KLASIFIKASI KOTA ATAS DASAR KARAKTERISTIK
KLASIFIKASI KOTA ATAS DASAR
KARAKTERISTIK FUNGSINYA
Pendahuluan
Latar belakang geografis akan memberikan corak yang khas mengenai kehidupan kotanya,
misalkan kota yang berbukit, datar ataupun pesisir.
Dalam perkembangannya, suatu kota dapat mengalami perubahan pada fungsinya. Hal ini sering
terjadi pada kota-kota di Benua Eropa. Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang
mempunayai fungsi sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang berfungsi
sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan bahwa kota kota
tersebut memiliki fungsi yang tunggal.
Perubahan fungsi kota-kota tersebut sejalan dengan semakin majunya fisilitas-fasilitas perkotaan
yang ada, dimana kemajuan teknologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Semakin
majunya teknik dibidang komunikasi dan transportasi, sumberdaya alam dari “peripheralnya”.
Pada masa saat ini, kebanyakan kota-kota yang ada memilki fungsi yang banyak (multi function
city). Hal ini terjadi karena manusia memiliki kegiatan yang beragam misalnya kegiatan politik,
kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang umumnya berpusat pada kota-kota
tersebut.
Masing-masing kota memiliki potensi dan penonjolan fungsi-fungsi yang berbeda. Hal ini tekait
dengan latar belakang historikal, kultural, fisikal, kemasyarakatan, ekonomi, dan lain-lain yang
saling berkaitan yang secara bersamaan memberikan corak yang khas terhadap masing-masing
kota.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan melalui
usaha yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara kegiatankegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi
Pembahasan
Terdapat beberapa klasifikasi kota atas dasar fungsinya antara lain :
Klasifikasi Gist, N.P & Halbert L.A.
Mengemukakan 6 jenis kelas kota atas dasar fungsinya yaitu :
(1) Kota berfungsi sebagai pusat industri
Dikatakan sebagai kota industri karena kegiatan industri merupakan kegiatan yang paling
menonjoldibandingkan dengan kegiatan-kegiatan bukan industri. Pengertian industri itu sendiri
meliputi berbagai jenis kegiatan, antara lain berdasarkan jenisnya ( industri primer, industri
sekunder, dan industri tersier) berdasarkan jenis produksi ( industri kapal laut, industri kapal
terbang, industri mainan anak dan lain-lain). Contoh dari kota industri antara lain: kota Detroit
dengan industri mobilnya, Kota Mumbai dengan industri tekstilnya dan Kota Dresden dengan
industri keramiknya.
(2) Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan
Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan dapat dilihat dari cirinya yang memiliki pelabuhanpelabuhan sebagai penunjang aktivitasnya. Contoh kota-kota perdagangan besar bertaraf
internasional antara lain : New York, London, Mumbay, Hamburg, Napels, Hongkong dan lain
sebagainya.
(3) Kota berfungsi sebagai pusat politik
Kota yang berfungsi sebagai pusat Politik dimana kota tersebut terdapat pusat pemerintahan,
pusat administrasi dan politik yang umumnya untuk suatu negara atau Ibu kota Negara. Misalnya
Kota New Delhi di India; Kota Jakarta di Indonesia; Kota Bangkok di Thailand, kota Canberra di
Aaustralia, dan lain sebagainya.
(4) Kota berfungsi sebagai pusat kebudayaan
Dalam hal ini potensi kulturalnya lebih menonjol dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya.
Sebagai contoh Kota Mekkah sebagai kota leligius umat islam dan juga Kota Roma bagi Umat
Kristiani.
(5) Kota berfungsi sebagai pusat rekreasi atau kesehatan.
Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat rekreasi di dalamnya mengandung sesuatu yang menarik
bagi orang luar untuk dituju sebagai tempat untuk berekreasi. Misalnya Kota Palmbeach dengan
pantainya yang indah, Kota Monte Carlo, Kota Monaco, Kota Denpasar dan kota-kota lainnya.
(6) Kota yang tidak mempunyai fungsi tertentu yang menonjolKota Monte Carlo
Merupakan kota-kota yang usianya masih sangat muda/baru biasanya kota kecil dengan fungsifungsinya sangat kompleks sehingga penonjolan sesuatu masih terlihat lemah akibat dari belum
mampu mengembangkan diri. Contohnya kota Philladelpia, Kota Pitsburg, Kota Tokyo, kota
London, dan lain sebagainya.
Klasifikasi Hudson, F.S
Hudson, F.S mengklasifikasikan fungsi kota menjadi 9 macam, dan masing-masing kelas kota
dan dibedakan menjadi sun kelas. Kesembilan kelas kota tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Kota Pertambangan dan penggalian bahan-bahan alami lainnya
(a) Kota-kota pertambangan antara lain : kota workshop (coal); kota Butte; Kota Broken Hill
( Lead& zinc); Kota kalgorlie (gold); dan lain-lain
(b) Kota penggalian bahan-bahan alami lainnya antara lain kota bethesda (slate); kota shap
(granite); kota hibbing( iron ore).
(2) Kota Industri
Contohnya : kota rotherham; kota pittsburg dengan industri bajanya; kota Nottingham dengan
industri yang banyak jenis dan jumlahnya; kota Tourcoing dengan industri tekstilnya; kota stoke
on trent dan Meisen sebagai kota-kota yang terkenal dengan industri Potteriesnya.
(3) Kota-kota sebagai pusat pengangkutan
Kota-kota jenis ini dapat dibedakan menjadi kota-kota yang melayani pengangkutan umum dan
kota pengangkutan khusus. Dimana contoh kota pengangkutan umum adalah pengangkutan yang
terdapat di kota Sunderland dengan manufacturing shipsnya, Kota Detroit dengan kendaraan
bermotornya, kota Wichta dengan kapal terbangnya, dan lain-lain.
(4) Kota-kota sebagai perdagangan
Dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
(a) Kota pemasaran hasil-hasil pertanian, misalnya kota Winnpig, kota Cansas, dan kota
Evesham
(b) Kota pusat perbankan dan uang, sebagai contoh kota Frankfrut dan Kota Amsterdam
(c)
Kota perdagangan yang bervariasi, seperti Kota Manchester, dan kota St. Louis
(d) Kota-kota pelabuhan besar yang berfungsi sebagai kota perdagangan
(5) Kota-kota pusat administrasi
Kota-kota ini dapat berfungsi sebagai:
(a)
Ibu kota suatu negara
(b) Ibu kota propinsi
(c)
Ibu kota Kabupaten, dan lain sebagainya
(6) Kota-kota yang mempunyai arti strategis
Jenis-jenis ini dapat dibedakan lagi menjadi:
(a)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan darat
(b)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan laut
(c)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan udara
(7) Kota-kota Budaya
Jenis kota ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
(a) Kota-kota pusat keagamaan, misalnya kota Mekkah, Jerusalem, Loudres, Benardes dan
Rome
(b) Kota-kota pusat pendidikan, misalnya Cambridge, Kota Heidelberg, Bangor, Louvia, dan
lain-lain
(c)
Kota-kota konversi, misalnya Kota Harrogate, Kota Chicago, dan kota Brighton
(8) Kota-kota pusat kesehatan dan rekreasi
(a)
Kota rekresasi tepi pantai, misalnya kota Miami
(b) Kota-kota rekreasi daerah pegunungan, misalnya kota Daves, dan kota Dajeeling
(c) Kota Pulau yang digunakan untuk tujuan rekreasi, misalya kota Tsucon, dan kota stadfordon-avon
(9) Kota-kota permukiman
(a)
Kota asrama, misalnya kota Weybridge
(b) Sub urban growth, misal kota Beverly Hill (dekat LA)
(c) Overspill towns, Misalnya Wilmslow dekat dengan kota Manchester dan kota-kota baru
dekat London
Klasifikasi Harris, Chauncy, D
Dalam klasifikasi kota yang diajukan terdapat 9 macam fungsi kota yang dikemukakan
berdasarkan dalam gambaran kuantitatif. Secara garis besar, klasifikasinya adalah sebagai berikut
:
(1) Kota Manufaktur
Kota manufaktur merupakan kota yang 60% kegiatan kotanya pada bidang manufaktur yang
melebihi dari seluruh kegiatan kota yang bersangkutan
(2) Kota yang mempunyai berbagai macam fungsi
Suatu kota dapat dikatakan fungsi beragam apabila kegiatan manufaktur kurang dari 60%,
kegiatan wholesale kurang dari 20% dan kegiatan retail kurang dari 50%
(3)
Kota yang berfungsi sebagai penjual barang-barang dalam partai besar (wholesaling cities)
Apabila kegiatan kota lebih dari 20% kegiatan penjualan pada partai besar dibandingkan seluruh
kegiatan lainnya.
(4)
Kota –kota pengecer (retailing cities)
Kota dapat dikatakan fungsi pengecer apabila kegiatan ini meliputi lebih dari 50% dari seluruh
kegiatan total.
(5) Kota-kota Transport
Suatu kota dapat dikatakan kota transport apabila pekerja-pekerja yng berkaitan dengan masalah
pengangkutan meliputi sekurang-kurangnya 11% seluruh pekerja-pekerja yang ada
(6) Kota pertambangan
Suatu kota dapat dikatakan sebagai kota pertambangan apabila pekerja-pekerja tambang yang
ada di kota tersebut sekurang-kurangnya 15% dari seluruh pekerja yang ada
(7) Kota Universitas dan pendidikan
Untuk mengenali suatu fungsi Kota universitas maka kota itu harus memenuhi minimal 25%
penduduknya harus terdaftar diperguruan tinggi atau akademi-akademi lainnya.
(8) Kota tetirah
Untuk perinciannya tidak dikemukakan dengan begitu jelas akan tetapi bisa terlihat pada ciri-ciri
yang nampak yaitu adanya summer resort dan winter resort.
(9) Kota-kota lainnya
Kota-kota yang termasuk dalam kategori ini antara lain fishing tonws; logging towns; regional
capital; political towns; professional centers; dan financial centres.
Tabel Ringkasan Klasifikasi Kota Berdasarkan Karakteristik Fungsinya
No
Indikator klasifikasi
Karakteristik Fungsinya
1
Gist N.P & Halbert. L.A
Penjelasan
Fungsi dominan dan menonjol. Dlm
masanya bs mengalami perubahan
fungsi.
Uraian
Tidak ada kota (murni) fu
Fungsi berkembang sesua
infraastruktur. Mis : kota
budaya, agama
Pusat Industri
Pusat perdagangan
Pusat politik
Pusat kebudayaan
Pusat rekreasi/kesehatan
Tdk punya fungsi yg menonjol
2
Keg industri yg menonjol. Industri dlm Satu kota bisa saja memil
artian luas (primer, skunder, tersier,
gabungan dr bbrp industri
kuarter), industri berdsrkan jumlah
Cth : Detroit : industri mo
tenaga kerja (bsr, menengah, kcl),
tekstil. Cibaduyut : keraji
Biasanya kota-kota pelabuhan (pintu
Kota perdagangan bertara
gerbang perdagangan dari darat dan laut) Bombay, Hongkong, New
Pusat pmrth=ibukota negara=pusat
Penemuan teknologi meru
politik
pemerintahan mnjd fungs
industri.
Cth : Jakarta, India, Canb
Potensi kultural menonjol : keagamaan, Cth : Mekkah, Roma :ko
peninggalan sejarah
Kota pendidikan : yogyak
Rekreasi : berdasarkan kenikmatan
Montecarlo,
pemandangan, kesehatan : maksud2
penyembuhan
Kota kecil atau baru berkembang. Kota Cth : Philladelpia, Tokyo,
besar yg memiliki berbagai fungsi
Hudson, FS
1 Pertambangan dan bahan galian
Hasil pertambangan dan bahan galian
Industri
Hasil industri
Pusat pengangkutan
Pengangkutan umum dan khusus
Perdagangan
-
Pemasaran hsl pertanian
-
Pusat perbankan dan uang
-
Perdagangan variatif
Fungsi administrasi
Fungsi strategis
Budaya
Kesehatan dan rekreasi
Tambang : Kalgorlie (gol
Bahan galian : Shap (gran
Baja : pittsburg
Kimia : Billingham
Khusus : angkutan sungai
pesawat.
- Pelabuhan besar
Ibukota negara( Kota provinsi,
K. Kabupaten, Kota dalam arti strategis)
Basis pertahanan
AD, AL, AU
a.
Agama
b.
Pendidikan
c.
a.
Konferensi
Pantai
b.
Pegunungan
c.
Pulau
Permukiman
3
C.
Harris Chauncy D
Manufaktur
a.
Asrama
b.
Sub urban growth
c.
Overspill town
Berdasarkan kuantitatif
Ø 60% kegiatan manufaktur
Bermacam fungsi
Ø Manufaktur 50%
Transport cities
Ø Pekerja di kota min 11%
Kota tambang
Ø Pekerja di kota min 15%
Pendidikan
Ø Min 25% penduduk terdaftar di
PT/akademik
Resort
Summer, winter
Lainnya
Fishing, politik
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai klasifikasi kota atas dasar karakteristik fungsinya, dapat
disimpulkan bahwa :
Klasifikasi yang telah dikemukakan dapat digunakan perencana kota untuk mempertimbangkan
dalam kaitannya dengan usaha-usaha pengembangan dan perencanaan kota.
Untuk Negara-negara yang masih berkembang, misalnya Indonesia, beberapa macam klasifikasi
kota tidak harus mengikuti fungsi yang telah disebutkan, karena latar belakang kehidupan sosial
ekonomi perkotaan yang ada mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan negara-negara yang
maju. Usaha dalam menggolongkan jenis-jenis kota berdasarkan jenisnya merupakan hal yang
sangat pentingdalam rangka pengembangan regional dan kota-kota yang ada termasuk di dalam
kontelasinya.
ANALISIS PERKEMBANGAN, JUMLAH PENDUDUK DAN PERMASALAHAN UTAMA
KOTA SEMARANG
DEFINISI WILAYAH KOTA
Berdasarkan Istilah Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, social,
ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan
kehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.
Secara umum wilayah kota adalah kelompok penduduk yang bertempat tinggal bersama-sama
dalam suatu wilayah menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Kota adalah suatu
wilayah yang didalamnya memiliki aksesbilitas seperti pusat pemukiman penduduk, pusat
kegiatan ekonomi, pusat kegiatan politik, pusat hiburan, dan pusat kegiatan social budaya.
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditujukan oleh kompulan rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
warganya secara mandiri. Kota juga merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa atau
kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, kegiatan, atau status
hukum.
Wilayah perkotaan merupakan bagian penting dalam kehidupan bernegara, sehingga kota
dipelajari secara khusus dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah ilmu ekonomi perkotaan. Dan
didefinisikan secara khusus oleh beberapa ahli sebagai berikut.
Menurut Bintarto, Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang
heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
Arnold Tonybee mendefinisikan sebuah kota tidak hanya merupakan pemukinan khusus tetapi
merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan
pribadinya masing-masing.
Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar local.
Menurut Luis Wirth Kota adalah pemukiman yang relative besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Dari beberapa pengertian kota menurut para ahli terdapat adanya kesamaan pernyataan tentang
bagaimana suatu daerah tersebut dikatakan sebuah kota. Kesamaan tersebut dapat dilihat bahwa
kota pasti mencakup adanya suatu bentuk kehidupan manusia yang beragam dan berada pada
suatu wilayah tertentu.
KRITERIA DAERAH PERKOTAAN
Kriteria kawasan perkotaan meliputi:
Memiliki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau mata pencaharian
penduduknya terutama di bidang industri, perdagangan dan jasa;
Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa
didukung prasarana dan sarana termasuk pergantian modal transportasi dengan pelayanan
skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah Kawasan Perkotaan dapat berbentuk Kota sebagai daerah otonom
adalah kota yang dikelola oleh pemerintah kota.
KLASIFIKASI KOTA
Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk
1)
Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang.
2)
Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara 1–5 juta orang.
3)
Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000– 1 juta orang.
4)
Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara 100.000–500.000 orang.
5)
Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 orang.
Klasifikasi kota berdasarkan tingkat perkembangannya
1)
Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi kota baru.
2)
Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki sifat agraris.
3)
Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke industri.
4) Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis
yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.
5) Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan
sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
6)
Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang menuju keruntuhan.
Klasifikasi Kota Berdasar fungsinya
1)
Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok,
baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh: Surabaya,
Gresik, dan Bontang.
2)
Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi
sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong,
Jakarta, dan Singapura.
3)
Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
4)
Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.
PERKEMBANGAN KOTA SEMARANG
Kondisi kota Semarang saat dibawah kolonialisme Belanda cukup pesat
perkembangannya dengan dibangunnya berbagai kepentingan Belanda. Misalnya sarana dan
prasarana perkotaanseperti jalan, transportasi kereta api, pasar-pasar dan sebagainya. Hal ini
terbukti pada tanggal16 Juni 1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Dimulai
dari Semarangmenuju Kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta
kemudiandibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol.
Pada abad ke XIV, Belanda juga mendirikan Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan TanjungEmas
ini dikatakan memiliki fungsi strategis sebagai pusat perdangangan nasional daninternasional
(The World Market 1870-1900). Pelabuhan Tanjung Emas bukan hanya sebagai pusat
perdagangan import-ekspor, tetapi juga sebagai jalur masuk barang-barang dari Eropa yang
dipasarkan akan dipasarkan di Jawa dan Indonesia.Pada sekitar abad 18, Kota Semarang menjadi
pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama. Pada
masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang
dinamai benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang
dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai HEEREN
STRAAT. Saat ini bernama Jl.Let. Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada
sampai saat ini adalah JembatanBerok, yang disebut DE ZUIDERPOR.
Dalam perkembanganya dewasa ini semarang tumbuh sebagai kota besar dikawasan provinsi
Jawa Tengah yang menjadi tujuan urbanisasi masyarakat desa dikawasan Jawa Tengah, hal ini
sebabkan oleh tingginya arus urbanisasi. Semarang menjadi daerah tujuan urbanisasi di Jawa
Tengah, mengingat semakin berkembangnya industri besar maupun kecil di kota Semarang.
Kurangnya lapangan kerja di desa menyebabkan semakin tingginya minat penduduk desa untuk
pindah ke kota. Industry di kota membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga para pekerja
banyak berbondong-bondong menuju kota dan menetap di kota Semarang dengan pertimbangan
dekat lokasi kerja. Keadaan ekonomi para pekerja berbeda-beda, pekerja yang memiliki tingkat
perekonomian menengah tinggi lebih suka tinggal di luar pusat kota yang lebih nyaman dengan
fasilitas yang permukiman yang terencana. Bagi pekerja yang memiliki tingkat perekonomian
menengah kebawah akan lebih suka tinggal di dekat lokasi kerja mereka. Inilah yang
menyebabkan kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang, padahal luas lahan kota
Semarang semakin menipis dengan bukti sudah tiadanya lahan pertanian maupun lahan kosong
serta semakin banyaknya bukit–bukit di Semarang yang dialih fungsikan untuk area permukiman
baru. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya masalah-masalah baru di kota Semarang dan
sekitarnya.
Kota Semarang merupakan salah besar yang dipimpin oleh walikota. Kota ini terletak sekitar 466
km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan
Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten
Kendal di barat. Luas kota semarang 225,17 km². Semarang menempati urutan ke tujuh dari
kategori 10 kota dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, yaitu dengan jumlah penduduk
sebesar 1.352.869.
MASALAH UTAMA KOTA SEMARANG: BANJIR
Kota semarang merupakan kota besar dengan potensi banjir yang tinggi, setiap tahun pada
musim penghujan wilayah dataran rendah semarang selalu terendam air hujan, banjir tersebut
menimbulkan kerugian yang sangat tinggi setiap tahunnya. Dalam satu aliran Daerah Aliran
Sungai saja bisa menyebabkan angka kerugian yang tinggi. Misalnya DAS Tuntang yang
merupakan bagian dari satuan wilayah pengelolaan DAS (SWP DAS) Jratun Seluna, dari hasil
Penetapan Urutan Prioritas DAS Wilayah BP DAS Pemali Jratun Tahun 2007 DAS Tuntang
termasuk Prioritas I. Hulu DAS Tuntang berada di Kabupaten Semarang (Rawapening),
sedangkan bagian tengah dan hilir DAS berada di Kabupaten Demak.
Kerugian yang dialami atas banjirnya kawasan kota yang dialiri DAS Tuntang saja mencapai
ratusan juta, angka tersebut diperoleh dari banyaknya kawasan kota yang terendam banjir
sehingga kegiatan ekonomi terkendala karean akses ditambah dengan lahan pertanian yang
terendam banjir sehingga terjadi gagal panen.
Diantaranya potensi banjir di semarang yang pertama, karakteristik geografi. Kota Semarang
memiliki daerah-daerah potensi banjir, karena adanya perbedaan tinggi dataran antara wilayah
utara dan wilayah selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya banjir kiriman dari wilayah selatan
Kota Semarang dan kabupaten Semarang.
Potensi kedua, adanya perubahan pemanfaatan lahan dari hutan karet menjadi perumahan di
wilayah kecamatan Mijen. Akibatnya jumlah air hujan yang mengalir ke wilayah Ngaliyan
menjadi bertambah dan membuat daerah tersebut terkena musibah banjir. Selain penggundulan
hutan, perubahan fungsi lahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Semarang dari areal pertanian
menjadi areal perumahan baru. Penyebab lain, banyak sungai yang berhulu di daerah Kabupaten
Semarang melewati Kota Semarang.
Potensi ketiga, adanya pengeprasan bukit di beberapa tempat mengakibatkan perubahan pola
aliran air, erosi, dan mempertinggi kecepatan air, sehingga membebani pengairan. Potensi
keempat, pembangunan rumah liar di atas bantaran sungai, pembuatan tambak yang
mempersempit sungai dan penutupan saluran di daerah hilir.
Potensi kelima adalah permasalahan non-teknis yaitu perilaku masyarakat kota Semarang yang
buruk. Perilaku membuang sampah di saluran dan di sembarang tempat. Rendahnya kesadaran
masyarakat koa ditunjukkan sewaktu banjir di beberapa jalan protokol kota Semarang
diakibatkan adanya saluran yang tersumbat, namun masyarakat tidak segera mengatasinya
melainkan menunggu petugas dari pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi permasalahan
pada saluran tersebut.
STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
SEKUNDER SAPE MENUJU KOTA
SEBAGAI PUSAT PELAYANAN WILAYAH
(REGIONAL SERVICE CENTER)
Profil kota
Merupakan Kota pada taraf pembangunan Infrastruktur bangunan dan perbaikan jalan
Infrastruktur menjadi salah satu kunci dalam melihat perkembangan kota, dengan semakin
meningkat bangunan, maka mengindikasikan terjadinya peralihan fungsi lahan menjadi tempat
hunian baru, baik yang sifatnya sebagai lokasi permukiman, lokasi pelayanan, lokasi institusi
pemerintahan swasta maupun negeri, infrastruktur untuk sektor formal maupun sektor informal.
Dengan peningkatan perekembangan tersebut, maka selanjutnya akan beralih pada konversi
lahan yang pesat pada tingkat satuan lahan yang strategis dan akan menjadi indicator tersendiri
dalam proses menuju kota dengan kepadatan infrastruktur yang tinggi dan dapat menjadi
indicator pembangunan perumahan dan permukiman yang tinggi di Sape.
Perkembangan kota mengikuti jalur jalan raya
Menuju Kawasan perkotaan daerah kabupaten
Merupakan Kota Sekunder yang menaungi kota-kota kecil lainnya pada tingkat perdesaan
dengan keberadaan desa pusat ibukota dan desa penyedia fasilitas pelayanan yang tinggi yang
berbatasan langsung dengan ibukota kecamatan
Profil Pengembangan Kota
Pada Proses menuju pembangunan infrastruktur yang lengkap, dalam rangka menuju ibu kota
Kabupaten yang pada tahun 2010 akan dijadikan sebagai kabupaten bima timur dan Kota sape
menjadi ibu kota kabupaten
Fungsi kota sebagai penyedia fasilitas pelayanan dan pusat perdagangan yang menjadi tujuan
para pedagang dari luar dan para pembeli dari luar kecamatan lain, maupun desa-desa yang
berfungsi sebagai kota kecil yang membawa barang-barang hasil produksi pertanian dan
kerajinan tangan.
Penjelasan strategic choice kota sape
Kota Sape sebagai Kota sekunder / menengah akan menjadi pilihan utama bagi kota-kota kecil/
small city, untuk dijadikan sebagai tujuan dalam kegiatan perekonomian lokal yang potensial,
pada tahap selanjutnya sesuai dengan pilihan strategi akan dijadikan sebagai wilayah keputusan/
Decision Area dan akan menjadi keterkaitan terpusat (interconnected decisions)
Desa Naru dan Desa Rasabou sebagai pendukung kegiatan pelayanan ekonomi wilayah luarnya/
small city
Kegiatan perdagangan dan jasa menjadi kegiatan utama dalam perkembangan kotanya, sehingga
menjadi pusat konsentrasi dan aktivitas masyarakat
Sebagaimana point 3 dalam strategic for secondary city development, bahwa perkembangan
kotanya akan saling mempengaruhi dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kota.
Karena tingkat kegiatan perdagangan yang tinggi, maka akan merangsang terjadinya
perkembangan kota yang meningkat dengan banyak berdiri toko/ ruko yang ada dipinggir jalan.
“(Economic grawth with social equity requires both accelerated agricultural development and
explantion of urban industry and commerce)” dalam artikel ini ada sedikit perbedaan terhadap
perkembangan yang terjadi di Sape, yaitu terjadi keseimbangan pengembangan pertanian,
perdagangan dan jasa serta keterkaitannya dengan komersialisasi hasil produksi pertanian, bukan
dengan industri. Dengan perkembangan ini akan terjadi perangsangan pembangunan desa utama
dengan desa luarnya yang menjadi bagian dari sirkulasi sistem perdagangan.
Dari pilihan strategis ini akan terjadi suatu sistem pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
adanya efek ganda (multiplier effect) terhadap proses perkembangan dan pembangunan Kota
Sape sebagai kota Menengah
Dorongan pilihan ekonomi daerah perdesaan (stimulating rural economic choice)
Kota menengah dapat memerankan peranan penting yaitu sebagai katalisator pembangunan
daerah perdesaan.
Pengembangan kota-kota skunder dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
pantas di wilayah perdesaan, di samping itu dampaknya dapat memperlambat pertumbuhan
daerah metropolitan (analysis expert in certain field of the world bank)
Pentingnya perencanaan bentuk Urban System, sebelum negara ini mencapai urbanisasi tingkat
tinggi.
Analisis Lanjutan:
Menjadikan Kota sekunder sebagai pilihan dalam rangka mengembangkan dan merangsang kota
kecil yang ada diluarnya.
Pusat kota sekunder dapat merangsang kota-kota kecil lainnya yang ada di wilayah luarnya
dalam rangka kegiatan ekonomi, dan hal ini menjadi pilihan alternatif dalam rangka menjangkau
fasilitas-fasilitas perdagangan dan jasa di wilayah core-nya/ central plan
KESIMPULAN
Kota Sape akan dijadikan sebagai kawasan strategis dalam rangka menuju penguatan ekonomi
wilayah Kabupaten Bima
Dalam jangka panjang Kecamatan Sape sebagai pendorong dalam rangka menuju Kabupaten
Bima timur, karena potensi sumber daya alam yang dimiliki
Kota sape sebagai pusat kegiatan jasa, perdagangan dan basis kegiatan ekonomi pertanian yang
tinggi
Kota Sape sebagai basis industri pesisir yang memiliki potensi ikan yang tinggi, pengelolaan
mutiara, kawasan pembibitan udang windu/Hatcery yang tergolong besar dan menjadi kawasan
pembudidayaan mutiara.
KARAKTERISTIK FUNGSINYA
Pendahuluan
Latar belakang geografis akan memberikan corak yang khas mengenai kehidupan kotanya,
misalkan kota yang berbukit, datar ataupun pesisir.
Dalam perkembangannya, suatu kota dapat mengalami perubahan pada fungsinya. Hal ini sering
terjadi pada kota-kota di Benua Eropa. Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang
mempunayai fungsi sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang berfungsi
sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan bahwa kota kota
tersebut memiliki fungsi yang tunggal.
Perubahan fungsi kota-kota tersebut sejalan dengan semakin majunya fisilitas-fasilitas perkotaan
yang ada, dimana kemajuan teknologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Semakin
majunya teknik dibidang komunikasi dan transportasi, sumberdaya alam dari “peripheralnya”.
Pada masa saat ini, kebanyakan kota-kota yang ada memilki fungsi yang banyak (multi function
city). Hal ini terjadi karena manusia memiliki kegiatan yang beragam misalnya kegiatan politik,
kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang umumnya berpusat pada kota-kota
tersebut.
Masing-masing kota memiliki potensi dan penonjolan fungsi-fungsi yang berbeda. Hal ini tekait
dengan latar belakang historikal, kultural, fisikal, kemasyarakatan, ekonomi, dan lain-lain yang
saling berkaitan yang secara bersamaan memberikan corak yang khas terhadap masing-masing
kota.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan melalui
usaha yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara kegiatankegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi
Pembahasan
Terdapat beberapa klasifikasi kota atas dasar fungsinya antara lain :
Klasifikasi Gist, N.P & Halbert L.A.
Mengemukakan 6 jenis kelas kota atas dasar fungsinya yaitu :
(1) Kota berfungsi sebagai pusat industri
Dikatakan sebagai kota industri karena kegiatan industri merupakan kegiatan yang paling
menonjoldibandingkan dengan kegiatan-kegiatan bukan industri. Pengertian industri itu sendiri
meliputi berbagai jenis kegiatan, antara lain berdasarkan jenisnya ( industri primer, industri
sekunder, dan industri tersier) berdasarkan jenis produksi ( industri kapal laut, industri kapal
terbang, industri mainan anak dan lain-lain). Contoh dari kota industri antara lain: kota Detroit
dengan industri mobilnya, Kota Mumbai dengan industri tekstilnya dan Kota Dresden dengan
industri keramiknya.
(2) Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan
Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan dapat dilihat dari cirinya yang memiliki pelabuhanpelabuhan sebagai penunjang aktivitasnya. Contoh kota-kota perdagangan besar bertaraf
internasional antara lain : New York, London, Mumbay, Hamburg, Napels, Hongkong dan lain
sebagainya.
(3) Kota berfungsi sebagai pusat politik
Kota yang berfungsi sebagai pusat Politik dimana kota tersebut terdapat pusat pemerintahan,
pusat administrasi dan politik yang umumnya untuk suatu negara atau Ibu kota Negara. Misalnya
Kota New Delhi di India; Kota Jakarta di Indonesia; Kota Bangkok di Thailand, kota Canberra di
Aaustralia, dan lain sebagainya.
(4) Kota berfungsi sebagai pusat kebudayaan
Dalam hal ini potensi kulturalnya lebih menonjol dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya.
Sebagai contoh Kota Mekkah sebagai kota leligius umat islam dan juga Kota Roma bagi Umat
Kristiani.
(5) Kota berfungsi sebagai pusat rekreasi atau kesehatan.
Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat rekreasi di dalamnya mengandung sesuatu yang menarik
bagi orang luar untuk dituju sebagai tempat untuk berekreasi. Misalnya Kota Palmbeach dengan
pantainya yang indah, Kota Monte Carlo, Kota Monaco, Kota Denpasar dan kota-kota lainnya.
(6) Kota yang tidak mempunyai fungsi tertentu yang menonjolKota Monte Carlo
Merupakan kota-kota yang usianya masih sangat muda/baru biasanya kota kecil dengan fungsifungsinya sangat kompleks sehingga penonjolan sesuatu masih terlihat lemah akibat dari belum
mampu mengembangkan diri. Contohnya kota Philladelpia, Kota Pitsburg, Kota Tokyo, kota
London, dan lain sebagainya.
Klasifikasi Hudson, F.S
Hudson, F.S mengklasifikasikan fungsi kota menjadi 9 macam, dan masing-masing kelas kota
dan dibedakan menjadi sun kelas. Kesembilan kelas kota tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Kota Pertambangan dan penggalian bahan-bahan alami lainnya
(a) Kota-kota pertambangan antara lain : kota workshop (coal); kota Butte; Kota Broken Hill
( Lead& zinc); Kota kalgorlie (gold); dan lain-lain
(b) Kota penggalian bahan-bahan alami lainnya antara lain kota bethesda (slate); kota shap
(granite); kota hibbing( iron ore).
(2) Kota Industri
Contohnya : kota rotherham; kota pittsburg dengan industri bajanya; kota Nottingham dengan
industri yang banyak jenis dan jumlahnya; kota Tourcoing dengan industri tekstilnya; kota stoke
on trent dan Meisen sebagai kota-kota yang terkenal dengan industri Potteriesnya.
(3) Kota-kota sebagai pusat pengangkutan
Kota-kota jenis ini dapat dibedakan menjadi kota-kota yang melayani pengangkutan umum dan
kota pengangkutan khusus. Dimana contoh kota pengangkutan umum adalah pengangkutan yang
terdapat di kota Sunderland dengan manufacturing shipsnya, Kota Detroit dengan kendaraan
bermotornya, kota Wichta dengan kapal terbangnya, dan lain-lain.
(4) Kota-kota sebagai perdagangan
Dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
(a) Kota pemasaran hasil-hasil pertanian, misalnya kota Winnpig, kota Cansas, dan kota
Evesham
(b) Kota pusat perbankan dan uang, sebagai contoh kota Frankfrut dan Kota Amsterdam
(c)
Kota perdagangan yang bervariasi, seperti Kota Manchester, dan kota St. Louis
(d) Kota-kota pelabuhan besar yang berfungsi sebagai kota perdagangan
(5) Kota-kota pusat administrasi
Kota-kota ini dapat berfungsi sebagai:
(a)
Ibu kota suatu negara
(b) Ibu kota propinsi
(c)
Ibu kota Kabupaten, dan lain sebagainya
(6) Kota-kota yang mempunyai arti strategis
Jenis-jenis ini dapat dibedakan lagi menjadi:
(a)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan darat
(b)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan laut
(c)
kota yang merupakan basis pertahanan angkatan udara
(7) Kota-kota Budaya
Jenis kota ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
(a) Kota-kota pusat keagamaan, misalnya kota Mekkah, Jerusalem, Loudres, Benardes dan
Rome
(b) Kota-kota pusat pendidikan, misalnya Cambridge, Kota Heidelberg, Bangor, Louvia, dan
lain-lain
(c)
Kota-kota konversi, misalnya Kota Harrogate, Kota Chicago, dan kota Brighton
(8) Kota-kota pusat kesehatan dan rekreasi
(a)
Kota rekresasi tepi pantai, misalnya kota Miami
(b) Kota-kota rekreasi daerah pegunungan, misalnya kota Daves, dan kota Dajeeling
(c) Kota Pulau yang digunakan untuk tujuan rekreasi, misalya kota Tsucon, dan kota stadfordon-avon
(9) Kota-kota permukiman
(a)
Kota asrama, misalnya kota Weybridge
(b) Sub urban growth, misal kota Beverly Hill (dekat LA)
(c) Overspill towns, Misalnya Wilmslow dekat dengan kota Manchester dan kota-kota baru
dekat London
Klasifikasi Harris, Chauncy, D
Dalam klasifikasi kota yang diajukan terdapat 9 macam fungsi kota yang dikemukakan
berdasarkan dalam gambaran kuantitatif. Secara garis besar, klasifikasinya adalah sebagai berikut
:
(1) Kota Manufaktur
Kota manufaktur merupakan kota yang 60% kegiatan kotanya pada bidang manufaktur yang
melebihi dari seluruh kegiatan kota yang bersangkutan
(2) Kota yang mempunyai berbagai macam fungsi
Suatu kota dapat dikatakan fungsi beragam apabila kegiatan manufaktur kurang dari 60%,
kegiatan wholesale kurang dari 20% dan kegiatan retail kurang dari 50%
(3)
Kota yang berfungsi sebagai penjual barang-barang dalam partai besar (wholesaling cities)
Apabila kegiatan kota lebih dari 20% kegiatan penjualan pada partai besar dibandingkan seluruh
kegiatan lainnya.
(4)
Kota –kota pengecer (retailing cities)
Kota dapat dikatakan fungsi pengecer apabila kegiatan ini meliputi lebih dari 50% dari seluruh
kegiatan total.
(5) Kota-kota Transport
Suatu kota dapat dikatakan kota transport apabila pekerja-pekerja yng berkaitan dengan masalah
pengangkutan meliputi sekurang-kurangnya 11% seluruh pekerja-pekerja yang ada
(6) Kota pertambangan
Suatu kota dapat dikatakan sebagai kota pertambangan apabila pekerja-pekerja tambang yang
ada di kota tersebut sekurang-kurangnya 15% dari seluruh pekerja yang ada
(7) Kota Universitas dan pendidikan
Untuk mengenali suatu fungsi Kota universitas maka kota itu harus memenuhi minimal 25%
penduduknya harus terdaftar diperguruan tinggi atau akademi-akademi lainnya.
(8) Kota tetirah
Untuk perinciannya tidak dikemukakan dengan begitu jelas akan tetapi bisa terlihat pada ciri-ciri
yang nampak yaitu adanya summer resort dan winter resort.
(9) Kota-kota lainnya
Kota-kota yang termasuk dalam kategori ini antara lain fishing tonws; logging towns; regional
capital; political towns; professional centers; dan financial centres.
Tabel Ringkasan Klasifikasi Kota Berdasarkan Karakteristik Fungsinya
No
Indikator klasifikasi
Karakteristik Fungsinya
1
Gist N.P & Halbert. L.A
Penjelasan
Fungsi dominan dan menonjol. Dlm
masanya bs mengalami perubahan
fungsi.
Uraian
Tidak ada kota (murni) fu
Fungsi berkembang sesua
infraastruktur. Mis : kota
budaya, agama
Pusat Industri
Pusat perdagangan
Pusat politik
Pusat kebudayaan
Pusat rekreasi/kesehatan
Tdk punya fungsi yg menonjol
2
Keg industri yg menonjol. Industri dlm Satu kota bisa saja memil
artian luas (primer, skunder, tersier,
gabungan dr bbrp industri
kuarter), industri berdsrkan jumlah
Cth : Detroit : industri mo
tenaga kerja (bsr, menengah, kcl),
tekstil. Cibaduyut : keraji
Biasanya kota-kota pelabuhan (pintu
Kota perdagangan bertara
gerbang perdagangan dari darat dan laut) Bombay, Hongkong, New
Pusat pmrth=ibukota negara=pusat
Penemuan teknologi meru
politik
pemerintahan mnjd fungs
industri.
Cth : Jakarta, India, Canb
Potensi kultural menonjol : keagamaan, Cth : Mekkah, Roma :ko
peninggalan sejarah
Kota pendidikan : yogyak
Rekreasi : berdasarkan kenikmatan
Montecarlo,
pemandangan, kesehatan : maksud2
penyembuhan
Kota kecil atau baru berkembang. Kota Cth : Philladelpia, Tokyo,
besar yg memiliki berbagai fungsi
Hudson, FS
1 Pertambangan dan bahan galian
Hasil pertambangan dan bahan galian
Industri
Hasil industri
Pusat pengangkutan
Pengangkutan umum dan khusus
Perdagangan
-
Pemasaran hsl pertanian
-
Pusat perbankan dan uang
-
Perdagangan variatif
Fungsi administrasi
Fungsi strategis
Budaya
Kesehatan dan rekreasi
Tambang : Kalgorlie (gol
Bahan galian : Shap (gran
Baja : pittsburg
Kimia : Billingham
Khusus : angkutan sungai
pesawat.
- Pelabuhan besar
Ibukota negara( Kota provinsi,
K. Kabupaten, Kota dalam arti strategis)
Basis pertahanan
AD, AL, AU
a.
Agama
b.
Pendidikan
c.
a.
Konferensi
Pantai
b.
Pegunungan
c.
Pulau
Permukiman
3
C.
Harris Chauncy D
Manufaktur
a.
Asrama
b.
Sub urban growth
c.
Overspill town
Berdasarkan kuantitatif
Ø 60% kegiatan manufaktur
Bermacam fungsi
Ø Manufaktur 50%
Transport cities
Ø Pekerja di kota min 11%
Kota tambang
Ø Pekerja di kota min 15%
Pendidikan
Ø Min 25% penduduk terdaftar di
PT/akademik
Resort
Summer, winter
Lainnya
Fishing, politik
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai klasifikasi kota atas dasar karakteristik fungsinya, dapat
disimpulkan bahwa :
Klasifikasi yang telah dikemukakan dapat digunakan perencana kota untuk mempertimbangkan
dalam kaitannya dengan usaha-usaha pengembangan dan perencanaan kota.
Untuk Negara-negara yang masih berkembang, misalnya Indonesia, beberapa macam klasifikasi
kota tidak harus mengikuti fungsi yang telah disebutkan, karena latar belakang kehidupan sosial
ekonomi perkotaan yang ada mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan negara-negara yang
maju. Usaha dalam menggolongkan jenis-jenis kota berdasarkan jenisnya merupakan hal yang
sangat pentingdalam rangka pengembangan regional dan kota-kota yang ada termasuk di dalam
kontelasinya.
ANALISIS PERKEMBANGAN, JUMLAH PENDUDUK DAN PERMASALAHAN UTAMA
KOTA SEMARANG
DEFINISI WILAYAH KOTA
Berdasarkan Istilah Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, social,
ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan
kehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.
Secara umum wilayah kota adalah kelompok penduduk yang bertempat tinggal bersama-sama
dalam suatu wilayah menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Kota adalah suatu
wilayah yang didalamnya memiliki aksesbilitas seperti pusat pemukiman penduduk, pusat
kegiatan ekonomi, pusat kegiatan politik, pusat hiburan, dan pusat kegiatan social budaya.
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditujukan oleh kompulan rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan
warganya secara mandiri. Kota juga merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa atau
kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, kegiatan, atau status
hukum.
Wilayah perkotaan merupakan bagian penting dalam kehidupan bernegara, sehingga kota
dipelajari secara khusus dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah ilmu ekonomi perkotaan. Dan
didefinisikan secara khusus oleh beberapa ahli sebagai berikut.
Menurut Bintarto, Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang
heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
Arnold Tonybee mendefinisikan sebuah kota tidak hanya merupakan pemukinan khusus tetapi
merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan
pribadinya masing-masing.
Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar local.
Menurut Luis Wirth Kota adalah pemukiman yang relative besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Dari beberapa pengertian kota menurut para ahli terdapat adanya kesamaan pernyataan tentang
bagaimana suatu daerah tersebut dikatakan sebuah kota. Kesamaan tersebut dapat dilihat bahwa
kota pasti mencakup adanya suatu bentuk kehidupan manusia yang beragam dan berada pada
suatu wilayah tertentu.
KRITERIA DAERAH PERKOTAAN
Kriteria kawasan perkotaan meliputi:
Memiliki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau mata pencaharian
penduduknya terutama di bidang industri, perdagangan dan jasa;
Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa
didukung prasarana dan sarana termasuk pergantian modal transportasi dengan pelayanan
skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah Kawasan Perkotaan dapat berbentuk Kota sebagai daerah otonom
adalah kota yang dikelola oleh pemerintah kota.
KLASIFIKASI KOTA
Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk
1)
Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang.
2)
Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara 1–5 juta orang.
3)
Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000– 1 juta orang.
4)
Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara 100.000–500.000 orang.
5)
Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 orang.
Klasifikasi kota berdasarkan tingkat perkembangannya
1)
Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi kota baru.
2)
Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki sifat agraris.
3)
Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke industri.
4) Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis
yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.
5) Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan
sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
6)
Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang menuju keruntuhan.
Klasifikasi Kota Berdasar fungsinya
1)
Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok,
baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh: Surabaya,
Gresik, dan Bontang.
2)
Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi
sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong,
Jakarta, dan Singapura.
3)
Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
4)
Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.
PERKEMBANGAN KOTA SEMARANG
Kondisi kota Semarang saat dibawah kolonialisme Belanda cukup pesat
perkembangannya dengan dibangunnya berbagai kepentingan Belanda. Misalnya sarana dan
prasarana perkotaanseperti jalan, transportasi kereta api, pasar-pasar dan sebagainya. Hal ini
terbukti pada tanggal16 Juni 1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Dimulai
dari Semarangmenuju Kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta
kemudiandibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol.
Pada abad ke XIV, Belanda juga mendirikan Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan TanjungEmas
ini dikatakan memiliki fungsi strategis sebagai pusat perdangangan nasional daninternasional
(The World Market 1870-1900). Pelabuhan Tanjung Emas bukan hanya sebagai pusat
perdagangan import-ekspor, tetapi juga sebagai jalur masuk barang-barang dari Eropa yang
dipasarkan akan dipasarkan di Jawa dan Indonesia.Pada sekitar abad 18, Kota Semarang menjadi
pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama. Pada
masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang
dinamai benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang
dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai HEEREN
STRAAT. Saat ini bernama Jl.Let. Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada
sampai saat ini adalah JembatanBerok, yang disebut DE ZUIDERPOR.
Dalam perkembanganya dewasa ini semarang tumbuh sebagai kota besar dikawasan provinsi
Jawa Tengah yang menjadi tujuan urbanisasi masyarakat desa dikawasan Jawa Tengah, hal ini
sebabkan oleh tingginya arus urbanisasi. Semarang menjadi daerah tujuan urbanisasi di Jawa
Tengah, mengingat semakin berkembangnya industri besar maupun kecil di kota Semarang.
Kurangnya lapangan kerja di desa menyebabkan semakin tingginya minat penduduk desa untuk
pindah ke kota. Industry di kota membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga para pekerja
banyak berbondong-bondong menuju kota dan menetap di kota Semarang dengan pertimbangan
dekat lokasi kerja. Keadaan ekonomi para pekerja berbeda-beda, pekerja yang memiliki tingkat
perekonomian menengah tinggi lebih suka tinggal di luar pusat kota yang lebih nyaman dengan
fasilitas yang permukiman yang terencana. Bagi pekerja yang memiliki tingkat perekonomian
menengah kebawah akan lebih suka tinggal di dekat lokasi kerja mereka. Inilah yang
menyebabkan kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang, padahal luas lahan kota
Semarang semakin menipis dengan bukti sudah tiadanya lahan pertanian maupun lahan kosong
serta semakin banyaknya bukit–bukit di Semarang yang dialih fungsikan untuk area permukiman
baru. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya masalah-masalah baru di kota Semarang dan
sekitarnya.
Kota Semarang merupakan salah besar yang dipimpin oleh walikota. Kota ini terletak sekitar 466
km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan
Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten
Kendal di barat. Luas kota semarang 225,17 km². Semarang menempati urutan ke tujuh dari
kategori 10 kota dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, yaitu dengan jumlah penduduk
sebesar 1.352.869.
MASALAH UTAMA KOTA SEMARANG: BANJIR
Kota semarang merupakan kota besar dengan potensi banjir yang tinggi, setiap tahun pada
musim penghujan wilayah dataran rendah semarang selalu terendam air hujan, banjir tersebut
menimbulkan kerugian yang sangat tinggi setiap tahunnya. Dalam satu aliran Daerah Aliran
Sungai saja bisa menyebabkan angka kerugian yang tinggi. Misalnya DAS Tuntang yang
merupakan bagian dari satuan wilayah pengelolaan DAS (SWP DAS) Jratun Seluna, dari hasil
Penetapan Urutan Prioritas DAS Wilayah BP DAS Pemali Jratun Tahun 2007 DAS Tuntang
termasuk Prioritas I. Hulu DAS Tuntang berada di Kabupaten Semarang (Rawapening),
sedangkan bagian tengah dan hilir DAS berada di Kabupaten Demak.
Kerugian yang dialami atas banjirnya kawasan kota yang dialiri DAS Tuntang saja mencapai
ratusan juta, angka tersebut diperoleh dari banyaknya kawasan kota yang terendam banjir
sehingga kegiatan ekonomi terkendala karean akses ditambah dengan lahan pertanian yang
terendam banjir sehingga terjadi gagal panen.
Diantaranya potensi banjir di semarang yang pertama, karakteristik geografi. Kota Semarang
memiliki daerah-daerah potensi banjir, karena adanya perbedaan tinggi dataran antara wilayah
utara dan wilayah selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya banjir kiriman dari wilayah selatan
Kota Semarang dan kabupaten Semarang.
Potensi kedua, adanya perubahan pemanfaatan lahan dari hutan karet menjadi perumahan di
wilayah kecamatan Mijen. Akibatnya jumlah air hujan yang mengalir ke wilayah Ngaliyan
menjadi bertambah dan membuat daerah tersebut terkena musibah banjir. Selain penggundulan
hutan, perubahan fungsi lahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Semarang dari areal pertanian
menjadi areal perumahan baru. Penyebab lain, banyak sungai yang berhulu di daerah Kabupaten
Semarang melewati Kota Semarang.
Potensi ketiga, adanya pengeprasan bukit di beberapa tempat mengakibatkan perubahan pola
aliran air, erosi, dan mempertinggi kecepatan air, sehingga membebani pengairan. Potensi
keempat, pembangunan rumah liar di atas bantaran sungai, pembuatan tambak yang
mempersempit sungai dan penutupan saluran di daerah hilir.
Potensi kelima adalah permasalahan non-teknis yaitu perilaku masyarakat kota Semarang yang
buruk. Perilaku membuang sampah di saluran dan di sembarang tempat. Rendahnya kesadaran
masyarakat koa ditunjukkan sewaktu banjir di beberapa jalan protokol kota Semarang
diakibatkan adanya saluran yang tersumbat, namun masyarakat tidak segera mengatasinya
melainkan menunggu petugas dari pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi permasalahan
pada saluran tersebut.
STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
SEKUNDER SAPE MENUJU KOTA
SEBAGAI PUSAT PELAYANAN WILAYAH
(REGIONAL SERVICE CENTER)
Profil kota
Merupakan Kota pada taraf pembangunan Infrastruktur bangunan dan perbaikan jalan
Infrastruktur menjadi salah satu kunci dalam melihat perkembangan kota, dengan semakin
meningkat bangunan, maka mengindikasikan terjadinya peralihan fungsi lahan menjadi tempat
hunian baru, baik yang sifatnya sebagai lokasi permukiman, lokasi pelayanan, lokasi institusi
pemerintahan swasta maupun negeri, infrastruktur untuk sektor formal maupun sektor informal.
Dengan peningkatan perekembangan tersebut, maka selanjutnya akan beralih pada konversi
lahan yang pesat pada tingkat satuan lahan yang strategis dan akan menjadi indicator tersendiri
dalam proses menuju kota dengan kepadatan infrastruktur yang tinggi dan dapat menjadi
indicator pembangunan perumahan dan permukiman yang tinggi di Sape.
Perkembangan kota mengikuti jalur jalan raya
Menuju Kawasan perkotaan daerah kabupaten
Merupakan Kota Sekunder yang menaungi kota-kota kecil lainnya pada tingkat perdesaan
dengan keberadaan desa pusat ibukota dan desa penyedia fasilitas pelayanan yang tinggi yang
berbatasan langsung dengan ibukota kecamatan
Profil Pengembangan Kota
Pada Proses menuju pembangunan infrastruktur yang lengkap, dalam rangka menuju ibu kota
Kabupaten yang pada tahun 2010 akan dijadikan sebagai kabupaten bima timur dan Kota sape
menjadi ibu kota kabupaten
Fungsi kota sebagai penyedia fasilitas pelayanan dan pusat perdagangan yang menjadi tujuan
para pedagang dari luar dan para pembeli dari luar kecamatan lain, maupun desa-desa yang
berfungsi sebagai kota kecil yang membawa barang-barang hasil produksi pertanian dan
kerajinan tangan.
Penjelasan strategic choice kota sape
Kota Sape sebagai Kota sekunder / menengah akan menjadi pilihan utama bagi kota-kota kecil/
small city, untuk dijadikan sebagai tujuan dalam kegiatan perekonomian lokal yang potensial,
pada tahap selanjutnya sesuai dengan pilihan strategi akan dijadikan sebagai wilayah keputusan/
Decision Area dan akan menjadi keterkaitan terpusat (interconnected decisions)
Desa Naru dan Desa Rasabou sebagai pendukung kegiatan pelayanan ekonomi wilayah luarnya/
small city
Kegiatan perdagangan dan jasa menjadi kegiatan utama dalam perkembangan kotanya, sehingga
menjadi pusat konsentrasi dan aktivitas masyarakat
Sebagaimana point 3 dalam strategic for secondary city development, bahwa perkembangan
kotanya akan saling mempengaruhi dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kota.
Karena tingkat kegiatan perdagangan yang tinggi, maka akan merangsang terjadinya
perkembangan kota yang meningkat dengan banyak berdiri toko/ ruko yang ada dipinggir jalan.
“(Economic grawth with social equity requires both accelerated agricultural development and
explantion of urban industry and commerce)” dalam artikel ini ada sedikit perbedaan terhadap
perkembangan yang terjadi di Sape, yaitu terjadi keseimbangan pengembangan pertanian,
perdagangan dan jasa serta keterkaitannya dengan komersialisasi hasil produksi pertanian, bukan
dengan industri. Dengan perkembangan ini akan terjadi perangsangan pembangunan desa utama
dengan desa luarnya yang menjadi bagian dari sirkulasi sistem perdagangan.
Dari pilihan strategis ini akan terjadi suatu sistem pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
adanya efek ganda (multiplier effect) terhadap proses perkembangan dan pembangunan Kota
Sape sebagai kota Menengah
Dorongan pilihan ekonomi daerah perdesaan (stimulating rural economic choice)
Kota menengah dapat memerankan peranan penting yaitu sebagai katalisator pembangunan
daerah perdesaan.
Pengembangan kota-kota skunder dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
pantas di wilayah perdesaan, di samping itu dampaknya dapat memperlambat pertumbuhan
daerah metropolitan (analysis expert in certain field of the world bank)
Pentingnya perencanaan bentuk Urban System, sebelum negara ini mencapai urbanisasi tingkat
tinggi.
Analisis Lanjutan:
Menjadikan Kota sekunder sebagai pilihan dalam rangka mengembangkan dan merangsang kota
kecil yang ada diluarnya.
Pusat kota sekunder dapat merangsang kota-kota kecil lainnya yang ada di wilayah luarnya
dalam rangka kegiatan ekonomi, dan hal ini menjadi pilihan alternatif dalam rangka menjangkau
fasilitas-fasilitas perdagangan dan jasa di wilayah core-nya/ central plan
KESIMPULAN
Kota Sape akan dijadikan sebagai kawasan strategis dalam rangka menuju penguatan ekonomi
wilayah Kabupaten Bima
Dalam jangka panjang Kecamatan Sape sebagai pendorong dalam rangka menuju Kabupaten
Bima timur, karena potensi sumber daya alam yang dimiliki
Kota sape sebagai pusat kegiatan jasa, perdagangan dan basis kegiatan ekonomi pertanian yang
tinggi
Kota Sape sebagai basis industri pesisir yang memiliki potensi ikan yang tinggi, pengelolaan
mutiara, kawasan pembibitan udang windu/Hatcery yang tergolong besar dan menjadi kawasan
pembudidayaan mutiara.