STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA
TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Romolo
NIM: 019114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA
TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
Oleh :
Romolo
Nim: 019114139
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Si, Pada Tanggal
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA
TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
ROMOLO
NIM: 019114139
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji pada tanggal 14 Maret 2008 dan
dinyatakan memenuhi syarat kelulusan
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Si. ....................... Sekretaris : Agnes E ....................... Anggota : Minta Istono .......................
Yogyakarta, 12 April 2008
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Dekan
KARYA KECIL INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK TUHANKU, yang memungkinkan segalanya ada dan tiada……. KELUARGAKU TERCINTA, tiada berkesudahan……. TEMAN-TEMANKU, senantiasa……. PAOLA ALEGRIA, manjaku dan kebahagiaanku……. aku terharu saat engkau mengatakan sebagian hatimu tinggal bersamaku dan sebagian lagi engkau bawa pergi
Jangan bertanya berapa kali kamu jatuh,
tetapi bertanyalah seberapa kuat anda untuk bangkit dan terus maju….
“JANGAN TAKUT”
ABSTRAK
Studi Deskriptif Kecemasan Wanita Dewasa Madya Terhadap Proses Penuaan
Eksternal
Romolo
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan kecemasanwanita dewasa madya terhadap proses penuaan eksternal. Perubahan-perubahan
fisik yang terjadi pada usia dewasa madya disikapi beragam oleh wanita yang
memasuki usia ini. Perubahan fisik yang disikapi secara negatif cenderung
menimbulkan kecemasan yang tinggi. Sedangkan perubahan fisik yang disikapi
secara positif justru dapat memacu subjek untuk meningkatkan kualitas dalam
aspek-aspek kehidupannya.Subjek penelitian ini adalah wanita usia dewasa madya di Yogyakarta.
Subjek penelitian berjumlah 40 orang. Alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan skala kecemasan terhadap proses penuaan yang disusun oleh
penulis.Indeks kesahihan aitem bergerak antara 0,311 sampai dengan 0,793. Uji
reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha, Koefisien reliabilitas yang
dihasilkan sebesar 0,956.Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa secara umum subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat kecemasan yang cenderung tinggi terhadap proses
penuaan. Hal ini tampak dari perolehan mean empirik (141,475) lebih besar
daripada mean teoritik (120). Ketiga aspek dalam komponen kecemasan juga
menunjukkan perolehan mean empirik masing-masing lebih besar dari mean
teoritik: aspek emosional (47,4>40) ; aspek kognitif (47,08>40) ; dan aspek fisik
(47,08>40). Diperoleh pula gambaran, 25 subjek (62,5%) termasuk dalam
kategori kecemasan sedang dan 15 subjek (37, 5%) termasuk dalam kategori
kecemasan tinggi. Sedangkan tidak didapati satu pun subjek pada kategori rendah.
Kata Kunci: Kecemasan, Wanita Dewasa Madya, Proses Penuaan
ABSTRACT
A Descriptive Studies of The Anxiety Middle-Aged Women Towards The
Physical Aging Process
Romolo
Faculty Of Psychology
Sanata Dharma University
2008
This research aims to understand and describe the anxiety middle-aged
women towards the physical aging process. The physical changes women view in
themselves vary from woman-to-woman in this age group. When women view
their physical changing negatively, they tend to have higher levels of anxiety.
When they view their bodies positively, their quality of life in any aspect is
higher.The research for this study was conducted using 40 subjects, all middle
aged women in Yogyakarta Province. The instrument of this research was an
anxiety scale that was designed by the researcher himself. The valid index of the
item moved between 0,311 up to 0,793. The reliability test was using Cronbach
Alpha Technique, which resulting 0,956 reliability coefficient.Based on the data analysis, it comes to a conclusion that generally,
subjects who involved in this research have a high level of anxiety towards the
aging process. This figure is shown by the empirical mean (141,475) was higher
than the theoretical mean (120). The three aspects of anxiety component also
show that each has empirical mean, higher than the theoretical mean, namely:
aspect of emotional (47,4>40); aspect of cognitive (47,08>40); and aspect of
physical (47,08>40). This figure is shown by the data which mentions that 25 of
the subjects (62,5%) have a medium level of anxiety and 15 of the subjects
(37,5%) have a high level of anxiety, while no one was found to have a low level
of anxiety.Key Words: Anxiety, Middle-Aged Women, Aging Process
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Menemani atas
bimbingan tiada berkesudahan dan limpahan rahmat karunia yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Studi Deskriptif Kecemasan Wanita Dewasa Madya Dalam Menghadapi
Proses Penuaan Eksternal”.Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan ini banyak sekali
rintangan yang dihadapi yang acapkali membuat penulis putus asa dan berusaha
menghindari tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan skripsi sampai tuntas.
Tanpa bantuan, dorongan, dan semangat yang yang diberikan berbagai pihak
niscaya rintangan-rintangan yang dihadapi akan lebih sulit dihadapi. Dalam
kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:1. Ibunda yang paling kukasihi dan kuhormati. Perjuanganmu tiada terkira membimbing anak-anakmu dalam masa-masa sulit ketika ditinggalkan oleh ayah tercinta. Perjuangan yang gigih, pantang menyerah, tidak mudah berputus asa, dan terutama cinta dan kasih yang membuat keluarga kecilmu tidak tercerai berai. Engkau adalah inspirasiku dan sumber ketegaran dan kekuatanku dalam menjalani dan memandang hidup penuh optimisme.
2. Ayahku (alm) tercinta. Aku sangat ingin mewujudkan impiannya melihat
3. Abangku, Romeo, yang aku hormati dan kusegani serta adik-adikku
Rosario dan Ronaldo, kakak iparku Ance, dan keponakanku Romanc yang
aku kasihi dan aku banggakan dalam keseharianku.
4. Ulrich Haering atas support yang sepenuhnya dalam proses studiku, baik
moril maupun materil.
5. Keluarga besarku di Sintang, Kalimantan Barat. Kakekku, Gedi (alm),
paman, bibi, sepupu dan keponakanku yang sulit disebut satu persatu…abiz terlalu buanyyaakk!
6. Bapak P. Eddy Suhartanto selaku dosen Pembimbing Akademik dan
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas dukungannya.
7. Ibu Sylvia C.M.Y.M., selaku dosen pembimbing skripsiku dan Kaprodi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan selama proses penulisan skripsi ini.
8. Para dosen fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lainnya yang
telah mendedikasikan dirinya demi kemajuan fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
9. Mas Gandung, Mas Doni, Pak Gik, Mbak Nanik di Sekretariat Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu dalam kelancaran administrasi selama kuliah.
10. Kekasihku Paola Alegria Jimenez Rodrigues, yang selalu mendorongku
tanpa henti-hentinya di saat sadarku maupun dalam ketidaksadaranku.
11. Sahabatku Karin Anna Kovacs yang sering menemaniku menulis skripsiku
12. Nathalie. Mudah-mudahan kamu menemukan suami yang baik.
13. Gaby Hagleitner. Semoga kuliahmu cepat selesai juga.
14. Rinus and Immy di Lelystad. Terima kasih atas dorongannya selama ini.
15. Fefe dan Kurnianing Isolilipu yang telah menemaniku dalam kurun waktu tertentu.
16. Sergio Leon De Rooy, semoga S3 di USA cepat selesai.
17. Dominik and Roman, semoga film dokumenter tentang Hantu suskes di Jerman.
18. Alexandra, Sven, Klaus, Roman, Norman, Ardian, Wahyu, Casey, Sanitha, Philip, Angelica, Fransisca, Anne Sophie, atas banyak waktu kebersamaan kita….yang paling penting “prost and bersulang”!.
19. Sahabatku: Ucok, Roni, Agung Dwipa, Ohok, Aan, Mr.”Vitamin”, Ratna, Yola, Awan, Mbud, “Jing-jing”.
20. teman-teman kost:Eko (Ryan), Ari (Rio), Bebe, Tedi, Alvi, Soker, Tely, Moga Aceh, Obhe, Lele and Fitri, Bimo, Arif, Tio, Juven, Olez, yang dengan setia menyaksikan dan menyimak puisi-puisiku, sejarah, politik, dan filsafat, serta samurai bambukoe.
21. Teman-teman dari Kalimantan: Ad, Romi, Odhie, Sutan, Paulinus, Yan,
Deci, Suharlis, Eka, Vian, Andre, Yai, Anton, Bambang dan lain-lain.
Saya menulis skripsi ini dengan sungguh-sungguh namun demikian saya
merasa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mohon
saran yang konstruktif saya terima dengan sepenuhnya demi peningkatan kualitas
penelitian yang serupa di kemudian hari.Yogyakarta, Penulis, Romolo
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 23 Februari 2008 Romolo
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................... v PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... xiii DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang ..............................................................................
5 B. Rumusan Masalah .........................................................................
5 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................
6
1. Manfaat Teoritis ................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
7 A. Kecemasan ....................................................................................
8 1. Jenis-jenis Kecemasan ......................................................
9 2. Gejala Kecemasan .............................................................
9 3. Sumber-Sumber Kecemasan .............................................
4. Komponen Reaksi Kecemasan .......................................... 10
B. Usia Dewasa Madya Dan Penuaan Eksternal ............................... 11
1. Perkembangan Fisik .......................................................... 12
2. Perkembangan Kognitif .................................................... 19
3. Perkembangan Sosio-Emosional ....................................... 19
C. Dinamika Kecemasan Wanita Dewasa Madya Terhadap Proses Penuaan ......................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 23 B. Variabel Penelitian ........................................................................ 23 C. Definisi Operasional ..................................................................... 23 D. Subjek Penelitian ........................................................................... 24 E. Pengembangan Alat Pengumpulan Data........................................ 25 F. Langkah-langkah Penelitian........................................................... 28 G. Kredibilitas Skala ........................................................................... 29 H. Analisis Data .................................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ....................................................................... 33
1. Pelaksanaan Uji Coba .............................................................. 33
2. Reliabilitas dan Validitas ......................................................... 33
3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 35
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 36
C. Pembahasan.................................................................................... 38
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 43
B. Saran .............................................................................................. 43
1. Bagi Wanita Dewasa Madya ............................................. 43
2. Bagi Keluarga ................................................................... 44
3. Bagi Peneliti ...................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
45 LAMPIRAN ..............................................................................................
47
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Skor Kategori Jawaban Pernyataan Aitem Favorable dan
Unfavorable...............................................................................
26 Tabel 2 Distribusi Aitem Uji Coba .......................................................
27 Tabel 3 Desain Kuesioner setelah Uji Coba ........................................
31 Tabel 4 Norma Kategori Jenjang ...........................................................
32 Tabel 5 Aitem Uji Coba ........................................................................
34 Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Penelitian .............................................
35 Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian..........................................................
36 Tabel 8 Kategorisasi Kecemasan ...........................................................
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Skala Uji Coba Lampiran B Data Uji Coba Lampiran C Reliabilitas Data Uji Coba Lampiran D Tabel Aitem Sahih Dan Gugur Lampiran E Skala Penelitian Lampiran F Data Penelitian
1. Aspek Emosional
2. Aspek Kognitif
3. Aspek Fisik Lampiran G Kategori Skor Total Lampiran H Data Subjek Lampiran I Deskripsi Data Penelitian Lampiran J T-Test Lampiran K Reliabilitas Data Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rentang kehidupan manusia akan selalu terjalin proses
perkembangan yang terdiri dari pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau
involusi yang mana kedua proses ini mulai dari pembuahan dan berakhir dengan
kematian (Hurlok, 1999). Saat menginjak usia dewasa madya, seorang wanita
akan mengalami perubahan fisik yang mengarah pada kemunduran fisik yang
dapat berpengaruh pada kemampuan dan perilakunya. Seorang wanita yang pada
masa mudanya dianggap cantik akan merasa kehilangan daya tarik ketika
memasuki usia yang lebih tua. Kemampuan fisik cenderung berkurang ketika
seorang wanita memasuki usia dewasa madya dibandingkan ketika dia berusia
lebih muda. Begitu pula dengan perubahan perilaku yang terjadi dimana seorang
wanita usia dewasa madya cenderung melirik alat-alat kosmetik yang bertujuan
untuk menutupi tanda-tanda penuaan fisik yang mulai terjadi.Pada usia dewasa madya mulai tampak berbagai perubahan psikologis
maupun fisik akibat proses penuaan. Khususnya, terjadi perubahan fisik yang
sangat mencolok mengakibatkan individu pada usia dewasa madya harus benar-benar menyadari bahwa keadaan fisiknya tidak sama ketika mereka masih muda
yang mana pada masa itu kulit masih kencang namun pada masa ini kulit sudah
tampak mulai keriput dan otot mengendur.Baik pria maupun wanita pada umumnya mengalami ketakutan akan
berbagai hal yang muncul akibat proses penuaan terutama pada penampilan usia
dewasa madya mereka, hal itu disebabkan karena penampilan seseorang
memegang peranan yang sangat penting terutama dalam interaksi dan penerimaan
sosial. Penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan
dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan
bagi pemiliknya. Orang-orang yang menarik lebih mudah diterima dalam
pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman
lainnya yang kurang menarik (Mathes dan Kahn dalam Hurlock, 1999).Para wanita dewasa madya menyadari bahwa dengan senantiasa tampak
cantik akan memberikan nilai positif bagi mereka. Nilai positif itu bisa berupa
pujian dari orang lain. Sebaliknya, apabila tampak tidak cantik karena tanda-tanda
penuaan yang muncul, akan menjadi persoalan yang membebani wanita usia
dewasa madya. Sehingga tak mengherankan apabila banyak orang-orang usia
dewasa madya kemudian berlomba-lomba melakukan berbagai macam cara untuk
menjaga penampilan fisiknya.Bagi wanita penampilan fisik merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupannya, karena sangat membantu statusnya dalam bidang bisnis maupun
dalam perkawinan. Zaman sekarang, penampilan fisik yang menarik sering
dipandang lebih penting daripada kecerdasan dan pendidikan dalam perkawinan
dan sangat penting untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi (Hurlock,
1999). Hal tersebut memicu para wanita mengikuti berbagai program perawatan
memuaskan. Minat terhadap penampilan fisik akan meningkat ketika mulai
tampak tanda-tanda penuaan pada diri wanita dewasa madya usia 40 – 60 tahun.Ciri khas pertama ketuaan ini nampak dengan pendengaran dan
penglihatan yang berkurang serta tubuh tampak lebih pendek (Santrock, 1995).
Menurut Turner & Helms (1995) tanda-tanda penuaan yang muncul yakni rambut
beruban, kulit yang mulai keriput, perubahan pada persendian, perubahan pada
gigi, sistem saraf, kardiovaskuler, pernafasan, perncernaan, otot-rangka, kemih,
serta imunitas.Menyadari timbulnya tanda-tanda penuaan ini, membuat banyak wanita
seringkali mencoba untuk mengatasinya dengan cara diet, pemilihan pakaian yang
membuatnya tampak lebih muda dan menggunakan alat-alat kecantikan untuk
menutupi tanda-tanda penuaan tersebut. Selain itu, berbagai alternatif lain di
tempuh dengan tujuan yang sama, baik dengan melakukan senam kebugaran,
mengkonsumsi jamu-jamuan, bahkan ada pula yang menggunakan bantuan para
supranatualist yang mempercayai bahwa alat-alat atau media tertentu setelah
didoakan atau diberi sesajen akan mampu untuk membuat seorang wanita dewasa
madya tetap terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Alat atau media
tersebut biasa diberi nama Susuk. Selain berbagai perubahan diatas juga muncul
perubahan pada kemampuan seksual yang mana wanita mulai memasuki masa
menopause, yaitu berhentinya menstruasi dan mereka kehilangan kemampuan
reproduksi lagi sedangkan pria mulai mengalami masa klimakterik. Pada masa-
masa ini banyak kepercayaan tradisional yang membuat orang usia dewasa madya mereka ketika perubahan-perubahan fisik terjadi. Pada gilirannya, penyesuaian terhadap masa ini akan terasa lebih sulit dialami oleh wanita karena dengan berhentinya menstruasi mengakibatkan berubahnya penampilan, ketidak- nyamanan fisik, otot mengendur, keriput, dan berat badan yang bertambah.
Warthin (dalam Yustina, 2004) menulis, proses menjadi tua tidak dapat dihindari, dicegah maupun ditolak kecuali bagi mereka yang meninggal di usia muda karena penyakit dan kekerasan. Terhadap kecemasan yang terjadi pada wanita usia dewasa madya, Pikunas (1975) menyatakan, sebenarnya kecemasan terhadap ketuaan tidak perlu terjadi apabila wanita mau mengerti dan menyadari bahwa itu adalah proses yang wajar. Memang, ada cukup banyak orang yang memandang proses penuaan sebagai suatu situasi yang perlu di waspadai yang arahnya adalah berusaha untuk menghindari atau menghambat proses penuaan dengan berbagai cara. Hal ini tentu saja didasarkan atas kecemasan terhadap proses itu sendiri.
Efek dari kecemasan yang terkait dengan timbulnya tanda-tanda penuaan misalkan individu memiliki kepercayaan diri yang rendah, kurang berani mengambil resiko, serta cenderung menahan diri (White and Watt, 1981). Individu yang mengalami kecemasan memiliki rasa takut dan khawatir yang berlebihan, hal ini membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi pada suatu pokok pemikiran (Bootzin, Lotfus & Zojne, 1983). Gangguan kecemasan yang terjadi juga dapat mengarahkan individu kepada ketidakmampuan, memiliki kesehatan
fisik yang rendah, serta kualitas hidup yang rendah
(http://www.wpic.pitt.edu/research/depr/anxiety.htm). Selain itu, dalam sebuah
memiliki kepercayaan diri yang rendah, akibatnya individu akan selalu ragu dalam
bertindak dan akan sangat memerlukan dukungan untuk menyakinkan bahwa yang
dilakuannya sudah tepat dan akan memberi hasil yang baik (Andayani, 1988).Kecemasan terhadap proses penuaan pada wanita ini, mengakibatkan
menjamurnya berbagai penawaran produk kecantikan maupun pusat-pusat
perawatan kecantikan yang menawarkan berbagai solusi untuk mencoba
mengatasi perubahan-perubahan fisik yang mulai tampak menjelang usia tua
seperti perubahan berat badan, rambut beruban, kulit yang mulai keriput,
perubahan pada mata, perubahan pada persendian, perubahan pada gigi dan otot.
Fenomena inilah yang memunculkan minat bagi peneliti untuk melakukan
penelitian ini.B. RUMUSAN MASALAH “Seberapa tinggi kecemasan yang terjadi pada wanita dewasa madya dalam menghadapi proses penuaan eksternal?”
C. TUJUAN PENELITIAN Untuk menemukan seberapa tinggi kecemasan pada wanita dewasa madya dalam menghadapi proses penuaan eksternal.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
a. Bahwa dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan pada bidang Psikologi Perkembangan tentang tingkat kecemasan yang muncul akibat proses penuaan eksternal pada wanita usia dewasa madya.
b. Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan pada bidang Psikologi Perkembangan tentang tingkat kecemasan yang muncul dalam menghadapi munculnya tanda-tanda penuaan khususnya secara fisik terhadap daya tarik interpersonal pada usia dewasa madya.
2. Praktis
a. Bagi peneliti dalam penelitian, hal ini merupakan suatu bentuk ketertarikan dan keingintahuan peneliti terhadap kecemasan yang dialami oleh wanita usia dewasa madya terhadap proses penuaan.
b. Mengetahui seberapa tinggi kecemasan yang muncul pada wanita usia dewasa madya dalam menghadapi proses penuaan.
BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN Usia individu yang bertambah akan lambat laun membuat kondisi fisiknya
menurun. Hal yang wajar dan alami ini dapat menjadi masalah apabila mereka
menganggap hal tersebut sebagai suatu ancaman. Banyak kekhawatiran yang
terjadi pada orang usia lanjut, seperti penurunan kondisi tubuh, kematian
pasangan, kepergian anak dari rumah karena sudah dewasa, kebosanan terhadap
perkawinan, rasa hilang masa muda dan mendekati ambang kematian. (Hurlock,
1999).Selama ini telah dikenal bahwa pada dasarnya emosi ada tiga macam, yaitu:
senang, marah dan takut. Ketiga macam emosi tersebut menghasilkan berbagai
emosi sekunder yang merupakan gabungan dari emosi-emosi tersebut, diantaranya
adalah ‘kecemasan’ (Walgito, 1986). Dengan demikian, kecemasan merupakan
suatu emosi lain selain daripada 3 macam emosi dasar yang kita kenal.Menurut Johnson (1978), kecemasan adalah: bentuk perasaan yang diiringi
oleh suasana hati yang kurang menyenangkan. Kecemasan pada usia lanjut bisa
juga terjadi karena adanya reaksi terhadap ancaman atau hambatan terhadap
keinginan pribadi atau perasaan tekanan yang dapat disebabkan oleh perasaan
kecewa, rasa tidak puas, tidak aman, sikap bermusuhan dengan orang lain, dalam
hal ini, individu merasa dia tidak mampu untuk memenuhi keinginannya karena
1. Jenis-jenis Kecemasan: Menurut Lazarus (1991) ada dua jenis kecemasan, yaitu: a. Kecemasan Sebagai Suatu Respon Merupakan reaksi seseorang terhadap pengalaman tertentu atau suatu keadaan yang ia hadapi. Lazarus membagi kecemasan sebagai suatu respon menjadi dua bentuk: 1) State Anxiety Merupakan gejala kecemasan yang timbul karena individu dihadapkan pada situasi tertentu yang dianggap atau dirasakan mengacaukan dirinya. Gejala kecemasan ini selalu tetap selama situasi itu masih ada. 2) Trait Anxiety Merupakan gejala kecemasan yang timbul sebagai suatu keadaan yang menetap pada diri individu. Kecemasan ini berhubungan dengan kepribadian individu yang mengalaminya dan dipandang sebagai suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesulitan dalam mengadakan proses penyesuaian diri.
b. Kecemasan sebagai intervening variable merupakan suatu keadaan yang diperkirakan terjadi karena kondisi tertentu, tetapi juga memiliki konsekuensi atau akibat-akibat tertentu. Kecemasan ini tidak dapat diketahui melalui observasi tetapi hanya dapat diketahui melalui keadaan yang mendahului serta akibat-akibatnya. Individu yang mengalami kecemasan ini akan berusaha membentuk penyesuaian diri
2. Gejala Kecemasan:
Bucklew (1980) mengemukakan bahwa ada dua gejala kecemasan, yaitu:
a. Psikologis Yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala kejiwaan seperti: tegang, bingung, khawatir, ragu-ragu, perasaan tidak menentu, tidak jelas dan gejala lain yang tercampur aduk.b. Fisiologis Yaitu kecemasan yang mempunyai atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem saraf, seperti keluarnya keringat dingin yang berlebihan, jantung berdebar-debar, susah tidur, gemetar, perut mual, sirkulasi darah yang tidak teratur.
3. Sumber-Sumber Kecemasan: Greist, Marthens dan Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) mengemukakan bahwa sumber-sumber kecemasan adalah sebagai berikut:
a. Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subjektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.
b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.
d. Adanya pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap situasi maupun diri
sendiri. Hal ini dapat pula berkaitan dengan kecenderungan individu untukmenilai secara negatif dan subyektif terhadap hal-hal disekitarnya.
4. Komponen Reaksi Kecemasan
Hurlock (1996) mengemukakan: tanda-tanda kecemasan adalah perasaan
khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, tidak sanggup
menyelesaikan masalah, rendah diri dan perasaan lain yang tidak menyenangkan.Mahler (dalam Calhoun dan Accocela, 1990), tiga komponen reaksi
kecemasan, yaitu: a. Komponen emosional Merupakan yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang mendalam, misalnya cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang menimpanya, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering mengeluh.b. Komponen kognitif Merupakan reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Bila kekhawatiran meningkat, hal ini akan mampu mengganggu kemampuan kognitif, seperti sulit konsentrasi, pelupa, pikun, kacau, dan mudah panik. c. Komponen fisik
Merupakan reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh
secara fisik, seperti : individu akan tampak berkeringat walaupun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu keras, tangan dan kaki dingin, gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, sering mengalami gangguan tidur atau susah tidur. Hal lain yang dapat diperhatikan adalah individu mudah merasa lelah, tidak dapat santai, mudah terkejut, dan terkadang menggerak-gerakkan wajah atau anggota tubuh dalam frekuensi yang berlebihan seperti menggoyang-goyangkan kaki atau tangan, sering meregangkan leher atau anggota tubuh yang lainnya. Setiap individu yang cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa reaksi kecemasan memiliki beberapa aspek, yaitu: emosional, kognitif, dan
fisik.B. USIA DEWASA MADYA DAN PENUAAN EKSTERNAL
Usia dewasa tengah atau dewasa madya sebagai periode perkembangan
yang dimulai kira-kira pada usia 35-45 tahun hingga memasuki usia 60-an
(Santrock, 1995). Periode ini erat kaitannya dengan proses penuaan, yang mana
terjadi perubahan-perubahan pada individu. Sehingga, ketika membahas mengenai usia tengah baya, maka kita juga harus memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada individu baik fisik, kognitif, maupun sosio-emosional.
1. Perkembangan Fisik
a. Santrock (1995) mengemukakan perkembangan fisik yang terjadi pada
usia tengah baya atau dewasa madya yakni: 1) Penglihatan Menurut Kline & Schieber (dalam Santrock, 1995) bahwa daya akomodasi mata-kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar dalam retina-mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 49 tahun. Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat. Aliran darah pada mata juga berkurang yang mengakibatkan berkurangnya ukuran bidang penglihatan dan menyebabkan peningkatan titik buta pada mata.2) Pendengaran Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia 40 tahun.
Sensitivitas pada nada tinggi biasanya menurun terlebih dahulu; meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu kelihatan menurun pada masa tengah baya atau dewasa madya.
3) Postur Tubuh Saat memasuki usia dewasa, individu menjadi semakin pendek-tubuh melemah, punggung orang dewasa melemah. Karena piringan sendi di antara tulang belakang mengalami penurunan, tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya. 4) Menopause Menopause adalah masa di usia tengah baya atau dewasa madya, biasanya pada usia akhir 40 atau awal 50 tahun, ketika periode haid perempuan dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan. Ada penurunan dramatis dalam produksi estrogen oleh indung telur. Turunnya estrogen menghasilkan beberapa gejala yang tidak menyenangkan pada beberapa perempuan yang mengalami menopause- panas (hot-flashes), mual, letih, dan cepatnya denyut jantung. Menurut Dickson & Strickland (dalam Santrock, 1995) bahwa beberapa perempuan mengeluhkan depresi dan sensitivitas, tapi pada beberapa kasus perasaan ini dihubungkan pada keadaan yang lain dalam kehidupan perempuan, seperti bercerai, kehilangan pekerjaan, merawat orang tua yang sakit, dan sebagainya.
b. Menurut Turner & Helms (1995) Perkembangan Fisik dibagi menjadi
External aging dan Internal aging yakni:
1) External Aging Penuaan eksternal mengacu pada gejala-gejala superficial menjadi tua.
Perubahan yang dapat di amati yakni yang berhubungan dengan: kulit, rambut, gigi, dan postur tubuh secara umum. a) Kulit Kart (dalam Turner & Helms, 1995) mengatakan bahwa perubahan yang paling menonjol pada kulit adalah kerutan, sebuah proses yang dimulai selama usia paruh baya. Kerutan dipengaruhi oleh: konsistensi ekspresi, hilangnya jaringan lemak bawah kulit (subkutaneus), dan hilangnya elastisitas kulit.
Lemak bawah kulit melindungi tubuh, oleh karena itu hilangnya jaringan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Hilangnya lemak bawah kulit juga menjelaskan penampilan usia lanjut yang umumnya terlihat kurus.
b) Rambut Seiring bertambahnya usia maka rambut juga menjadi kelabu dan kehilangan kilaunya. Warna abu-abu menjadi lebih luas di bagian pelipis kepala dan meluas ke ujung (vertex) kulit kepala.
c) Gigi Sebagian besar masalah yang berhubungan dengan gigi adalah dikarenakan proses-proses patologis dan bukan karena proses penuaan normal.
d) Postur umum Menurut Lord, Clark & Webster (dalam Turner & Helms, 1995) bahwa di antara manula, penyusutan piringan sendi dan tulang belakang mengakibatkan hilangnya ketegakan fisik. Proses ini menjadi lebih menonjol. Hilangnya kolagen antara tulang belakang menyebabkan tulang belakang melengkung (membungkuk). Hal ini (disertai dengan kecenderungan orang usia lanjut untuk membungkuk) sering menyebabkan mereka tampak lebih pendek.
Terjadinya perubahan-peruabahan fisik diatas dapat membuat individu
mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan aktifitasnya. Misalkan
pada waktu muda mereka masih bisa mengangkat beban yang berat, namun
pada masa kini individu merasa sakit dan tidak mampu untuk mengangkat
beban berat. Selain itu, individu sangat menyadari bahwa perubahan-perubahan fisik yang terjadi membuat mereka tidak semenarik ketika masih
muda. Hal-hal ini kemudian cenderung mengarah pada kekecewaan,
kekuatiran, dan putus asa. Gejala-gejala itu merupakan manifestasi dari
kecemasan itu sendiri.2) Internal Aging Penuaan internal mengacu pada perubahan degeneratif yang tidak tampak yang terjadi didalam tubuh. Perubahan-perubahan tersebut terjadi di dalam:
a) Nervous System (Sistem saraf) Terjadi penurunan berat dan ukuran otak sebagai fungsi usia.
Perubahan-perubahan semacam itu sama sekali tidak seragam. Sebagai contoh, terjadinya atropi pada korteks otak lebih dari batang otak.
b) Cardiovascular System (Sistem Kardiovaskuler) Jantung memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
ukurannya seiring usia, meskipun jaringan jantung mungkin terjadi
atrophy. Aorta, arteri yang besar bertanggung jawab menerima
darah yang dipompa ke jantung dan yang bercabang-cabang
(pembuluh darah) yang pada akhirnya membawa darah ke seluruh
bagian tubuh kehilangan elastisitasnya. Pengerasan dan penyusutan
arteri membuat darah sulit untuk mengalir dengan lancar dalam
tubuh. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untukmenjalankan tugasnya. Selain itu terjadi kehilangan kekuatan otot
jantung, berkurangnya sel otot jantung, dan berkurangnya output
jantung.c) Respiratory System (Sistem Pernafasan)
Seiring bertambahnya usia, ada pengurangan yang besar dalam efisiensi sistem pernafasan yaitu terjadi penurunan terhadap kapasitas pernafasan maksimum, volume paru-paru residu, kapasitas total, dan konsumsi oksigen basal. Semua ini
menyebabkan tingkat metabolis yang menurun. Menurut Weg (dalam Turner & Helms, 1995) terdapat pula penurunan fleksibilitas dan elastisitas paru-paru, akibat dari perubahan
kolagen dalam jaringan paru-paru dan dinding-dinding pembuluh darah. Selain itu, Harrell (dalam Turner & Helms, 1995) intercostal, accessory otot-otot dalam tubuh, melemah seiring bertambahnya usia.
d) Gastrointestinal System (Sistem Pencernaan) Terjadi perubahan sistem pencernaan dengan bertambahnya usia seseorang, yang paling menonjol menghasilkan penurunan produksi cairan pencernaan dan penurunan peristaltik. Gerakan peristaltik, gelombang-gelombang kontraksi yang berfungsi
mendorong makanan dalam sistem pencernaan ke bawah, terlibat
dalam metabolisme dan ekskresi makanan. Oleh sebab itu sangat
penting untuk keseluruhan kesehatan. Sembelit atau konstipasi yang sering terjadi pada usia lanjut mengindikasikan bagaimana perubahan sistem pencernaan.e) Musculoskeletal System (Sistem Otot-Rangka)
Menurut Matteson & McConnell (dalam Turner & Helms, 1995)
bahwa selama ini terdapat penurunan progresif terhadap posturtubuh, khususnya pada wanita baya. Diketahui bahwa penurunan
terutama memberi kontribusi pada kompresi tulang belakang, yang
dihasilkan dari penyempitan progresif dari piringan sendi dan juga
pengurangan tinggi tulang belakang individu. Tinggi berkurang sekitar 1,2 cm per 20 tahun, yang tampaknya berlaku secara universal di antara semua ras dan kedua jenis kelamin. Tulang cenderung menjadi rapuh dan massa otot dan kekuatannya
kekuatan otot, pengurangan mungkin di karenakan nonuse (tidak
diketahui secara aktif) dan bukan oleh proses-proses degeneratif.
Menurut Blumenthal, Morey, dan Reed (dalam Turner & Helms,
1995) bahwa individu yang melakukan latihan tubuh secara teratur
menunjukan penurunan massa dan kekuatan otot lebih kecil daripada individu yang hidupnya kurang aktif berolahraga.f) Urinary System (Sistem Kemih)
Ginjal, kandung kemih, dan ureter menyusun sistem kemih. Secara
umum, efisiensi sistem urinary berkurang dengan bertambahnya
usia. Hasrat untuk kencing seringkali ditunda pada individu usia
baya. Jumlah sel-sel dalam ginjal menurun, menyebabkanberkurangnya ekskresi toksik dan hasil buangan dari dalam tubuh.
Selain itu, kandung kemih menjadi kurang elastis. Kandung kemih
individu usia baya memiliki kapasitas yang lebih kecil daripada
individu di usia setengah lebih muda.g) Immune System (Sistem Imunitas) Kapasitas imunitas kurang responsif dan efisien dengan bertambahnya usia. Tubuh tidak se-efektif seperti sebelumnya dalam menghapus unsur-unsur asing dalam sistemnya. Sistem imun kehilangan sebagian efisiensinya di karenakan rusaknya sistem umpan balik tubuh.
2. Perkembangan Kognitif Craik (dalam Santrok, 1995) mengatakan bahwa daya ingat menurun pada
masa tengah baya lebih mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long
term) terlibat daripada memori jangka pendek (short term). Menurut Hultsch dan
Smith (dalam Santrock, 1995) daya ingat juga lebih mungkin menurun ketika
organisasi dan pembayangan tidak digunakan.Riege & Inman (dalam Santrock, 1995) mengatakan bahwa daya ingat
juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat kembali adalah