EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DI TOKO SAHABAT YOGYAKARTA - STIE Widya Wiwaha Repository

  

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DI TOKO

SAHABAT YOGYAKARTA

  Skripsi Ditulis Oleh :

  Widya Wiwaha

  Nama : Fitriani Mutohharoh Nomor Mahasiswa : 144215213 Jurusan : Akuntansi Bidang Konsentrasi : Sistem Pengendalian Internal

  Jangan Plagiat STIE

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

  2018 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANGAN DAGANGAN DI TOKO SAHABAT YOGYAKARTA

  Skripsi Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh

  Gelar Sarjana Strata-1 Di Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

  Wiwaha Plagiat Widya

  Ditulis Oleh : Nama : Fitriani Mutohharoh Nomor Mahasiswa : 144215213 Jurusan : Akuntansi

  Jangan STIE

  Bidang Konsentrasi : Sistem Pengendalian Internal

  SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

  2018

LEMBAR PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fitriani Mutohharoh Nomor Mahasiswa : 144215213 Jurusan : Akuntansi Bidang Konsentrasi : Sistem Pengendalian Internal

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagangan Di Toko Sahabat

  Wiwaha

  Yogyakarta yang dibimbing oleh Dra.Sulastiningsih,M.SI adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar saya

  Plagiat sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya

  Widya ucapkan terima kasih.

  Jangan STIE

  Yogyakarta,27 Februari 2018 Peneliti Fitriani Mutohharoh LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :Fitriani Mutohharoh Nomor Mahasiswa :144215213 Jurusan :Akuntansi Bidang Konsentrasi :Sistem Pengendalian Internal Judul skripsi : Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan

  Barang Dagangan Di Toko Sahabat Yogyakarta

  Wiwaha

  Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan disajikan dalam sidang ujian skripsi Sarjana tanggal

  Plagiat Widya

  Yogyakarta, 27 Februari 2018 Telah di setujui dan disahkan oleh

  Jangan STIE Dosen Pembimbing

  Dra.Sulastiningsih,M.SI

  

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN

  Telah dipertahankan/ diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 program studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Nama : Fitriani Mutohharoh Nomor Mahasiswa : 144215213 Program Studi : Akuntansi Bidang Konsentrasi : Sistem Pengendalian Internal

  Wiwaha

  Yogyakarta, Disahkan oleh

  Plagiat

  Penguji / Pembimbing skripsi Penguji 1 :

  Widya

  Penguji 2 :

  Jangan STIE

  Mengetahui Ketua STIE Widya Wiwaha

  Drs.Muhammad Subkhan,MM

  

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul evaluasi sistem pengendalian in ternal atas persediaan

barang dagangandi Toko Sahabat Yogyakarta ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif, sedangkan yang menjadi fokus penelitian adalah sistem

pengendalian internal atas persediaan barang dagangan. Tahapan analisis data

dalam penelitian ini yaitu mendiskripsikan implementasi sistem pengendalian

internal dan mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal atas

persediaan barang dagangan pada Toko Sahabat Yogyakarta. Dari hasil

penelitian disimpulkan bahwa pengendalian internal atas persediaan barang

dagangan pada Toko Sahabat Yogyakarta belum dilakukan dengan efektif,

dimana tidak digunakannya kartu stock di gudang. Sebaiknya Toko Sahabat

Yogyakarta menggunakan kartu stock dalam upaya pengendalian persediaan. Kata Kunci : Pengendalian Internal, PersediaanBarang Dagangan

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrokhim

  Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan berkat rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagangan Di Toko Sahabat Yogyakarta dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :

  1. Bapak Trubusdan Bu Partiyah selaku kedua orang tua yang senantiasa mendampingi dari kecil hingga dewasa dan memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan pendidikan yang tidak terhitung nilainya.

  2. M.Hafizh Athtahir yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungannya.

  3. Ibu Dra.Sulastiningsih,M.SI. selaku dosen pembimbing materi dan teknis yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Drs.Muhammad Subkhan,MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.

  5. Ibu Khoirunisa Cahya Firdarini, SE, M.Si selaku ketua jurusan Akuntansi.

  6. Bapak Daliman selaku pemilik Toko Sahabat Yogyakarta.

  7. Bapak dan Ibu dosen beserta staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

  8. Teman-teman kelas Akuntansi angkatan 2014 khususnya kepada Nursita Rini, Siti Deka Nurlail, Rutin Sri Rahayu, Risti Nariswari, Elsa Widianawati, Eli Rapih yang selalu memberikan semangat dan dukungannya selama ini.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat Saya menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu sayamengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan saya semoga penulisan skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat dengan baik.

  Yogyakarta,27 Februari 2018 Saya Fitriani Mutohharoh

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  

DAFTAR ISI

  Halaman judul...........................................................................................................i Halaman sampul depan skripsi................................................................................ii Halaman pernyataan ..............................................................................................iii Halaman persetujuan skripsi...................................................................................iv Halaman pengesahan ujian.......................................................................................v Abstrak ...................................................................................................................vi Kata pengantar.......................................................................................................vii Daftar isi..................................................................................................................ix Daftar tabel..............................................................................................................xi Daftar gambar........................................................................................................xii

  Wiwaha

  Daftar lampiran.....................................................................................................xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang masalah......................................................................................1

  Plagiat

  1.2 Rumusan masalah...............................................................................................5

  1.3 Batasan masalah.................................................................................................5

  1.4 Pertanyaan penelitian.........................................................................................5

  Widya

  1.5 Tujuan penelitian................................................................................................6

  1.6 Manfaat penelitian..............................................................................................6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  2.1 Hasil penelitian terdahulu..................................................................................8

  2.2 Landasan teori..................................................................................................12

  Jangan STIE

  2.2.1 Definisi persediaan..................................................................................13

  2.2.2 Fungsi persediaan....................................................................................15

  2.2.3 Biaya persediaan.....................................................................................16

  2.2.4 Jenis-jenis persediaan..............................................................................18

  2.2.5 Metode pencatatan persediaan................................................................20

  2.2.6 Metode penilaian persediaan...................................................................24

  2.2.7 Pengertian sistem pengendalian internal.................................................25

  2.2.8 Fungsi pengendalian internal..................................................................29

  2.2.9 Tujuan Sistem pengendalian internal......................................................29

  2.2.10 Elemen-elemen sistem pengendalian internal.......................................35

  2.2.11 Efektivitas.............................................................................................39

  2.2.12 Sistem pengendalian internal persediaan..............................................40

  2.2.13 Prosedur dalam sistem persediaan........................................................40

  2.2.14 Bagan alir (Flowchart)..........................................................................45

  2.2.15 Elemen-elemen sistem pengendalian internal persediaan.....................50

  BAB III METODA PENELITIAN

  3.1 Lokasi penelitian..............................................................................................53

  3.2 Sumber dan jenis data yang digunakan............................................................53

  3.3 Analisa data......................................................................................................56

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran umum Toko Sahabat Yogyakarta...................................................59 4.1.1 sejarah singkat Toko Sahabat Yogyakarta..............................................59

  4.1.2 Struktur organisasi..................................................................................60

  4.2 Jenis-jenis persediaan barangan dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta........63

  Wiwaha

  4.3 Sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta........................................................................................65

  4.4 Prosedur pengendalian internal atas persediaan barang dagangan Toko

  Plagiat

  Sahabat Yogyakarta........................................................................................75

  4.5 Analisis sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta...............................................................................77

  Widya

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan......................................................................................................87

  5.2 Saran.................................................................................................................89 Daftar pustaka........................................................................................................91

  Jangan STIE

  Lampiran................................................................................................................96

  DAFTAR TABEL Tabel

  2.1 Penelitian terdahulu............................................................................................8

  4.1 Jenis barang dagangan......................................................................................63

  4.2 Penilaian efektivitas sistem pengendalian internal persediaan barang dagangan.........................................................................................................84

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  DAFTAR GAMBAR Gambar

  2.1 Bagan alir sistem pembelian barang persediaan..............................................46

  2.2 Bagan alir sistem penerimaan dan bagan alir sistem utang.............................47

  2.3 Bagan alir bagian gudang.................................................................................48

  2.4 Bagan alir sistem penjualan.............................................................................49

  4.1 Struktur organisasi Toko Sahabat Yogyakarta.................................................61

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

  1. Struktur organisasi Toko Sahabat Yogyakarta...........................................94

  2. Daftar pertanyaan wawancara....................................................................95

  3. Toko Sahabat Yogyakarta..........................................................................97

  4. Jumlah stok barang dagangan....................................................................98

  5. Proses wawancara......................................................................................99

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Persaingan dunia usaha pada era globalisasi menuntut pengusaha untuk melakukan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan usahanya untuk dapat terus memperoleh laba yang maksimal dalam rangka mempertahankan kelanjutan hidupnya, memajukan dan mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk mengembangkan usaha tersebut perusahaan harus mempunyai modal kerja yang cukup.

  Wiwaha

  Menurut Muslich (2000:143) modal kerja memiliki beberapa arti penting bagi perusahaan. Pertama modal kerja menunjukan besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang

  Plagiat

  diwakili oleh hutang lancar. Kedua, investasi dalam aktiva likuid, piutang dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan.

  Widya

  Menurut Sawi (2003:129) modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari, misalnya untuk pembelian persediaan yang meliputi bahan baku. Menurut Sawir (2005:154) modal kerja

  Jangan STIE

  adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

  Menurut Sutrisno (2009:101) modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk menjalankan aktivitasnya. Tanpa adanya persediaan perusahaan akan mengalami hambatan setiap harinya.

  Persediaan adalah barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan untuk dijual dalam periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses atau pengerjaan produksi, atau persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Persediaan merupakan bagian aktiva lancar yang menjadi sumber penghasilan atas barang yang tersedia untuk dijual khususnya perusahaan trading dan distribusi, manufaktur. Hal inilah yang membuat persediaan barang dagang menjadi prioritas untuk menjadi fokus dalam efektivitas dan efisiensi. Dalam

  Wiwaha

  persediaan tentunya diperlukan manajemen persediaan untuk mengatur persediaan.

  Plagiat

  Manajemen persediaan memegang peranan penting dalam penetapan besarnya persediaan. Pengelompokan suatu jenis barang dagang berdasarkan

  Widya

  kriteria atas barang dagang yang fast moving (laris atas permintaan konsumen) dan slow moving (yang tingkat penjualannya rendah) diperlukan pengendalian internal yang baik untuk mengawasi persediaan tersebut. Kuantitas dan jenis persediaan yang cukup harus dipertahankan untuk

  Jangan STIE

  memenuhi permintaan konsumen, tapi dari sisi lain harus diperhitungkan juga biaya yang timbul akibat dari penyimpanan persediaan. Agar dapat stabil harus dapat menetapkan jenis atau item barang yang dibutuhkan untuk dapat menentukan jumlah minimal persediaan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

  Kuantitas dan jenis persediaan yang disimpan terlalu banyak akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan. Sebaliknya jika persediaan terlalu kecil dikhawatirkan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen. Maka tingkat persediaan harus dijaga agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Keseimbangan persediaan akan berjalan baik dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik pula.

  Sistem pengendalian internal menurut Mulyadi (2010:163) adalah suatu perencanaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta

  Wiwaha

  dipatuhinya kebijakan. Menurut Krismiaji (2010:218) pengendalian internal

  (internal control ) adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk Plagiat

  menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Sistem pengendalian internal persediaan barangan adalah

  Widya

  suatu sistem yang digunakan dalam sebuah perusahaan untuk mengatur dan mengendalikan atas semua barang-barang yang keluar untuk dijual dan barang yang masuk. Sistem pengendalian internal memiliki elemen-elemen yang perlu diperhatikan.

  Jangan STIE

  Elemen-elemen sistem pengendalian internal menurut Widjaja (2010:196) terdiri dari lingkungan pengendalian (control environtment), aktivitas pengendalian (control activities), pengukuran resiko (risk assesment), sistem informasi dan komunikasi (information and comunication system), dan pemantauan (monitoring). Pengendalian internal pada Toko Sahabat Yogyakarta cukup mendukung operasional perusahaan.

  Toko Sahabat Yogyakarta adalah perusahaan dagang yang menjual makanan seperti makanan kecil, minuman, dan bahan pokok lainnya yang berlokasi di jalan Sidokarto, Godean, Sleman. Pelanggannya meliputi seluruh wilayah godean. Perusahaan belum memiliki prosedur pengelolaan persediaan yang baku. Tanpa adanya prosedur yang cukup baik maka belum tercipta efektivitas dalam pengelolaannya dan berpotensi menimbulkan penyimpangan.

  Pengendalian internal akan persediaan barang dagangan merupakan hal

  Wiwaha

  yang penting mengingat arti penting persediaan barang dagangan bagi suatu perusahaan dagang. Kesuksesan perusahaan dipengaruhi oleh baik atau

  Plagiat

  buruknya pengawasan atas persediaan barang dagang yang dimiliki namun terkadang perusahaan tidak menyadarinya. Meskipun pengendalian internal

  Widya telah dirancang, namun pada praktiknya tidak dilakukan secara konsisten.

  Mulyani (2010:298) berasumsi bahwa penanganan persediaan barang dagangan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pengendalian internal.

  Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kesimpulan penelitiannya yang dilakukan

  Jangan STIE

  di PT.Grokindo. Asumsi yang sama juga diungkapkan oleh Nurmalisa (2009:312) bahwa pengendalian internal barang dagangan harus ditangani dengan baik, serta harus terus dipantau agar fungsinya tetap efektif.

  Nurjanah (2013:297) menyatakan hasil penelitian yang dilakukannya pada Toko Wulan Salatiga dan mengungkapkan kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal yang dilakukan pada Toko Wulan Salatiga tersebut sudah diterapkan, namun masih dalam bentuk yang sederhana dan kurang efektif. Hal yang sama pun diungkapkan oleh Handayani (2014:198) yang meneliti pengendalian internal persediaan pada Toko Kesongo Tuntang, masih banyak terdapat kekurangan pada sistem pengendalian internal persediaan yang terdapat pada toko tersebut.

  Pengendalian atas persediaan barang dagangan harus benar-benar dijalankan dengan baik agar berjalan dengan efektif dapat melakukan pengendalian atas persediaan barang dagangan. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penelitian ini berjudul “Evaluasi sistem pengendalian

  Wiwaha internal atas persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta”.

  1.2 Rumusan Masalah Plagiat

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya adalah sistem pengendalian internal atas persediaan barang

  Widya dagangan pada Toko Sahabat Yogyakarta belum berjalan dengan efektif.

  1.3 Batasan Masalah

  Menyadari luasnya ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagangan

  Jangan STIE

  terhadap barang dagangan jenis makanan kecil atau snak pada Toko Sahabat Yogyakarta

  1.4 Pertanyaan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah :

  1. Bagaimana implementasi sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta?

  2. Apakah sistem pengendalian intenal atas persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta sudah berjalan secara efektif?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah :

  a. Untuk mendiskripsikan implementasi sistem pengendalian internal atas persediaan barangan dagang di Toko Sahabat Yogyakarta.

  b. Untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal atas

  Wiwaha persediaan barang dagangan di Toko Sahabat Yogyakarta.

  1.6 Manfaat Penelitian Plagiat

  Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Manfaat teoritis

  Widya

  Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pengendalian internal terutama pada persediaan barang dagangan.

  Jangan STIE

  b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah persediaan barang dagangan. Memberikan kontribusi untuk managemen pada Toko Sahabat

  Yogyakarta. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusun program pemecahan masalah persediaan

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

  Berikut ini ringkasan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1

  Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Hasil

  Wiwaha

  1. Rapina dan Peranan sistem Kegiatan operasional dalam siklus Leo (2011) pengendalian persediaan dan pergudangan pada internal dalam PT.Ultrajaya Milk Industri dan

  Plagiat

  meningkatkan Trading Company ,Tbk sudah efektif efektifitas dan dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari

  Widya

  efisiensi kegiatan hasil kuisisoner yang ada dimana operasional pada perusahaan telah melaksanakan siklus persediaan kegiatannya dengan efektif,

  Jangan STIE

  dan pergudangan perusahaan telah dengan baik melaksanakan prosedur yang terkait dengan sistem pengendalian internal pada siklus persediaan dan pergudangan.

  2. Oktaviani Pengujian Dari hasil penelitian yang telah dan Lilis pengendalian dilakukan dan pembahasan maka (2011) persediaan barang dapat diambil kesimpulan sebagai dagang di CV. berikut : prosedur pengendalian intern

  Kamandatu persediaan barang dagang pada CV. Palembang Kamandatu sudah efektif, belum adanya kepatuhan karyawan CV.

  Kamandatu dalam menjalankan prosedur pengendalian intern persediaan barang dagang yang telah

  Wiwaha

  ditetapkan CV. Kamandatu

  3. Nurjanah Analisis sistem Kesimpulan dari penelitian ini adalah

  Plagiat

  Siti (2013) pengendalian struktur organisasi di Toko Wulan internal persediaan Salatiga sudah bagus karena sudah ada

  Widya

  pada toko Wulan pemisahan yang jelas antara tugas dan Salatiga kewajiban dari setiap bagiannya.

  Bagian persediaan dan bagian akuntansi adalah bagian yang

  Jangan STIE

  memiliki resiko paling besar untuk melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya. Tidak adanya perhitungan fisik, jumlah dan kualitas barang yang dikirimkan oleh pemasok sebelum barang tersebut masuk gudang. Tidak adanya kegiatan stok

  opname

  yang seharusnya dilakukan oleh pemilik toko sehingga pemilik toko tidak tahu pasti apakah jumlah persediaan yang tercatat sesuai dengan fisik persediaan tersebut atau tidak. Kurangnya dokumen-dokumen yang seharusnya digunakan dalam sistem pembelian barang persediaan. Tidak

  Wiwaha

  ada aturan baku dalam pemilihan supplier, hal ini memperbesar resiko

  Plagiat

  kemungkinan kesalahan dalam memilih supplier. Untuk pengendalian

  Widya

  persediaan yang terdapat di toko dengan menggunakan CCTV sudah cukup baik, akan tetapi hal tersebut belum maksimal karena CCTV tidak

  Jangan STIE

  mampu mengendalikan barang persediaan sepenuhnya.

  4. Alfons Efektivitas Pengendalian Internal atas persediaan (2015) pengendalian barang dagang pada PT Orindo Studio internal atas belum dilakukan dengan efektif. Hal persediaan barang tersebut dapat dilihat dari pemisahan dagang pada PT fungsional dalam struktur organisasi Orindo Studio namun terdapat rangkap jabatan, adanya kebijakan stockopname secara rutin setiap bulan dalam menjaga ketersediaan persediaan barang dagang namun tidak didukung oleh penggunaan kartu stock sebagai dasar pengendalian persediaan harian, dan pelaksanaan informasi dan komunikasi

  Wiwaha

  dan pemantauan didominasi hanya oleh direktur. Sehingga saat direktur

  Plagiat

  tidak ada, tidak ada lagi yang dapat mengambil keputusan. Prosedur

  Widya

  pengelolaan persediaan barang dagang telah dilaksanakan sesuai dengan standarisasi PT Orindo Studio. Setiap aktivitas dilakukan sesuai prosedur,

  Jangan STIE

  seperti prosedur penjualan dan perhitungan fisik.

  5. Ummil Analisis Dari penelitian ini menghasilkan Mu’minin pengendalian bahwa pengendalian internal terhadap

  (2015) internal atas barang dagang (studi kasus di Distributor Centre cabang Bekasi) persediaan barang dagang belom dilakukan secara efektif. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya pemisahan tugas karyawan yang bisa disebut juga dengan tenaga serabutan yang mengakibatkan penumpukan tugas dan bercampurnya tugas antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.

  Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam membahas pokok permasalahan, yaitu variabel pengendalian internal.

  Sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu adalah pada kaitan pembahasan variabel pengendalian internal. Pada penelitian ini kajian lebih difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang. Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya tentu membawa konsekuensi pada hasil penelitian yang diperoleh.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi persediaan

  Persediaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kegiatan operasional, baik untuk perusahaan dagangan maupun untuk perusahaan manufaktur. Tanpa adanya persediaan maka perusahaan dagangan tidak akan dapat beroperasi.Tingginya jumlah persediaan dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen, namun jumlah persediaan yang tinggi dapat menghambat kegiatan perusahaan karena sebagian besar dana perusahaan tertanam dalam persediaan dan tidak dapat dilakukan perputaran modal. Namun sebaliknya jika jumlah

  Wiwaha

  persediaan terlalu kecil akan membuat perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. Perusahaan harus dapat memperhitungkan jumlah

  Plagiat

  persediaan yang dimiliki dalam jumlah yang optimum, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit karena akan mempengaruhi tingkat keuntungan

  Widya perusahaan.

  Menurut Reeve (2008:452), “Persediaan didefinisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau

  Jangan STIE

  yang dalam perjalanan bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. Menurut Mulyadi (2008:197) persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang.

  Pengertian persediaan menurut Suharli (2006:22) adalah barang yang dibeli untuk dijual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Menurut Warren (2005:440) yang telah diterjemahkan oleh Farahmita persediaan adalah barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual lagi dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Menurut Mulyadi (2010:214) adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberi jasa.

  Wiwaha

  Menurut IAI 14 (2015:14.2) didefinisikan sebagai berikut : “Persediaan adalah asset : (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; (b) dalam proses

  Plagiat

  produksi untuk penjualan tersebut; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.” Pengertian lain

  Widya

  dalam PSAK 14 (2015:14.2) “Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali termasuk, sebagai contoh, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk

  Jangan STIE

  dijual kembali. Persediaan juga meliputi barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.”

  Menurut Stice dan Skousen (2009:571), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual.” Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan normal.

2.2.2 Fungsi Persediaan

  Menurut Siagian (2006:162) fungsi persediaan terbagi menjadi empat jenis yaitu : a. Fungsi pemisahan wilayah.

  b. Fungsi decoupling.

  c. Fungsi penyeimbangan dan permintaan.

  d. Fungsi penyangga. Menurut Rangkuti (2004:15) persediaan memiliki beberapa fungsi, diantaranya: a. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi terjadi.

  b. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.

  c. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon.

  d. Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat e. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman.

  f. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

2.2.3 Biaya Persediaan

  Persediaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit tentunya. Biaya persediaan menjadi penting untuk diperhatikan karena biaya persediaan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen

  Wiwaha

  (2009:584), “Adapun bi aya yang timbul karena persediaan adalah :

  1. Biaya penyimpanan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan

  Plagiat

  persediaan. Terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar

  Widya

  apabila kuantitas persediaan semakin banyak. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan antara lain : a. Biaya sewa gudang

  Jangan STIE

  b. Biaya administrasi pergudangan

  c. Gaji pelaksana pergudangan d.

  e. Biaya listrik

  f. Biaya modal yang tertanam dalam persediaan

  g. Biaya asuransi h. Biaya kerusakan i. Biaya penyusutan

  2. Biaya pemesanan, yaitu biaya yang ditanggung perusahaan untuk setiap kali melakukan pemesanan bahan baku. Biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pemesanan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per pesanan. Biaya pemesanan dapat meliputi: a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi

  b. Upah

  c. Biaya telepon

  d. Pengeluaran surat menyurat

  Wiwaha

  e. Biaya pengepakan dan penimbangan

  f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan

  Plagiat

  g. Biaya pengiriman ke gudang

  3. Biaya penyiapan, yaitu biaya yang diperlukan apabila bahan-bahan tidak

  Widya

  dibeli, tetapi diproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah jumlah penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan.

  4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan, yaitu biaya yang timbul ketika

  Jangan STIE

  persediaan tidak mencukupi permintaan proses produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama dalam kenyataan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulit diperkirakan secara objektif.”

2.2.4 Jenis-jenis Persediaan

  Persediaan dapat diklasifikasikan menurut beberapa kategori tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan, apakah perusahaan itu merupakan perusahaan dagang atau manufaktur. Menurut Keiso (2002:444) persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan usahanya yaitu sebagai berikut :

  1. Perusahaan dagang Dalam perusahaan dagang, perusahaan hanya mengenal satu jenis persediaan yaitu barang dagangan yang siap untuk dijual.

  2. Perusahaan manufakur Terdapat tiga jenis barang yaitu :

  a. Persediaan bahan baku untuk diproduksi Meliputi bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam ataupun beberapa jenis produk yang dibeli dari perusahaan lain.

  b. Persediaan barang dalam proses Meliputi produk-produk yang telah dimasukkan ke dalam proses produksi, namun belum selesai diolah.

  c. Persediaan barang jadi Meliputi produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan.

  Jenis persediaan dalam setiap perusahaan akan berbeda tergantung dengan bidang atau kegiatan normal yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan manufaktur, persediaan dibedakan menjadi persediaan bahan baku (raw

  material ), barang dalam proses (work in process), barang jadi (finish goods), STIE Widya

  Wiwaha Jangan Plagiat dan bahan pembantu (factory supplies) yang digunakan dalam prose produksi. Pada perusahaan dagang, persediaan adalah barang yang dibeli lalu dijual kembali tanpa mengubah bentuk barang dagang tersebut. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan dapat dibedakan jenisnya menjadi :

  1. Persediaan bahan baku (raw material) Yaitu barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh dari sumber-sumber alam, akan tetapi lebih sering bahan baku diperoleh dari perusahaan lain

  Wiwaha

  yang menghasilkan bahan baku untuk produk akhir. Sebagai contoh kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan.

  Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk

  Plagiat

  mencukupi seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, namun sebutan bahan baku sering dibatasi untuk barang-

  Widya barang fisik yang dimasukkan dalam produk yang dihasilkan.

  Sedangkan istilah bahan penolong atau pembantu (factory supplies) digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang

  Jangan STIE

  diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan dalam produk.

  2. Barang dalam proses (goods in process) Atau dapat disebut juga dengan pekerjaan dalam proses (work in

  process ) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.

  3. Barang jadi (finished goods) Merupakan produk atau barang yang telah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahan untuk dijual.

  Persediaan dalam operasi normal perusahaan dagang merupakan komponen yang sangat aktif, yang dibeli dan dijual kembali secara terus.

  Persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, biasanya dalam bentuk siap pakai untuk dijual kembali kepada pembeli dan melaporkan harga perolehan dari barang dagangan yang belum terjual sebagai persediaan.

  Wiwaha

2.2.5 Metode Pencatatan Persediaan

  Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi laporan

  Plagiat

  posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Oleh sebab itu persediaan disebut sebagai akun ganda. Dalam laporan posisi keuangan,

  Widya

  persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi komprehensif, persediaan menjadi penting dalam menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode

  Jangan STIE

  tertentu.

  Pertama-tama perusahaan harus menentukan metode apa yang diterapkan dalam pencatatan persediaan. Terdapat dua metode dalam mencatat persediaan, yaitu :

  1. Metode Fisik/Periodik (Periodic/Physical Inventory System) Kieso (2017:405) mengatakan mengenai metode persediaan secara periodik sebagai berikut: “ Menurut sistem periodik

  (periodic inventory system), kuantitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik.

  Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode akuntansi ditambah ke biaya persediaan ditangan pada awal periode untuk menemukan total biaya yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya

  Wiwaha

  barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir untuk menentukan harga pokok penjualan.

  Plagiat

  Harga pokok penjualan adalah jumlah residu yang tergantung pada hasil perhitungan persediaan akhir secara fisik.

  Widya

  Perhitungan fisik persediaan (physical inventory count) yang diharuskan oleh sistem persediaan periodik dilakukan satu tahun pada setiap akhir tahun.

  Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan

  Jangan STIE

  pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing- masing dalam perkiraan tersendiri dalam: pembelian, retur pembelian, penjualan dan retur penjualan. Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik maka dilakukanlah perhitungan fisik (Stock Opname).

  Dewasa ini, metode ini sudah mulai ditinggalkan karena tidak mendukung integrasi sistem dimana data mengenai posisi persediaan tidak dapat tersedia sepanjang periode akuntansi. Hal inilah yang menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.

  2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)

  Wiwaha

  Kieso (2017:404) menyatakan “menurut sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), catatan yang

  Plagiat

  berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan yaitu semua pembelian dan penjualan

  Widya

  (pengeluaran) barang dicatat langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah :

  a. Pembelian barang dagangan untuk dijual atau

  Jangan STIE

  pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan ke pembelian.

  b. Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat dalam persediaan bukan dalam akun terpisah. c. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.

  d. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan. Dalam penelitian sebelumnya oleh Gunawan, Alvina

  Wiwaha

  dan Yunus (2011:167) menyebutkan keuntungan penggunaan pencatatan secara perpectual yaitu mempermudahkan dalam penyusunan laporan keuangan

  Plagiat

  baik itu neraca ataupun daftar laba rugi setiap saat diperlukan, karena tidak perlu lagi menunggu pelaksanaan

  Widya

  fisik. Namun demikian setidak-tidaknya pemeriksaan fisik harus tetap dilaksanakan sekali dalam setahun, hal itu perlu untuk membandingkan antara catatan buku pembantu

  Jangan STIE

  persediaan dan buku besar atau buku kontrol dengan fisik yang sebenarnya. Selain itu pemeriksaan sekali waktu diperlukan sebagai alat kontrol keadaan persediaan yang ada didalam gudang.

  Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan.

  Saldo akun persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Maka penyusunan laporan keuangan tidak memerlukan jurnal penyesuaian. Pencatatan persediaan kedalam akun persediaan dilakukan berdasarkan harga pokok, baik transaksi pembelian maupun transaksi penjualan.

  Metode ini akan dapat menampilkan saldo persediaan

  Wiwaha pada setiap saat laporan posisi keuangan dibutuhkan.