Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha

Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan (Plantation) dan
pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan
Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, mulai dari:
1. NV. Rubber Cultur Matchappij Amsterdam (RCMA)
2. Handels Vereeniging amsterdam (HVA)
3. Vereenigde Deli Matchappij (VDM)
4. NV. Cultur Mij” de Oekust (CMO) dan yang lainnya.
Pada awal proses nasionalisasi, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dikenal
sebagai Perusahaan Perkebunan Asing (PPA) yang selanjutnya berkembang
menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN).
Langkah awal PTP Nusantara III dimulai pada tahun 1985 dengan nama
Perusahaan Negara Cabang Sumatera Utara (PPN-Baru) berdasarkan PP No.

24/1985 jo, Keputusan Menteri Pertanian No. 229/UM/1957 jo dan UU No.
86/1958.Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atas status badan
hukum, sejalan dengan UU dan Peraturan Pemerintah, maka pada Tahun 1986
PPN-Baru dirubah kembali menjadi Kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 55/KPT/OP/1986 dan

Universitas Sumatera Utara

pada Tahun 1971 ditetapkan pengalihan bentuk

menjadi PT. Perkebunan

(Persero) dengan keluarnya PP No. 17/1971 dan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 258/SK/IV/1976.
Tahun 1994 diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV,
dan V (Persero) yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III.
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 Tanggal 14 Februari
1996 diubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan akta notaris
Harun Kamil, SH No. 36 Tanggal 11 Maret 1996 untuk selanjutnya mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-8331.HT.01 Tanggal 8 Agustus 1996.
Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop didirikan pada tahun 1984 dengan
kapasitas 30 ton/jam, kemudian dilakukan penambahan kapasitas olah menjadi 60
ton/jam pada tahun 1987. Sebelumnya PKS Aek Torop merupakan PNP V yang
berubah menjadi PTP V sejak dikeluarkannya peraturan pemerintah dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan dan pada tahun 1992 diadakan Konsilidasi bersama
PTP disekitarnya.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu perusahaan Badan

Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perusahaan mencakup
pengolahan kelapa sawit (Crude Palm Oil), dan inti sawit (Kernel).

Universitas Sumatera Utara


Salah satu unit usaha yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) ini adalah Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop (PATOR) yang memiliki
kapasitas 60 Ton/jam. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik dari 11PKS yang
dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

2.3.

Lokasi Perusahaan
PKS Aek Torop adalah salah satu Unit Kerja PT Perkebunan Nusantara III

yang terletak didesa Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu
Selatan, Propinsi Sumatera Utara.PKS Aek Torop berjarak ± 8 km dari jalan
umum Cikampak (Jalan Lintas Sumatera) dan berjarak ± 375 km dari Kota
Medan.

2.4.

Daerah Pemasaran
Dalam bidang pemasaran, Hasil produksi pabrik kelapa sawit dijual ke


pasar lokal dan internasional. PTPN III memiliki kantor pemasaran bersama
dengan PTPN lainnya, yaitu PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.
KPB Nusantara) yang memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri.

2.5.

Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Pendirian PKS Rambutan Tebing Tinggi inimemiliki dampak bagi

lingkungan yang ada di sekitarnya. Dampak-dampak yang timbul tersebut antara
lain berupa dampak ekonomi, dampak sosial, maupun dampak budaya.

Universitas Sumatera Utara

Salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip Good Coorporate
Governance (GCG) PT Perkebunan Nusantara III juga mengembangkan program
yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat
dilingkungan sekitar.
1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bertujuan memberdayakan dan

mengembangkan potensi ekonomi. Kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan sekitar.
2. Program Sosial Lainnya
Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program sosial
lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat di
rumah sakit perusahaan, puskesbun dan rumah sakit rujukan di luar
perusahaan yang membutuhkan penanganan khusus.
3. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan ini meliputi penggunaan sumber daya alam secara
efektif dan efisien, pencegahan pencemaran lingkungan, pengolahan
limbah pabrik dan limbah klinis rumah sakit secara optimal.Pemanfaatan
limbah kegiatan pabrik dan tanaman secara optimal, pemeliharaan estetika,
pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang
berlaku.Kebijakan lingkungan perusahaan ini didukung dengan inisiatif
penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.

Universitas Sumatera Utara

2.6.


Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam sistem pengoperasian pada unit yang berbeda-beda diperlukan

struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara
yang teratur, dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang
berada dalam organisasi dapat diarahkan sehingga melaksanakan aktivitas
masing-masing dengan baik dan mendukung tercapainya sasaran perusahaan.
Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat mengetahui
dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus
dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
PT Perkebunan Nusantara III Unit PKS Aek Torop menggunakan
organisasi berbentuk lini dan staf.Struktur organisasi yang terdapat pada PKS Aek
Torop dapar dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

MANAJER

MASKEP

P2K3

ASISTEN

ASISTEN

ASISTEN TATA

ASISTEN

PAPAM

Mdr.

Kr. 1

Mdr.

Kr. 1


Mdr.

Kr. 1

Kr. 1

Kr. 1

Pengolahan

Pengolahan

Lab/sortasi

Lab/Sortasi

Bengkel umum/

Teknik/sipil


Tata usaha

personalia

Operator

Kr.
Pengolahan

Petugas
Lab.sortasi/Penerimaan

Adm.Sortasi
Adm.Lab

Petugas

Kr.

Kr.


Teknik/listrik

Kr.1

Kr.

Personalia/

DCC

DANTON/

/workshop/

Pembantu

Pelayanan
SATPAM


Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS Aek Torop

Universitas Sumatera Utara

KETUA

Manajer

WAKIL KETUA

M k

SEKRETARIS

ATU/Personalia (Ahli K3)

Bidang

Bidang

Bidang

Bidang

Pengawasan

Pelatihan

Evakuasi

Kesehatan

Gambar 2.2. Struktur Organisasi P2K3 PKS Aek Torop

2.7.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

2.7.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi PKS Aek Torop
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
organisasi PKS Aek Torop adalah sebagai berikut :
1. Manajer Pabrik
Manajer bertanggungjawab terhadap direksi.
Sedangkan tugas seorang manajer adalah:
a. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan
operasional di PKS.
b. Mendelegasikan wewenang tugas dan tanggung jawab kepada bawahan
yang telah diangkat mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

Universitas Sumatera Utara

c. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga
diperoleh harga pokok produksi serendah mungkin.
d. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya pada PKS.
e. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang
dipimpinnya.
f. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen
minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.
g. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau
penyimpangan yang terjadi di PKS.
2. Masinis Kepala (Maskep)
Maskep bertanggung jawab kepada manajer.
Sedang tugas dari maskep adalah:
a. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan
baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break down.
b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik
sesuai

dengan

prosedur

mutu

dan

instruksi

kerja

yang

telah

didokumentasikan dan diimplementasikan sampai efektif.
c. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di
bengkel umum, dan bengkel listrik sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat.
d. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses
telah siap dioperasikan oleh pabrik.

Universitas Sumatera Utara

3. Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep).
Sedangkan tugas dari asisten pengolahan adalah:
a. Merencanakan jadwal dan jumlah proses pengolahan.
b. Membantu manajer untuk meningkatkan perolehan minyak dan inti sawit
dengan menekan losis sekecil mungkin.
c. Membantu manajer mengkoordinir personil proses pengolahan dan teknik
untuk mencapai target produksi dan mutu.
d. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan
dipelihara diseluruh kepala dan semua pekerja di proses pengolahan.
e. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja yang digunakan pada proses
pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya ke RKO.
f. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya
produktifitas dapat tercapai.
g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
h. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium.
i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima.
j. Mengawasi dan mengevaluasi stockproduksi yang ada distorage tank.
k. Mengendalikan

catatan

mutu

termasuk

identifikasi,

pengarsipan,

pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
l. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

4. Asisten Laboratorium
Asisten laboratorium bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep).
Tugas dari asisten laboratorium adalah:
a. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan
semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas
produksi (minyak dan inti sawit) yang telah ditentukan.
b. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi
selama proses pengolahan berlangsung.
c. Mengawasi pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan
pembantu selama proses pengolahan berlangsung.
d. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi
pabrik maupun kegiatan–kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar.
e. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan.
5. Asisten Tata Usaha/Personalia (KTU)
Asisten tata usaha/personalia (KTU) bertanggungjawab terhadap masinis
kepala (maskep).
Asisten tata usaha mempunyai tugas:
a. Mengevaluasi dan menyetujui stock opname/persediaan produksi minyak
dan inti sawit.
b. Mengawasi jumlah bahan yang akan diproses.
c. Menentukan dan mengawasi jumlah produksi yang akan dikirim.

Universitas Sumatera Utara

d. Mengkoordinir audit yang berhubungan sesuai dengan kinerja yang telah
ditentukan.
e. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha.
f. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan
bidang umum/personalia.
g. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik.
h. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian.
i. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana.
j. Membuat dan mengawasi surat-surat yang masuk dan keluar.
k. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang dan penerimaan barang.
l. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja.
m. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian
administrasi.
6. Asisten Teknik/DS/Traksi
Asisten

teknik/DS/traksi

bertanggungjawab

terhadap

masinis

kepala

(maskep).
Tugas dari asisten teknik adalah:
a. Memberi petunjuk dalam pelaksanaan pengolahan.
b. Mengendalikan proses pengolahan untuk mencapai hasil sebaik-baiknya.
c. Membawahi dan mengawasi pekerjaan mandor listrik, mandor teknik
instalasi dan mandor traksi.
d. Memonitor live time peralatan dan penggantian spare part serta pelumas
mesin pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

e. Mengidentifikasi kerusakan peralatan pabrik, jumlah pemakaian KWH
listrik, pemakaian bahan bakar solar, pemakaian minyak pelumas, stagnasi
jam jalan pabrik dan pemakaian air.
7. Perwira Pengamanan (PAPAM)
Perwira pengamanan bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep).
Bagian pengamanan bertugas:
a. Memantapkan

dan

menciptakan

kondisi

keamanan

agar

dapat

melakasanakan program peningkatan produksi.
b. Bertugas dalam pengawasan informasi serta inventaris perusahaan.
c. Memelihara dan menjaga ketenagakerjaan serta ketentuan karyawan dalam
menjalankan tugas.

2.7.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 PKS Aek Torop
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
P2K3 PKS Aek Torop adalah sebagai berikut :
1. Ketua
a. Ketua P2K3 bertanggung jawab terhadap dewan direksi.
b. Ketua bertugas memimpin rapat ataupun menunjuk anggota untuk
memimpin rapat P2K3.
c. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program-program P2K3.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

e. Mempertanggungjawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya
kepada direksi.
f. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di
perusahaan.
2. Wakil Ketua
a. Wakil ketua bertanggung jawab terhadap ketua P2K3.
b. Bertugas mewakili ketua dalam memimpin rapat.
c. Membantu Ketua menyusun dan membuat program kerja P2K3.
d. Mengontrol pengendalian operasional serta memberikan bantuan/saransaran yang diperlukan oleh semua departemendemi suksesnya program K3
di perusahaan.
3. Sekretaris
a. Sekretaris bertanggung jawab terhadap ketua dan wakil ketua.
b. Bertugas mengelola administrasi surat-surat P2K3.
c. Mempersiapkan rapat regular dan menyusun notulen rapat P2K3.
d. Mencatat data-sata yg berhubungan dengan K3.
e. Memberikan bantuan dan saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi
suksesnya program K3.
f. Membuat laporan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.
4. Anggota.
a. Anggota bertanggung jawab terhadap ketua dan sekretaris P2K3
b. Memberikan kontribusi ide, daran dan pengalaman dalam rapat P2K3.
c. Mengkaji masalah K3 yang ada di tempat kerja.

Universitas Sumatera Utara

d. Mempelajari usul dan saran karyawan untuk dibawa dalam rapat P2K3.
e. Mengkomunikasikan hasil rapat P2K3 di unit kerja masing-masing.
f. Membantu melakukan inspeksi K3 dan investigasi kecelakaan kerja.

2.8.

Jam Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang bekerja diPKS Aek Torop dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Karyawan pimpinan
2. Karyawan pelaksana.
Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan bagian pengolahan
dibagi dalam 2 shift jam kerja selama 7 hari kerja dalam seminggu yaitu sebagai
berikut:
1. Shift I

: Pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB

2. Shift II

: Pukul 19.00 WIB – 07.00 WIB

Karyawan

di

bagian

kantor

(tata

usaha),

laboratorium,

dan

teknik/D.sipil/Traksi adalah sama dengan masa kerja selama 6 hari kerja dalam
seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja adalah sebagai berikut :
1. Senin - Jumat
Pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB

: Jam Kerja

Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB

: Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB

: Jam Kerja setelah Istirahat

2. Sabtu
Pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB

: Jam Kerja

Universitas Sumatera Utara

Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS Aek Torop pada saat ini
adalah berjumlah 195 orang (termasuk di dalamnya asisten laboratorium yang
berada di bawah naungan distrik manajer) dengan perincian seperti pada tabel 2.1
dan 2.2.
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Pimpinan PKS Aek Torop
No
1
2
3
4
5
6

Keterangan
Manajer pabrik
Masinis Kepala (Maskep)
Asisten Tata Usaha
Asisten pengolahan
Asisten Teknik/D.Sipil/Traksi
Asisten Laboratorium (naungan distrik manajer)
Total

Jumlah Orang
1
1
1
3
1
1
8

(Sumber : Departemen Tata Usaha/personalia PKS Aek Torop)

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Pelaksana PKS Aek Torop
No
1
2
3
4
5

Bagian
Pengolahan
Laboratorium
Teknik/D.sipil/Traksi
KTU
Personalia/Satpam
Total

Jumlah Orang
76
38
36
12
25
187

(Sumber : Departemen Tata Usaha/personalia PKS Aek Torop)

2.9.

Proses Produksi
Proses pengolahan TBS di PKS Aek Torop adalah suatu proses kerja untuk

memperoleh minyak sawit dari daging buah (mesocarp). Untuk mendapatkan
kualitas/mutu minyak yang baik terletak pada proses di lapangan (kegiatan
pengutipan berondolan dan perlakuan terhadap TBS), pemilihan TBS (sortasi)
yang ditentukan dari derajat kematangan, serta proses pengolahan. Proses

Universitas Sumatera Utara

produksi kelapa sawit dimulai dari penerimaan buah di timbangan sampai dengan
proses pemurnian minyak hingga minyak di salurkan ke tangki penyimpanan.
Secara Umum, proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude PalmOil)
dan inti sawit dapat dibagi menjadi 6 tahapan stasiun kerja, yaitu:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception)
2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)
3. Stasiun Penebahan (Thressing)
4. Stasiun Kempa (Digesting andPressing)
5. Stasiun Klarifikasi Minyak (Clarification)
6. Stasiun Pengolahan Biji

2.9.1. Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada PKS Aek Torop (PATOR)akan
dikelompokkansebagai berikut :
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah kelapa sawit yang sudah siap panen atau
lebih dikenal dengan sebutan Tandan Buah Segar (TBS). Kualitas bahan baku
yang digunakan sesuai dengan ketentuan mutu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan berdasarkan fraksi buah tersebut.
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang membantu dalam proses produksi agar
diperoleh hasil yang lebih baik.Pada proses pengolahan di PKS Aek Torop
bahan penolong yang digunakan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3).

Universitas Sumatera Utara

Air diperlukan sebagai sumber uap dan air panas yang berfungsi sebagai
pembangkit

listrik,

proses

perebusan

dan

proses

pelumatan

serta

memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat
digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan
perbedaan berat jenis di claybath.
3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan
kualitas sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk
dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris.Karena pada PKS Aek
Torop hanya menghasilkan produk setengah jadi (CPO), maka tidak ada
bahan tambahan yang digunakan.

2.9.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan diPKS Aek Toropuntuk menghasilkan
minyak sawit (CPO) dan Inti sawit dari bahanbakuTBSakan diuraikan satu persatu
pada sub-bab stasiun kerja.

2.9.2.1. Stasiun Penerimaan Buah (Weight bridge/Loading Ramp)
Pada stasiun penerimaan buah dimulai dari proses masuknya truk dengan
melakukan penimbangan, pemilihan buah (sortasi) sampai buah masuk ke dalam
loading ramp. Jembatan timbang adalah alat ukur untukmenimbang berat truk
pengangkut TBS yang akan diolah. TBS hasil panen yang berasal dari kebun
kemudian diangkat oleh truk kepabrik pengolahan yang terlebih dahulu harus

Universitas Sumatera Utara

melalui jembatan timbang untuk melakukan penimbangan TBS yang diangkut
oleh truk.
Setelah melalui jembatan timbang dan dilakukan penimbangan berat, truk
kemudian menuju loading ramp untuk membongkar muatannya.TBSkemudian
disortir berdasarkan kriteria fraksi mutu yang ditetapkan dan seterusnya buah di
timbun ke tempat penimbunan buah.Sortasi TBS dilakukan pada setiap truk yang
masuk dengan menyesuaikan kriteria yang tebagi atas beberapa fraksi seperti pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kriteria Kematangan TBS
Fraksi

Persyaratan

00

Tidak boleh ada

Derajat
Kematangan
Sangat mentah

0

Maksimum 3%

Mentah

Buah luar membrondol 12,5%

1

Maksimum 20%

Kurang Matang

Buah luar membrondol 12,5% - 25%

2

Maksimum 75%

Matang I

Buah luar membrondol 25% - 50%

3

Maksimum 75%

Matang II

Buah luar membrondol 50% - 75%

4

Maksimum 75%

Lewat Matang I

Buah luar membrondol 75% - 100%

5

Maksimum 2%

Lewat Matang II

Buah dalam ikut membrondol

Jumlah Brondolan
Tidak ada

(Sumber :Laboratorium PKS Aek Torop)

TBS dibawa ke lantai Loading Ramp dan dituang ketiap pintu (bays)
Loading Ramp (10 pintu ). PKS Aek Torop memiliki 2 unit Loading Ramp yang
saling berseberangan. TBS yang akan diproses dimasukkan ke lori, setiap pintu
dibuka dengan sistem hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1.

Pintu Loading Ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2,5 ton.

Universitas Sumatera Utara

2.

Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,
sling belt, transfer carriage, dan cantilever untuk dimasukkan ke dalam
sterilizer dan dilakukan proses perebusan.

2.9.2.2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Stasiun perebusan merupakan salah satu proses yang menentukan
mutu/kualitas minyak dan keberhasilan pada proses-prosesselanjutnya. Stasiun
perebusan atau yang disebut Sterilizer adalah bejana uap tekan yang berbentuk
silinder untuk merebus buah kelapa sawit dengan menggunakan tekanan uap.
Proses perebusan buah kelapa sawit memakan waktu kira-kira selama 80100 menit dengan tekanan uap atau steam sebesar2,8-3,0 kg/cm2. Lamanya waktu
perebusan tergantung pada kualitas buah sawit yang akan diolah dan juga terhadap
kapasitas yang dimiliki oleh pabrik. Kapasitas sterilizer dalam perebusan TBS
adalah 60 ton/jam.
Proses perebusan buah kelapa sawit memakai sistem tiga puncak (Triple
Peak). Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti

Tekanan(kg / cm 2 )

pada Gambar 2.2.

45'

3,0
2,7
2,3

Waktu Perebusan

0,2

5 10

20

30

40

60
50
70
Waktu (menit)

80

90

Gambar 2.3. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak (Triple Peak)

Universitas Sumatera Utara

2.9.2.3. Stasiun Pembantingan/Penebahan (Thresshing)
Buah yang telah selesai direbus kemudian dikeluarkan dari sterilizer
menggunakan penarik lori (capstan) dibawa ke stasiun penebah, kemudian
diangkat dengan pengangkat lori (hosting crane) lalu dimasukkan ke tempat
penebahan buah (threeser).Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari
janjangan (bunch).Pembantingan ini dilakukan dengan menggunakan dua unit
thresher yang beroperasi secara seri.Prinsip kerja thresher adalah memutar buah
dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga
jatuh terbanting.

2.9.2.4. Stasiun Kempa (Digestingand Pressing)
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur
dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).
Digester adalah alat untuk melumatkan berondolan, sehingga daging buah
terpisah dari biji.Digester ini terdiri dari tabung selinder yang berdiri tegak yang
di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk(stirring arms) sebanyak 6 tingkat
yang diikatkan pada poros dan digerakan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau
(stirring arms) bagian atas digunakan untuk mengaduk/melumat, dan pisau bagian
bawah (expeler blade) di samping pengaduk juga dipakai untuk mendorong massa
keluar dari Digester.
Pengempaan adalah proses pemerasan minyak dari daging buah agar
kehilangan minyak (losses) pada ampas remasan diupayakan sekecil mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Alat yang digunakan adalahscrew press. Screw press terdiri dari sebuah silinder
(press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau
screw yang berputar berlawanan arah. Proses pengempaan merupakan tahapan
proses yang memisahkan proses produksi selanjutnya menjadi dua bagian, yaitu
crude oil diteruskan ke proses pemurnian minyak (clarification), sedangkan
ampas dan biji dibawa ke proses pengolahan biji.

2.9.2.5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)
Minyak kasar yang keluar dari proses pengempaan (Screw press) masih
mengandung kotoran-kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena
itu perlu dilakukan pemurnian untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan
kotoran.Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1.

Pemisahan minyak kasar dari pasir
Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap
tank (perangkap pasir).Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan
berdasarkan berat jenis.

2.

Penyaringan minyak kasar
Penyaringan

minyak

kasar

dilakukan

dengan

menggunakan

vibro

separator.Vibro separator berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotorankotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar.Bendabenda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke
fruit transfer conveyor untuk diproses kembali.

Universitas Sumatera Utara

3.

Bak RO (Raw Oil) atau Crude Oil Tank
Fungsi utama Bak RO adalah untuk meningkatkan temperatur sebelum
minyak kasar dipompakan ke CST melalui balance tank terlebih dahulu.

4.

Continuous Settling Tank (CST)
CST atau clarifier tank adalah tangki yang difungsikan untuk memisahkan
(mengutip) minyak dengan sludge dalam temperatur yang tinggi dan kondisi
cairan yang tenang sehingga terjadi pengendapan. Sistem pemisahan minyak
dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis. Sludgeyang
mempunyai berat jenis besar mengendap ke bawah, sedangkan minyak yang
berat jenisnya lebih kecil akan naik ke atas.

5.

Sludge Tank dan Oil Tank
Sludge Tank adalah tangki penampung sementara sludge dari hasil pemisahan
di CST sebelum diolah ke Sludge Separator.

8.

Sludge Separator
Sludge separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan memberikan gaya sentrifugal.
Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan
terdorong keluar.

9.

Pemurnian minyak atau Oil Purifier
Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier.Oil purifier
adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan
kotoran yang masih ada dalam minyak.

Universitas Sumatera Utara

10. Penampungan minyak sawit (CPO)
Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di Oil Storage Tank (OST) atau
sering disebut Bulk Storage Tank (BST).CPO dalam OST harus selalu
dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak
membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

2.9.2.6. Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai
dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa
proses sebagai berikut:
1.

Cake Breaker
Fungsi dari cake creaker conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan
gumpalan cake dari stasiun press ke depericarper. CBC merupakan konveyor
berbentuk uliran terbuka untuk menghantarkan ampas kempa ke alat pemolis
biji (polishing drum).

2.

Pemisahan biji dari serabut
Depericarper

berfungsi

untuk

memisahkan

biji

dari

serabut

dan

membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Biji yang berat
jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum,sedangkan serabut
kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor
melalui air lock.

Universitas Sumatera Utara

3.

Pemisahan biji dari batu dan biji kosong
Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan
destoner system. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan
oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji akan
masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong
akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.

4.

Pemisahan biji menurut besar diameter
Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan nut
grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang
masuk ke nut silo.

5.

Pengeraman biji
Pengeraman biji dilakukan di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk
mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya.

6.

Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Fungsi dari ripple mill
adalah memecah nut dengan sistem pemulas, sehingga biji terpecah menjadi
cangkang dan inti yang kemudian menuju LTDS.

7.

Pemisahan inti sawit dari cangkang
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit
Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti
sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDSI. Di
LTDSI, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya

Universitas Sumatera Utara

gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Pecahan cangkang, dan inti
sawit akan masuk ke LTDSII melalui air lock. Di LTDSII pecahan cangkang
dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi dengan
menggunakan kolom pemisah.
8.

Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit dengan proses
pemisahan yang dilakukan berdasarkan pada perbedaan berat jenis. Campuran
cangkang dan inti dimasukkan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya
diantara berat jenisnya cangkang dan inti, untuk berat jenisnya lebih kecil dari
berat jenis larutan akan terapung diatas dan berat jenisnya lebih besar dari
larutan akan tenggelam.

9.

Pengeringan inti sawit
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo
adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.

2.10.

Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan salah satu faktor utama dalam proses

produksi. Mesin-mesin yang digunakan pada proses pengolahan kelapa sawit di
PT. Perkebunan Nuasantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop dapat dilihat pada
lampiran 1.

Universitas Sumatera Utara

2.11.

Unit Pembangkit Tenaga (Power Plant)
Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan

mesin di PKS Aek Torop diperoleh dari tenaga listrik (genset) dan turbin uap.
Listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan
bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Penggunaan uap yang dihasilkan
oleh boiler adalah untuk menggerakkan turbin dan generator. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab penggunaan uap yang dihasilkan boiler sebagai unit
pembangkit tenaga adalah bahan bakar tersedia (serabut dan cangkang) dan
beberapa stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas.

2.12. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection yang ada di PKS Aek Toroptelah diprogramkan
dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mencakup tentang tata cara
kerja yang baik di lantai pabrik secara khusus untuk menghindari kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja ini dapat menghambat kelangsungan pekerjaan yang
merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan
kerja, terhentinya proses produksi. Jadi salah satu cara untuk memperkecil biaya
adalah dengan memperhatikan aspek-aspek K3 dengan baik dan dijalankan
dengan benar.
PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop memiliki tim Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertugas untuk
melakukan implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang efektif. Tim P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan

Universitas Sumatera Utara

pertimbangan mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja untuk
menjamin bahwa efek dasar aktifitas, produk dan pelayanan sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terkait dan juga ketentuan-ketentuan internal.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

Hazard Identification Risk Assessment And Control.

1 2 24

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21