BAB II TINJAUAN PUSTAKA - NANDYA BELLA QISTY BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beny Syamsol Arifin dan Faizah Betty R yang meneliti dukungan sosial terhadap penggunaan jamu tradisional

  dalam perawatan ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Sragen mengungkapkan bahwa sebagian besar ibu yang mengkonsumsi jamu pasca melahirkan mendapat dukungan baik berupa emosional, instrumental, informative dan dukungan penilaian dalam penggunaan jamu di daerah Sidoharjo Sragen.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalsum Muthi’ah Usemahu et al. (2013).Hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitidiperoleh informasi bahwa semua ibu mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman dan ajaran dari para tetua terdahulu, sehingga penggunaan obat tradisional untuk ibu nifas masih digunakan hingga sekarang.Semua responden menganggap bahwa hingga pengobatan tradisional yang telah digunakan secara turun temurun terbukti memberikan hasil yang efektif, sehingga saat ini mereka tetap mempertahankan budaya tersebut.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paryono dan Ari Kurniarum kebiasaan konsumsi jamu dalam menjaga kesehatan tubuh saat hamil, setelah melahirkan dan saat menyusui pada ibu-ibu di desa Kajoran Klaten Selatan dengan cara mengkonsumsi jamu setiap hari ada 33 orang (83,5%), dua hari sekali ada 6 orang (15%) dan seminggu 2 kali ada 1 orang (2,5%).

  Dapat disimpulkan dari ketiga penelitian diatas memiliki persamaan dengan yang akan diteliti berupa pengetahuan dan penggunaan jamu pasca melahirkan, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang akan dilakukan akan meneliti sikap dan prilaku ibu dalam mengkonsumsi jamu pasca melahirkan.

  4

B. Landasan Teori 1. Jamu

  Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam (IOT) maupun industri kecil (IKOT) memiliki persyaratan yang sama yaitu aman digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan baik mutunya (lestari, 2007). Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat-obatan kimia atau konfensional seperti efek terapi yang dirasakan tidak spontan, belum adanya standarisasi terhadap keamaanan produk, dosis yang tepat sediaan belum dapat dipastikan dengan jelas karena belum banyak penelitian tentang jamu, namun jamu juga memiliki kelebihan seperti harganya lebih murah, dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, mudah didapatkan, kandungan zat kimia dalam jamu relative lebih sedikit, dapat digunakan atau dikonsumsi sehari-hari karena berasal dari bahan alam.

  Penggunaan jamu berbahaya bagi kesehatan jika digunakan secara terus menerus dan sembarangan, digunakan dalam jumlah yang berlebih atau dosis berlebih, salah mengkonsumsi jamu atau mengkonsumsi jamu palsu yang bercampur dengan obat sintetik (Yuliarti, 2008). Dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu biasanya bersifat akumulatif.

  Jamu adalah obat herbal tradisional Indonesia yang telah dipraktekkan selama bertahunberabad-abad di masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan untuk mengobati penyakit.Meskipun obat kimia menjadi semakin penting di Indonesia, namun jamu masih sangatpopuler di pedesaan maupun di perkotaan. Sekitar 75% dari 200 juta penduduk Indonesiamengkonsumsi berbagai jenis produk jamu secara teratur untuk mencegah atau mengobati penyakit.Jamu telah memiliki manfaat potensial, baik secara ekonomi dan klinis. Meskipun belum ada penelitian yang lebih spesifik mengenai persepsi pasien terhadap resiko pengkonsumsian produk jamu (Maria Costanza Torri, 2012).

  5 Menurut Nina Aini Nurulsirah (2016) kriteria dari jamu diantaranya yaitu: a. Aman sesuai criteria yang ditetapkan.

  b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.

  c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

  Dalam melakukan pengobatan tradisional digunakan obat tradisional, menurut Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No 006 tentang industi dan obat tradisional menyatakan bahwa obat tradisional hanya dapat dibuat oleh industry dan usaha dibidang obat tradisional. Yang meliputi: bentuk sediaan obat tradisional.

  b. IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) yaitu industry yang khusus membuat sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produk akhir.

  c. UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional) yaitu usaha yang membuat semua bentuk sediaan tablet dan efervesen.

  d. UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional) yaitu usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan rajangan.

  e. Usaha jamu racikan yaitu usaha yang dilakukan oleh depot-depot jamu atau sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan pencampuran sediaan jadi dan atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan langsung kepada konsumen.

  f. Usaha jamu gendong yaitu usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dan dapat dijajakan langsung kepada konsumen.

2. Kehamilan

  a. Definisi kehamilan Kehamilan terjadi karena akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan mengalami perubahan fisiologis baik

  6 secara fisik maupun psikologis. Secara fisik ibu akan mengalami perubahan pada system reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, system perkemihan, system pencernaan, system musculoskeletal, system kardiovaskular, system integuement, metabolism, darah dan pembekuan darah, system pernapasan dan system persyarafan (Asrinah et al, 2010 hal 74).

  b. Diagnosis Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan.Tanda- tanda kehamilan : 1) Tidak Pasti

  Ada beberapa tanda dan gejala kehamilan yang dialami seorang perempuan tetapi belum tentu hamil, yaitu :Amenore (tidak adanya menstruasi), mual di pagi hari (tanpa muntah) terjadi pada 2-8 minggu setelah pembuahan, mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu), sering buang air kecil, pingsan, mammae menjadi tegang dan membesar, anoreksia (tidak nafsu makan), konstipasi dan obsipasti, pigmentasi kulit, epulis, varises,

  2) Pasti Seseorang dinyatakan positif hamil ditandai dengan :

  a) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6 minggu setelah pembuahan.

  b) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu di dengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotografi, alat dopler, atau dilihat dengan ultasonografi.

  c) Terasa gerak janin dalam rahim. Pada primigravida bisa dirasakan ketika kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada

  7 muligravida di usia 16 minggu telihat atau teraba gerakan janin dan bagian-bagian janin.

  d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (Asrinah et al, 2010 hal 78-81).. 3) Kemungkinan

  Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah: a) Rahim membesar (sesuai dengan tuanya kehamilan).

  b) Pada pemeriksaan dijumpai tanda hegar, tanda piscaseck, tanda chadwicks, kontraksi Braxton hicks, teraba ballottement.

  c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif (Asrinah et al, 2010

  c. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum yang memproduksi estrogen dan progesteron.

  Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga, produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400 g/hari dan estrogen 20 g/hari. Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi sistem organ termasuk rongga mulut.Reseptor bagi estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal.15 Maka dari itu, ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis penyakit periodontal.Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama kehamilan.

  8 Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan periodontal : 1) Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal. 2) Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi. 3) Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi. 4) Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas gingivalis). 5) Peningkatan sintesis PGE.

   Pasca melahirkan

  a. Pengertian Masa Nifas Menurut Suherni, 2009 yang dikutip oleh Riza, 2014

  Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, Mulai dari perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

  Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan.Pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung.Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran.Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak penting oleh tenaga kesehatankarena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan lancar.Konsep early ambulation dalam masa postpartum merupakan hal yang perlu diperhatikankarena terjadi perubahan hormonal. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjukdan nasihat dari bidan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan berlangsungdengan baik (Noveri Aisyaroh, 2009).

  9

  10 Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsun selam kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseruhuan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium. Nifas yaitu darah keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yag tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil. Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran) (Yetti Anggraini, 2010 hal 1).

  Secara fisiologis, seorang wanita yang telah melahirkan akan perlahan-lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri akan pulih setelah 6 minggu. Pada kondisi ibu dapat hamil kembali. Adapun perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah sebagai berikut (Yetti Anggraini, 2010 hal 31-50) : 1) Perubahan Sistem Reproduksi

  a) Involusio Uterus Involusio uterus atau penegerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Peningkatan kadar esterogen dan progesterone bertanggung jawab untu pertumbhan massif uterus selama masa hamil.

  b) Bagian bekas implantasi plasenta Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh adarah besar yang tersumbat oleh thrombus.Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru bawah permukaan luka.

  c) Lochea Adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

  11 dalam uterus. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.

  d) Cervic Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini di sebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak berkontaksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk cincin.Dan adanya perubahan pada vulva dan vagina, perineum serta pada rahim.

  Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan.Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebih pada saat persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. 3) Perubahan Sistem Perkemihan

  Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi pada saat melahirkan. 4) Perubahan Sistem Musculoskeletal

  Perubahan system musculoskeletal meliputi perubahan dinding perut dan peritoneum, kulit abdomen, striae, perubahan ligament dan simpisis pubis. 5) Perubahan Endokrin

  Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progresteron turun pada hari ke 3 post partum, kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang. 6) Perubahan Tanda-tanda Vital

  Perubahan ini meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan pernafasan.

  7) Perubahan Sistem Kardiovaskular Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi.

  Bila persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada seksio sesaria, hemokonsentrasi cendrung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu. 8) Perubahan Hematologi

  Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan darah.

  c. Ketidak Nyamanan Fisik dalam Masa Nifas Terdapat beberapa ketidaknyamanan pada masa nifas.Meskipun dianggap normal, ketidaknyamanan tersebut dapat menyebabkan distres fisik yang bermakna. 1) Nyeri setelah melahirkan

  Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus yang berurutan yang terjadi secara terus menerus.Nyeri ini lebih umum terjadi pada paritas tinggi dan pada wanita menyusui.Alasan nyeri yang lebih berat pada wanita dengan paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan, menyebabkan relaksasi intermiten.Berbeda pada wanita primipara yang tonus ototnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermiten.Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofise posterior. Pelepasan oksitosin tidak hanya memicu refleks let down (pengeluaran ASI) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik saat kandung kemih kosong. Kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus ke atas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus lebih nyeri.

  12

  2) Keringat berlebih Wanita postpartum mengeluarkan keringat berlebihan karena tubuh menggunakan rute ini dan diuresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan.Cara menguranginya sangat sederhana yaitu dengan membuat kulit tetap bersih dan kering.

  3) Pembesaran payudara Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Kombinasi ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi saat pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ketiga postpartum baik pada ibu menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir sekitar 24 hingga 48 jam. 4) Nyeri perineum

  Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomy tersebut.Sebelum tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan komplikasi seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga mengindikasikan tindakan lanjutan apa yang mungkin paling efektif. 5) Konstipasi

  Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang disebabkan oleh ingatannya tentang tekanan bowel pada saat persalinan.Konstipasi lebih lanjut mungkin diperberat dengan longgarnya abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan perineum derajat tiga atau empat. 6) Hemoroid

  Jika wanita mengalami hemoroid, mungkin mereka sangat merasakan nyeri selama beberapa hari.Hemoroid yang terjadi selama masa kehamilan dapat menimbulkan traumatis dan menjadi lebih edema selama kala dua persalinan.

  13

  4. Pengetahuan

  Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku seseorang (Johan Lazuardi, 2014).

  Menurut Ali M. (2007) yang dikutip oleh Johan Lazuardi penggolongan pengetahuan secara garis besar, pengetahuan tentang alam serangkaian konsep dan skema konsep yang hanya dapat memenuhi kebutuhan praktis.Penggolongan pengetahuan yang kedua adalah ilmu pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan merupakan akal sehat yang sistematis dan pengembangannya secara terkontrol.

  Menurut Moch, Udin Kurnia Putra (2012) pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman individu terhadap suatu hal baru yang dapat berguna bagi individu tersebut. Pengetahuan juga dapat dikatan sebagai proses tahu dari suatu hal baru yang dapat bermanfaat bagi dirinya. Tingkat pengetahuan individu terhadap suatu materi pengetahuan dapat dilakukan pengukuran pengetahuan.Pengukuran engetahuan individu dapat dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan.Hasil pengukuran tersebut dapat dikatakn excellet jika memiliki nilai > 85% dan sangat memuaskan jika dibawah nilai tersebut (UI, 2007).

  5. Penggunaan

  Penggunaan obat tradisional di indonesiaa merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak di manfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu.Namun demikian, pada umumnya efektivitas dan keamananya belum sepenuhnya didukung oleh peneliti yang memadai (Sulasmono dan Harti, 2010).

  14 Menurut Sarwono (2007) dan dikutip oleh Veronika, faktor prilaku yang dapat mempengaruhi motivasi kesehatan individu atau masyarakat adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsure-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. Faktor pendukung adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya, sedangkan faktor pendorong adalah sikap dan prilaku dari petugas kesehatan.

  6. Perilaku

  sebelumnya.Prilaku individu dapat terbentuk akibat adanya penyebab yang melatar belakanginya.Perilaku menurut KBBI (2007) didefinisikan sebagai suatu reaksi individu terhadap rangsangan. Teori perilaku dalam keperawatan jiwa menjelaskan bahwa inti dari perilaku adalah hubungan antar stimulus dan respon yang akan dihasilkan (Katherine, 2006).

  7. Sikap Setiap individu memiliki sikap yang bebeda-beda satu sama lain.

  Individu memiliki sikap yang positif ketika individu merasa senang dan mampu menempatkan dirinya pada tingkatan sikap yang ada (Sarlito, 2009).

  Azwar (2013) menuliskan bahwa sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu : a. Rumah

  Tingkah laku anak dan sikap anak tidak hanya di pengaruhi oleh bagaimana sikap-sikap orang yang berada di dalam rumah itu, melainkan juga bagai mana sikap-sikap mereka dan bagaimana mereka mengadakan atau melakukan hubungan-hubungan dengan orang-orang diluar rumah. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam membentuk pengetahuan anak yang akan yang akan membentuk sikap anak tersebut.

  15 b. Sekolah Peran pranata pendidikan adalah untuk membentuk kepribadiaan anggota masyarakat agar menjadi warga yang baik dan unggul secara intelektual.Peran guru sejak pendidikan dasar sangat besar berpengaruh pada pola pikir, prilaku, sikap anak dalam membentuk kepribadiaanya.

  c. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan sangatlah berpengaruh terhadap sikap seseorang.

  d. Pengalaman membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulasi sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Pengalaman dapat didapatkan dari pendidikan dari suatu instansi, pernah mengalami suatu kejadian, dan pernah melihat dari orang lain. Pengalam sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam bersikap. Sikap memiliki 3 komponen pokok yaitu (Soekidjo Notoatmodjo, 2007) : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

  b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

  c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).

  Ketiga komponen ini secara bersaamaan membentuk sikap yang utuh, dalam penentuan sikap yang utuh ini, penegtahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan sangat penting. Sikap memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu : Menerima juga dapat diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang di berikan (objek), menanggapai diartikan member jawaban atau tanggapan terhadap pernyataan atau objek yang dihadapi, mengahrgai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain merespons, bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya.

  16

C. Profil Wilayah Purwokerto

  Purwokerto adalah ibu kota kabupaten Banyumas, provinsi Jawa Tengah. Purwokerto terletak di selatan gunung Slamet, terletak dikoordinat

  7 LS 109,233 BT.Purwokerto terbagi menjadi 4 26’LU 109 14’BT/7,433 kecamatan dengan 27 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 di setiap kecamatan Purwokerto menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu Purwokerto Selatan sejumlah 83.596 jiwa, kecamatan Purwokerto Barat sejumlah 59.210 jiwa, kecamatan Purwokerto Timur sejumlah 65.465 jiwa dan kecamatan Purwokerto Utara sejumlah 26.583 jiwa. Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti, Dinas Kesehatan Banyumas belum mempunyai data terkait Banyumas angka kelahiran di daerah Purwokerto pada tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah kelahiran di daerah Purwokerto tahun 2015

  No Wilayah Hidup Mati Hidup + Mati

  1. Purwokerto Barat 787 1 788

  2. Purwokerto Timur I 488 3 491

  3. Purwokerto Timur II 658 1 659

  4. Purwokerto Selatan 1.612 1 1.613

  5. Purwokerto Utara I 374 1 375

  6. Purwokerto Utara II 406 2 408 Sumber :Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun, 2015

  17