PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

  

PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG

DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN

DI KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

SYAFRUDDIN INDRA

  

NIM. 6661101265

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Desember 2016

  

ABSTRAK

  Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.

  Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang.

  Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Relokasi Pedagang Pasar

  

ABSTRAK

Syafruddin Indra. 6661101265. The Strategic Planning of Diskoperindag in

Relocation Traders Kragilan Market in Serang Regency. Departement of Public

Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr.

nd Agus Sjafari, M.Si. 2 advisor: Maulana Yusuf, M.Si.

  

Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement

traditional market better in order to strengthen busniness sector small and

medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal

Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective

the development and supporting facilities in new market area, and there has been

no the common ground between government and traders. The purpose of this

research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders

Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in

strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive

qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and

documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection

techniques which used are interview, observation and documentation. Data

analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result

shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan

market in Serang Regency is not good because that has not been developments of

new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not

charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be

not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on

development of terminal and public transport route, promote and getting other

stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between

Diskoperindag and traders.

  Keywords: The Strategic Planning, Relocation Market Traders

LEMBAR PERSEMBAHAN

  “ Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.” Imam Syafi’i

  

“Jadikan sabar dan ikhlas sebagai

senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup”

Syafruddin Indra

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku Serta ku persembahkan kepada sahabat-sahabat serta teman-teman ku.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

  SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

  

“Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang

Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”.

  Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama proses penyusunan skripsi.

  9. Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses perkuliahan selama ini.

  10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan selama ini.

  12. Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

  13. Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  14. Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  15. Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.

  16. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler kelas B angkatan 2010, A. Fahrurrozi, Agryan WP, Dedi S, Dwi Rahayu, Eka SK, Fauzi, Fani Mutia, Fityan Ahdiyat, Herly FH,

  Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon, Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.

  17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

  18. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto, Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki, Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  19. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping, Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana, Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  20. Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

  21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

  Serang, November 2016 Syafruddin Indra

  

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Persetujuan Abstrak Abstract Lembar Orisinalitas Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Lembar Persembahan Kata Pengantar ............................................................................................... i

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

Daftar Tabel .................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................ ix

   BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

  1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 14

  1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 14

  1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 14

  1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 15

  1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15

  1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 15

  1.6.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 16

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

  2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 17

  2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 42

  2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 44

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 46

  3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 47

  3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 48

  3.4 Fenomena Yang Diamati ............................................................................ 48

  3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 48

  3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 49

  3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 49

  3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 50

  3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 52

  3.7.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 57

  3.7.2 Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 59

  3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 61

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 62

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ............................................. 62

  4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ..................... 68

  4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 79

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 79

  4.1.1 Daftar Informan Penelitian .............................................................. 81

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 83

  4.3.1 Masalah Manusia ........................................................................... 83

  4.3.2 Masalah Proses ............................................................................... 86

  4.3.3 Masalah Struktural .......................................................................... 91

  4.3.1 Masalah Institusional ...................................................................... 104

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 105

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 115

  4.4 Saran .......................................................................................................... 117

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ........................................ 5Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan

  Baru ................................................................................................ 8

Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama .................. 10Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 52Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 55Tabel 3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 61Tabel 4.1 Daftar Informan ............................................................................. 82Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ............ 92Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan .................. 95Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ............................ 98Tabel 4.5 Tabel Hasil Penelitian ................................................................... 113

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ............................ 12Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ...................................... 12Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 44Gambar 3.1 Data dalam kualitatif menurut Miles dan Huberman ...................... 57

BAB I PENDAHULUAN Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak

  manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup.

  Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya. Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka Pasar tradisional cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu ke waktu.

  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan Pasar tradisional.

  Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan

  Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar merupakan salah satu sarana yang mewujudkan pembangunan dalam mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa.

  Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup berkembang, dengan berpenduduk kurang lebih 10.022.566 jiwa (biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun 2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/ Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang buruk sehingga berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti, renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com).

  Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya, Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13 (tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual, pembeli, dan pihak lain yang terkait . Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Serang tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

  Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang

  1. Pasar Petir

  Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa.

  13 Pasar Tradisional (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang)

  6. Pasar Tirtayasa Jumlah

  5. Pasar Tambak

  4. Pasar Sukajaya

  3. Pasar Kragilan

  2. Pasar Dukuh

  2 Sebelah Timur

  No Wilayah Nama Pasar

  7. Pasar HargaTani Keramatwatu

  6. Pasar Baros

  5. Pasar Ciomas

  4. Pasar Padarincang

  3. Pasar Serdang

  2. Pasar Bojonegara

  1. Pasar Anyer

  1 Pasar Sebelah Barat

  Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan, alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah, sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih, sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

  Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir kendaraan.

  Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang sudah ada ini kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya, Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan) melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung.

  Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan Pasar baru yang terdapat di Desa Kendayakan adalah sebagai berikut:

  Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap

  1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit

  2. LOS = 332 Unit

  1. Los Kelontong

  2. Los Kain

  3. Los Sayuran, Bumbu dan Buah

  4. Los Ikan dan Daging

  5. Los Makanan dan Jajanan Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 88 Unit Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 132 Unit Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 72 Unit Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 32 Unit Ukuran ( 4,3 x 3 M ) = 88 Unit

  3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 180 Unit Jumlah Total Pedagang = 568 Unit

  (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014) Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung

  568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima. Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.

  Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang memadai bagi para pembeli dan pedagang, meningkatkan perkonomian masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan.

  Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP) Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang lebih daripada di Pasar Kragilan.

  Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.

  Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama

  UKURAN & UNIT

  AREAL

  1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,75 M ) = 38 Unit

  2. LOS Ukuran ( 2 x 1,75M) = 363 Unit

  3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 124 Unit 525 Unit

  Jumlah Sumber : Peneliti 2016

  Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit, sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang. Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri.

  UPT Pasar Wilayah Timur yang langsung dibawah naungan Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum berjalan sebagai mana mestinya.

  Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti berikan yaitu sebagai berikut.

  Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru

  di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai pengunjung

  Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian

  dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar tradisional adalah memindahkan para pengusaha menengah sampai menengah kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi.

  Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di

  kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.

Gambar 1.1 dan 1.2 Kondisi fisik bangunan dan gerbang di Pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan

  Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang

  Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan, yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia.

  Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ” Prencanaan Strategi Diskoperindag Dalam

  Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang ”.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan indentifikasi masalah yaitu :

  1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa kendayakan.

  2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang yang direlokasi.

  3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru.

  4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.

  1.3 Batasan Masalah

  Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang sekaligus membatasi permasalahan yang diteliti, perumusan masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.

  1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

  Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.

  1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis

  2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga tinggi negara dan sistem penyelenggaraan negara

1.6.2 Manfaat praktis

  Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.

  1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi Pasar lama Kragilan.

  2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian serupa.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan

  Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biaya- biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

  Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

  Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda. Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).

2.1.2 Pengertian Strategi

  Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5) dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi” mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.

  Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

  (William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Pearce dan Robinson (1997: 20) menyatakan strategi sebaga suatu rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

  Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein (2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :

  “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.

  Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan dilawan.

2.1.3 Perencanaan Strategis

  Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang relevan untuk dilibatkan.

  Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.