaan.
3.
Kepala Tanaman
a. Menetapkan jadwal pemberian pupuk
Universitas Sumatera Utara
b. Menetapkan jadwal pangkas pada tanaman teh.
c. Mempelajari dan berusaha meningkatkan kualitas tanaman teh agar lebih
sehat.
4.
Kepala Teknik
a. Melakukan replacement study terhadap fasilitas dibagian produksi.
b. Memberikan laporan tentang batas waktu dan pergantian ataupun
perbaikan fasilitas produksi.
5.
Kepala TU
a. Membuat draft rancangan kerja pabrik
b. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan
mitra kerja
c. Mengendalikan cash flow unit pabrik
d. Menyiapkan pengajuan permintaan barang ke kantor pusat sesuai
permintaan unit pabrik
e. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik
f. Menyiapkan laporan manajemen
6.
Kepala Quality Control
a. Membuat draft rencana kerja bagian quality control
b. Melakukan rencana dan pembelajaran dalam peningkatan kualitas teh
7.
Kepala pengolahan
a. Menandatangani bon permintaan barang setelah dibuat oleh asisten
pengoahan
b. Memeriksa/menyetujui buku asisten LM-62 dan LM-68C
Universitas Sumatera Utara
c. Mengawasi dan koordinasi dengan bagian terkait prihal pekerjaan
penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar
8.
Asisten Tanaman
a. Memberikan tugas terhadap Mandor dan divisi kebun
b. Mengendalikan kegiatan operasional kebun
c. Mengontrol pelaksanaan setiap kegiatan pada tanaman kebun
9.
Asisten Manager Teknik
a. Melakukan tindakan perbaikan dan pergantian terhadap fasilitas produksi
sesuai dengan hasil replacement study.
b. Bertanggung jawab kepada kepala produksi atas kelayakan fasilitas
produksi
10. TU Umum
a. Membantu KTU dalam membuat laporan administrasi dan laporan
manajemen
b. Membantu KTU membuat laporan bulanan
c. Membuat laporan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerja
d. Menentukan jadwal pembayaran yang akan dilakukan perusahaan terhadap
pekerja
11. Asisten Quality Control
a.
Memberikan pembagian tugas kepada karyawan lab
b.
Mengumpulkan semua data pengujian kualitas dari karyawan lab
c.
Membantu kepala quality control dalam membuat laporan bulanan
Universitas Sumatera Utara
12. Asisten pengolahan
a. Membuat bon permintaan barang dan menerima barang sesuai dengan
permintaan
b. Memeriksa dan menyetujui buku absen pekerja dan jurnal mandor
c. Memeriksa dan menandatangani buku PB-20, AU 26-C, LM-62 dan
membubuhkan paraf LM-RNI
d. Membuat buku asisten
e. Mengawasi pekerjaan penerimaan, pengiraban dan penurunan pucuk segar
13. Mandor Tanaman
a. Melaporkan kondisi tanaman kepada asisten tanaman.
b. Mengawasi pekerjaan kerani tanaman dalam hal pemberian pupuk,
pangkas dan kesehatan tanaman.
14. Mandor Teknik
a. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan.
b. Mengontrol dan melaksanakan perawatan mesin sesuai dengan perawatan
mesin yang telah ditetapkan.
15. Karyawan Kantor
a. Membantu KTU dalam membuat laporan keuangan pabrik mulai dari
produksi, laboratorium dan kantor
b. Membantu KTU dalam melakukan administrasi
16. Mandor Pengolahan
a. Mempersiapkan tenaga kerja dan alat-alat pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
b. Menerima barang yang sudah diminta dari kerani upah/kerani produksi
atau asisten pengolahan
c. Membuat absensi pekerja pada buku mandor
d. Membuat buku jurnal dan memberikan tanda tangan
e. Membuat buku pintar mandor yang berisi
1) Nama anggota dan absensi
2) Jumlah pucuk yang diolah
3) WT yang digunakan, nomo WT, dan jam bongkar WT
17. Kerani Tanaman
a. Memangkas tanaman sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Melakukan pengendalian gulma secara manual
c. Melakukan pengendalian hama
d. Memberikan pupuk secara berkala
18. Karyawan Lab
a. Melakukan pengujian kualitas teh secara langsung
b. Mencatat hasil setiappengujian pada teh
19. Kerani Produksi
a. Membantu asisten pengolahan dalam proses pengambilan barang di
gudang sentral
b. Membuat laporan sesuai dengan laporan jurnal mandor senior
c. Mengirim laporan ke kantor sentral
d. Mengarsipkan dokumen-dokumen dengan baik dan rapi
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada PT. Mitra Kerinci dibagi menjadi 2 yaitu tenaga kerja
tidak tetapdan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tidak tetapdikhususkan untuk area
tanaman dan tenaga kerja tetap untuk kantor dan daerah produksi. Jumlah tenaga
kerja pada PT. Mitra Kerinci dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mitra Kerinci
Bagian Kerja
Kantor
Teknik
Quality Control
Pabrik Pengolahan
Tanaman
Tenaga Kerja Tetap
40
18
41
287
20
Tenaga Kerja Tidak Tetap
28
1077
Sumber: PT. Mitra Kerinci
Pengaturan jam kerja pada PT. Mitra Kerinci adalah:
1.
Bagian Kantor
Untuk seluruh tenaga kerja bagian kantor, hari kerja adalah senin sampai
sabtu dengan jam kerja sebagai berikut:
2.
a.
08.00 – 11.30 WIB Waktu Kerja
b.
11.30 – 13.00 WIB Waktu Istirahat
c.
13.00 – 17.00 WIB Waktu Kerja
Bagian Teknik
a.
Kepala Teknik dan Asisten Teknik
Hari kerja untuk kepala teknik dan asisten teknik adalah senin – sabtu
dengan jam kerja sebagai berikut.
1) 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
2) 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
Universitas Sumatera Utara
3) 13.00 – 17.00 WIB
b.
Waktu Kerja
Mandor Tenik
Hari kerja untuk kepala mandor teknik adalah senin – minggu dengan
jam kerja sebagai berikut.
3.
1) 08.00 – 16.00 WIB
Shiff I
2) 16.00 – 24.00 WIB
Shiff II
3) 24.00 – 08.00 WIB
Shiff III
Quality Control
a.
Kepala Quality Control dan Asisten Quality Control
Hari kerja untuk kepala quality control dan asisten quality control adalah
senin – sabtu dengan jam kerja sebagai berikut.
b.
1) 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
2) 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
3) 13.00 – 17.00 WIB
Waktu Kerja
Karyawan Lab
Hari kerja untuk karyawan lab adalah senin – minggu dengan jam kerja
sebagai berikut.
4.
1) 08.00 – 16.00 WIB
Shiff I
2) 16.00 – 24.00 WIB
Shiff II
3) 24.00 – 08.00 WIB
Shiff III
Pabrik Pengolahan
a.
08.00 – 16.00 WIB Shiff I
b.
16.00 – 24.00 WIB Shiff II
Universitas Sumatera Utara
c.
5.
24.00 – 08.00 WIB Shiff III
Bagian Tanaman
Untuk seluruh tenaga kerja bagian tanaman, hari kerja adalah senin sampai
sabtu dengan jam kerja sebagai berikut:
a. 08.00 – 11.30 WIB
Waktu Kerja
b. 11.30 – 13.00 WIB
Waktu Istirahat
c. 13.00 – 17.00 WIB
Waktu Kerja
2.6.
Proses Produksi
Proses produksi untuk pengolahan yang dilakukan oleh PT. Mitra Kerinci
ada 2 yaitu pengolahan black tea dan green tea. Proses pengolahan black tea
dimulai dari proses penimbangan, pelayuan, penggulungan, pengeringan,
mydelton, vibro, sortir, winover, colour seperator, dan selanjutnya menjadi teh
jadi. Proses pengolahan green tea dilakukan dari proses penimbangan, pelayuan
cepat, penggulungan, pengeringan I, pengeringan II, chota, mydelton, stalk
seperator, winower, dan selanjutnya menjadi teh jadi. Rincian dari kedua proses
pengolahan teh adalah:
1.
Black Tea (Teh Hitam)
Tahapan proses pengolahan teh hitam adalah:
a.
Penimbangan
Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI
PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan
dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun
Universitas Sumatera Utara
teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada
jembatan timbang.
b.
Penerimaan daun teh segar
Pada stasiun penerimaan pucuk daun teh segar dilakukan pembongkoran
pucuk dan kemudian pucuk daun teh dibawa ke WT (Whitering Trought)
menggunakan monorail. Kapasitas angkut monorail adalah satu fishing
net atau setara dengan 25-35 Kg per monorail
c.
Pelayuan
Pucuk daun teh dibawa ke ruang WT (Whitering Trought) menggunakan
monorail. Proses pelayuan dilakukan dengan menggunakan udara segar
yang bersumber dari blower. Lama proses pelayuan adalah 16-20 jam
dengan kriteria pucuk bila digenggam lemas dan tidak patah serta bila
dibuat kepalan dan dilempar tidak buyar. Proses pelayuan dilakukan
dengan pembalikan pucuk kurang lebih 4 – 6 jam setelah dialiri udara
segar. Pembalikan pucuk dilakuakan mulai dari ujung WT ke arah blower
dan serentak di kedua sisi. Proses selanjutnya adalah turun layu dimana
pucuk daun teh yang telah layu dengan kadar air 43 % di masukkan ke
dalam keranjang dan dibawa ke mesin OTR (Open Top Roller)
menggunakan monorail.
d.
Penggilingan
Proses penggilingan pertama dilakukan menggunakan mesin OTR (Open
Top roller) selama 90 menit selanjutnya dilakukan sortasi basah (ayak)
dengan mesin DIBN selama 12 menit. Hasil ayakan I (bubuk I)
Universitas Sumatera Utara
ditampung dalam baki aluminium dan diangkut menggunakan trolley dan
dibawa ke ruang fermentasi (oksidasi enzimatis). Sisa ayakan I akan
dilakukan penggilingan II pada mesin PCR selama 30 menit dan
selanjutnya diayak dengan mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk II.
Sisa ayakan II akan dilakukan penggilingan III pada mesin rotorvane 15
dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk menghasilkan bubuk III.
Sisa ayakan III akan dilakukan penggilingan IV pada mesin rotorvane 8
dan selanjutnya diayak pada mesin DIBN untuk mengasilkan bubuk IV.
bubuk II, III, dan IV selanjutnya akan dibawa ke ruang fermentasi
menggunakan trolley.
e.
Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan di atas tambir dengan kelembaban ruangan
92-98 % yang diatur menggunakan humidifier dengan suhu 23-25 0C.
Waktu proses fermentasi 100-150 menit.
f.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin TSD (Two Stage Drier) dengan
sumber energi yang diteruskan dari mesin HE (Heat exchanger).
Pengeringan dilakukan dengan suhu 50 – 55 0C mesin TSD dan 90 – 115
0C mesin HE. Kadar air dari proses pengeringan adalah 4 %. Bubuk
kering yang keluar dari mesin TSD didinginkan dan dihamparkan dilantai
dan selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan ditimbang kemudian
dibawa ke ruang sortasi.
g.
Sortasi
Universitas Sumatera Utara
Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan
pada mesin mydelton. Hasil bubuk dari mesin TSD dituangkan ke bak
conveyor untuk di ayak pada mesin mydelton. Hasil dari mesin mydelton
di bawa ke mesin vibro menggunakan bak conveyor untuk dilakukan
pembersihan serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke
mesin indian sortir menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin
indian sortir akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar
melalui corong mesin indian sortir akan diteruskan malalui bak conveyor
ke mesin chota shiefer. Hasil pada mesin chota shiefer akan keluar
melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin chota
shiefer akan diteruskan ke mesin winower melalui bak conveyor. Hasil
pada mesin winower yang sesuai berat jenisnya akan keluar melalui
corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong mesin winower akan
diteruskan kes mesin Colour Separator melalui bak conveyor. Hasil pada
mesin Colour Separator akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang
tidak keluar melalui corong mesin Colour Separator akan diteruskan kes
mesin Cutter melalui bak conveyor. Hasil pada mesin Cutter akan keluar
melalui corong.
h.
Pengepakan
Pengepakan bubuk teh dilakuakan dengan menggunakan karung plastik
dan paper sack yang telah diberi marka standar. Pengepakan dilakukan
berdasarkan grade bubuk teh.
2.
Green Tea (Teh Hijau)
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pengolahan teh hijau adalah:
a.
Penimbangan
Pucuk daun teh segar yang di terima di pabrik berasal dari kebun LIKI
PT. Mitra Kerinci. Pucuk daun teh segar di angkut dari perkebunan
dibawa kepabrik dengan menggunakan truk dan di stasiun ini pucuk daun
teh segar ditimbang bersama dengan pengangkutnya (truk) pada
jembatan timbang.
b.
Pembongkaran Pucuk
Pucuk daun teh yang telah ditimbang diturunkan dari truk pengangkut
dan selanjutnya dinaikkan ke monorail dan dibawa ke WT. Dalam WT
pucuk daun teh akan dikirim keblower.
c.
Pelayuan dan Pendinginan
Pucuk daun teh yang telah dikirab ke arah blower selanjutnya akan
dinaikkan ke conveyor untuk masuk ke mesin Rotary paner (RP). Mesin
bekerja dengan bantuan tungku kayu bakar untuk memutar silinder
mesin. Kriteria hasil pelayuan yang baik adalah:
1) Pucuk matang (layu) bewarna hijau kekuningan
2) Apabila diremas saling melengket
3) Ujung pucuk muda jika dipatahkan lemas dan lentur
4) Aroma segar dan tidak berbau asap
5) Apabila pucuk layu saling digosokkan tidak mengeluarkan cairan
Proses
pendinginan
dilakukan
setelah
proses
pelayuan
dengan
menggunakan mesin pendingin (glebeg/colling conveyor).
Universitas Sumatera Utara
d.
Penggulungan Pucuk Layu
Pucuk layu yang telah dingin dimasukkan ke dalam mesin OTR (Open
Top Roller) untuk dilakuakn proses penggulungan pucuk. Pengisian
gilingan dilakukan dalam kondisi diam dan diisi sepertiga dari volume
gilingan, kemudian mesin diputar.
e. Pengeringan
Pengeringan pertama dilakukan dengan mesin Endless Chain Pressure
(ECP) dengan pemanas dari mesin HE (Heat Exchanger). Hasil
penggulungan dimasukkan ke mesin ECP secara kontinu dan teratur
sampai penuh. Pengeringan dilakuakn hasil kadar air 38 – 42 %. Hasil
ECP akan diangkut ke mesin Boll tea dengan berat 200-600 Kg,
selanjutnya mesin boll tea akan berputar untuk melakukan proses
pengeringan selama 14 jam sampai kadar air 5 %.
f. Sortasi
Sortasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama dilakukan
pada mesin chota shifter. Hasil bubuk dari mesin boll tea dituangkan ke
karung dan dibawa menggunakan trolley ke conveyor input mesin chota
shifter. Hasil dari mesin chota shifter di bawa ke mesin mydelton
ekstraktor menggunakan bak conveyor untuk dilakukan pembersihan
serat. Bahan yang telah bersih dari serat dimasukkan ke mesin stalk
seperator menggunakan bak conveyor dan hasil dari mesin indian sortir
akan keluar melalui corong. Bubuk teh yang tidak keluar melalui corong
mesin stalk seperator akan diteruskan malalui bak conveyor ke mesin
Universitas Sumatera Utara
suction winower. Hasil pada mesin suction winower akan keluar melalui
corong.
g. Pengepakan
Pengepakan bubuk teh dilakukan dengan menggunakan karung plastik
dan paper sack yang telah diberi maka standar. Pengepakan dilakukan
berdasarkan grade bubuk teh.
Aliran proses pengolahan green tea dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Penimbangan
Kadar air 74%
Pembongkaran
Pucuk
Pelayuan
Kadar air 60%
Pendinginan
Kadar air 60%
Penggulungan
Kadar air 50%
Pengeringan 1
Kadar air 40%
Pengeringan 2
Kadar air 5%
Sortasi
Pengepakan
Gambar 2.2. Aliran Proses Pengolahan Green Tea
Universitas Sumatera Utara
Material balance berdasarkan dari proses pengolahan dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2.Material Balance
Stasiun Kerja
Kadar
Air
Pelayuan
Penggulungan
Pengeringan I
Pengeringan II
60%
50%
40%
5%
Kapasitas
Mesin
(Kg)
100
350
500
600
Waktu
Kerja Mesin
(menit)
30
30
60
840
Jumlah
Mesin
8
3
3
14
Total
Produksi/Ja
m
1600
2100
1500
600
Output
Mesin
(Kg/Jam)
1376
1890
1350
390
Sumber: Hasil Penelitian
Green tea dibagi menjadi 6 kualitas yaitu kualitas strength, fruity, sour,
dry, smoky, dan overfire.Dasar yang digunakan untuk menentukan kualitas green
teaadalahsifat luar dan sifat dalam dari teh hijau. Karakteristik sifat luar yaitu
warna tehkering hijau muda dan hijau kehitaman, ukuran homogen dan tidak
tercampurremukan, bentuk tergulung dan terpilin, aroma wangi sampai kurang
wangi,dan tidak apek. Sedangkan karakteristik sifat dalam yaitu air seduhan
jernih,sedikit berwarna hijau atau kekuning – kuningan. Warna tersebut
tetapwalaupun seduhannya sudah menjadi dingin. Rasa khas green tea sedikit
pahitdan lebih sepat dibanding teh hitam. Karakteristik dari masing-masing
kualitas dapat dilihat pada tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Karakteristik Kualitas Green Tea
Kualitas
Karakteristik
Warna
Bentuk
Strenght
Fruity
Sour
Hijau
Kehitaman
Tergulung
Sempurna
Hitam
Kehijauan
Hijau
Kekuningan
Kurang
Tergulung
Tergulung
Dry
Smoky
Kekuningan
Kehitaman
Terpilin
Bau
Normal
Normal
Normal
Kurang
Normal
Tekstur
Padat
Padat
Kurang
Padat
Tidak Padat
Rasa
Sepat yang
kuat
Sepat
Asam
Pahit
Overfire
Kuning
Kecoklatan
Bubuk,
Batang Serat
Tidak
Terpilin
Kurang
Normal
Tidak
Padat
Tidak Normal
Pahit
Sangat pahit
Sangat Rapuh
Sumber: PT. Mitra Kerinci
Universitas Sumatera Utara