KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KOTA SALATIGA SKRIPSI

  

KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH

  

IBTIDAIYAH SE KOTA SALATIGA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

  

ATINA AMALIA SIIULIIA

NIM: 111 04 013

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  W ebsite E -m a il :

DEKLARASI \

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jaw abkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 W ebsite

  : E -m a il

  :

  Jaka Siswanta, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA N O TA PEM B IM B IN G Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari ATINA A M A LIA SHULHA Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A ssalam u'alaikunu Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi sau d a ri: Nama : A TIN A A M A LIA SH U LH A NIM

  : 111 04 013

  Jurusan / Progdi : T a rb iy ah / Pendidikan A gam a Islam Judul : K ESIA PA N GURU DALAM PELAKSANAAN

  KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KOTA SALATIGA

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalam u'alaikum , wr, wb

  Salatiga, 30 M aret 2009 Pembimbing

  • ->Q

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website E -m a il

  :

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : A TINA A M A LIA SH U LH A dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 013 yang berjudul : "K ESIA PA N GU RU DALAM PELAKSANAAN

  K U R IK U LU M T IN G K A T SATUAN PEN D ID IK A N D I M ADRASAH

  IB TID A IY A H SE-K O TA SA L A T IG A ", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu, 27 J u n i 2009 yang bertepatan dengan tanggal 04 R ajab 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Satjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  27 Juni 2009 M Salatiga, ------------------------------------------

  04 Rajab 1430 H Panitia Ujian

  Suw ardi, S.Pd, M .Pd M . G u fro n , M.Ag NIP. 19670121 199903 1 002 NIP. 19720814 200312 1 001

  

MOTTO

S em angat....................

  Jan g a n pern ah m enyerah......................!!!! B eru b ah lah u n tu k m aju

  Sam pai su atu saat nanti kau kan genggam hari

  

Tuntutkah ikmu w aktu sampai ke negeri Cina

  

MOTTO

S em an g at.....................

  J a n g a n p ern ah m e n y e ra h ..................... !!!! B eru b ah lah u n tu k m a ju

  S am p ai su atu s a a t n a n ti k au k an genggam hari

  ^ IjSj

  1

‘TuntutCah iCmu waCau sampai lie negeri Cina

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penuCis persem bahan kepada:

1. (Bapak, dan J4fm. Ibunda tercinta, terfasih,

tersayang yang selalu membimbing, mendo'akgn dan memberikan segalanya baiki m oral maupun sprituaC bagi kelancaran studyku, semoga AkCah senantiasa meridhoinya

  

2. K akak, (M as ZuCfa dan M bak, A na, M as

Z id n i dan A d ik k u Itta q i tersayang senantiasa memberikan dorongan dan m otivasi

   Hrvin) jangan pernah lelah berproses u n tu k,ja d i y anH terbaik, dan menjadi anak, yang shoCeh dan shoCehah

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

  Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Agama Islam STAIN Salatiga.

  Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang telah turut membantu dan mendorong kelancaran penyelesaian tulisan ini. Oleh karena itu, melalui ruang ini penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya :

  1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Jaka Siswanta, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang senantiasa sabar memberikan koreksi dan pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini

  3. Bapak Ibu Dosen yang telah mendidik penulis di bangku perkuliahan hingga masa akhir studi.

  4. Para bapak ibu guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah membantu memberikan data penelitian sehingga penulis dapat menyusun penelitan ini.

  5. Bapak dan Aim. Ibunda tercinta, terkasih, tersayang yang selalu membimbing, mendo’akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  6. Kakak (Mas Zulfa dan M bak Ana, Mas Zidni dan A dikku Ittaqi tersayang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

  7. Keponakanku (Aline, Faza, si kembar Shovin & Ervin) jangan pernah lelah berproses untuk jadi yang terbaik dan menjadi anak yang sholeh dan sholehah

  8. Sahabat-sahabatku tercinta dan tersayang terutam a GANK YA YANK (Mbak Yoh, M bak Pix, Jeng lir, Fatih legender, Azizah, Fuad) bersama kalian hari- hari kita lalui.

  9. Teman temanku KKN ( Cherry, Elok, Absor, Mas Say, Alie Demek)

  10. Keluarga besar dot.com ( Pak Dhe Syam, Lek Aries) yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini

  11. Sayang Ku M. Shaunan Fahmi tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral dan material hingga selesainya proses belajar

  3. Bapak Ibu Dosen yang telah mendidik penulis di bangku perkuliahan hingga masa akhir studi.

  4. Para bapak ibu guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah membantu memberikan data penelitian sehingga penulis dapat menyusun penelitan ini.

  5. Bapak dan Aim. Ibunda tercinta, terkasih, tersayang yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

Kakak (Mas Zulfa dan M bak Ana, Mas Zidni dan A dikku Ittaqi tersayang 6

  senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

  7. Keponakanku (Aline, Faza, si kembar Shovin & Ervin) jangan pem ah lelah berproses untuk jadi yang terbaik dan menjadi anak yang sholeh dan sholehah

  8. Sahabat-sahabatku tercinta dan tersayang terutama GANK Y A YANK (Mbak Yoh, Mbak Pix, Jeng lir, Fatih legender, Azizah, Fuad) bersam a kalian hari- hari kita lalui.

  9. Teman temanku KKN ( Cherry, Elok, Absor, Mas Say, Alie Demek)

  10. Keluarga besar dot.com ( Pak Dhe Syam, Lek Aries) yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini

  11. Sayang Ku M. Shaunan Fahmi tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral dan material hingga selesainya proses belajar

DAFTAR ISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

   B A B U KAJIAN PUSTAKA

  

  

  2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Kurikulum

  3. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat

  

  

  

  3. Komponen-komponen Kurikulum Tingkat Satuan

  

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  BAB V KESIMPULAN SARAN-SARAN PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Distribusi Penduduk M enurut Umur Dan Jenis K elam in............. 46Tabel 3.2 : Distribusi Penduduk M enurut Mata Pencaharian........................... 47Tabel 3.3 : Nilai Pendapatan Per Kapita di Kota Salatiga................................ 48Tabel 3.4 : Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan....................... 49Tabel 3.5 : Siswa Madrasah Tahun Pelajaran 2007/2008................................ 68

  B A BI PENDAHULUAN

  A. L atar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan kunci dalam suatu proses pendidikan, yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu pendidikan. Kurikulum juga harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit sekali untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan, maka tidak mengherankan apabila kurikulum selalu dirombak dan ditinjau kembali agar sesuai dengan kebutuhan zaman yang menuntut pengetahuan lebih.

  Seiring dengan kemajuan zaman, menuntut manusia untuk selalu mengembangkan diri dalam berbagai bidang melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan sebagian besar potensi atau kemampuan yang ada pada diri manusia. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peran yang sangat besar untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, kreatif, mandiri, memiliki akhlaq dan moral yang baik, menguasai tekhnologi, berintelektual tinggi, serta mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan, yaitu:

  2

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudKan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

  Kelahiran UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional ini merupakan awal reformasi di bidang pendidikan yang demokratisasi utamanya ditandai dengan peran serta masyarakat yang diharapkan semakin besar, serta perubahan etika birokrasi yang semula terpusat menjadi otonomi daerah2. Tanda demokratisasi inilah yang menjadi salah satu pemicu perubahan sistem kurikulum dalam peijalanannya.

  Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, dan merupakan konsekuensi logis dari teijadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

  Kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya guna mencapai hasil yang maksimal. Dalam peijalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947,1952,

  1 Anwar Ari fin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas, Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2003.

  2 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma

  3

  1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan terakhir 2006 atau yang lebih dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan BSNP.4

  Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya5. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu: menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar

  3 R. B ambang A. Soekisno, Bagaimana Perjalanan Kurikulum Nasaonal (pada pendidikan dasar dan menengah), 2007,

  4 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

  4

  lainnya yang memenuhi unsur edukatif, penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini sangat menuntut kesiapan guru dan sekolah dalam menghadapinya. Karena sebaik apapun sebuah kurikulum, jika tidak didukung oleh kesiapan guru dan sekolah tidak akan mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan awal. Lingkup hasil studi pendahuluan tentang keadaan pelaksanaan KTSP, menunjukkan bahwa semua guru MI dan SD telah mendapatkan sosialisasi tentang pelaksanaan operasional KTSP tingkat Kecamatan dan dilanjutkan dengan forum kecil KKG yang membahas tentang operasional dalam kelas.

  Kegiatan-kegiatan ini merupakan usaha sosialisasi program KTSP yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan kurikulum saat ini seperti sekolah, dinas pendidikan, Depag dan sebagainya dalam usahanya mengimplementasikan kurikulum agar program kurikulum terbaru ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Tapi apakah dengan sosialisasi- sosialisasi kecil ini para guru sudah siap menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dengan baik, karena tidak sedikit pula guru yang merasa kesulitan dengan keadaan kurikulum saat ini karena guru belum terbiasa mengembangkan standar kompetensi dan kompetesi dasar dari pusat menjadi silabus dan RPP. Akan tetapi adapula sisi baiknya karena guru dapat lebih fleksibel dan bisa mengadopsi kepentingan lokal, sebab dengan kurikulum sebelumnya yang berpusat dan seragam 6

  5

  seluruh Nasional, didapati ada daerah-daerah yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KOTA SALATIGA)”.

  B. Rumusan M asalah

  1. Bagaimanakah pemahaman guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidian (KTSP)?

  2. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan bagaimana cara menghadapi kendala tersebut ?

  3. Bagaimanakah kesiapan guru dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuaan Pendidikan (KTSP) ?

  C. Tujuan penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Pemahaman guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

  3. Kesiapan guru dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

  6 D. M anfaat Penelitian

  L Dapat memberi masukan kepada tenaga pendidik dan sekolah dalam rangka meningatan kualitas pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  2. Dapat memberikan motivasi kepada tenaga pendidik untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didik, karena pada dasarnya salah satu penentu keberhasilan penyempurnaan kurikulum adalah pendidik itu sendiri

  3. Dapat memberi masukan kepada stakeholder pendidikan bahwa keberhasilan pelaksanaan pendidikan tergantung pada partisipasi semua

  stakeholder dalam ikut serta mengatasi kendala yang dihadapi

  E. Penjelasan Istilah

  1. Kesiapan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesiapan merupakan kata benda dari kata keija “siap” yang berarti kesediaan.

  Kesiapan dalam hal ini maksudnya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perangkat yang harus disediakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

  2. Guru Orang yang pekeijaan (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.

  Sebagai pendidik formal disekolah sebenarya menjadi seorang guru tidaklah ringan karena dalam menjalankan profesinya dituntut dengan

  7

  tugas, peranan dan tanggung jawab tinggi dangan berbagai persyaratan yang meliputi fisik, psychis, mental, moral, dan intelektual.

  3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

  F. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis penelitian Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang permasalahan yang dikaji, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Soedarsa (1998:4) penelitian kualitatif adalah penelitian yang informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka-angka dan analisisnya berdasarkan prinsip logika, adapun asumsi dari metode ini karena pendekatan kualitatif mempunyai kemampuan mengungkap data yang tersirat dan terselubung dengan memahami kerangka acuan dari pelaku perbuatan itu sendiri. Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis disini adalah jenis penelitian deskriptif, yakni penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data dengan meyajikan data tersebut untuk dianalisis dan diinterprestasikan.untuk menggambarkan situasi dan kejadian atau peristiwa, penelitian deskriptif ini juga berusaha memberikan gambaran dengan sistematis, cermat dari fakta-fakta yang

  8 Menurut Suharsismi Arikunto (1999: 291) penelitian deskriptif

  kualitatif tidak menguji hipotesis melainkan menyajikan data melalui ungkapan verbal yang dapat menggambarkan sebagaimana kondisi yang sebenarnya.7 Penelitian deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamat yang hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku, serta menggunakan metode penelitian yang bersifat studi kasus, yakni mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

  Dalam hal ini penulis memilih Madrasah Ibtidaiyah sebagai obyek lokasi penelitian yang sebagian besar statusnya adalah swasta dan jarang memiliki status negeri seperti Sekolah Dasar (SD) yang lebih banyak ditemukan berlokasi pada tempat yang strategis dengan status negerinya beserta sarana prasarana yang lengkap.

  Alasan mendasar yang lain adalah karena lembaga Islam tingkat dasar (Madrasah) akhir-akhir ini dihadapkan pada soal kualitas, kurangnya tenaga guru, minimnya sarana prasarana, sedikitnya murid, rendahnya etos keija pendidik serta berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dan muaranya adalah pada semakin rendahnya mutu pendidikan di Madrasah.

  Prosduer Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

  9 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Salatiga baik negeri maupun

  swasta berjumlah 12 sekolah, adapun sekolah-sekolah yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kauman Kidul, Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening, Madrasah Ibtidaiyah

  Islamiyah Kutowinangun, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran

  3. Subyek penelitian Dalam konteks operasionalisasi Perm en No. 24 tahun 2006, guru dituntut professional, yaitu mampu :

  1) Menguasai kurikulum, 2) Menguasai semua materi pembelajaran,

  3) Terampil menggunakan metode dan model pembelajaran, 4) Pengelolaan pembelajaran di kelas

  5) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya, 6) Memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya.

  Dalam hal ini penulis menetapkan guru kelas 4-6 Madrasah Ibtidaiyah sebagai subyek penelitian. Penentuan subyek penelitian dilakukan secara purposif kepada pilihan sekolah dan informan guru yang mengajar di kelas 4-6 Madrasah Ibtidaiyah.

  4. T ek n ik pengum pulan d a ta Dalam penelitian hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara

  10

  a. Wawancara M enurut Sutrisno Hadi, menyatakan wawancara adalah proses tanya jawab, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya.

  Teknik wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan penjelasan dan informasi data dari para subyek penelitian atau responden mengenai keadaan pelaksanaan kurikulum saat ini.

  b. Dokumentasi M enurut Sukandar Rumidi, dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya.

  Dalam hal ini teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sedang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini dan data guru Madrasah Ibtidaiyah se-kota Salatiga pada tahun 2007-2008

  5. Analisis d ata Lexy J. Moleong dalam bukunya yang berjudul "Metode Penelitian

  K ualitatif' disebutkan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan 8

  11

  mengurutkan data kedalam pola kategori dan susunan uraian dasar, sehingga dapat menentukan hipotesis keija yang disarankan oleh data.9 Dalam analisis data ada beberapa tekhnik yang dilakukan secara bertahap. Secara prosedural data yang diperoleh dengan mengoptimalkan metode penelitian yang digunakan, yang kemudian direduksi, disajikan, disimpulkan, dan diverifikasikan.

  a. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.10

  Hasil dari reduksi data tersebut kemudian diverbalkan dan dipilah-pilah menurut kategori datanya.

  b. Penyajian data Dalam tahap ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi dengan rapi dan runtut sehingga peneliti mampu melakukan tindakan lanjut untuk analisa data

  c. Menarik kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir setelah reduksi dan data disajikan dan kesimpulan yang masih meragukan akan diverifikasi dengan data-data baru sehingga sampai pada keyakinan tingkat validitas yang memadai

  9 Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, Hal.

  108.

  10 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif,

   Jakarta,

  12 G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian

  BAB II Kajian Pustaka Kajian pustaka disini menguraikan tentang pengertian guru, indikator guru yang profesional, esensi perubahan kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan KTSP

  BAB III Laporan Hasil Penelitian Laporan hasil penelitian menguraikan tentang gambaran umum guru-guru MI se- kota Salatiga, masalah-masalah yang dihadapi oleh guru, sarana pendukung dan stake holder dalam menghadapi perubahan kurikulum

  BAB IV Analisis Data Analisis data berisi penyajian dan analisis data hasil penelitian berdasarkan tujuan penelitian

  BAB V Penutup Dalam bab ini penulis menyampaikan tentang beberapa kesimpulan dan beberapa saran, serta pada akhir penulisan ini dilengkapi dengan

  BAB

  n

  KAJIAN PUSTAKA

  A. Kajian Tentang Kesiapan G uru Dalam Pelaksanaan KTSP

  1. Pemahaman guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pemahaman berasal dari kata dasar “paham” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengertian; mengerti benar; tahu benar.

  Sedangkan Istilah “guru” sering pula disebut dengan pendidik, dalam pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa:

  “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

  Guru adalah tenaga pendidik yang memiliki tugas utama mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik. Karakteristik kepribadian guru meliputi: fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Guru diharapkan mampu berkompetisi dan bekerja secara profesional. Kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi, sedangkan profesionalisme berarti kualitas dan perilaku khusus yang menjadi ciri khas guru profesional.

  Guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dalam mengajar

  14

  dan juga lebih dewasa dalam bersikap dan berpikir, sehingga mempunyai daya kompetensi dan psikilogis yang stabil.'

  2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada kompetensi (competency-based curriculum) dengan mempertimbangkan lebih banyak pada aspek afektif dan psikomotor, di samping kognitif. Setelah dilakukan sosialisasi dan pelatihan guru, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan telah mulai diterapkan secara bertahap di sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakan KTSP mulai tahun ajaran 2006/2007 di seluruh Indonesia. Bagi sekolah-sekolah yang belum siap, dapat mulai melaksanakan KTSP paling lambat tahun ajaran 2009/2010. Namun demikian, sebagian besar guru menyatakan bahwa mereka masih mengalami kendala untuk mengimplementasikan KTSP serta melakukan penilaian yang dikenal dengan istilah portofolio

  

assessment yang lebih menekankan pada proses dan mengembangkan

  lebih banyak pada aspek afektif dan psikomotor. Sekolah banyak menemukan kendala dalam pelaksanaan KTSP, diantaranya adalah kesulitan dalam penyusunan, kendala mengenai sumber daya di sekolah, dan kendala alokasi dana khusus dalam penyusunan kurikulum ini.

  15

  a. Kesulitan dalam penyusunan KTSP Penyusunan KTSP merupakan bagian perencanaan sekolah atau madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat keija atau loka karya sekolah atau madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun ajaran baru yang meliputi ; penyiapan dan penyusunan draft, review dan revisi serta finalisasi, pemantapan dan penilaian.

  Kegiatan penyusunan KTSP ini sekolah masih menemukan beberapa kendala, berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya yang berpusat pada pemerintah pusat. Model penyusunan ini merupakan hal yang baru dimana sebuah sekolah berdasarkan tingkat satuan pendidikan dan komite sekolah mendapatkan otonomi untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum dan silabus sendiri, berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan.

  b. Kendala mengenai sumber daya di sekolah Dalam pengembangan KTSP, desain kurikulum yang meliputi sasaran atau tujuan kurikulum, materi atau isi kurikulum, model pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kebutuhan, tantangan, karakteristik, dan tahap perkembangan sekolah dan masyarakat dimana sekolah berada. Kurikulum menjadi lebih bermakna, karena bertolak dari situasi dan kondisi setempat dan diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, tuntutan dan perkembangan

  16

  setempat. Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan akan menghasilkan desain kurikulum yang beragam, akan tetapi lebih mudah dipahami, dikuasai dan dilaksanakan oleh guru sebab mereka sendiri yang mengembangkan, minimal ikut serta dalam pengembangan.

  Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan selain memiliki beberapa kebaikan atau kelebihan dan juga beberapa kelemahan dan kekurangan. Kebaikan atau kelebihan kurikulum tersebut, adalah:

  1) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, dan perkembangan satuan pendidikan dan masyarakat setempat, sehingga satuan pendidikan secara langsung atau tidak langsung dapat membantu perkembangan masyarakat;

  2) Lebih mudah dilaksanakan karena desain kurikulum disusun oleh guru-guru sendiri dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung pelaksanaan yang ada di sekolah dan masyarakat sekitar.

  Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, yakni: 1) Tidak semua guru memiliki keahlian atau kecakapan dalam pengembangan kurikulum, tidak semua satuan pendidikan memiliki guru atau orang yang ahli dan cakap dalam pengembangan kurikulum;

  17

  2) Kurikulum dapat bersifat lokal, sehingga kelulusan kurang memiliki kemampuan atau daya saing secara nasional; 3) Desain kurikulum sangat beragam, dapat menimbulkan kesulitan dalam pengawasan dan evaluasi kurikulum serta evaluasi hasil belajar secara nasional;

  4) Kepindahan peserta didik dari satu sekolah atau daerah ke sekolah atau daerah lain dapat menimbulkan kesulitan, c. Kendala alokasi dana dalam penyusunan KTSP

  Untuk meningkatkan kualitas sekolah atau madrasah agar proses dan penyelenggaraan pendidikan memenuhi harapan para

  stakeholder, maka membutuhkan pengelolaan biaya yang professional

  dalam penggalian sumber dana maupun pendistribusian dana. Untuk itu sekolah harus memenuhi standar pembiayaan minimal.

  Pembiayaan yang terdiri atas biaya infestasi, biaya operasi dan biaya personal. Biaya infestasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal keija tetap. Adapun biaya personal mencakup biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti kegiatan pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Standar biaya sekolah atau madrasah ditetapkan dengan peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP. Biaya operasi sekolah atau madrasah, mencakup:

  1) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji

  18

  2) Bahan atau alat pendidikan habis pakai 3) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, komunikasi, pajak, asuransi dan lain-lain.

  3. Kesiapan guru dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, guru dituntut mempunyai kesiapan secara personal dan kesiapan terhadap perubahan lingkungan sekitar. Termasuk pula mengenai kesiapan guru menghadapi kendala dalam penyusunan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

  Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dituntut untuk merencanakan kurikulum sendiri, guru sebagai salah satu pihak pelaksana kurikulum juga dituntut untuk bisa menyiapkan program pengajaran kelas. Berkaitan dengan hal ini, guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran aktifi siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu harus dituntut kreatifitas untuk bisa menyajikan materi yang merangsang kreatifitas siswa. Selain itu, pelaksanaan kurikulum ini siswa juga dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena dalam kurikulum ini guru hanya bersifat fasilitator.

  19 Namun dalam pelaksanaan kurikulum ini, masih banyak kendala

  yang dialami karena pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara otomatis guru harus mengetahui semua perangkat KTSP dan mengetahui bagaimana pelaksanaan. Ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi guru, adalah: a. Guru-guru masih kekurangan informasi dan juga stimulus mengenai pengembangan kurikulum berbasis sekolah.

  b. Masih banyak guru-guru yang berpersepsi sebagai penerima-pasif pengambilan keputusan kurikulum.

  c. Persoalan keahlian pengembangan kurikulum warga sekolah, dimana masih banyak guru yang masih kurang pengetahuan dan pengalaman tentang pengembangan kurikulum.

  d. Para guru masih kesulitan untuk mendapatkan materi sebagai bahan ajar.

  Beberapa kendala di atas disebabkan oleh informasi yang dibutuhkan guru mengenai perolehan materi untuk bahan ajar dan juga informasi megenai pelaksanaan secara teknis kurikulum ini masih kurang. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya komunikasi antara guru dengan pihak yang sudah mengetahui banyak tentang pelaksanaan KTSP. Selain itu, yang menjadi kendala bagi siswa adalah siswa membutuhkan sumber yang bisa memberikan banyak informasi. Sedangkan informasi yang disediakan sekolah lewat buku-buku perpustakaan dirasakan masih sangat kurang apalagi buku-buku yang berisi pengetahuan umum.

  20 B. Kajian Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Istilah “kurikulum” memiliki banyak sekali tafsiran bermacam- macam yang dikemukakan oleh para pakar pengembangan kurikulum.

  Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin yaitu “curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan memperoleh ijasah. Dengan kata lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan ijasah tertentu.2

  Kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan, apa yang direncanakan bersifat idea, suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk.3

  Abdul Qadir Yusuf dalam kitabnya At-Tarbiyyah Wal M ujtam i’ mendefinisikan kurikulum sebagai berikut:

  A uij A a

II jLijI CLtiu (JliLVl

  “Kurikulum adalah sejumlah pengalaman dan uji coba dalam proses belajar mengajar siswa dibawah bimbingan lembaga (sekolah)

  Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta

  21

  didik, baik di sekolah maupun luar sekolah. Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tapi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi peserta didik, dan bisa menentukan arah dan antisipasi yang akan teijadi. Dengan kata lain kurikulum harus menunjukkan kepada apa kebenaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.4

  Pasal 1 ayat 15 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, berbunyi: "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan". Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan minimal terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Kurikulum

  Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, daerah, karakteristik sekolah atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat, karakteristik peserta didik.5 Kunandar, mengemukakan bahwa KTSP adalah operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Lebih lanjut beliau menambahkan, KTSP adalah kurikulum yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga dapat meningkatkan potensi siswa secara utuh.6

  4 Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Nuansa Aksara, Jogjakarta, 2007, him. 27

  5 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, him. 8

  22 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai kelebihan dan

  kekurangan serta persamaan dan perbedaan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, diantaranya: a. Kelebihan

  1) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

  2) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreatifitas dalam penyelenggaraan program-program pendidikan. 3) KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa. 4) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.

  5) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah- sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

  b. Kekurangan 1) SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada masih kurang.

  2) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP masih kurang.

  23

  A

  Guru membuat kurikulum sendiri Sekolah kurang diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum

  Guru cenderung tidak kreatif Guru lebih kreatif Guru menjabarkan kurikulum yang dibuat Depdiknas

  Kurang operasional Lebih operasional

  b. Perbedaan KTSP dengan KBK ( kurikulum 2004) KBK KTSP

  Nasional Nasional

  Berdasar Standar Belum ada Standar 4. f

  3. Siswa aktif Guru aktif

  3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep, penyusunan maupun praktek di lapangan. 4) Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak pada pendapatan guru berkurang.

  Berbasis kompetensi Berbasis kontens

  1. Dibuat oleh sekolah Dibuat oleh pusat 2.

  Kurikulum Sebelumnya

  ; KTSP

  a. Perbedaan KTSP dengan kurikulum sebelumnya adalah No.

  Perbedaan dan Persamaan KTSP dengan kurikulum sebelumnya:

  Sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum

  24 K B K K T S P

  Kurang relevan dengan otonomo daerah Lebih relevan

  c. Persamaan KTSP dengan KBK 1) Menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

  2) Merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah di mana setiap daerah diberikan kesempatan yang luas untuk mengembangkan.

  3) Adanya persamaan dalam rancangan pembelajaran berupa adanya standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian.

  4) Adanya sistem evaluasi dalam penentuan hasil belajar sisiwa.

  5) Adanya kebebasan dalam pengembangan yang dilakukan oleh guru walaupun di KTSP guru diberikan kebebasan yang lebih.

  6) Berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat. 7) Memerlukan sarana dan prasarana yang memadai.7

  2. Sejarah perkembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Dalam peijalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,

  1968, 1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

  Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu I

  25

  dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang teijadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaan pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikan.

  3. Komponen-komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan

  a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.

  1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan. 7

  26

  b. Acuan operasional penyusunan ktsp Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan memperhatikan:

  1) Peningkatan iman dan takwa; 2) Peningkatan akhlak mulia; 3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; 4) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; 5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 6) Tuntutan dunia kerja; 7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 8) Agama; 9) Dinamika perkembangan global;

  10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; 11) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan 12) Karakteristik satuan pendidikan.

  c. Struktur dan muatan KTSP Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memperhatikan kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

  1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;