METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendi

  

METODE DINAMIKA KELOMPOK

BERPELUANG EFEKTIF

BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK

DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Yohanes Pratamto Henri

  

NIM: 051124032

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang saya sayangi, kedua orangtuaku tercinta Yohanes Margina dan Theresia Tukindaryati. Kedua kakakku Maria Asumpta Rahma Prawinta Keni dan Fransiskus Oklih Prawoko Hepi, serta kekasihku Cicilia Pratiwi.

  

MOTTO

  “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” (Mzm 126 : 5)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah “METODE DINAMIKA KELOMPOK

  

BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI

WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”.

  Alasan penulis memilih judul skripsi ini dilatarbelakangi oleh kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati yang berlangsung kurang efektif. Masalah tersebut dapat dilihat dari metode yang dipergunakan oleh para pendamping PIA yang kurang bervariasi sehingga menjadikan anak bosan dan kurang berminat dalam mengikuti kegiatan PIA.

  Anak-anak ini membutuhkan pendampingan dari orang yang lebih dewasa terutama orang tua mereka. Kesibukan orang tua menjadikan mereka mempercayakan pendidikan dan perkembangan iman anaknya pada PIA.

  Menanggapi hal itu, penulis melihat bahwa anak-anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta sangat membutuhkan pendampingan iman yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, penulis melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta berkaitan dengan penggunaan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara pada 2 pengurus wilayah dan 10 pendamping PIA. Wawancara dengan pengurus wilayah dilakukan untuk memperoleh data mengenai situasi umum Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta. Sedangkan wawancara dengan para pendamping PIA dilakukan untuk memperoleh data penelitian tentang pelaksanaan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode dinamika kelompok berpeluang efektif dalam kegiatan PIA. Dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA. Metode dinamika kelompok merupakan metode yang bermanfaat untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PIA.

  Untuk menindaklanjuti hal tersebut, penulis membuat usulan program kaderisasi Pendampingan Iman Anak dengan menggunakan metode dinamika kelompok bagi para pendamping PIA. Penulis berharap melalui kaderisasi ini, para pendamping dapat melaksanakan kegiatan PIA secara efektif, sehingga anak- anak peserta PIA menjadi termotivasi untuk aktif dalam mengikuti kegiatan PIA dan terbantu memperdalam imannya.

  

ABSTRACT

  The title of this thesis is “GROUP DYNAMICS METHOD HAS

  

EFFECTIVE OPPRTUNITY FOR FAITH CHILD ASSISTANCE IN

NORTH DONOHARJO REGION IN THE PARISH OF MLATI OF

YOGYAKARTA”. The author chose the title of this thesis based on the activities

  of the Faith Child Assistance (FCA) in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati, which was less effective. These problems could be seen from the methods used by the facilitators of the FCA that were less varied so, in turn, caused children bored and less interested in joining the FCA activities. These children need more attention from a more mature person, especially their parents. As they are busy parents entrust the education and the faith development of their children in the FCA.

  In response, the author noticed that the children in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati of Yogyakarta were in need of faith assistance in accordance with their needs. Thus, the authors conducted research on the implementation of the Faith Child Assistance in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati of Yogyakarta in connection with the use of group dynamics method in FCA activities.

  This research used a qualitative approach. Data was gathered by using the interview method on the 2 officials of the region and 10 FCA facilitators. Interviews with regional officials were carried out to obtain data on the general situation in Northern Donoharjo Territory of Yogyakarta. While the interview with facilitators was conducted to obtain data about the implementation of FCA in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati.

  The results of this research indicated that the group dynamics method has effective opportunity in FCA activities. Group dynamics can foster children's interests in the following FCA activities. Group dynamics method is a useful method to use in conducting FCA activities.

  To follow up on this, the author has proposed a program of forming facilitators of FCA about using group dynamics method for the FCA activities. The author hopes, through this coaching they can carry FCA activities effectively, so that the participants become motivated to be active in participating in the FCA activities and helped to deepen their faith.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur atas segala rahmat, berkat, karunia serta bimbinganNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kekuatan Allah serta kesetiaanNya dalam mendampingi dan menuntun penulis sungguh dirasakan oleh penulis, sehingga penulis dapat selalu mendapatkan jalan setiap kali menemui kesulitan.

  Skripsi ini berjudul “METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”.

  Melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran untuk kelompok Pendampingan Iman Anak (PIA) di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta, khususnya bagi para pendamping dalam melaksanakan pendampingan iman bagi anak-anak PIA dengan menggunakan metode dinamika kelompok.

  Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan perhatian dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I, yang dengan sabar, teliti, dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

  2. Yoseph Kristianto, SFK. selaku dosen pembimbing akademik dan penguji II, yang dengan setia dan sabar membimbing penulis selama masa studi sampai pada penyusunan skripsi dan penyelesaiannya.

  3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum. selaku dosen penguji III, yang telah merelakan pikiran, waktu dan tenaga dalam membimbing penulis sejak persiapan penulisan sampai terselesaikan skripsi ini.

  4. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ. selaku Ketua Program Studi IPPAK-USD yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

  5. Ketua Wilayah, umat, para pendamping PIA, dan anak-anak PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati yang telah memberikan bantuan untuk memperoleh data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Keluarga besar IPPAK – USD yang telah membekali penulis dengan pengetahuan, pengalaman serta fasilitas demi memperlancar studi dan penyelesaian skripsi.

  7. Teman-teman IPPAK angkatan 2005 yang selalu memberi dukungan, semangat, dan perhatian kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Keluargaku yang telah mendukung secara spiritual, moril, maupun dalam bentuk apa saja sampai terselesaikannya skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah berperan dalam proses studi khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari karya ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan, penulis menerima kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

  Yogyakarta, 09 September 2009 Penulis,

  Yohanes Pratamto Henri

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv MOTTO .............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN.. ............................................................................

  1 A. LATAR BELAKANG ...................................................................

  1 B. RUMUSAN PERMASALAHAN..................................................

  9 C. TUJUAN PENULISAN.................................................................

  10 D. MANFAAT PENULISAN ............................................................

  10 E. METODE PENULISAN ................................................................

  11 F. SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................

  11

  BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DAN DINAMIKA KELOMPOK ........................................................................................ 13 A. SEJARAH, PESERTA, DASAR, TUJUAN, CIRI KHAS PIA ....

  13 1. Sejarah PIA ................................................................................

  13

  2. Peserta PIA................................................................................. 14

  3. Dasar PIA ................................................................................... 16

  a. Dasar Kitab Suci .................................................................... 16

  b. Dasar dari Dokumen Resmi Gereja ....................................... 17

  4. Tujuan PIA ................................................................................. 19

  5. Ciri khas PIA.............................................................................. 20 B. PENDAMPING PIA ......................................................................

  22

  1. Spiritualitas Pendamping PIA .................................................... 22

  2. Kualifikasi Pendamping PIA...................................................... 24 C. MACAM-MACAM METODE DALAM PIA ..............................

  26 1. Metode Ekspresi ........................................................................

  27 2. Metode Populer..........................................................................

  27 3. Metode Dinamika Kelompok.....................................................

  28

  4. Metode Eksploratif dan Simulatif .............................................. 28 5. Metode Naratif ...........................................................................

  28 6. Memainkan Suatu Kisah ............................................................

  29 7. Metode Bernyanyi......................................................................

  29 8. Metode Tanya jawab..................................................................

  30 9. Metode Permainan .....................................................................

  30

  10. Karyawisata .............................................................................

  31 11. Metode Diskusi ........................................................................

  31 D. METODE DINAMIKA KELOMPOK..........................................

  32

  1. Pengertian Dinamika Kelompok ................................................ 32

  a. Kelompok............................................................................... 32

  b. Dinamika ............................................................................... 33

  c. Dinamika Kelompok.............................................................. 33

  2. Tujuan Dinamika Kelompok...................................................... 34

  3. Fungsi Dinamika Kelompok ...................................................... 34

  4. Metode Dinamika Kelompok dalam PIA................................... 35

  a. Makna Dinamika Kelompok dalam PIA. .............................. 35

  b. Tujuan Dinamika Kelompok dalam PIA. .............................. 35

  c. Fungsi Dinamika Kelompok dalam PIA................................ 36

  d. Batasan Usia Anak dalam Dinamika Kelompok. .................. 36

  5. Macam-macam Metode Dinamika Kelompok dalam PIA......... 37

  a. Metode Permainan ................................................................. 37

  b. Metode Diskusi...................................................................... 38

  c. Memainkan Suatu Kisah ....................................................... 38

  d. Outbound ............................................................................... 39

  BAB III GAMBARAN UMUM PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA ................................................. 41 A. SITUASI UMUM WILAYAH DONOHARJO UTARA YOGYAKARTA ........................................................................... 41

  1. Gambaran Wilayah Donoharjo Utara.........................................

  C. KESIMPULAN.............................................................................. 67

  80 F. CONTOH SATUAN PERSIAPAN KADERISASI PIA TENTANG PENGGUNAAN METODE DINAMIKA KELOMPOK BAGI PARA PENDAMPING PIA ...............................................

  76 E. PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ................................

  73 D. PENJABARAN PROGRAM.........................................................

  70 C. URAIAN TEMA DAN TUJUAN .................................................

  68 B. ALASAN PEMILIHAN TEMA ....................................................

  BAB IV USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA PENDAMPING PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA ................................................................................ 68 A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROGRAM ..................

  5. Rangkuman Hasil Penelitian ...................................................... 64

  41 2. Situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara .....................

  4. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 56

  3. Hasil Penelitian .......................................................................... 50

  48

  44 2. Metodologi Penelitian ................................................................

  43 B. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA YOGYAKARTA ................................... 44 1. Persiapan penelitian ...................................................................

  43 3. PIA dalam pelaksanaannya di wilayah ......................................

  81 Contoh Persiapan .......................................................................... 81

  BAB V PENUTUP ............................................................................................ 93 A. KESIMPULAN..............................................................................

  93 B. SARAN ..........................................................................................

  95 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97 LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian .......................................................................... (1) Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian................................................. (2) Lampiran 3: Daftar Responden ............................................................................. (3) Lampiran 4: Pedoman Pertanyaan Wawancara..................................................... (4) Lampiran 5: Hasil Wawancara Penulis dengan Pengurus Wilayah

  Donoharjo Urara, Paroki Mlati, Yogyakarta................................... (5) Lampiran 6 : Contoh Jawaban Pertanyaan Wawancara Pendamping PIA ........... (8)

DAFTAR SINGKATAN A. SINGKATAN KITAB SUCI

  Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia ditambah dengan Kitab-Kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia (Konferensi Wali Gereja Indonesia, 1992).

  B. SINGKATAN DOKUMEN GEREJA

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. GE : Gravissimum Educationis , Dokumen Gereja dari Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.

  KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici ), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

  C. SINGKATAN LAIN

  BIAK :Bina Iman Anak Katolik BIA :Bina Iman Anak BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional h : halaman

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  KK : Kepala Keluarga KOMSOS : Komunikasi Sosial Lansia : Lanjut usia Luk : Lukas Mat : Matius Mudika : Muda Mudi Katolik No : Nomor Pasutri :Pasangan suami istri PIA :Pendampingan Iman Anak PIR : Pendampingan Iman Remaja Pr : Projo PSE : Pengembangan Sosial Ekonomi PUSKAT : Pusat Kateketik R : Responden Rm : Romo RT : Rumah Tangga SJ : Serikat Yesus St : Santo TCK : Tabungan Cinta Kasih UII : Universitas Islam Indonesia USD : Universitas Sanata Dharma WIB : Waktu Indonesia Barat WK : Wanita Katolik

BAB I PENDAHULUAN Bab pertama skripsi ini menguraikan tentang latar belakang penulisan,

  rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

A. LATAR BELAKANG Keberadaan Gereja Mlati berawal dari kapel Duwet yang didirikan oleh Rm.

  Strater, SJ. Mengacu dari buku Perjalanan Gereja Katolik Santo Aloysius

  

Gonzaga Mlati yang disusun oleh tim penulis sejarah Gereja Mlati, maka

  disajikan gambaran umum Gereja Mlati Yogyakarta. Secara strategis kapel tersebut dapat menampung umat dari Duwet sendiri, Kebonagung, Jaten, Beran, Ngepos, dan Denggung. Kapel tersebut diberkati pada tanggal 8 Desember 1931 dalam ekaristi Pesta Bunda Maria tak Bernoda. Seiring berjalannya waktu, kapel tersebut sudah tidak dapat menampung umat yang semakin banyak, maka Rm. Strater, SJ berniat untuk merenovasi kapel Duwet menjadi gereja. Bapak Fr. Sumitro seorang guru HIS Bruderan di Kidul Loji yang tinggal di Mlati memberikan pertimbangan kepada Rm. Strater, SJ agar gereja dibangun di Mlati, sebab jika didirikan di Duwet letaknya terpencil. Mlati merupakan daerah yang strategis karena terletak di pinggir jalan besar dan dekat dengan tempat pemerintahan setempat. Pembangunan gereja Mlati dimulai pada tahun 1935 dan pemberkatan gereja terjadi pada hari minggu pahing 26 Juli 1936. Gereja tersebut

  Stasi Mlati ditingkatkan menjadi Paroki pada tanggal 16 Agustus 1960. Adapun para Romo yang bertugas di Paroki Mlati antara lain: Rm. Antonius Wignyamartoyo, Pr yang merupakan pastor pertama (1960-1969), Rm. Rommens, SJ (1969-1972), Rm. T. Wignyasupadmo, SJ (1974-1981), Rm. FX.

  Murdisusanto, Pr (1981-1987), Rm. FA. Suntoro, Pr (1987-1998), Rm. Kartasudarma, Pr (1998-1999), Rm. P. Riana Prapdi (1999-2001), dan Rm. Ag. Sukandar, Pr (2000-2002), Rm. St. Istoto Raharjo, Pr (2001-2005) dan Rm. Ig. Nandy Winarta, Pr, Rm. Ag. Sudarisman, Pr (2005-sekarang) (2006:31).

  Arah dan tujuan pelayanan kepada umat dilakukan dalam berbagai aspek dan macam kegiatan, antara lain: bidang liturgi dan peribadatan yang meliputi pertemuan Prodiakon secara rutin sebulan sekali, paguyuban putra putri altar, pelayanan ibadat sabda di wilayah atau lingkungan, pembinaan lektor, pembinaan pemazmur, pembinaan dirigen. Bidang pewartaan meliputi tim pewarta paroki, seksi Kitab Suci, seksi PIA (Pendampingan Iman Anak). Bidang pendampingan keluarga meliputi pertemuan calon pengantin yang diadakan satu minggu sekali dan kunjungan umat. Bidang sosial ekonomi meliputi pinjaman modal bakul kecil, pemeriksaan kesehatan, bantuan pembangunan rumah dan beasiswa sekolah. Bidang KOMSOS yakni bidang yang menerbitkan tabloid Kasih sebagai wadah komunikasi antar umat dan sebagai tempat kaum muda untuk menuangkan ide.

  Bidang kunjungan umat, yaitu meliputi kunjungan keluarga oleh Romo dan Dewan Paroki dalam rangka mewujudnyatakan arah pastoral “Membangun Paguyuban yang Memikat”. Dan selanjutnya bidang tabungan cinta kasih (TCK), hasil dari TCK ini sebagian akan digunakan untuk kegiatan sosial (2006:53-55).

  Paroki Mlati terbagi menjadi 16 wilayah yang terdiri dari 68 lingkungan, yaitu: Santo Paulus Donoharjo Selatan, Santo Yakobus Tambakrejo, Santo Yohanes Berkisan, Santo Venatius Dukuh, Santo Ignatius Tridadi, Santo Markus Mlati Utara, Santo Markus Mlati Selatan, Santo Thomas Duwet, Santo Alfonsus De Liguori Karangmloko, Santo Antonius Plasa Panca, Aloysius Kronggahan, Agustinus Getas, Santo Petrus Warak, Santo Yosef Cebongan, Santo Paulus Bolawen dan Santo Petrus Donoharjo Utara (2006:57-125).

  Wilayah Donoharjo Utara termasuk bagian dari paroki Mlati Yogyakarta, di mana wilayah tersebut berada paling utara di antara wilayah-wilayah yang lainnya. Di Wilayah Donoharjo Utara terdapat empat lingkungan yaitu lingkungan Ngepas (St. Robertus), Gondanglutung (St. Paulus), Brengosan (St. Yusuf) dan Kayunan (St. Stefanus). Kegiatan umat di Wilayah Donoharjo Utara meliputi: Paguyuban Adi Sepuh (lansia), Pasutri Keluarga Katolik Muda, Paguyuban Pangruktiloyo, Yusuf Arimatea, Mudika, dan PIA (2006:75-76). Selain itu ada juga seksi-seksi yang terlibat dalam kepengurusan di Wilayah Donoharjo Utara, antara lain seksi liturgi, sosial ekonomi, prodiakon, lektor, tabungan cinta kasih, ibu wilayah, pewartaan, pembangunan, koor, karawitan dan RT. Kapel.

  Berdasarkan kegiatan-kegiatan di atas, di Wilayah Donoharjo Utara juga terdapat kegiatan yang mengacu dari paroki, antara lain: mudika, PIA, liturgi, sosial ekonomi, tabungan cinta kasih, dan pewartaan.

  Wilayah Donoharjo Utara memiliki kapel yang bernama St. Petrus, kapel tersebut selesai dibangun pada tahun 1974. Pada tahun itu juga kapel diberkati oleh Vicaris Jendral Keuskupan Semarang, yaitu Rm. Joyosiswoyo, Pr. Letak dimilikinya kapel, maka kegiatan pembinaan iman Umat sangat efektif. Kegiatan tersebut meliputi: Misa Kudus sebulan dua kali yaitu minggu II dan IV, rekoleksi, pertemuan mudika, pendampingan PIA, misa Arwah, pertemuan prodiakon paroki (2006:76).

  Anak-anak PIA di Wilayah Donoharjo Utara berjumlah 20 anak dan rata-rata mereka adalah siswa Sekolah Dasar yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6. Anak- anak tersebut biasanya berkumpul dalam kegiatan PIA yang diadakan sebulan dua kali yaitu setiap minggu I dan III dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30 di Kapel St Petrus. Karena letak Kapel cukup jauh dari rumah umat, maka anak-anak biasanya pergi mengikuti PIA menggunakan sepeda, ada pula yang diantar menggunakan kendaraan oleh orang tuanya. Selain mengikuti kegiatan PIA, anak- anak juga disibukkan dengan kegiatan yang lain seperti koor, karena PIA di Wilayah Donoharjo Utara juga sering mendapat tugas koor baik di Gereja Paroki maupun di Kapel wilayah. Di samping tugas koor misa biasa, anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara juga terlibat dalam tugas koor misa Paskah dan Natal anak di Paroki, dan mereka juga ikut terlibat dalam perarakan persembahan yang telah dipilih oleh pendampingnya dari masing-masing wilayah di Paroki Mlati. Selain kegiatan di atas ada juga Safari Novena Rosario, camping dan outbound PIA, serta lomba BKSN.

  Keadaan ekonomi orang tua anak-anak PIA bervariasi mulai dari yang berekonomi atas, menengah, dan bawah, namun pada umumnya mereka berekonomi menengah ke bawah. Pekerjaan keluarga mereka juga bervariasi, ada yang menjadi pengusaha, pegawai negeri, guru, membuka toko, kepala sekolah, ke bawah, mereka tetap memberikan perhatian kepada perkembangan iman anak- anak mereka. Hal ini terlihat dari keterlibatan orang tua dalam bentuk bantuan mempersiapkan konsumsi secara bergilir antara masing-masing orang tua anak, sehingga dapat meringankan para pendamping dalam mengurus masalah konsumsi PIA.

  Maka orangtualah yang bertanggung jawab akan pendidikan terhadap anak- anaknya. Ditegaskan dalam Konsili Vatikan II, khususnya di dalam Deklarasi tentang pendidikan Kristiani, bahwa orangtua memiliki kewajiban untuk medidik anak-anaknya, karena orangtualah yang harus diakui menjadi pendidik pertama dan utama dalam memperkembangkan putera-puteri mereka. Tugas dalam mendidik anak merupakan tanggung jawab keluarga, namun dalam usaha medidik anak juga memerlukan bantuan masyarakat. Oleh sebab itu, selain orang tua masyarakat pun mempunyai kewajiban untuk menolongnya (GE, art. 3).

  Dalam hal ini orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang begitu besar dalam mendidik, memotivasi dan membimbing iman anak-anaknya agar anak-anak memiliki sikap dan wawasan iman Kristiani serta bangga atasnya, serta mampu pula mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai usia mereka.

  Kesibukan orang tua, membuat sebagian besar orang tua tidak banyak memiliki waktu untuk memberikan pendidikan iman kepada anak mereka, sehingga orang tua membutuhkan bantuan masyarakat Gereja yaitu para pendamping PIA.

  Pendampingan Iman Anak merupakan salah satu bentuk katekese anak. Dengan dilaksanakannya PIA, anak-anak diharapkan supaya lebih mengenal dan mencintai Kristus dan hidup iman mereka menjadi lebih baik serta mewujud tradisi Gereja. Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup jemaat. Jemaat mengkomunikasikan pengalaman hidupnya dengan Sabda Allah agar pengalaman tersebut dapat dimaknai atas nama-Nya. Melalui pemaknaan itu, jemaat diharapkan dapat menghadirkan Allah di tengah-tengah hidup mereka dan mendewasakan iman mereka.

  Membaca uraian di atas, maka tujuan Pendampingan Iman Anak dapat dirumuskan sebagai berikut: PIA ingin membantu orang tua kristiani dalam usaha menyiapkan lingkungan atau iklim untuk pembimbingan anak-anak yang sedang berkembang menuju ke masa remaja, di dalam iman dan di dalam kepribadian mereka.

  Jumlah pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara mengalami perubahan. Pada tahun 2005-2007 ada 5 orang, mereka juga disibukkan dengan aktifitas perkuliahan. Namun makin lama jumlah pendamping diperiode itu berkurang karena mereka sudah disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan kuliah, sehingga hanya tinggal 1 orang pendamping saja. Saat itu penulis belum memiliki peran dan tanggung jawab sebagai pendamping PIA, namun hanya membantu dan mengamati pelaksanaan PIA walaupun tidak rutin.

  Sejauh pengamatan penulis, metode yang pernah dipakai dalam kegiatan PIA oleh kakak-kakak pendamping ialah metode bercerita, memainkan suatu kisah, bernyanyi, tanya-jawab, bermain, karyawisata, deklamasi, dan mewarnai gambar. Namun metode tersebut tidak semuanya sering digunakan, akan tetapi hanya beberapa saja. Metode yang sering digunakan antara lain: metode bernyanyi dan bercerita. Metode yang sering diberikan tersebut cenderung membuat anak mempengaruhi minat anak dalam mengikuti PIA. Hal ini nampak dalam kegiatan PIA yang jumlah pesertanya sedikit. Melihat keadaan ini, penulis merasa prihatin menyimak permasalahan yang dialami PIA di Wilayah Donoharjo Utara, karena metode yang dipakai kurang bervariasi sehingga anak kurang termotivasi untuk mengikuti PIA. Kurangnya keterlibatan anak-anak dalam kegiatan PIA tersebut akan mempengaruhi hidup berimannya, sehingga cenderung akan menghambat perkembangan imannya.

  Pada bulan Mei tahun 2009 dilaksanakan regenerasi pengurus wilayah, dan di situ penulis ditunjuk untuk menjadi koordinator pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara, lalu para pengurus wilayah tersebut dilantik pada tanggal 5 Agustus 2009. Saat ini jumlah pendamping PIA ada 5 orang termasuk penulis, namun tidak semua pendamping aktif dalam mendampingi anak karena alasan pekerjaan, kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga hanya 2 pendamping saja yang aktif. Para pendamping PIA yang aktif ini merupakan mahasiswa yang masih kuliah, mereka sangat mencintai anak-anak, bergembira, sabar, bersemangat, tegas, dan terbuka untuk belajar. Selain mendampingi PIA di wilayah, mereka juga terlibat dalam kegiatan di Paroki antara lain: pertemuan rutin pendampingan PIA, menyelenggarakan camping PIA, menyelenggarakan acara temu gembira PIA, dan week end pendamping PIA.

  Selama penulis mendampingi PIA, penulis sering menggunakan beberapa metode di antaranya metode bercerita, diskusi, memainkan suatu kisah, bernyanyi, tanya-jawab, permainan dalam kelompok, deklamasi, dan mewarnai gambar. Dari berbagai macam metode tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa metode dan memainkan suatu kisah, metode tersebut termasuk dalam metode dinamika kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa metode dinamika kelompok merupakan metode yang berpeluang efektif untuk PIA. Kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara saat ini sudah mengalami peningkatan dalam hal keaktifan kegiatan PIA, dibandingkan dengan tahun yang lalu, karena tahun 2009 ini ada regenerasi pendamping baru yang memiliki semangat yang baru.

  Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memberikan masukan berupa usulan program kaderisasi Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode dinamika kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Bertitik tolak dari hal tersebut, metode yang akan diungkap dalam penulisan ini adalah metode dinamika kelompok.

  Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama (Santosa, 1999:9). Dari definisi di atas, dinamika kelompok merupakan keadaan kelompok yang teratur, terdiri lebih dari satu orang yang di dalamnya terdapat hubungan psikologis yang jelas antara anggota lainnya, artinya antara anggota yang satu dengan yang lainnya saling mengenal. Dengan demikian, dinamika kelompok dapat dialami dalam situasi bersama. Selain itu dinamika kelompok dalam konteks sosial merupakan sistem tindakan yang diambil oleh setiap individu yang apabila disatukan akan menghasilkan suatu kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (Syamsu, Yusril dan pengalaman belajar dan tidak menutup kemungkinan untuk tumbuhnya minat dalam diri anak untuk mengenal Kitab Suci sehingga mampu memperkembangkan imannya. Artinya, metode dinamika kelompok merupakan salah satu metode yang berpeluang efektif untuk digunakan dalam kegiatan PIA. Namun metode dinamika kelompok belum digunakan secara optimal oleh para pendamping dalam kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara, mereka hanya menggunakan metode dinamika kelompok sebagai salah satu variasi metode tanpa menyadari secara mendalam bahwa metode dinamika kelompok memiliki kontribusi untuk mengembangkan minat dan diri anak-anak dalam kegiatan PIA secara efektif.

  Berkaitan dengan uraian di atas yaitu dengan melihat keprihatinan dalam Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharo Utara Paroki Mlati, maka skripsi ini penulis beri judul “METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG

  

EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH

DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

  Berdasarkan uraian di atas, masalah penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan metode dinamika kelompok dalam PIA? 2. Bagaimana gambaran umum tentang pelaksanaan PIA di Wilayah Donoharjo Utara? 3. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan PIA di Wilayah Donoharjo Utara khususnya tentang kaderisasi pendamping PIA?

  C. TUJUAN PENULISAN

  Skripsi ini ditulis dengan tujuan: 1. Menyampaikan penjelasan mengenai metode dinamika kelompok dalam PIA.

  2. Mengetahui pelaksanaan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara.

  3. Memberikan sumbangan gagasan tentang metode dinamika kelompok untuk mengembangkan minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara.

  D. MANFAAT PENULISAN

  1. Bagi Gereja a. Dengan metode dinamika kelompok ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berguna bagi Gereja, khususnya dalam hal Pendampingan Iman Anak.

  b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi karya pastoral Gereja, khususnya dalam meningkatkan efektivitas bagi para calon pendamping PIA.

  2. Bagi para pendamping PIA a. Menambah pengetahuan mengenai metode dinamika kelompok dalam PIA.

  b. Membantu para pendamping PIA dalam usaha mendampingi PIA secara efektif.

  3. Bagi penulis a. Menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam karyanya mendampingi iman anak. b. Memicu semangat penulis untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan menggereja, khususnya dalam mendampingi PIA.

  E. METODE PENULISAN

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu berdasarkan studi dan analisa pustaka yang dilengkapi dengan observasi serta wawancara dengan pengurus wilayah dan para pendamping PIA sehubungan dengan pendampingan yang telah dilaksanakan.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi yang berjudul “Metode Dinamika Kelompok Berpeluang Efektif

  

bagi Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta” ini, akan diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:

  BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan,

  rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II: PENDAMPINGAN IMAN ANAK Dalam bab ini, penulis akan memaparkan dan menjelaskan mengenai

  sejarah, peserta, dasar, ciri khas, tujuan, pendamping PIA, macam-macam metode dalam PIA, dan metode dinamika kelompok. Metode dinamika kelompok sebagai metode yang berpeluang efektif untuk digunakan dalam mendampingi iman anak.

  

BAB III: GAMBARAN UMUM PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA

  Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Wilayah Donoharjo Utara, situasi anak-anak PIA, dan pendampingan yang telah dilaksanakan di Wilayah Donoharjo Utara. Bab III ini juga menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta yang meliputi: hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan rangkuman hasil penelitian.

  BAB

IV: USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA PENDAMPING PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA

  Dalam bab ini dipaparkan tentang usulan program kaderisasi PIA tentang penggunaan metode dinamika kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan PIA. Usulan program tersebut diharapkan membantu para pendamping PIA untuk menjalankan tugasnya dalam mendampingi PIA secara efektif.

BAB V: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DAN DINAMIKA KELOMPOK Bab II ini berupa Kajian Pustaka yang akan penulis uraikan dalam empat

  bagian. Pertama tentang sejarah, peserta, dasar, tujuan, ciri khas PIA. Kedua, tentang pendamping PIA. Ketiga, mengenai macam-macam metode dalam PIA, dan yang terakhir tentang metode dinamika kelompok.

A. SEJARAH, PESERTA, DASAR, TUJUAN, CIRI KHAS PIA

  Pembicaraan tentang sejarah PIA berikut ini disusun dari manuskrip bahan mata kuliah PIA oleh Suhardiyanto, 2006.

1. Sejarah PIA

  PIA adalah singkatan dari Pendampingan Iman Anak yang sebelumnya biasa disebut Sekolah Minggu. Istilah Sekolah Minggu cukup kita kenal untuk masa sekarang ini. Berdasarkan asal katanya Sekolah Minggu berasal dari bahasa Inggris, yaitu Sunday School. Sunday berarti hari pertama dalam satu minggu, hari istirahat dan hari ibadat bagi orang Kristen. School merupakan suatu lembaga formal yang menangani masalah pendidikan. Dengan demikian Sunday School adalah suatu kegiatan yang dihadiri oleh anak-anak yang berlangsung di Gereja dengan maksud untuk mengikuti pelajaran agama.

  Pelaksanaan pelajaran agama untuk anak-anak yang berlangsung di Gereja Indonesia pada mulanya hanya dilaksanakan oleh Gereja Kristen Protestan.

  Sekolah Minggu sebagai salah satu kegiatan untuk membina iman anak telah lembaga resmi seperti sekolah yang lain dan peserta tidak terbatas pada anak-anak yang sudah dibaptis, dengan kata lain yang belum dibaptis pun boleh mengikutinya. Bertolak dari pengalaman pelaksanaan Sekolah Minggu dalam Gereja Kristen Protestan, kemudian dalam Gereja Katolik berkembang pelayanan iman bagi anak- anak. Pelayanan iman yang kita kenal dengan Sekolah Minggu muncul dalam Gereja Katolik berasal dari penerjemahan sebuah buku penuntun Sekolah Minggu dari Gereja Kristen Protestan. Buku penuntun Sekolah Minggu tersebut diterbitkan pada tahun 1965. Perkembangan lebih lanjut setelah penerjemahan buku itu adalah diadakannya pertemuan rutin (periodik) sekelompok anak-anak di kota Malang yang berkumpul untuk bernyanyi, bermain dan berdoa bersama. Pertemuan rutin ini terjadi sejak tahun 1972.

  Akhirnya untuk masa sekarang ini diberbagai daerah di Indonesia Sekolah Minggu telah menjadi salah satu kegiatan paroki. Sekolah Minggu dalam Gereja Katolik di Indonesia pada masa sekarang ini telah berkembang sebagai suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan paroki. Hal ini secara nyata dapat kita lihat dan kita ketahui dengan adanya Sekolah Minggu hampir di setiap paroki di Indonesia khususnya di Keuskupan Agung Semarang meskipun dengan nama atau istilah yang berbeda-beda. Istilah lain untuk Sekolah Minggu misalnya Bina Iman Anak, Minggu Gembira, Taman Tunas Iman, PIA, dan sebagainya.

2. Peserta PIA

  Yang dimaksud dengan peserta PIA di sini adalah mereka yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Anak-anak tersebut memerlukan pendampingan yang baik kenyataannya kondisi keluarga terkadang menjadikan orang tua sibuk dan kurang peduli akan perkembangan iman anak-anaknya. Melihat kondisi tersebut maka sangat baik bila anak-anak dilibatkan dalam kegiatan PIA.

  Secara psikologis anak mempunyai ciri perkembangan kejiwaan yang khusus. Pertumbuhan kejiwaan anak usia 4-13 tahun memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ciri pertama, pertumbuhan fisik dan motoriknya maju pesat, hal ini berperan penting bagi perkembangan yang dibutuhkan oleh anak-anak sebagai mekhluk individu dan makhluk sosial. Ciri kedua, kehidupan sosialnya diperkaya, selain memiliki kemampuan dalam hal bekerjasama anak-anak juga memiliki kemampuan dalam hal bersaing di antara hidup dengan teman sebaya. Ciri ketiga, semakin menyadari diri, selain memiliki keinginan dan perasaan tertentu anak juga semakin memiliki minat tertentu. Ciri keempat, kemampuan berpikir anak- anak masih berada dalam tingkat persepsional. Ciri kelima, dalam bergaul, bekerjasama, dan berkegiatan bersama anak-anak tidak membedakan jenis tetapi yang menjadikan dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama. Ciri keenam, anak-anak memiliki kesanggupan untuk mengalami hubungan sebab akibat. Ciri ketujuh, ketergantungan pada orang dewasa semakin berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa. Seorang pendamping perlu mendalami ciri-ciri dalam pertumbuhan kejiwaan anak-anak, sehingga seorang pendamping dalam melaksanakan pendampingan dapat menjadi peka untuk melihat perubahan tingkah laku yang terjadi dalam peserta PIA (Sene, 1985: 48-49).

  Berkaitan dengan pengalaman anak sesuai usia dapat diambil suatu kesimpulan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan PIA adalah sebagai berikut: Usia 3-5 tahun : hubungan yang dialami sebagai hubungan seorang individu yang tergantung pada orang lain. Hubungan yang dialami ialah hubungan seseorang sebagai anggota keluarga. Usia 6-8 tahun : hubungan yang dialami sebagai hubungan yang semakin luas, di mana hubungan yang hanya ada di keluarga meluas ke sekolah dan kelompok-kelompok di luar keluarga. Usia 9-11 tahun : pengalaman menjadi anggota dalam kelompok sebaya.

  Pengalaman tersebut membuat anak mengalami perasaan bahwa seseorang perlu medukung dan didukung oleh orang- orang di luar keluarganya. Usia 12-14 tahun : pengalaman tumbuh dalam hubungan-hubungan antar pribadi yang lebih mendalam terutama hubungan dengan kawan dan hingga hubungan antara laki-laki dan perempuan (Goretti, 1999:73).

  Jadi peserta PIA adalah anak-anak yang pada umumnya sedang belajar di Taman Kanak-Kanak sampai SMP kelas 2. Kegiatan PIA ini diutamakan bagi yang sudah dipermandikan, namun tidak menutup kemungkinan bagi yang belum dipermandikan.

3. Dasar PIA

  Tinjauan kita tentang dasar PIA dapat kita lakukan dari beberapa sudut yaitu terutama dari sudut biblis (Kitab Suci) dan berdasarkan dokumen Gereja.

  a. Dasar Kitab Suci

  Kitab Suci yang mengemukakan pentingnya pendidikan iman bagi anak- anak antara lain Injil Luk 18:15-17. Dalam teks tersebut terungkap sikap Yesus terhadap anak-anak. Yesus bersabda: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah". Yesus penuh perhatian terhadap anak-anak. Dan perhatian terhadap anak-anak seperti yang dilakukan oleh Yesus inilah yang menjadi dasar bagi pelaksanaan PIA sebagai suatu kegiatan yang memang dikhususkan bagi anak-anak untuk membina iman mereka. Teks lainnya dari Kitab Suci sehubungan dengan pendidikan iman ialah dalam Injil Mat 28:19-20 yang berbunyi: “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintakan kepadamu”. Perkataan Yesus kepada murid-muridNya ini berarti bahwa Yesus sangat mempercayakan kepada para muridNya untuk mewartakan kabar suka cita kepada semua orang sesuai dengan ajaran Yesus yang selalu menyertai sampai akhir zaman. Dengan hal tersebut, maka mewartakan kabar gembira tidak hanya ditujukan kepada kelompok tertentu, melainkan ditujukan kepada semua orang baik orangtua, dewasa, maupun kepada anak-anak. Hal tersebut menjelaskan bahwa anak-anak mendapat tempat dalam pewartaan iman akan Yesus Kristus.

  b. Dasar dari Dokumen Resmi Gereja Ajaran Gereja tentang Pendidikan Kristiani dinyatakan dalam Dokumen-

  Dokumen Gereja sebagai berikut: 1) Semua orang sebagai pribadi mempunyai hak atas pendidikan yang sesuai hendaknya mencurahkan tenaganya supaya anak-anak menerima pendidikan serta pengajaran yang pantas.

  2) Orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik pertama dan utama. Sebab merupakan kewajiban orang tua: menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang kebutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan- keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. (GE, art. 3)

  3) Anak-anak sudah saatnya memasuki kalangan sosial yang lebih luas seperti sekolah dan Gereja, tetapi juga saatnya terlibat dalam kegiatan katekese yang bertujuan memasukkan anak secara organis ke dalam kehidupan Gereja. Katekese mencakup persiapan langsung untuk merayakan Sakramen- Sakramen, menyingkap makna Sakramen-Sakramen tetapi juga sekaligus menerima dari pengalaman Sakramen-Sakramen suatu dimensi yang hidup sehingga tidak bersifat doktriner belaka. Katekese memberikan kepada anak- anak kegembiraan menjadi saksi Kristus dalam hidup sehari-hari (CT, art. 37).