BAB II TINJAUAN UMUM DESA GELANG A. Kondisi Geografis Desa Gelang - Hanung Dimas Prahara BAB II
kordinatnya adalah 109°31'03" BT - 109°31'24" BT dan 07°25'46" LS - 07°26'41" LS. Luas wilayah Desa gelang adalah 233,176 Ha yang terbagi atas tanah sawah seluas 45 Ha, tanah tegalan seluas 36,94 Ha, dan Tanah Kering/bangunan dan lain-lain seluas 153 Ha (Arsip Desa Gelang tahun 2014). Adapun batas-batas wilayah Desa Gelang adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Pingit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.
- Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Mandiraja Wetan dan Desa Mandiraja Kulon Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.
- Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Rakit Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.
- Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Situwangi Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.
Desa Gelang dibagi atas 5 (lima) dusun atau 5 (lima) Rukun Warga (RW), yaitu RW I, RW II, RW III, RW IV, dan RW V. RW I terdiri dari 4 (empat) rukun Tetangga (RT), RW II terdiri dari 4 (empat) rukun Tetangga (RT), RW III terdiri dari 4 (empat) rukun Tetangga (RT), dan RW IV serta
40 RW V terdapat RT 3 (tiga) rukun Tetangga (RT) di dalamnya. RW 1 terletak di desa gelang sebelah selatan atau berbatasan dengan Kecamatan Mandiraja, RW 2 berada di desa Gelang Sebelah Barat yang berbatasan langsung dengan Desa Situwangi, Tengah sampai dengan Tenggara yang juga berbatasan dengan Kecamatan Mandiraja. RW 3 letaknya berada di Desa Gelang sebelah timur dan berbatasan langsung dengan Desa Rakit. RW 4 dan 5 berada di Desa Gelang sebelah Utara yang berbatasan langsung dengan Desa Pingit.
Penduduk Desa Gelang berjumlah 4.186 Jiwa yang terdiri dari laki- laki berjumlah 2.229 Jiwa dan perempuan berjumlah 1.957 Jiwa. Dan mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan interval usia 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 : Jumlah penduduk Desa Gelang berdasarkan usiaNo. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - keatas
401 154 202 194 183 180 235 243 241 196
381 144 204 214 204 200 221 202 201 155
782 298 406 408 387 380 456 445 442 351
Jumlah 2239 1957 4186
Sumber : Arsip Desa Gelang tahun 2014 Sedangkan masyarakat Desa Gelang jika dilihat dari pendidikannya dapat kita lihat pada table di bawah ini :
Tabel 2.2 : Distribusi penduduk menurut Jenis/tingkat pendidikanNo Jenis/Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tamat Perguruan Tinggi
47
2. Tamat SLTA 583
3. Tamat SLTP 685
4. Tamat SD 1121
5. Belum Tamat SD 715
6. Tidak Tamat SD 253
7. Belum Sekolah 782
Sumber : Arsip Desa Gelang tahun 2014 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendidikan penduduk di Desa Gelang adalah hanya tamat SD dan atau baru tamat SD yang memiliki prosentase sebanyak 26,8 %, sedangkan prosentase terkecil dari penduduk desa Gelang adalah penduduk yang sudah menyelesaikan Perguruan Tinggi. Untuk prosentase peringkat kedua terbanyak sampai dengan peringkat kedua terkecil prosentase dari tingkat pendidikan penduduk desa Gelang secara berturut-turut adalah belum bersekolah sebanyak 18,7 %, belum tamat SD sebanyak 17%, tamat SLTP/Sederajat sebanyak 16,4 %, tamat SLTA/Sederajat sebanyak 13,9 %, dan tidak tamat SD sebanyak 6 %.
Menurut Supardi (wawancara tanggal 22 Maret 2014) yaitu Kepala Desa Gelang saat ini, kondisi perekonomian masyarakat desa Gelang dalam kondisi yang cukup baik, pada masyarakat menengah kebawah dan bagi masyarakat bawah bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan serta perdagangan cukup bisa mempertahankan hidup. Selain hal tersebut sebagian besar masyarakat Desa Gelang yang bekerja adalah mereka yang laki-laki, dan sebagian besar perempuan dewasa yang telah menikah hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Berikut ini adalah tabel distribusi penduduk menurut pekerjaan di Desa Gelang :
Tabel 2.3 : Distribusi penduduk menurut jenis pekerjaanNo. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 576
2. Buruh Tani 556
3. Pedagang/Pengusaha 448
4. Buruh Industri dan Pengrajin 346
5. Buruh Bangunan 434
6. TNI/POLRI/PNS
28
7. Pensiunan
17
8. Jenis Lainnya 325
Jumlah 2733 Sumber : Arsip Desa Gelang tahun 2014
Mengenai perekonomian penduduk Desa Gelang, Kepala Desa Gelang (Supardi) menyatakan bahwa (wawancara 22 Maret 2014) mayoritas penduduk Desa Gelang adalah bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan serta perdagangan. Hal tersesebut dibuktikan pada tabel yang perneliti peroleh dalam penelitiannya yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.4 : Prosentase mata pencaharian masyarakat sesuai dengan usia kerjaNo. Mata Pencaharian Jumlah (%) Keterangan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. TNI/POLRI/PNS Petani/Perkebunan/Peternakan Buruh Tani Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengrajin Gula Kelapa/Penderes Jasa Lainnya Tidak/Belum Bekerja
7,4 15,3 15,2
6,7 9,5
14,4 9,3
14,1 8,1
Jumlah 100 Sumber : Arsip Desa Gelang tahun 2014
1. Pertanian dan Perkebunan Di sektor pertanian, dengan penggunaan subsidi benih varitas unggul oleh petani melalui Kelompok Tani, produksi pertanian dalam tahun 2013 mengalami peningkatan, sedangkan untuk sektor perkebunan, dengan budidaya tanaman palawija dan tanaman bunga Melati Gambir produk/penghasilannya cukup baik, tanaman buah seperti Jeruk, durian, Rambutan dan lainnya tingkat produksinya melimpah walau mengakibatkan harga rendah, adapun hasil tanaman kayu keras seperti akasia, jati dan albasia adalah cukup baik (Arsip Desa Gelang tahun
2014).
2. Peternakan dan Perikanan Menurut data yang peneliti peroleh yaitu dari Arsip Desa
Gelang tahun 2014, sektor peternakan yang berkembang dimasyarakat Desa Gelang adalah budidaya ternak ayam potong, ayam petelor, kambing dan penggemukan sapi. Pada awal tahun 2013, di Desa Gelang terdapat 21 peternak yang tergabung dalam beberapa kelompok ternak, yang bergerak di bidang penggemukan sapi ada 2 (dua) kelompok Penggemukan Sapi dan 2 (dua) kelompok peternakan kambing. Sedangkan untuk sektor perikanan adalah budi daya lele dumbo, gurameh, dan beberapa ikan air tawar lain yang dibudidayakan di kolam ikan yang sebagian besar adalah budidaya ikan lele dumbo. Budidaya ikan air tawar yang diusahakan oleh masyarakat Desa Gelang tersebut bersifat individu (Arsip Desa Gelang tahun 2014).
3. Usaha Ekonomi Produktif Berdasarkan Arsip Desa Gelang tahun 2014, dalam pemberdayaan ekonomi rakyat, telah terbentuk kelompok Usaha
Ekonomi Produktif dan Simpan Pinjam Perempuan yang melalui Program PNPM-MD dan beberapa Kelompok tani yang cukup berkembang dengan baik, antara lain adalah ;
1) Kelompok tani “Sri Rahayu” 2) Kelompok tani “Sri Rejeki”
3) Kelompok tani “Mangun Karyo” 4) Kelompok tani “Tunas Bangsa” 5) Kelompok tani “Karya Tani” 6) Keompok tani “Tunas Makmur” Kelompok tersebut tergabung dalam Gapoktan “ Bumi Reksa”
Bintarto mengkategorikan desa berdasarkan jenis mata pencahariannya menjadi tiga, yaitu desa agraris, desa industri, dan desa nelayan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gelang dikategorikan sebagai desa agraris, karena sebagian besar masyarakatnya bekerja disektor agraris atau pertanian, hal ini terbukti dari data yang peneliti peroleh di atas.
1. Sejarah Terbentuknya Desa Gelang Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu tokoh masyarakat Desa Gelang yaitu A. Khujeri (wawancara tanggal 15
Maret 2014), sejarah terbentuknya Desa Gelang menurut cerita warga atau legenda dari masyarakat yang turun-temurun didapat dari leluhur mereka (warga Desa Gelang) yaitu dimulai dari suatu masa dimana pada saat itu masih sedikit manusia yang tinggal di Desa tersebut (Desa Gelang). Saat itu ada seseorang penari Ronggeng atau dalam masyarakat desa lebih dikenal dengan kesenian Reog, yang memiliki paras yang sangat cantik dan tubuh yang sangat seksi serta memiliki daya tarik tersendiri di mata para kaum lelaki di daerah sekitar penari tersebut tinggal yaitu di Desa Gelang. Penari tersebut memiliki nama yang sangat tersohor dan dikenal oleh masyarakat sebagai seorang penari yang pandai menari sekaligus memiliki tubuh seksi. Suatu hari, terdapat seorang lelaki yang berminat untuk meminang penari tersebut untuk dijadikannya sebagai seorang istri, lelaki tersebut akhirnya mewujudkan keinginannya untuk mempersunting penari tersebut, lelaki tersebut pun mendapat jawaban yang menggembirakan baginya yaitu lamarannya diterima atau penari tersebut mau menerima pinangan lelaki tersebut untuk segera menikahinya dan menentukan hari baik untuk mereka melakukan pernikan.
A. Khujeri juga menambahkan, (wawancara tanggal 15 Maret 2014) suatu hari kemudian, sebelum hari dimana pernikahan itu dilakukan, sang perempuan/penari mendapat undangan menghibur suatu acara ronggeng untuk menghibur masyarakat. Sang penari pun berangkat dengan asistennya yaitu seorang laki-laki tua yang sudah menjadi asistennya selama penari tersebut menjadi seorang penari ronggeng. Acara ronggeng pun dimulai pada malam hari, dan akhirnya berakhir menjelang subuh tiba. Sebelum sang penari ronggeng tersebut pulang, sang penari pun dihampiri oleh seorang pemuda yang baru saja menonton aksi penari tersebut di panggung. Pemuda tersebut menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang ke rumah Penari Ronggeng, dan penari tersebut pun tidak menolaknya. Sesampainya di rumah sang penari, ternyata terjadi perselingkuhan yang dimana penari ronggeng telah berselingkuh dengan laki-laki/pemuda yang telah mengantarkannya pulang dari acara ronggeng. Hal tersebut ternyata diketahui oleh laki-laki calon suami dari penari ronggeng dan calon suami penari tersebut sangat marah. Akhirnya terjadi pembunuhan di rumah sang penari ronggeng.
Calon suami penari terlebih dahulu membunuh pria yang menjadi selingkuhan penari tersebut dan kemudian baru membunuh sang penari. Sebenarmya sang penari berusaha untuk lari, tetapi berhasil dikejar dan akhirnya sang penari ronggeng tersebut pun terbunuh. Mayat laki-laki pun ia tinggalkan di samping rumah sang penari, sedangkan mayat tubuh sang penari ronggeng ia mutilasi menjadi beberapa bagian tubuh. Beberapa bagian tubuh/badan sang penari yang telah dia mutilasi ditinggalkan di dekat rumah penari tersebut seperti bagian kaki, kepala, dan badan Sedangkan bagian telapak tangan mulai dari pergelangan tanggannya dia buang di sungai yang bernama Sungai Serayu dan tidak pernah ditemukan hingga sekarang. Potongan badan dari penari yang telah ditinggalkan di rumah penari tersebut ditemukan oleh warga sekitar yang lewat dan kemudian warga sekitar menguburnya di dekat rumah penari tersebut (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Nama Desa Gelang adalah diambil dari kisah tersebut diatas, yaitu dari Bahasa Banyumas “ugel-ugel” dan “ilang”. Arti dalam Bahasa Indonesia dari kata ugel-ugel adalah pergelangan tangan, sedangkan arti kata ilang dalam bahasa Indonesia adalah hilang. Dari singkatan kata ugel-ugel dan Iilang tersebut oleh masyarakat menjadi lebih dikenal dengan nama Gelang. Sejarah tersebut diatas dapat dibuktikan dengan beberapa artefak yang sudah peneliti temukan yaitu beberapa makam dan rumah penari ronggeng yang merupakan saksi sejarah dari kejadian tersebut (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
2. Sejarah nama daerah-daerah yang berada di Desa Gelang Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan A.
Khujeri (tanggal 15 Maret 2014), di Desa Gelang terdapat beberapa daerah atau wilayah yang masing-masing memiliki nama yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya, diantaranya adalah Krajan, Dukuh, Brubahan, Pritik, Baleraksa dan lain-lain. Daerah-daerah tersebut memiliki nama yang berbeda antara satu dengan lainnya karena memiliki sejarah yang berbeda sehingga untuk mempermudah masyarakat sekitar dalam menyebutkan suatu lokasi, masyarakat desa terbiasa menggunakan namanya sesuai dengan sejarah yang dimiliki oleh masing-masing daerah yang masih berada dalam satu desa tersebut, yaitu Desa Gelang.
Daerah Krajan, daerah tersebut dinamakan krajan karena memiliki sejarah yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai ibukota atau pusat desa. Jika dilihat secara geografis memang letak daerah yang diberi nama Krajan inilah letak dari pusat pemerintahan desa dan letaknya yang berada di tengah-tengah desa serta letaknya yang berada di jalan raya melintang melintasi desa dari Timur ke Barat atau sebaliknya.
Selain itu, penamaan Krajan yang berarti Kerajaan ini adalah lokasi yang memiliki sejarah nama desa mengapa dinamakan Desa Gelang. Di dalam daerah krajan ini terdapat sebuah daerah yang dinamakan daerah Larangan, daerah larangan ini letaknya berada di daerah krajan sebelah utara dan merupakan daerah persawahan yang jauh dari permukiman warga di Daerah Krajan. Daerah ini dinamakan daerah larangan karena letaknya yang berada di sawah dan jauh dari permukiman merupakan daerah yang dianggap sebagai daerah yang keramat bagi penduduk desa. Karena itu merupakan daerah yang keramat dan dipercayai oleh para penduduk sebagai daerah permukiman makhluk halus, sehingga warga masyarakat dilarang untuk berbuat tidak sopan atau melakukan beberapa perbuatan yang menjadi larangan di daerah tersebut. Pemberian Nama daerah Larangan berasal dari bahasa jawa yang berarti pantangan karena jika berada di daerah tersebut memiliki beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Daerah Dukuh, daerah tersebut dinamakan Dukuh karena daerah ini merupakan daerah permukiman penduduk desa. Tetapi letaknya yang berada di ujung paling selatan dari desa membuat orang atau masyarakat menyebutnya sebagai daerah Dukuh karena letaknya tersebut (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Daerah Brubahan, daerah ini berada di sebelah timur dan berbatasan langsung dengan Desa Rakit. Daerah tersebut dinamakan Brubahan karena di daerah ini merupakan daerah permukiman penduduk desa. Maksudnya adalah sebelum terdapat permukiman di daerah tersebut, daerah tersebut merupakan sebuah hutan atau di daerah tersebut banyak terdapat pohon yang besar dan dibuka menjadi pemukiman oleh penduduk. Untuk mengubah tanah di daerah tersebut menjadi sebuah permukiman maka beberapa orang menebang pohon-pohon besar untuk dijadikan sebagai permukiman (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Daerah Pritik, daerah tersebut dinamakan Pritik karena di daerah ini merupakan daerah permukiman penduduk desa yang dahulu kala di daerah tersebut merupakan tempat untuk angon itik atau dalam bahasa di desa pada saat itu “pitik” yang berarti anak bebek atau anak ayam.
Daerah ini terdapat di sebelah tenggara Desa Gelang dan letaknya berdekatan dengan Sungai Serayu yang sungai tersebut merupakan batas desa dengan Kecamatan Mandiraja (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Daerah Baleraksa, daerah tersebut dinamakan Baleraksa karena di daerah ini merupakan daerah permukiman penduduk desa yang pada saat dahulu kala, atau daerah tersebut memiliki sejarah yaitu daerah tersebut merupakan “balai” yang berarti tempat diadakannya pertemuan dan “raksa” yang berarti pendekar-pendekar atau tempat beberapa orang sakti. Sehingga tempat tersebut dinamakan baleraksa yang sejarahnya adalah tempat pera orang sakti atau pendekar mengadakan pertemuan (wawancara dengan A. Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
Di daerah Baleraksa seperti yang disebutkan di atas juga terdapat daerah yang dinamakan Pekaringan. Daerah ini dinamakan pekaringan karena berasal dari nama “karing” yang artinya mengeringkan badan di bawah sinar matahari atau berjemur, Karena di daerah tersebut juga terdapat belik atau mata air yang difungsikan sebagai tempat untuk mandi, setelah orang yang mandi di mata air tersebut berada maka akan “karing” atau mengeringkan badan di daerah yang disebut sebagai pekariangan tersebut (wawancara dengan A.
Khujeri pada tanggal 15 Maret 2014).
3. Sejarah Pemerintahan Desa Gelang sebelum tahun 1990 Pemerintahan Desa Gelang Kecamatan Rakit Kabupaten
Banjarnegara pertama kali adalah pada tahun 1959. Sebenarnya sebelum tahun tersebut sudah terdapat pemerintahan, tetapi pemerintahan yang ada adalah pemerintahan pada zaman penjajahan atau pada zaman Bangsa Belandadan Bangsa Jepang masih menjajah atau menduduki Nusantara. Menurut sumber yang penulis dapatkan yaitu dari Arsip Desa Gelang dan narasumber, terdapat beberapa masa pemerintahan atau masa kepemimpinan sejak tahun 1959 hingga tahun 1990 di desa gelang, yaitu :
Tabel 2.5 : Kepala Desa Gelang Kecamatan Rakit KabupatenBanjarnegara Tahun 1959-1990 No. Nama Kepala Desa Periode Jabatan
1. Madrokhim 1949-1959
2. Anwari 1959-1966
3. Siswo Miharjo 1966-1969
4. Adrongi 1969-1989 Sumber : Arsip Desa Gelang
Dari data diatas dapat disimpulkan ada 4 (empat) nama orang yang pernah memimpin Desa Gelang, yaitu Madrokhim yang memimpin desa sejak tahun 1945 hingga tahun 1959, Anwari yang memimpin desa sejak tahun 1959 hingga tahun 1966, Siswo Miharjo yang memimpin desa sejak tahun 1966 hingga tahun 1969, dan Achmad Adrongi yang pernah pula memimpin desa sejak tahun 1969 hingga tahun 1989.
Madrokhim memimpin Desa Gelang dari tahun 1945 atau setelah Indonesia merdeka. Sebenarnya Madrokhim ini pernah memimpin Desa Gelang, tetapi karena sebelum Indonesia merdeka sehingga kepemimpinan Madrokhim sebelum tahun kemerdekaan tidak masuk dalam arsip sejarah pemerintahan yang dimiliki oleh Desa Gelang. Madrokhim memimpin Desa Gelang selama 14 tahun dan kepemimpinannya tersebut dikenal sebagai Kepala Desa pertama yang memimpin Desa Gelang. Menurut Kepala Desa Gelang saat ini yaitu Supardi, tidak banyak cerita dan data mengenai kepemimpinan Madrokhim di desa Gelang yang saat ini masih ada. Karena saksi mata yang ada telah banyak yang meninggal dunia. Selain itu data mengenai pemerintahan desa pada masa kepemimpinan Madrokhim di Desa Gelang sudah hilang, tambah penjabat Sekertaris desa Gelang saat ini yaitu Rokhidi (wawancara dengan Rokhidi pada tanggal 21 Maret 2014).
Setelah periode kepemimpinan Madrokhim selesai, Desa Gelang mengadakan pemilihan Kepala desa yang pada pemilihan kepala desa tersebut dimenangkan oleh Anwari. Kepemimpinan Anwari di Desa Gelang dimulai pada tahun 1959. Anwari pernah memimpin Desa Gelang selama tujuh tahun yang dimulai dari tahun 1959 hingga tahun 1966 (wawancara dengan Rokhidi pada tanggal 21 Maret 2014).
Setelah Anwari menyelesaikan masa jabatannya, selanjutnya Desa Gelang mulai tahun 1966 dipimpin oleh kepala desa yang bernama Siswo Miharjo atau lebih dikenal oleh masyarakat Desa Gelang dengan nama Siswo. Siswo pada jaman dahulu dikenal sebagai aktivis atau anggota aktif dari partai Masyumi. Karena Siswo adalah seorang tokoh di desa gelang dan mencalonkan diri sebagai kepala desa sehingga masyarakat desa Gelang banyak yang memilih beliau dan membuat beliau memenangkan pemilihan kepala desa pada saat itu. Di tengah masa jabatannya, beliau (Siswo Miharjo) yaitu tepatnya pada tahun 1969 terbukti telah menggelapkan dana Pajak Bumi dan Bangunan, sehingga membuat warga desa Gelang pada saat itu marah dan menuntut agar Siswo Miharjo segera turun dari jabatannya. Warga desa Gelang pada saat itu melaporkan penggelapan dana pajak kepada pemerintah Kecamatan Rakit, yang kemudian oleh pemerintah Kecamatan Rakit laporan dari masyarakat Desa Gelang disampaikan atau diteruskan kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dan Jabatan Kepala Desa Gelang yang diduduki oleh Siswo Miharjo terpaksa harus dilepaskannya dan Siswo di adili oleh Pemerintah Kabupaten pada saat itu. Akhirnya Siswo miharjo selesai masa jabataannya pada tahun 1969 atau hanya dapat menjabat sebagai kepala desa Gelang selama tiga tahun saja (wawancara dengan Rokhidi pada tanggal 21 Maret 2014).
Dengan turunnya kepemimpinan Siswo Miharjo pada tahun 1969 memaksa pemerintah mengadakan pemilihan kepala desa untuk menggantikan Siswo Miharjo, yang akhirnya terpilihlah seorang kepala desa Gelang yang bernama Akhmad Adrongi. Akhmad adrongi adalah kepala desa Gelang ke-empat semenjak Indonesia merdeka pada tahun 1945. Masyarakat desa Gelang menganggap kepemimpinan seorang Adrongi adalah sosok pemimpin desa yang banyak melakukan pembangunan di desa Gelang pada saat dia memipin. Banyak pembangunan yang saat ini masih ada dan menjadi bukti kepemimpinan seorang Adrongi seperti contohnya adalah Balai Desa Gelang yang saat ini bangunannya masih utuh dan tembok halaman rumah warga di sepanjang jalan raya P.U. yang merupakan sebuah jalan raya yang melintasi desa Gelang dan melintang dari Timur Ke Barat atau sebaliknya (wawancara dengan Rokhidi pada tanggal 21 Maret 2014).
Dari tahun pengangkatannya sebagai Kepala Desa Gelang pada tahun 1969 hingga tahun 1983, terhitung Akhmad Adrongi memimpin desa Gelang selama empat belas tahun. Pada tahun 1983 ini, masa jabatan kepala desa Gelang telah ditentukan dan hanya dapat memimpin sampai dengan 8 tahun dalam satu kali periodenya. Sehingga dalam 8 tahun ke depan atau pada tahun 1989 masa jabatan achmad Adrongi akan selesai. Hal tersebut adalah karena mulai berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat. I nomor 7 tahun 1983 yang mengatur masa jabatan sebagai kepala desa adalah 8 (delapan) tahun. Tepat pada tahun 1989, tepatnya bulan Februari, Akhmad Adrongi telah selesai jabatannya sebagai Kepala Desa Gelang (wawancara dengan Rokhidi pada tanggal
21 Maret 2014).
Menurut Imam Supardi (wawancara 22 Maret 2014), struktur organisasi pemerintahan Desa Gelang mengacu pada peraturan Pemerintah yang berlaku pada saat ini yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun 2005, dimana struktur Organisasi pemerintah Desa terdiri dari Pemerintahan Desa (terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa atau sering dikenal oleh masyarakat dengan singkatan dan sebutan BPD.
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gelang KecamatanRakit Kabupaten Banjarnegara Sumber : Arsip Kantor Desa Gelang Kec. Rakit Kab. Banjarnegara
Menurut Supardi (wawancara 22 Maret 2014), yaitu Kepala Desa Gelang saat ini, penyelenggaraan Pemerintahan Desa Gelang Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku sekarang yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun 2005.
Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pemerintahan desa terdiri atas Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa atau disingkat (BPD).
Adapun keterangannya adalah sebagai berikut :
1. Pemerintahan Desa Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun
2005. Sedangkan untuk perangkat desa terdiri atas sekertaris desa dan perangkat desa lainnya.
Kepala Desa adalah Pimpinan Desa sekaligus sebagai Penanggung Jawab Pemerintahan Desa. Dalam Pemerintahan Desa, Kepala Desa berkedudukan sebagai Lembaga Eksekutif dalam melaksanakan roda pemerintahan desa, atau seperti Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjabat sebagai lembaga eksekutif. Kepala Desa memiliki tanggung jawab kepada Badan permusyawaratan Desa atau disingkat BPD yang bertindak sebagai pengawas jalannya pemerintahan desa atau lembaga Legislatif.
Kepala Desa dipilih secara langsung oleh masyarakat desa melalui proses Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades. Kepala Desa menjabat selama enam tahun dalam satu kali periode dan dapat menjabat lagi pada satu kali periode bila dapat memenangkan Pemilihan Kepala Desa atau dengan kata lain hanya boleh menjabat kepala desa sebanyak dua kali periode/masa jabatan dalam hidupnya. Kepala Desa bukan perupakn pegawai pemerintah, sehingga untuk menjaga netralitas dalam pemerintahan otonomi desa dimasa jabatannya, kepala desa harus tidak memiliki jabatan lain dalam pemerintahan (tidak diperbolehkan merangkap jabatan). Supardi juga menuturkan (wawancara 22 Maret 2014), ada beberapa tugas yang dimiliki seorang Kepala Desa yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun 2005, yaitu : a) Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa.
b) Membina kehidupan masyarakat desa.
c) Membina Perekonomian desa.
d) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.
e) Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.
f) Mewakili desa didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasanya.
g) Menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD dan laporan pelaksanaan tugas kepada kepala daerah.
h) Melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesui dengan peraturan dan perundang-undangan.
Dalam pemerintahan tingkat desa, kepala desa memiliki fungsi sebagai pemimpin pemerintahan desa dan dalam menjalankan pemerintahannya, kepala desa juga dibantu oleh sekertariat desa yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa. Sekretariat desa berkedudukan sebagai unsur staf yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala desa dan sekretariat desa mempunyai tugas pokok yaitu membantu Kepala Desa dalam menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta membantu pelayanan ketatausahaan Kepala Desa. Saat ini Sekertaris Desa Gelang dijabat oleh Achmad Rochidi.
Menurut Achmad Rochidi (wawancara 22 Maret 2014), Sekertaris Desa adalah pejabat pemerintahan kecamatan yang bertugas di pemerintahan tingkat desa dan memiliki tanggung jawab tugasnya kepada kepala desa. Sekretaris Desa tersebut diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun 2005, yaitu : a) Berpendidikan paling rendah lulusan SMA atau sederajat.
b) Mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan.
c) Mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran.
d) Mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan di bidang perencanaan.
e) Memahami sosial budaya masyarakat setempat.
f) Bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.
Achmad Rochidi yang saat ini menjabat sebagai Sekertaris Desa Gelang juga menuturkan (wawancara 22 Maret 2014), Sekretaris Desa yang memenuhi persyaratan di atas akan diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota (Kabupaten Banjarnegara) dan ditetapkan oleh kepala desa setempat yaitu Kepala Desa Gelang.
Sekertaris desa memiliki tugas pokok yaitu dalam masalah kesekertariatan desa dan sekertaris desa juga mengepalai beberapa perangkat desa lain yang mengurusi bidangnya masing-masing yang ada dalam pemerintahan desa.
Achmad Rochidi (wawancara 22 Maret 2014) juga menuturkan ada beberapa tugas dari sekretaris desa, yaitu : a) Penyelenggaraan urusan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan.
b) Pelaksanaan urusan keuangan dan urusan administrasi umum serta memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada Perangkat Desa.
c) Penyelenggaraan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Perangkat Desa.
d) Pengumpulan bahan, mengevaluasi data dan merumuskan program-program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan tugas pemerintahan desa, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
e) Pemantauan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
f) Penyusunan program kerja tahunan dan laporan.
Hal tersebut diatas telah sesuai dengan yang ada Peraturan Pemerintah Nomer 72 Tahun 2005 tentang desa yang didalamnya juga memuat tentang tugas dari seorang Sekertaris Desa. Selain hal diatas, di Desa Gelang ada beberapa perangkat desa lain yang mengurusi bidangnya masing-masing dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, yaitu :
a) Kepala Urusan Pemerintahan Supardi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa
Gelang menuturkan (wawancara 22 Maret 2014), untuk saat ini posisi jabatan Kaur Pemeintahan masih kosong atau belum terisi.
Beliau menuturkan kekosongan pada jabatan ini kosong atau belum ada yang menjabat bukan tetapi memiliki sebab. Pasca pensiunya Bapak Toibin pada tahun 2012 karena pada tahun 2012 Bapak Toibin telah genap berusia 60 tahun, Pemerintah Desa Gelang sebenarnya telah mengusulkan untuk kembali mengadakan seleksi penjabat Kaur Pemerintahan kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, namun karena surat izin dari pemerintah kabupaten mengenai penyelenggaraan seleksi penjabat Kaur Pemerintahan Desa Gelang belum turun sehingga belum diadakan seleksi hingga tanggal wawancara ini dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan agar pemerintahan tidak menyalahi peraturan yang ada dan berlaku saat ini yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Perangkat Desa. Beliau juga mengatakan, Dikarenakan jabatan Kepala Urusan Pemerintahan masih kosong atau belum ada yang menjabat, sehingga untuk sementara tugas dari kaur pemerintahan diampu atau diambil alih oleh sekertaris desa sampai dengan waktu pelantikan penjabat kaur pemerintahan yang baru nanti, Hal ini sesuai dengan yang tertera pada Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Sekertaris Desa Gelang yaitu Achmad Rokhidi (wawancara 22 Maret 2014), mengatakan ada beberapa tugas dari kaur pemerintahan yang saat ini masih kosong diampunya, seperti yang ada dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa, tugas dari seorang penjabat kaur pemerintahan yang kini masih diampunya adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, menganalisa dan mengevaluasi data serta melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang Pemerintahan, Ketentraman, Ketertiban dan Pertahanan Sipil;
2) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan wilayah termasuk Rukun Warga dan Rukun Tetangga serta masyarakat;
3) Melakukan administrasi pelaksanaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum dan kegiatan sosial politik;
4) Melakukan administrasi kependudukan, monografi, kebutuhan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan Catatan Sipil;
5) Membantu tugas-tugas di bidang pertanahan; 6) Membantu tugas-tugas intensifikasi pemungutan pajak bumi dan bangunan serta pajak dan retribusi yang lain; 7) Melakukan administrasi Keputusan Desa, Keputusan Kepala
Desa dan Peraturan Desa; 8) Mengumpulkan, menyusun dan menyiapkan Bahan Rapat termasuk rapat-rapat dengan BPD; 9) Melakukan Administrasi Perangkat Desa; 10) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
b) Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (KESRA) Untuk saat ini Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat dijabat oleh Kasirin. Menurut Kasirin (wawancara 22 Maret 2014), tugas dari seorang yang menjabat Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat adalah sesuai dengan peraturan yang ada di Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa. Adapun tugas dari Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, mengelola, menganalisa dan mengevaluasi data serta melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat termasuk bencana alam, bantuan sosial, pendidikan, kebudayaan, kesenian, olahraga, pemuda, pramuka, kesehatan dan PMI serta keagamaan. 2) Melakukan inventarisasi penduduk yang tunakarya, tunawisma, tunadaksa, cacat mental, tuna susila, yatim piatu, jompo, dan memasyarakatkan kembali bekas narapidana. 3) Melakukan administrasi kegiatan program kependudukan
Keluarga Berencana, Ketenagakerjaan, transmigrasi dan lingkungan hidup.
4) Melakukan administrasi keagamaan, jemaah haji, nikah, talak, rujuk, cerai dan Badan Amil Zakat.
5) Melakukan pembinaan kerukunan umat beragama. 6) Membantu kegiatan administrasi dan perkembangan PKK. 7) Mengumpulkan, menyusun dan menyiapkan bahan rapat termasuk rapat dengan BPD.
8) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris Desa.
c) Kepala Urusan Pembangunan Untuk saat ini Kepala Urusan Pembangunan dijabat oleh
Miftahul Khawaji. Menurut Sekertaris Desa Gelang (Rochidi) saat ini (wawancara 22 Maret 2014), Tugas dari seorang yang menjabat Kepala Urusan Pembangunan adalah sesuai dengan peraturan yang ada di Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa. Adapun tugas dari Kepala Urusan Pembangunan adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, menganalisa dan mengevaluasi data keadaaan dan kegiatan pertanian, perindustrian dan pembangunan. 2) Melakukan administrasi dibidang pertanian, perindustrian dan pembangunan.
3) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan serta koordinasi kegiatan di bidang pertanian, perindustrian dan pembangunan termasuk lembaganya.
4) Melakukan administrasi dan membantu pelaksanaan pelayanan di bidang tera ulang, permohonan ijin usaha, ijin bangunan dan lain-lain. 5) Menghimpun data potensi di desanya serta menganalisa dan memelihara untuk dikembangkan.
6) Melakukan administrasi hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan dan hasil pembangunan lainnya.
7) Melakukan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk pembuatan Daftar Usulan Kegiatan.
8) Mengumpulkan, menyusun dan menyiapkan bahan rapat dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa maupun dengan BPD.
9) Membantu pelaksanaan kegiatan teknis organisasi dan administrasi Lembaga Kemasyarakatan Desa maupun Lembaga-lembaga di bidang pertanian, perindustrian dan pembangunan lainnya.
10) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana umum milik Desa.
11) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
d) Kepala Urusan Keuangan Untuk saat ini Kepala Urusan Keuangan dijabat oleh Nur
Ikhsan. Menurut Sekertaris Desa Gelang saat ini yaitu Rochidi (wawancara 22 Maret 2014), tugas dari seorang yang menjabat Kepala Urusan Keuangan adalah sesuai dengan peraturan yang ada di Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa. Adapun tugas dari Kepala Urusan Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, mengelola, menganalisa serta mengevaluasi data serta melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang Keuangan.
2) Melakukan administrasi Keuangan. 3) Mengumpulkan, menginventarisir, menganalisa, mengevaluasi, mengelola dan membina Sumber Penghasilan dan Kekayaan Desa untuk dikembangkan. 4) Menyiapkan, merencanakan dan mengelola anggaran Belanja Desa.
5) Melakukan administrasi penghasilan Kepala Desa dan perangkat desa lainnya.
6) Mengumpulkan, menyusun dan menyiapkan bahan rapat termasuk rapat dengan BPD.
7) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
e) Kepala Urusan Umum Untuk saat ini Kepala Urusan Umum dijabat oleh
Mustakim. Menurut Sekertaris Desa Gelang saat ini yaitu Rochidi (wawancara 22 Maret 2014), tugas dari seorang yang menjabat Kepala Urusan Umum adalah sesuai dengan peraturan yang ada di Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa. Adapun tugas dari Kepala Urusan Umum adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan, mengelola, menganalisa serta mengevaluasi data administrasi surat-menyurat dan kearsipan. 2) Melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang kegiatan surat-menyurat termasuk wesel dan pos.
3) Melakukan urusan surat menyurat, kearsipan dan ekspedisi. 4) Melakukan penyediaan, penyimpanan, pendistribusian alat- alat tulis kantor, pemeliharaan dan perbaikan alat/perlengkapan kantor. 5) Menyusun jadwal dan mengikuti perkembangan pelaksanaan piket kantor, kebersihan dan ketertiban kantor.
6) Melakukan inventarisasi bangunan dan barang-barang milik desa.
7) Mengumpulkan, menyusun dan menyiapkan bahan rapat termasuk rapat dengan BPD.
8) Melakukan persiapan penyelenggaraan rapat, penerimaan tamu dinas dan kegiatan kerumahtanggaan.
9) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris Desa.
Di dalam pemerintahan desa, selain beberapa jabatan yaitu kepala desa, sekertaris desa dan beberapa kepala urusan, juga terdapat Kadus atau Kepala Dusun. Kepala Dusun memimpin sebuah dusun di dalam desa yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab terhadap kepala desa. Kepala dusun memiliki sebuah tugas pokok yaitu membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan tugas Pemerintahan Desa di dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Kepala Desa Gelang saat ini yaitu Supardi (wawancara 22 Maret 2014), untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai kepala dusun, kepala dusun memiliki beberapa fungsi, hal tersebut sebenarnya telah tersirat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa, yaitu : a) Membantu pelaksanaan tugas Kepala Desa di wilayah kerjanya.
b) Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban di wilayah kerjanya;
c) Pelaksanaan Peraturan Desa di wilayah kerjanya;
d) Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan kerukunan warga;
e) Pembinaan dan peningkatan swadaya gotong royong;
f) Pelaksanaan kegiatan penyuluhan program Pemerintah; g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
Di desa Gelang, masing masing Kepala Dusun memimpin sebuah RW atau Dusun. Karena di desa gelang terdapat lima Rukun Warga atau dusun sehingga terdapat lima kepala dusunnya, dimulai dari dusun 1 sampai dusun 5. Masing-masing kepala dusun yang memimpin dari dusun 1 sampai dengan dusun 5 memiliki tugas dan fungsi yang sama seperti yang terdapaat di atas. Saat ini kepala dusun 1 dijabat oleh Samyono, kepala dusun 2 dijabat oleh Wahyudin, Kepala Dusun 3 dijabat oleh Mu’ti Syarif, Kepala dusun 4 dijabat oleh Basroh, dan kepala dusun 5 dijabat oleh Khapirin (sumber: Arsip Desa Gelang tahun 2014).
Menurut Sekertaris Desa Gelang saat ini yaitu Rochidi (wawancara 22 Maret 2014), setiap jabatan selain sekertaris desa, di dalam pemerintahan desa Gelang tidak menerima gaji, melainkan hanya mendapatkan tanah garapan atau bengkok. Setiap jabatan dalam pemerintahan desa pun memiliki tanah garapan atau bengkok dengan luas yang berbeda disesuaikan dengan kemampuan desa, jadi dengan kata lain setiap jabatan di setiap desa tidak memiliki tanah garapan yang sama banyaknya karena hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan banyaknya tanah bengkok yang dimiliki oleh desa. Mengenai penghasilan perangkat desa tersebut juga sudah tersirat di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 9 tahun 2009 tentang Kedudukan keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, yaitu :
a) Kepala Desa dan Perangkat Desa diberi penghasilan sesuai dengan kemampuan keuangan desa berupa penghasilan tetap dan penghasilan lainnya.
b) Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas bersumber dari : 1) Tanah kas desa; 2) Swadaya masyarakat; 3) Pungutan desa;
4) Usaha desa; 5) Bagi hasil pajak dan retribusi daerah; 6) Bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah; 7) Bantuan dari Pemerintah; 8) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga; serta 9) Pendapatan lain yang sah.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Badan Permusyawaratan Desa memiliki kedudukan sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan desa dan merupakan wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Menurut Kepala Desa Gelang yaitu Supardi (wawancara 22 Maret 2014), anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya, masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Sekertaris Desa Gelang yaitu Rochidi (wawancara 22 Maret 2014) juga menambahkan, jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, dan 1 (satu) orang Sekretaris. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Menurut Supardi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Gelang (wawancara
22 Maret 2014), wewenang dari BPD adalah :
a) membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
b) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa c) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
d) membentuk panitia pemilihan kepala desa
e) menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat f) menyusun tata tertib BPD
Hal diatas telah sesuai dengan wewenang dari BPD yang ada pada Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 7 tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa. Adapun susunan organisasi Badan Permusyawaratan Desa Gelang adalah sebagai berikut :
Tabel susunan Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Gelang di atas menunjukan bahwa dalam struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa Gelang telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 7 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan desa yang salah satu pasal di dalamnya menyebutkan bahwa jumlah dalam struktur organisasi BPD harus berjumlah ganjil dengan batas minimal adalah 5 orang dan maksimal adalah 11 orang.